Anda di halaman 1dari 43

PSIKIATRI FORENSIK

Pembimbing :

dr. K. Maria Poluan, Sp.KJ (K)


PENDAHULUAN
Psikiatri Forensik merupakan cabang
dari ilmu kedokteran psikiatri yang
berfungsi membantu hukum dan
peradilan.
Sengketa hukum perdata adalah
perbenturan kepentingan seorang
kepada orang lain.
Sengketa hukum pidana adalah
perbenturan kepentingan seorang
dengan seluruh masyarakat.
Posisi Dokter dalam Psikiatri
Forensik
Dalam psikiatri forensik dokter tidak
menempati posisi medis namun
menempati posisi legal yakni menjadi
kepanjangan tangan dari petugas hukum.
Dokter mendapat posisi legal melalui surat
permintaan dari lembaga hukum
(Pengadilan, Kejaksaan dan Polisi) untuk
memeriksa orang dengan status hukum
tertentu: terdakwa, saksi, penggugat.
Hubungan dokter dengan orang yang diperiksa
bersifat netral, dan tetap memiliki ikatan
kerahasiaan.
Dokter juga berperan sebagai saksi ahli yang
tidak terlibat dalam perkara, tetapi
mempunyai dasar untuk menganalisis perkara.
Dimana dokter mengemukakan pendapat
sesuai analisis keilmuannya kepada hakim
sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
Ruang Lingkup Psikiatri forensik
Jenis Pemeriksaan Psikiatri Forensik:
1. Pemeriksaan kemampuan bertanggung
jawab.
2. Pemeriksaan kompetensi akan lalu
lintas hukum
3. Penentuan sebab akibat terhadap
gangguan jiwa
4. Kompentensi untuk ditanya dalam
sidang peradilan, dll.
Kasus Psikiatri Forensik
1. Kasus Pidana
Pemeriksaan psikiatri pada pelaku dan korban.
Ex: Tersangka pelaku kekerasan yang diduga mengalami
ggn jiwa, korban yang mengalami ggn jiwa setelah
mengalami kekerasan fisik dan psikis.
2. Kasus Perdata
Pembatalan kontrak, pengampunan/ curatelle,
hibah/warisan, perceraian, adopsi, wasiat
Ex: Pembatalan kontrak dikarenakan salah satu pihak
diduga memiliki gangguan jiwa.
3. Kasus lain
Wawancara, kelayakan disidang diperadilan.
Pemeriksaan psikiatri
forensik
Persiapan kasus
Terima atau tolak kasus:
Identifikasi alasan perujukan untuk
pemeriksaan(harus tertulis)
Klarifikasi peranan dokter dalam kasus
Menentukan apakah akan menerima
kasus atau tidak
Menentukan biaya pemeriksaan
Pengumpulan data
Riwayat gangguan psikiatri atau perawatan
sebelumnya
Data hasil tes psikologi
Dokumen( rumah sakit, tempat kerja, lab dan farmasi)
Riwayat akademis
Evaluasi dari tempat kerja
Riwayat finansial
Riwayat militer
Riwayat hukum
Catatan harian, jurnal, atau data elektronik yang
pernah ditulis terperiksa
Analisis data
Melakukan analisis sesuai dengan
masalah hukum terperiksa
Menentukan kredibilitas sumber
informasi kolateral
Menilai hubungan kausalitas dalam
kasus tersebut
Pembuatan laporan dan
dokumentasi
Laporan harus tuangkan secara
tertulis, jika tidak pengacara akan
meminta secara lisan, namun pihak
yang berwenang bisa meminta
secara paksa sesuai hukum yang
berlaku. Laporan tertulis yang
dihasilkan dapat berbentuk Visum
Et Repertum Psychiatricum dan
Surat Keterangan Kesehatan
Jiwa
VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM

Terhadap suatu perkara, di dalam sidang


pengadilan penghimpunan alat bukti
merupakan bagian penting utk memberikan
keyakinan pd hakim dlm pengambilan
keputusan hukum.

Alat bukti yang sah, antara lain:


1.Pengakuan terdakwa
2.Keterangan saksi/saksi ahli
3.Alat bukti petunjuk
4.Alat bukti terdakwa
Keterangan ahli ada dua:

1. Lisan, yang disampaikan saksi ahli dlm


kesaksiannya di dalam sidang pengadilan
2. Tertulis, yang dalam bid.kedokteran disebut
Visum et Repertum yaitu hasil pemeriksaan
medis yang dilakukan oleh seorang dokter
atau sebuah tim dokter dan ditujukan utk
kepentingan peradilan sebagai sarana
pembuktian.

Visum et Repertum untuk bidang psikiatri


disebut Visum et Repertum Psyciatrucum
Bentuk baku Visum et Repertum
Psyciatricum

I. Identitas pemeriksa
II. Identitas peminta
II. Identitas terperiksa
Laporan hasil pemeriksaan
1.anamnesis
2.status internistik
3.status neurologik
4.status psikiatrik
5.pemeriksaan tambahan
6.diagnosis
IV. Kesimpulan
Kasus-kasus hukum yang sering dimintakan VetR.
Psychiatricum:

1.Kasus pidana
a.terperiksa sebagai pelaku
b.terperiksa sebagai korban
2.Kasus perdata
a.pembatalan kontrak
b.pengampuan atau curatelle
c.hibah
d.perceraian
e.adopsi
3.Kasus-kasus lain
a.kompentensi untuk diinterview
b.kelayakan utk diajukan di sidang pengadilan
Dalam menentukan kemampuan bertanggung
jawab seseorang (menjawab pertanyaan dalam
surat pembuatan VetR. Psychiatricum) kita
harus menentukan hal-hal berikut:

1. Diagnosis : adanya gangguan jiwa pada saat


pemeriksaan.
2. Diagnosis : dugaan adanya ggn jiwa pada saat
pelanggaran hukum.
3. Dugaan bahwa tindakan pelanggaran hukum
merupakan bagian atau gejala dari ggn.jiwanya
4. Penentuan kemampuan bertanggung jawab
Penentuan kemampuan bertanggung
jawab

Tingkat kesadaran pada saat melakukan


pelanggaran hukum
Kemampuan memahami nilai
perbuatannya
Kemampuan memahami nilai risiko
perbuatannya, dan
Kemampuan memilih dan mengarahkan
kemauannya
Beban yang diembankan pembuat VetRP
kurang lebih seragam:

1. Membantu menentukan apakah terperiksa


menderita ggn jiwa dengan upaya menegakkan
diagnosis
2. Membantu menentukan kemungkinan adanya
hub. antara ggn. jiwa pada terperiksa dengan
peristiwa hukumnya, hub. antara ggn jiwa
terperiksa dengan perilaku yang mengakibatkan
peristiwa hukum.
3. Membantu menentukan kemampuan tanggung
jawab pada terperiksa.
4. Membantu menentukan cakap tidaknya
terperiksa bertindak dalam lalu lintas hukum
Yang berhak menjadi pemohon Visum et
Repertum Psychiatricum

Penyidik
Penuntut Umum
Hakim Pengadilan
Tersangka atau terdakwa, melalui pejabat
sesuai dengan tingkat proses pemeriksaan
Korban, melalui pejabat sesuai dengan
tingkat proses pemeriksaan
Penasehat hukum, melalui pejabat sesuai
dengan tingkat proses pemeriksaan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang
dokter untuk membuat VetRP sebagai berikut:

1. Bekerja pada fasilitas perawatan pasien ggn jiwa


atau bekerja pada lembaga khusus utk
pemeriksaan
2. Tidak berkepentingan dlm perkara yang
bersangkutan
3. Tidak ada hubungan keluarga atau terikat
hubungan kerja dgn tersangka atau korban
4. Tidak ada hubungan sengketa dalam perkara
lain.

Dokter/psikiater akan berusaha menerbitkan


VERP dalam jangka waktu 14 hari kecuali
diperlukan waktu yang lebih panjang dan dengan
Pemeriksaan untuk pembutan VetRP
merupakan pemeriksaan Medis Umum
yang akan memeriksa seluruh keadaan
fisik terperiksa, dari penampilan umum
sampai pada pemeriksaan sistem organ
seluruhnya yang meliputi:
Sistem anggota gerak
Organ pernafasan
Organ pencernaan
Organ kelamin, dan peredaran darah
Organ susunan saraf
Pemeriksaan fungsi psikomotor:

Sikap
Kesadaran tingkah laku
Kontak psikis dll

Pemeriksaan afektif
Alam perasaan dasar
Stabilitas emosi
Ekspresi dan emosional
Empati, dsb
Pemeriksaan kognitif antara lain tentang:

Persepsi dan gangguan persepsi


Daya ingat
Dugaan taraf kecerdasan
Kemampuan membatasi dan membedakan
data, fakta, dan idea (discriminative
judgment)
Kemampuan memilih diri sendiri
(discriminative insight)
Ada tidaknya kelainan isi pikiran, dan
Keadaan mutu pikiran
Pemeriksaan tambahan:

Evaluasi psikologis
Pemeriksaan laboratoris
Pemeriksaan radiologi
EEG
CT Scan
Yang dapat disimpulkan pada Vet R
Psychiatricum

Diagnosis, yaitu ada tidaknya ggn


jiwa pada terperiksa
Kemampuan bertanggung jawab atau
kecakapan bertindak dalam lalu
lintas hukum, yg sebenarnya
merupakan istilah hukum, yg oleh
pembuat VER dicoba utk
diterjemahkan dan ditetapkan dlm
pemeriksaan klinis.
Interpretasi kemampuan bertanggung
jawab dan kecakapan bertindak dalam lalu
lintas hukum dapat diuraikan lebih lanjut
dalam batas-batas sbb:
Apakah perilaku terperiksa yg melanggar
hukum merupakan gejala atau bagian dari
ggn jiwanya
Apakah terperiksa mampu memahami nilai
tindakannya serta memahami nilai risiko
perbuatannya
Apakah terperiksa mempunyai kebebasan
utk memaksudkan suatu tujuan serta
mampu mengarahkan kemauan.
Mengenai tata laksana atau
permintaan pembuatan keterangan
medis ttg keadaan jiwa/mental
seseorang, atau yg dikenal dengan
Surat Keterangan Medis Psikiatrik,
adalah sbb:
1. Pihak yang berhak meminta
keterangan adalah subyek yg
bersangkutan sendiri, atau pihak
orangtua/walinya. Jika pihak lain yg
akan meminta keterangan maka
harus ada izin (sebaiknya tertulis)
dari pihak subyek yg bersangkutan
2. Keabsahan subyek yg akan diperiksa
perlu diperhatikan agar tidak terjadi error
in persona.
3. Tatacara permintaan Surat Keterangan
Medis dapat dilakukan secara lisan bila yg
meminta adalah subyek terperiksa atau
orangtua/walinya. Namun bila yg meminta
pihak lain, permohonan sebaiknya
dilakukan secara tertulis dan disebutkan
untuk keperluan apa.
4. Pihak yang berhak membuat Surat
Keterangan Medis tentang keadaan
jiwa adalah seorang psikiater yang
selain memiliki keahlian di bidang
psikiatri, juga memiliki kewenangan
untuk menjalankan pekerjaan
sebagai dokter ahli jiwa di Indonesia
(dikeluarkan Depkes).
Alur
Surat permintaan VER PSY
Direktur RS/ Kepala RS jiwa Dokter
jiwa yang memenuhi syarat-syarat
Pemeriksaan (14 hari) Penyusunan
Ver P Penyerahan Ver P terhadap
pemohon
Surat keterangan kesehatan jiwa
merupakan salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi dalam
penyelesaian kasus-kasus yang
sifatnya perdata atau kasus lainnya,
Pembatalan kontrak
seperti :
Pengampunan atau curatelle
Hibah/warisan
Perceraian
Adopsi
Pembuatan surat wasiat
Penilaian kelayakan lanjut studi /
lanjut kerja
Pengampuan / Curatelle
Keadaan saat seorang dewasa
dianggap tidak cakap untuk bertindak
dalam lalu lintas hukum sehingga
harus ditempatkan dibawah tanggung
jawab orang lain

Orang yang
mengampu = Orang yang diampu
Pengampu/Curato = Curandus
r
Kasus-kasus yang sering dimintakan
pengampuan misal :

Penderita demensia
Gangguan mental berat seperti psikotik
Epilepsi
Pemeriksaan psikiatri forensik
dilakukan untuk menentukan
sejauh mana kompetensi orang
yang akan diampu dalam
mengambil keputusan akan harta
maupun dirinya
Penilaian kompetensi untuk
kepentingan pengampuan meliputi
beberapa metode:

Wawancara klinis secara detail dengan


pasien, keluarga termasuk profesional
yang terlibat dalam penilaian nilai-nilai
tujuan dan keinginan dari pasien serta
kondisi mental
Penilaian kognitif berdasarkan performa
Penilaian kapasitas spesifik yang
dibutuhkan berdasarkan performa
Setelah penilaian kompetensi
dilakukan hal-hal berikut:
Sintesis data dan mengkonsumsikan
temuan:
Bagaimana data bisa diolah untuk mengambil
kesimpulan
Menentukan apa yang harus dimasukkan ke
dalam laporan
Menentukan kepada siapa hasil dari laporan
harus dikomunikasikan
Follow up evaluasi
Menelusuri dampak dari evaluasi
Membuat rekomendasi dari intervensi
Perceraian

Hal-hal yang penting untuk dilakukan


pemeriksaan psikiatri forensik pada
suatu kasus perceraian adalah
kemampuan penyesuaian sosial pada
pasangan, kapasitas bekerja pada
pasangan dan potensi seksual
Penilaian Layak Kerja
Pemeriksaan psikiatri forensik yang dilakukan
sebagai persyaratan penerimaan suatu
institusi kerja / institusi pendidikan tertentu
Pemeriksaan yang
dilakukan
pemeriksaan psikiatrik menyeluruh dan
pemeriksaan status mental oleh dokter
spesialis kedokteran jiwa melalui wawancara
psikiatrik dengan fokus pada riwayat
pekerjaan / riwayat pendidikan dan masalah
performa di tempat kerja / di tempat
pendidikan sebelumnya
Pemeriksaan meliputi riwayat
penyakit medis, riwayat gangguan
psikiatri
Tes psikologi tambahan yang
ditentukan seperti Minnesota
Multiphasic Personality Inventory
(MMPI) dan Neurocognitive Test
(NCT)
Hasil pemeriksaan berupa Surat
Keterangan Kesehatan Jiwa yang
kesimpulannya adalah ditemukan /
tidak ditemukan tanda / gejala
Selain menegakkan ada atau tidaknya
suatu diagnosis gangguan jiwa tertentu,
pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan
terhadap berbagai faktor psikologis spt :
Kemampuan kognitif
Kecepatan
Ketekunan
Keandalan
Kesadaran dan motivasi
Fungsi interpersonal
Kejujuran dan kepercayaan
Toleransi terhadap tekanan
Adopsi

Permintaan pembuatan Surat Keterangan


Sehat Jiwa untuk kepentingan adopsi
diminta oleh calon orang tua angkat
kepada pengadilan negeri di tempat anak
yang akan diangkat itu berada.

Bila calon orang tua angkat


berstatus menikah maka
sekurang-kurangnya sudah
menikah selama lima tahun
Isi
motivasi yang mendasari
permohona
n
mengangkat anak, serta
pengambaran
kemungkinan kehidupan
anak tersebut di masa
yang akan datang
Pengadilan negeri
Calon orang tua
kemudian akan
angkat harus
memintakan
membawa dua orang
pemeriksaan
saksi yang
kapasitas orang tua
mengetahui seluk
kepada calon orang
beluk pengangkatan
tua angkat kepada
anak tersebut
Penilaian kapasitas orang tua untuk
kepentingan adopsi terdiri atas
pemeriksaan :

Kemampuan bertanggung jawab untuk


merawat dan memberikan perlindungan
terhadap anak
Fungsi reflektif calon orang tua angkat
Kemampuan membentuk ikatan dengan anak
Emotional availability
Kemampuan untuk mewariskan nilai-nilai
budaya dan nilai-nilai sosialnya
Kemampuan meregulasi perilaku
Gangguan psikiatri

Anda mungkin juga menyukai