Anda di halaman 1dari 39

Transient Tic Disorders

Pendahuluan

Tic ialah gerakan sekelompok otot atau bagian


badan yang relatif kecil yang timbulnya berulang-
ulang, cepat tidak dengan sengaja dan tidak
bertujuan. Yang sering terjadi ialah tic otot-otot
muka dan leher.
Definisi

Transient tic disorders merupakan gangguan


yang terdiri dari tic motorik dan tic vokal tunggal
atau multiple.
Terjadi beberapa kali dalam sehari, berlangsung
singkat dan bersifat sementara
Kurang dari 4 minggu tetapi tidak lebih dari 12
bulan berturut-turut.
Definisi

Ciri khas terpenting yang membedakan TIC dari


gangguan motorik lainnya adalah gerakan yang
mendadak, cepat, sekejap, dan terbatasnya
gerakan, tanpa bukti gangguan neurologis yang
mendasari, sifatnya berulang-ulang dan
biasanya terhenti saat tidur
Etiologi

Organik

• Genetik atau idiopatik diduga akibat kegagalan fungsi


inhibisi jaras frontal subkortikal yang memodulasi
gerakan volunter.
• Sekunder : infeksi, obat (stimulant, L dopa,
Karbamazepin, phenitoin, fenobarbital, antipsikotik,
kokain, kafein), racun (karbonmonoksida), gangguan
perkembangan (ensepalopati, retardasi mental,
kelainan kromosom, lain lain), trauma kapitis, stroke,
sindroma neurokutaneus, kelainan kromosom,
skizofrenia, dan kelainan degeneratif.
Etiologi

Psikogenik

• Stress
• Kecemasan
• Emosi
• Tic dalam semua bentuknya dikaitkan
dengan stress dan kecemasan, tetapi tidak
ada bukti yang membuktikan bahwa tic
disebabkan oleh stress atau kecemasan.
Faktor Resiko
Gangguan neurologis yang dapat menyebabkan tik (didapat)

Trauma Kepala Encephalitis Stroke

• Kerusakan otak • Peradangan dari • Penyakit


akibat perdarahan otak. Cerebrovaskuler
atau Disebabkan oleh yang ditandai
pembengkakan infeksi maupun dengan
otak sebagai virus. kematian
respon terhadap jaringan otak
cedera yang terjadi
karena
berkurangnya
aliran darah dan
oksigen ke otak.
Faktor Resiko
Gangguan neurologis yang dapat menyebabkan tik (didapat)

Sydenham's chorea Neurosyphilis Hypoglycemia

• Gerakan diluar • Infeksi otak atau • Keadaan dimana


kesadaran yang sumsum tulang kadar gula darah
cepat, menyentak, belakang yang (glukosa) secara
pendek dan terjadi akibat abnormal rendah.
berulang penyakit sifilis Dalam keadaan
• Dimulai satu yang tidak diobati normal, tubuh
bagian tubuh dan selama bertahun- mempertahankan
bergerak dengan tahun. kadar gula darah
tiba-tiba dan terus antara 70-110
sampai bagian mg/dL
tubuh lainnya
Faktor Resiko
Gangguan neurologis yang dapat menyebabkan tik (genetik)

Klinefelter's syndrome
Huntington's disease Idiopathic dystonia
• Sindrom Klinefelter
adalah kelainan
• Penyakit ini disebabkan • Kelainan
oleh faktor genetika. genetik pada laki-
neurologis laki yang
• Pada stadium awal gerakan, yang diakibatkan oleh
penderita akan melakukan menyebabkan kelebihan
gerakan abnormal yang kontraksi otot kromosom X.
secara bertahap akan
semakin jelas sehingga
yang • sindrom klinefelter
mempengaruhi kegiatan berkelanjutan umumnya memiliki
normal seperti makan, berliku-liku dan kromosom seks XXY
berpakaian dan duduk berulang-ulang
gerakan atau
postur abnormal
Faktor Resiko
Gangguan neuropsikiatri primer yang menghasilkan tic

Asperger's
Schizophrenia Retardasi mental
syndrome/autism
• Gangguan yang • Gangguan dengan • Penurunan secara
timbul akibat fungsi bahasa dan signifikan dari
ketidakseimbanga perilaku yang terlihat fungsi intelektual
serupa pada anak- umum yang terjadi
n zat kimia otak
anak dengan autism. bersamaan dengan
(dopamine dan
• Mengalami kesulitan gangguan perilaku
serotonin) yang dalam memahami
mempengaruhi adaptif dan terjadi
dan menggunakan selama masa
alam pikir, alam isyarat non verbal
perasaan, dan seperti gerak tubuh perkembangan
perilaku. dan bahasa tubuh
untuk interaksi sosial.
Faktor Resiko
Obat-obatan yang menginduksi tik atau memperparah gejala tik

Kokain Metilpenidat Amfetamin


• Intoksikasi kokain • Obat • Pemberian
adalah sindrom psikostimulan amfetamin
mental organik • Efek samping berulang dalam
yang terjadi metilpenidat jangka waktu lama
beberapa menit seperti gangguan menyebabkan
sampai satu jam. tidur, insomnia, berkurangnya
• Sindrom tersebut menekan selera cadangan dopamin
dapat makan, depresi dan serotonin.
menyebabkan atau kesedihan,
gangguan fisik dan sakit kepala, sakit
perilaku perut, dan tekanan
darah tinggi
Faktor Resiko
Obat-obatan yang menginduksi tik atau memperparah gejala tik

Antipsikotik Lithium
• Efek samping antipsikotik • Efek samping perubahan pada
atipikal dan tipikal sistem neuromuskuler pada
potensi rendah lebih ke tingkat awal berupa tremor,
ataksia, dan iritabilitas
arah blockade otonom neuromuskuler.
dan sedasi, serta efek • Pada tingkat yang lebih berat
ekstrapiramidal. dapat terjadi delirium,
mioklonus, gangguan
kesadaran, coma dan kematian
Gejala Klinis – Tik Motorik

Tik Motorik Sederhana Tik Motorik Kompleks

• Kedipan mata • Perilaku berdandan


• Mengerutkan dahi • Membaui benda
• Bola mata digerakkan ke • Meloncat
salah satu arah • Kebiasaan menyentuh
• Sentakan leher • Meniru perilaku orang
• Mengangkat bahu yang diamati ( Ekopraksia)
• Seringai wajah • Menunjukkan gaya yang
• Mencucu cabul ( Kopropraksia)
Gejala Klinis – Tik Vocal

Tik Vokal Sederhana Tik Vokal Kompleks

• Batuk • Pemakaian kata atau frasa


• Membersihkan yang cabul ( Koprolalia)
tenggorokan • Pengulangan kata yang
• Mendengkur diucapkan sendiri
• Mengirup (Palilalia)
• Mendengus • Pengulangan kata terakhir
yang terdengar dari
• Menghardik
ucapan orang lain (Ekolali)
Penegakan Diagnosis

• Penegakkan diagnosis dari Transient Tic


Disorder menurut kriteria Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders edisi
keempat (DSM-IV) sebagai berikut :
1. Tic vokal dan/atau motorik tunggal atau multiple (yaitu,
gerakan motorik atau vokalisasi yang tiba-tiba, cepat,
rekuren, nonritmik, stereotipik)
2. Tic terjadi berulang kali dalam sehari, hampir setiap hari
selama sekurangnya empat minggu tetapi tidak lebih lama
dari 12 bulan berturut-turut.
3. Gangguan menyebabkan penderitaan yang jelas atau
gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi penting lainnya.
4. Onset sebelum usia 18 tahun.

5. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dar suatu


zat (misalnya, stimultan) atau kondisi medis umum (misalnya,
penyakit Huntington atau ensefalitis pasca infeksi virus).

6. Tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan Tourette


atau gangguan tic motorik atau vokal kronis.
Sindroma Tourette :
Tic motorik multiple
Pemakaian kata atau frasa yang cabul (Koprolalia)
Pengulangan kata terakhir yang terdengar dari ucapan orang
lain (Ekolalia)
Penegakan Diagnosis

• Penegakkan diagnosis dari Transient Tic Disorder


menurut Menurut PPDGJ-III :
1. “Tic”adalah suatu gerakan motorik (yang lazimnya mencakup
sekelompok otot khas tertentu) yang tidak di bawah pengendalian,
berlangsung cepat, dan berulang-ulang, tidak berirama, ataupun suatu
hasil vocal yang timbul mendadak dan tidak ada tujuannya yang nyata.
“Tic” jenis motorik dan jenis vokal mungkin dapat dibagi dalam
golongan yang sederhana dan yang kompleks, sekalipun penggarisan
batasannya kurang jelas.

2. Ciri khas yang membedakan “Tic”dari gangguan motorik lainnya adalah


gerakan yang mendadak, cepat, sekejap, dan terbatasnya gerakan,
tanpa bukti gangguan neurologis yang mendasari; sifatnya berulang –
ulang (biasanya) terhenti saat tidur
3. “Tic”seringkali terjadi sebagai fenomena tunggal namun
tidak jarang disertai variasi gangguan emosional yang luas.

4. Gangguan ini tidak lebih dari 12 bulan.

5. Bentuk ini paling sering terjadi pada anak – anak usia 4-5
tahun. Biasanya berupa kedipan mata, muka menyeringai, atau
kedutan kepala, pada beberapa kasus hanya berupa episode
tunggal, namun pada beberapa kasus lain hilang timbul selama
beberapa bulan
Diagnosis Banding

Sindroma Gilles de la Tourette

• Tic motorik multiple dengan satu atau beberapa Tic vocal,


yang harus timbul secara serentak dan dalam riwayatnya
hilang timbul.
• Onset masa kanak atau remaja, ada riwayat tic motorik
sebelum timbulnya tic vocal. Sindrom ini sering memburuk
pada usia remaja dan menetap sampai usia dewasa.
• Tic vocal sering bersifat multiple dengan letupan vokalisasi
yang berulang, seperti suara mendehem, bunyi ngorok,
dan ada kalanya diucapkan kata-kata atau kalimat cabul.
Ada kalanya diiringi gerakan isyarat ekopraksia, yang dapat
juga bersifat cabul (copropraxia).
Diagnosis Banding

Chronic Motor Or Vokal Tic Disorder

• Penyakit ini meliputi satu atau banyak motor atau


vokal tetapi keduanya tidak muncul secara bersamaan,
berlangsung selama lebih 1 tahun, muncul sebelum
usia 18 tahun, selama periode ini tidak ada periode
bebas tic lebih dari tiga bulan berturut-turut.
• Ada 2 tipe Tics Motorik dan Vokal:
• Simple Motor Tics : kedipan mata, angkat bahu
• Simple Vokal Tics : mendengkur, mendengus
• Complex Motor Tics : gerakan-gerakan wajah
• Complex Vokal Tics : latah.
Patofisiologi

Adanya
gangguan di Kegagalan
Pengaktifan
ganglia basalis disinhibisi diskrit
general motor
dan striatal neuron
kortikal
kortikostriatal - proyeksi
thalamokortikal

Memunculkan
gejala mata
berkedip, hidung Ketidakseimbangan
Mendesak motor
berkedut, lengan fokus di daerah
dan tics vocal
tersentak, ganglia basalis
pengulangan
vocals
Penatalaksanaan

Pendekatan holistik

• Memberi edukasi pada pasien dan keluarganya


tentang perjalanan gangguan tic ini.
• Melengkapi tes diagnostic yang diperlukan seperti
laporan diri (oleh anak dan orang tua) dan metode
observasi langsung
• Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
supaya dapat mencapai keberhasilan di bidang
akademis
Penatalaksanaan

Pendekatan holistik

• Apabila tic parah dan dapat menyebabkan


masalah dalam fungsi sekolah atau pekerjaan
maka terapi perilaku dianjurkan untuk dilakukan.
• Latihan massed negative. Pasien diminta untuk
sengaja melakukan gerakan tic untuk periode
waktu tertentu diselingi dengan periode istirahat
singkat. Pasien telah menunjukkan beberapa
penurunan frekuensi tic, tetapi keuntungan
jangka panjang dari latihan massed negative
masih belum jelas.
Penatalaksanaan

Terapi Farmakologi

• Obat ini diberikan bila TIC Disorder sudah


mencapai stadium kronik atau yang dikenal
dengan tourette’s syndrome dan apabila
memang diperlukan.
• Golongan Antipsikotik Tipikal
• Antipsikotik tipikal disebut juga antipsikotik
generasi pertama, konvensional, dopamine
receptor antagonist (DA).
Penatalaksanaan

Antipsikotik tipikal
berpotensi rendah (afinitas Antipsikotik tipikal
terhadap reseptor berpotensi tinggi
dopamine rendah)
• Klorpromazin • Golongan butirofenon:
• Tioridazin Haloperidol
• Sulpirid • Perfenazin
• Flufenazin
• Trifluoperazin
• Pimozid
Penatalaksanaan

Golongan Antipsikotik Atipikal

• Antipsikotik atipikal disebut juga antipsikotik


generasi kedua, serotonine-dopamine receptor
antagonist (SDA).
• Clozapine
• Golongan benzisoksazol: Risperidone
• Olanzapine
• Quetiapine
• Aripiprazole
Penatalaksanaan

Alpha-adrenergik reseptor agonis

• Clonidine dan guanfacine.


• Clonidine memiliki efek samping yang lebih
sedikit dan lebih ringan daripada neuroleptik
pada umumnya, dengan sedasi yang paling
umum. Parafenotiazin dapat digunakan
ketika haloperidol atau pimozide telah
terbukti tidak efektif
Penatalaksanaan

Selective serotonin reuptake


inhibitor (SSRI)

• Fluoksetin, Fluvoksamin, Nefazodon, Paroksetin,


Sertralin, Trazodon, Venlafaksin. Dapat digunakan
untuk mengobati obsesif-kompulsif perilaku yang
terkait dengan gangguan Tourette
Penatalaksanaan

Permen karet nikotin

• Permen karet ini digunakan untuk


mengurangi tic. Penggunaannya
ditambahkan ke pengobatan yang
berkelanjutan dengan haloperidol, tetapi
membutuhkan studi lebih lanjut.
Alternatif Terapi

1. Dengan merubah pola makan dan memberi suplemen gizi


dapat mencegah dan mengelola gejala gangguan tic,
meskipun studi formal belum dilakukan di daerah ini.

2. Alternatif terapi dapat dilakukan dengan makan makanan


organik dan menghindari pestisida, meningkatkan asupan
asam folat dan vitamin B, makan makanan tinggi zat besi
dan magnesium, mengurangi kafein dan menghindari
pemanis buatan dan zat warna.
Terapi Baru

Toksin Botulinum

• Toksin botulinum diberikan ketika


pemberian obat oral gagal untuk mengatasi
gejala tic.
• Cara kerja toksin botulinum adalah dengan
merelaksasi otot-otot terlibat dalam tic fokal
tanpa menyebabkan efek samping sistemik
yang tidak diinginkan. Toksin botulinum
diperoleh dari Clostridium botulinum.
Terapi Baru

Toksin Botulinum

• Cara pemberian toksin botulinum pada pasien


dengan gangguan tic dengan cara injeksi pada otot
yang mengalami gejala tic
• Vokal tic yang berulang-ulang akan lebih efektif
diobati dengan botulinum toksin (BONT) daripada
gejala tic dengan gerakan kompleks karena akan
memerlukan suntikan di beberapa otot. Beberapa
studi menunjukan injeksi toksin botulinum tipe A
menunjukkan penurunan frekuensi dan intensitas
tics dystonic pada 10 pasien.
Terapi Baru

Toksin Botulinum

• Efek samping penggunakan toksin botulinum


adalah kekeringan pada mulut, iritasi kornea,
gangguan akomomodasi, iritasi pada hidung atau
mukosa organ genital, selain itu belum banyak
studi dan penelitian yang membahas tentang
keparahan dan dosis yang tetap untuk
penggunaan toksin botulinum sebagai alternatif
terapi baru pada pasien sindrom transient tic.
Komplikasi

Gangguan gerak yang dialami penderita akan sangat


mengganggu sehingga menurunkan kualitas penderita
dalam beraktivitas dan gangguan gerak saat berjalan
dapat menyebabkan penderita terjatuh dan mengalami
fraktur.

Transient Tic Disorder dapat berkembang menjadi


gangguan tic motorik dan vokal kronis atau gangguan
Tourette
Prognosis

Transient Tic Disorders yang masih sederhana biasanya


hilang selama periode bulan. Sebagian besar orang
dengan Transient Tic Disorders tidak berkembang
menjadi Transient Tic Cronic. Tic mereka menghilang
secara permanen atau kambuh selama periode stress
khusus. Hanya sejumlah kecil yang menjadi gangguan tic
motorik dan vokal kronis atau gangguan Tourette.
Prognosis

Prognosis untuk gangguan sementara tic sangat baik,


dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun. Saat ini ada
beberapa pengobatan untuk terapi Transient Tic
Disorders, tetapi belum bisa membuktikan bahwa
pengobatan dapat mengubah prognosis awal.
TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai