Disusun oleh:
Anamnesis :
Terdapat luka bakar hampir seluruh wajah dan jari tangan kanan. Luka
bakar diakibatkan karena semburan api bensin 30 menit SMRS saat tante pasien
membakar sampah di halaman rumah. Pasien merasakan nyeri dan panas di luka
Riwayat DM :Disangkal
L= 13-18
Hemoglobin 10,6 g/dL P= 12-16
L= <15
LED - P= <20
L= 4,5-6,5
4,6 x 106/mm3
Eritrosit P= 3,8-5,8
Retikulosit - 0,5-1,5
MCV 75 fl 76-96
MCH 23 pg 27-32
ASA 1 (Pasien dalam kondisi normal, tidak ada penyakit sistemik dan
kelainan fungsi)
Rencana Pembedahan:
Debridement
Rencana Anestesi:
Induksi : Ketamin
Kesimpulan
Pasien anak berjenis kelamin perempuan umur 2 tahun dengan status fisik
umum intravena.
LAPORAN ANESTESI
Pre Operatif
Persiapan Pasien
26 November 2015
Di ruang perawatan
menilai kondisi fisik pasien, apakah pasien dalam kondisi fisik yang layak untuk
pasien tindakan medis akan apa yang akan dilakukan kepada pasien,
Pasien dipuasakan (10 jam sebelum operasi) sejak pukul 24.00 WIB,
Di Ruang Persiapan
Midazolam
Monitor
Dosis: 0,1 0,5 mg/kgbb
Sphygmomanometer
Sulfas atropine
Fentanyl
Alat untuk melakukan pembiusan:
Dosis: 2 5 g/kgbb
Spuit 3 cc
Ketamin
Pada pasien, diberikan cairan asering yang setiap kolf nya berisi 500 ml.
M (Maintenance)
O (Operasi)
Karena operasi ini termasuk operasi kecil, maka kebutuhan cairannya adalah:
2-4 ml x kgBB 4 ml x 12 kg 48 ml
P (Puasa)
adalah:
Airway : clear
(+/+)
dasar lapisan dermis, ptekie (+), dengan luas luka bakar 10%
ASA :1
Kesadaran: Compos Mentis, TD= (-), nadi= 145 x/menit, saturasi O2: 85%.
ml IV (spuit 3 cc)
6B:
B1 : Airway : clear
RR : 26 x/ menit, reguler
B4 : urin : (-)
B5 : mual (-), muntah (-), bising usus (+) dalam batas normal
lapisan dermis, ptekie (+), bula (-) dengan luas luka bakar 10%.
Kesan : Stabil
Pergerakan :2
Pernapasan :2
Kesadaran :1
Definisi
Combustio (luka bakar) suatu bentuk
kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti
api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi
Epidemiologi
Lebih dari 60% pasien luka bakar terjadi dalam
kisaran usia produktif, pria lebih banyak daripada
perempuan.
55% disebabkan api, 40% karena air mendidih
dan selebihnya dikarenakan kimia dan listrik.
Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan
Kedalaman
Derajat I Derajat IIa Derajat IIb Derajat III
(Superficial) atau ( Partial Thickness- ( Partial Thickness- (Full Thickness) atau
dangkal Superficial dermal) atau Deep dermal) atau seluruh lapisan
sebagian dangkal sebagian dalam
Patologi Hanya mengenai Seluruh epidermis dan Seluruh epidermis, Seluruh epidermis,
epidermis (contoh: lapisan atas dermis lapisan dermis lebih seluruh dermis hingga
sun-burn) dalam lagi (tidak lapisan subkutan
seluruh dermis)
Warna Kemerahan Merah muda - kemerahan Merah - putih Putih, cokelat
kehitaman
Bula + +/- +/- -
Capillary refill + + + -
Nyeri + + + (tumpul) -
Kekeringan Kering Lembab Lembab Kering
Penampakan luar Kering dan merah; Gelembung berisi cairan, Gelembung berisi Putih berminyak
memucat dengan berkeringat, merah; cairan (rapuh); basah sampai abu-abu dan
penekanan memucat dengan atau kering berminyak, kehitaman; kering dan
penekanan berwarna dari putih tidak elastis; tidak
sampai merah; tidak memucat dengan
memucat dengan penekanan
penekanan
Waktu 3 6 hari 7-20 hari >21 hari Tidak dapat sembuh
penyembuhan (jika luka bakar
mengenai >2% dari
TBSA)
Jaringan parut Tidak terjadi Umumnya tidak Hipertrofi, berisiko Risiko sangat tinggi
jaringan parut terjadi jaringan parut; untuk kontraktur untuk terjadi
potensial untuk (kekakuan akibat kontraktur
perubahan pigmen jaringan parut yang
berlebih)
Lainnya - Edema, pucat Tidak terlalu pucat Hangus, disertai
eksar
Terapi Tidak perlu Dressing: Polyurethrane film, foam dressing Silversulfadiazine,
(terapi suportif: atau bacterial sellulose eksisi tangensial,
analgetik) skin graft
Perhitungan Luas Luka Bakar
Penatalaksanaan
Dibagi menjadi 7 fase:
1. rescue (selamatkan pasien dari sumber penyebab luka bakar)
2. resuscitate (jaga sirkulasi cairan)
3. retrieve (setelah evakuasi dan tatalaksana di UGD rujuk ke unit luka
bakar)
4. resurface (perbaikan kulit dan jaringan yang telah luka: dressing
sederhana, debridement hingga skin graft)
Debridement diusahakan sedini mungkin untuk membuang
jaringan mati dengan eksisi tangensial. Tindakan ini dilakukan
segera setelah keadaan stabil karena eksisi ini menyebabkan
perdarahan. Biasanya dilakukan pada hari ke 3-
5. rehabilitate (mengembalikan semua fungsi baik fisik, emosional
dan psikologi dari pasien)
6. reconstruct (memperbaiki semua jaringan parut)
7. review ( terutama pada anak-anak, membutuhkan pemeriksaan
ulang setiap tahun)
TOTAL INTRAVENOUS ANESTHESIA
(TIVA)
Anestesi umum Indikasi TIVA:
intravena (TIVA) adalah 1) induksi anestesia
anestesi yang diberikan 2) induksi dan
melalui jalur intravena, pemeliharaan anestesi
baik untuk tujuan pada pembedahan
hipnotik, analgetik singkat
ataupun pelumpuh otot 3) menambahkan efek
hipnosis pada anestesi
inhalasi dan anestesi
regional
4) menambahkan sedasi
pada tindakan medik1
Tahapan tindakan yang dilakukan untuk
anestesi umum intravena :
1. Penilaian dan persiapan pra anestesi
anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, klasifikasi
status fisik, masukan oral & premedikasi.
2. Induksi obat anestesi intravena beserta
pemeliharaan.
3. Pemulihan.
Obat-obat induksi intravena
Anestesia intravena langsung masuk ke darah
dan elimininasinya harus menunggu proses
metabolisme maka dosisnya harus
diperhitungkan secara teliti
Obat nya dapat digolongkan dalam 2 golongan:
1) Obat yang terutama digunakan untuk induksi
anestesi golongan barbiturat
2) Obat yang digunakan baik sendiri maupun
kombinasi untuk mendapat keadaan seperti pada
neuroleptanalgesia (droperidol), anestesi
dissosiasi (ketamin), sedatif (diazepam)
Obat yang sering digunakan golongan
barbiturat, ketamin dan diazepam
PROPOFOL
Kelompok derivat fenol Metabolisme di hati
Dikemas dalam cairan melalui konjugasi oleh
emulsi berwarna putih glukoronida dan sulfat
susu bersifat isotonik untuk membentuk
dengan kepekatan 1% metabolit inaktif yang
(1ml=10 mg) larut air diekskresi
Waktu paruh 24-72 jam. melalui urin tetapi klirens
Dosis induksi cepat totalnya lebih besar dari
menimbulkan sedasi (30- aliran darah hati
45 detik) dengan durasi menunjukkan eliminasi
berkisar antara 20-75 ekstrahepatik.
menit tergantung dosis Sifat ini menguntungkan
dan redistribusi dari untuk pasien dengan
sistem saraf pusat4 gangguan metabolisme
hati
Farmakodinamik
Sistem Saraf Pusat Sistem kardiovaskuler
Dosis induksi pasien Induksi bolus 2-2,5 mg/kg dapat
menyebabkan depresi pada
kehilangan kesadaran dengan
jantung dan pembuluh darah
cepat akibat ambilan obat menurunkan resistensi vaskular
lipofilik yang cepat oleh SSP sistemik 30% TD menurun
(dalam dosis yang kecil dapat Namun tidak disertai peningkatan
menimbulkan efek sedasi, denyut nadi.
tanpa disetai efek analgetik) Sistem pernafasan
Apnu , berlangsung selama 30
Propofol dapat menyebabkan
detik, namun dapat memanjang
pealiran darah ke otak & dengan pemberian opioid sebagai
konsumsi 0 otak premedikasi atau sebelum induksi
menurunkan TIK dan tekanan dengan propofol.
intraokular sebanyak 35% Dapat menurunkan frekuensi
pernafasan dan volume tidal
(bersifat sementara)
DOSIS EFEK SAMPING
Dosis induksi : Suntikan intravena sering
pasien >3 tahun dan < 55 menyebabkan nyeri,
tahun = 2-2,5 mg/kgBB sehingga beberapa detik
pasien >55 tahun, pasien sebelumnya dapat
lemah atau dengan ASA diberikan lidokain 1-
III/IV = 1-1,5 mg/kgBB 2mg/kgBB intravena
Dosis pemeliharaan: Bradikardi & hipotensi
setelah penyuntikan
Pasien >3 tahun dan <55 propofol diatasi
tahun = 0,1-0,2 dengan penyuntikkan
mg/menit/kgBB obat antimuskarinik
pasien >55 tahun, pasien (sulfat atropin)
lemah atau dengan ASA
III/IV = 0,05-0,1
mg/menit/kgBB
KETAMIN
Suatu rapid acting Ketamin kurang
non-barbiturate digemari untuk
general anesthetic induksi anestesi
Blok terhadap reseptor karena sering
opiat dalam otak dan menimbulkan
medulla spinalis efek takikardi, hipertensi,
analgesik, sedangkan hipersalivasi, nyeri
interaksi terhadap kepala, pasca anestesi
reseptor metil-aspartat dapat menimbulkan
menyebabkan mual muntah,
anastesi umum + efek pandangan kabur dan
analgesik mimpi buruk
Farmakokinetik
Onset kerja pemberian IV lebih cepat dibandingkan pemberian
IM.
Onset IV : 30 detik, IM 3-4 menit
Tetapi durasi kerja IV lebih singkat daripada IM. IV 5-10 menit
dan IM 12-25 menit
Metabolisme di hepar dengan bantuan sitokrom P450 di
reticulum endoplasma halus menjadi norketamine yang masih
memiliki efek hipnotis namun 30% lebih lemah dibanding
ketamin
Kemudian mengalami konjugasi oleh glukoronida menjadi
senyawa larut air selanjutnya diekskresikan melalui urin
Farmakodinamik
Sistem saraf pusat
Memiliki efek analgetik kuat tetapi efek hipnotiknya kurang
(tidur ringan) disertai anestesia disosiasi.
Pemberian ketamin IV , dalam 30 detik pasien mengalami
perubahan tingkat kesadaran disertai tanda khas kelopak
mata terbuka spontan, dilatasi pupil dan nistagmus.
Kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari
(cataleptic appearance), seperti gerakan mengunyah,
menelan, tremor dan kejang.
Pasien mengalami amnesia anterograde yang merupakan
efek anestesi dissosiatif dari ketamin
Sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada
periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi
Ketamin menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak,
konsumsi oksigen otak dan TIK
Sistem kardiovaskuler
TD meningkat 20-25% dari TD semula dan mencapai
maksimum beberapa menit setelah suntikan. Akan
turun kembali dalam 15 menit kemudian. Denyut
jantung juga meningkat Efek ini disebabkan
adanya aktivitas saraf simpatis yang meningkat dan
depresi baroreseptor Dapat dicegah dengan
pemberian premedikasi opioid.
Sistem pernafasan
Ketamin menyebabkan dilatasi bronkus dan bersifat
antagonis terhadap efek konstriksi bronkus oleh
histamin sehingga baik untuk penderita asma
Dosis
Dosis induksi pada pasien dewasa = 1-4mg/kgBB atau
1-2mg/kgBB dengan lama kerja 15-20 menit,
sedangkan melalui infus dengan kecepatan
0,5mg/kgBB/menit.
Untuk dosis anak-anak Mace et al (2004) dosis
induksi = 1-2 mg/kgBB, menurut Harriet Lane, 0,25-0,5
mg/kgBB. Dengan dosis tambahan setengah dari dosis
awal sesuai kebutuhan.
Untuk sedasi dan analgesik dosis yang dianjurkan
adalah 0,2-0,8 mg/kgBB IV dan untuk mencegah nyeri
dosis yang dianjurkan adalah 0,15-0,25 mg/kgBB IV.
MIDAZOLAM
Obat golongan benzodiazepine yang berinteraksi
dengan reseptor GABA di sistem saraf pusat.
Benzodiazepine berikatan dengan reseptor untuk
meningkatkan konduktifitas membran terhadap ion
klorida perubahan polarisasi membran sehingga
menghambat fungsi normal neuronal.
Efek midazolam yang paling penting efek hipnotik
dan sedatif, serta efek amnesia
Benzodiazepine pemulihan lebih lama, tetapi
amnesia anterograd yang ditimbulkannya
bermanfaat mengurangi kecemasan pascabedah
Waktu paruh distribusi 7 15 Dosis premedikasi dewasa
menit & waktu paruh eliminasi 2 0,05 0,1 mg/kgBB,
4 jam. disesuaikan dengan umur
Potensi yang tinggi dan waktu dan keadaan pasien. Dosis
aksi yang lebih pendek membuat lazim adalah 5 mg.
midazolam menjadi pilihan yang Pada orang tua dan pasien
baik untuk digunakan. lemah dosisnya 0,025-0,05
Midazolam ditransformasikan mg/kgBB.
dan dieksresi melalui urin.
Pada anak umumnya
Metabolisme dilakukan di dalam
digunakan oral 0,5 mg/kg,
hepar.
30 menit sebelum induksi.
Pada pasien dengan gagal ginjal,
fungsi kerja sedasi pada
midazolam relative lebih panjang
oleh adanya akumulasi dari -
hydroxymidazolam
Farmakodinamik
Sistem kardiovaskular Sistem respirasi
Tekanan darah, volume Benzodiazepine
curah jantung dan tahanan mendepresi respon
pembuluh darah perifer ventilasi secara minimal,
cenderung akan sedikit dengan mengurangi
menurun. Hal tersebut respons ventilasi terhadap
terjadi akibat oleh CO2.
menurunnya tonus vagal Golongan ini dapat
(drug-induced vagolysis) membuat
kegawatdaruratan
nafaspemakaiannya
perlu dipertimbangan bila
ingin diimbangi dengan
golongan opioid karena
dapat apnea
FENTANYL
Golongan opioid yang sering
digunakan dalam TIVA. Mulai
kerjanya cepat, yaitu dalam 2-3
Dosis 1-3 ug/kgBB analgesinya menit (IV), tetapi singkat, hanya
berlangsung 30 menit
30 menit.
Dosis besar 50-75 g/kgBB digunakan
untuk induksi anestesia dan Fentanyl bekerja pada reseptor
pemeliharaan anestesia dengan yang memiliki efek klinis pada
kombinasi benzodiazepin dan anestetik
inhalasi dosis rendah, pada bedah analgesi supraspinal dan spinal.
jantung. Reseptor 1 memerantai
Untuk dosis maintenance dapat analgesia, euphoria dan rasa
digunakan 2-10 g/kgBB/jam tenang. Reseptor 2
menyebabkan hipoventilasi,
bradikardia, pruritus,
penglepasan prolaktin, dan
ketergantungan fisis.
Fentanyl secara tunggal
ditransformasi di hepar
Farmakodinamik
Sistem kardiovaskuler Sistem respiratori
Opioid tidak terlalu Golongan opioid dapat
mempengaruhi tekanan membuat depresi nafas
darah kecuali pada dosis oleh efek penurunan laju
yang sangat tinggi. Dalam nafas dengan cara
hal ini dapat terjadi menurunkan sensitivitas
hipotensi dan bradikardia. neuron pusat pernapasan
Tekanan serebrospinal terhadap CO2.
dapat meningkat karena Depresi nafas terjadi
vasodilatasi pembuluh setelah mencapai kadar
serebral akibat depresi tertentu dan akan
pernapasan dan retensi meningkat dengan
CO2 peningkatan dosis.
Sistem serebral
Golongan opioid secara
keseluruhan menimbulkan
penurunan konsumsi O2 di otak,
penurunan aliran darah otak dan
tekanan intrakranial,.
Sistem gastointestinal
Opioid memiliki efek EEG yang
Opioid menurunkan kecepatan
minimal bila diberikan pada
pengosongan lambung oleh karena
dosis tinggi sehingga timbul efek
penurunan
peristaltikmenghilangkan diare. kejang dan kekakuan otot.
Pada pemakaian jangka panjang, Euforia yang ditimbulkan opioid
opioid dapat menyebabkan akibat stimulasi dari
konstipasi. tegmentum ventral.
Opioid dapat menyebabkan mual
muntah karena menstimulasi secara
langsung chemoreceptor trigger
zone (CTZ) pada area postrema yang
menyebabkan muntah
Teknik Anestesi Umum Intravena
Persiapan pasien Persiapan alat (STATICS)
Anamnesis Scope: Laringoskop yang
terdiri dari blade dan lampu,
Pemeriksaan fisik
stetoskop
Pemeriksaan penunjang Tube : ETT
Klasifikasi status penderita Airway: Pipa orofaring dan
dengan ASA pipa nasofaring
Kesimpulan Tape : Plaster untuk fiksasi
Instruksi ETT
Intraducer : mandrin
Connector : penghubung
pipa dengan mesin anestesi
Suction
Persiapan obat: (premedikasi, induksi, maintanance)
Premedikasi
Analgesik : fentanyl /petidin /morfin
Sedatif : midazolam /diazepam
/dehydrobenzodiazepin
Hipnotik : ketamin /pentotal
Antikolinergik: sulfat atropin (SA)
Anti emetik : ondancetron /ranitidin
Induksi
Propofol /pentotal /ketamin
Pemberian premedikasi
Premedikasi digunakan sesuai tujuan;
Menenangkan pasien (sedasi) berikan Midazolam (0,1
mg/KgBB) / Diazepam (0,1 mg/KgBB)
Mengurangi nyeri (analgetik) digunakan fentanyl 1-3
mcg/KgBB / petidin 1-2 mg/KgBB / morfin 0,1 mg/KgBB
Bila tekanan darah meningkat dapat diberikan Clonidin
HCl (Catapress)
Bila mual muntah dapat diberikan ondancentron
/ranitidin /simetidin.