• Delirium gangguan kesadaran yang disebabkan disfungsi
serebral, dengan manifestasi klinik abnormalitas neuropsikiatri yang bermacam-macam.
• Delirium bersifat sementara dan biasanya reversibel, dapat
menyerang semua usia, namun lebih sering menyerang orang tua dan orang dengan compremised mental status.
• PPDGJ III onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya
hilang timbul sepanjang hari, dan keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan. Klasifikasi dan kriteria diagnosis delirium dapat berdasarkan DSM V (Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition)
DSM V mengklasifikasi delirium menurut etiologi sebagai
berikut: 1. Delirium yang berhubungan dengan kondisi medik umum 2. Delirium intoksikasi substansi (penyalahgunaan obat) 3. Delirium penghentian substansi 4. Delirium diinduksi substansi (pengobatan atau toksin) 5. Delirium yang berhubungan dengan etiologi multipel 6. Delirium tidak terklasifi kasi. KRITERIA DIAGNOSIS MENURUT DSM 5
A. Gangguan kesadaran (misal : penurunan kemampuan untuk memusatkan, fokus,
mempertahankan dan mengalihkan perhatian) dan kewaspadaan ( penurunan orientasi lingkungan) B. Gangguan timbul pada periode waktu yang singkat (biasanya jam hingga beberapa hari), menunjukan perubahan pada perhatian dan kewaspadaan, dan cenderung berfluktuasi sepanjang hari C. Gangguan tambahan pada fungsi kognitif (misal : deficit memori, disorientasi, Bahasa, kemampuan persepsi mengenai ruang, atau persepsi) D. Gangguan pada kriteria A dan C tidak dapat dijelaskan dengan kelainan neurokognitif lain dan tidak muncul pada penurunan tingkat rangsangan seperti koma. E. Terdapat bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik, atau pemeriksaan laboratorium bahwa gangguan tersebut merupakan konsekuensi fisiologis langsung dari kondisi medis lain, intoksikasi substansi, atau withdrawal ( misal : drug / medication abuse), atau terpapar racun, atau diakibatkan etiologi yang multiple. PPDGJ III F.05 Pedoman diagnostik DELIRIUM (BUKAN AKIBAT ALKOHOL/PSIKOAKTIF). • Gangguan kesadaran dan perhatian Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian. • Gangguan kognitif secara umum Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi; seringkali visual Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa waham yang bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat inkoherensi yang ringan. Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat jangka panjang relatif masih utuh Disorentasi waktu, pada kasus yang berat, terdapat juga disorientasi tempat dan orang. • Gangguan psikomotor Hipo- atau hiper-aktivitas dan pengalihan aktivs yang tidak terduga dari satu ke yang lain Waktu bereaksi yang lebih panjang Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang Reaksi terperanjat meningkat • Gangguan siklus tidur-bangun Insomnia atau tidak bisa tidur sama sekali Terbaliknya siklus tidur bangun (mengantuk pada siang hari) Gejala memburuk pada malam hari Mimpi yang menganggu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun. • Gangguan emosional Misalnya depresi, ansietas atau takut, lekas marah, euforia, apatis, atau rasa kehilangan akal ETIOLOGI DELIRIUM • Intoksikasi zat / withdrawal • Gangguan Metabolik • Efek obat / interaksi obat – Keseimbangan asam basa – Dehidrasi • Infeksi – Malnutrisi • Trauma kepala – Ketidakseimbangan elektrolit • Disfungsi endokrin – Glukosa darah • Keadaan post operatif – Narkosis CO ( postcardiotomy delirium) – Ensefalopati uremic – Ensefalopati hepatik • Faktor lingkungan (ICU psikosis) • Insufisiensi Cerebrovaskular • Gangguan tidur – Congestive heart failure • Obat-obatan – Hipovolemia – Antikolinergik – Aritmia – Hipnotik Sedatif – Anemia berat – Anti – Parkinson (Levodopa) – Transient ischemia – Kortikosteroid – Acute CVA Diagnosis Pemeriksaan Penunjang • Untuk mencari penyebab – Hematologi Rutin – Urinalisis – Tes obat dalam darah dan urin – Elektrolit – Glukosa – Fungsi Hepar, Fungsi Ginjal, Fungsi Tiroid – Serum marker for delirium Calcium binding protein S- 100 B – Brain Imaging PENATALAKSANAAN sesuai etiologi
• Teknik Reorientasi contoh: menunjukkan foto
keluarga • Medikamentosa: – Neuroleptik (Haloperidol, Risperidone) pada delirium dengan gejala psikotik – Hipnotik Sedatif (benzodiazepin) pada delirium akibat intoksikasi alkohol, kejang, – Tiamine pada intoksikasi alkohol – Intoksikasi antikolinergik pisostigmin salisilat 1-2 mg IV atau IM dapat diulang 15-30 menit bila diperlukan. • Dua gejala utama pada delirium yang memerlukan terapi : psikosis dan insomnia • Psikosis – Haloperidol 2 – 10 mg IM dapat diulang 1 jam kemudian bila pasien masih agitasi. Tenang PO 2dd, pagi dan malam. • Insomnia – Golongan benzodiazepine, lorazepam 1 – 2 mg sebelum saat tidur. PROGNOSIS • Bila penyebab sudah diketahui dan dapat diatasi, gejala delirium dapat hilang 3-7 hari dan akan hilang seluruhnya dalam 2 minggu. Sindroma Amnestik dan Halusinosis Organik Sindroma Amnestik • Kehilangan kemampuan mengingat kejadian yang baru berlangsung beberapa menit yang lalu. • Terjadi kerusakan struktur bilateral/unilateral: hipotalamus, lobbus temporalis (hipokampus, amigdala), lobus frontalis. Etiologi - Defisiensi thiamin, hipoglikemia, hipoksia, ensefalitis, intoksikasi karbon monoksida terutama pd lobus temporalis hipokampus - Tumor, penyakit cerebrovaskuler, tindakan bedah, multipel sklerosis terutama pd diensefalon temporalis. - Kerusakan umum otak, kejang, ECT, obat/zat (alkohol, benzodiazepin (tu triazolam), barbiturat. • Gangguan daya ingat: - informasi baru (anterograd), hal-hal sebelumnya (retrograd), - Pada sosial pekerjaan, - disorientasi waktu dan tempat sering tjd, orang jarang.
• Onset gejala mendadak (trauma, serebrovaskuler, zat kimia, neurotoksin),
perlahan (defisiensi gizi, tumor) • Perjalanan: - Singkat (short duration/ transien) </= 1 bln, - Lama (long duration) > 1 bln • Gejala lain: perubahan kepribadian samar – jelas, apatis kurang inisiatif, agitasi, bersahabat mudah setuju, bingung, konfusi, konfabulasi, tilikan kuarng. • DIAGNOSIS (PPDGJ III-DSM 5): F04 - Adanya gangguan daya ingat, berupa berkurangnya daya ingat jangka pendek (lemahnya kemampuan belajar materi baru), amnesia antegrad dan retrograd, dan menurunnya kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan pengalaman yang telah lalu dalam urutan terbalik menurut kejadiannya. - Riwayat atau bukti nyata adanya cedera atau penyakit pada otak (terutama bila mengenai struktur diensephalon dan temporal medial secara bilateral. - Tidak berkurangnya daya ingat segera (immediate recall), misalnya diuji untuk mengingat deret angka, tidak ada gangguan perhatian (attention) dan kesadaran (conciousness) dan tidak ada gangguan intelektual secara umum. Halusinosis Organik • Suatu gangguan halusinasi yang disebabkan oleh gangguan tertentu pada otak, biasanya berupa visual/auditorik yang terjadi pada kesadaran penuh. • Banyak ditemui pada pecandu alkohol. • F06 : Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik. - Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak atau penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental yang tercantum. - Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau bulan) antara perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom mental - Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkannya penyebab yang mendasarinya. - Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom mental ini (seperti pengaruh yang kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh stres sebagai pencetus). • Diagnosis (PPDGJ III-DSM 5): F06.0 - Kriteria umum tersebut (F06) - Adanya halusinasi dalam segala bentuk (biasanya visual atau auditorik) yang menetap atau berulang. - Kesadaran yang jernih (tidak berkabut) - Tidak ada penurunan fungsi intelek yang bermakna - Tidak ada gangguan afektif yang menonjol - Tidak jelas adanya waham (sering kali “insight” masih utuh)