DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
TAHUN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD (Small
Group Discussion) LBM 2 yang berjudul “Wisatawan dengan Gangguan
Mental” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
BAB 2 PEMBAHASAN 7
BAB 3 PENUTUP 16
DAFTAR PUSTAKA 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dua hari yang lalu ia baru dinyatakan sehat kembali oleh dokter yang merawat
setelah terkonfirmasi positif Covid-19 sebelumnya. Ijin tinggal wisatawan
tersebut di Indonesia juga sudah berakhir 7 hari yang lalu. Rasa ketakutan tersebut
sudah ia rasakan sejak awal masa pandemi covid-19 dan memberat sejak ia
terkena covid-19, disertai perasaan sedih, tidak semangat, sulit tidur dan tidak
fokus sejak 2 minggu terakhir.
4
kebingungan, kegelisahan, frustrasi, ketakutan akan infeksi, insomnia dan
merasa tidak berdaya. Bahkan beberapa psikiatris dan psikolog mencatat
hampir semua jenis gangguan mental ringan hingga berat dapat terjadi
dalam kondisi pandemik ini. Bahkan kasus xenofobia1 dan kasus bunuh
diri karena ketakutan terinfeksi virus sudah mulai bermunculan.
5
1.2.3. Edukasi Kepada Wisatawan dalam Menghadapi Pandemi
1. Memakai masker,
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
3. Menjaga jarak,
4. Menjauhi kerumunan, serta
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.
1. Testing
2. Tracing
3. Treatment.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini ialah jenis gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat
menurut Nasir, (2011) adalah sebagai berikut:
a. Skizofrenia
b. Depresi
7
Salah satu gangguan jiwa pada alam perasaan afektif dan mood ditandai
dengan kemurungan, tidak bergairah, kelesuan, putus asa, perasaan tidak
berguna dan sebagainya. Depresi adalah salah satu gangguan jiwa yang
ditentukan banyak pada masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi. Hal
ini erat kaitannya dengan ketidak mampuan, kemiskinan atau ketidaktahuan
masyarakat.
a) Gangguan panik;
c) Gangguan obsesif-kompulsif
8
stressor dan seringnya mengalami sebuah stressor juga mempengaruhi respon
dan koping. Seseorang yang mengalami banyak masalah tentu berbeda
dengan seseorang yang tidak punya banyak masalah.
2) Faktor genetik. Hingga saat ini belum ditemukan adanya gen tertentu yang
menyebabkan terjadinya gangguan jiwa. Akan tetapi telah ditemukan adanya
variasi dari multiple gen yang telah berkontribusi pada terganggunya fungsi
otak.
3) Faktor neurotransmitter: terjadi gangguan pada neurotransmitter Serotonin,
norepinefrin dan GABA.
1) Konsultasi Pra-travel
9
2) Risk Assessment Individual
3) Persiapan Travelling
10
diantaranya tujuan perjalanan, tempat yang dituju, lama berkunjung, dan
kebutuhan (terkait usia dan kondisi kesehatan sebelum bepergian). Pada
pesiapannya, harus mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, obat – obatan
dan toiletries, perlu diingat bahwa medical kit harus disertai catatan indikasi
dan cara penggunaan peralatan dan obat – obatan tersebut secara jelas. Isi
perangkat obat – obatan dasar meliputi peralatan untuk pertolongan pertama
(Merati et al., 2013).
11
ada yang membantu saat terjadi perburukan klinis. Dokter yang menangani
infeksi pasca wisata yang berat atau sulit diagnosisnya hendaknya melakukan
konsultasi ke spesialis penyakit tropis dan infeksi. Bila diperlukan pasien
dirawat oleh tim yang melibatkan spesialisasi yang terkait.
3. Pemeriksaan Tambahan
12
Yang dihasilkan dari suatu pemeriksaan psikiatrik ialah data perihal fungsi
kejiwaan, yang diperoleh melalui observasi penampilan dan perilaku pasien,
pengamatan interaksi antara doker dan pasien, pengamatan interaksi antar
pasien dan lingkungannnya, dan pemahaman humanistik sang dokter
mengenai pasiennya.
13
• Aksis 4 : Lingkungan dan primary support group (Keluarga)
1. Terapi Farmakologi
14
Paralium
Prozepam
Stesolid
Trankinon
Validex
Valisanbe
Valium
2. Chlordiazepo 5-10mg 5mg 15-30mg/h 2-
Cetabrium
xide 5mg 3xsehari
Arsitran
Tensinil
3. Lorazepam 0,5-1-2mg 2-3 x 1mg/h
Ativan Renaquil
Merlopam
4. Clobazam 10mg 2-3 x 10
Frisium
mg/h
5. Bromazepam 1,5-3-5mg 3 x 1,5 mg/h
Lexotan
Lama Pemberian
Anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal, tidak lebih dari 1-3
bln.
Pemberian pada natisipasi cemas, seperlunya saja, atau sewaktu-waktu.
Penghentian secara bertahap (stepwise), supaya tidak timbul
withdrawal symptoms.
Kontra indikasi
Hipersensitif dengan bz
Glaukoma myastenia gravis
Chronic pulmonary insufficiency
Chronic renal or hepatic disease.
15
2. Terapi non farmakologi
- Dapat dilakukan terapi relaksasi
- Psikoterapi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
WHO. (2020). Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap kewaspadaan
pencegahan infeksi. 1–10.
18