Anda di halaman 1dari 15

PSIKIATRI

FORENSIK
Lamria Maloni Siahaan
Definisi
Psikiatri forensik merupakan subspesialisasi ilmu kedokteran yang menelaah mental manusia
dan berfungsi membantu hukum dan peradilan.

POSISI DOKTER DALAM


PSIKIATRI FORENSIK

Dalam psikiatri forensik, dokter tidak menempati posisi medis namun menepati
posisi legal yaitu dokter menjadi kepanjangan tangan dari petugas hukum. . Tugas
dokter adalah memberi bantuan tambahan berupa fakta-fakta pemeriksaan yang
akan digunakan sebagai bukti hukum sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan peradilan
Saksi ahli adalah seseorang yang sebenarnya tidak terlibat di
dalam suatu perkara, tetapi mempunyai dasar ilmu yang dapat
dipakai untuk menganalisis perkara.

Dalam posisinya sebagai saksi ahli, dokter mengemukakan


pendapat secara lisan di dalam suatu sidang pengadilan sesuai
analisis keilmuanya kepada hakim sebagai bahan untuk
mengambil keputusan.

Kesaksian ahli psikiatri akan dimintakan apabila pada salah


satu pihak yang berpekara diduga terdapat gangguan jiwa.
RUANG LINGKUP PSIKIATRI
FORENSIK

Berdasarkan jenis pemeriksaannya, beberapa pemeriksaan yang lazim


dilaksanakan dalam psikiatri forensik adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan kemampuan bertanggung jawab


2. Pemeriksaan kompetensi (cakap) akan lalu lintas hukum
3. Penentuan hubungan sebab akibat (kausalitas) antara suatu kondisi dengan
timbulnya suatu gangguan jiwa
4. Kompetensi untuk ditanya (competence to be interview) dan kelayakan
untuk diajukan di sidang pengadilan (fitness to stand trial)
5. Pemeriksaan-pemeriksaan Iain
Berdasarkan jenis kasus hukumnya, pemeriksaan yang sering dimintakan dalam psikiatri
forensik adalah sebagai berikut:
1. Kasus pidana :
• pemeriksaan psikiatri terhadap terperiksa sebagai pelaku
• pemeriksaan psikiatri terhadap terperiksa sebagai korban

2. Kasus perdata :
• pemeriksaan psikiatri untuk kepentingan pembatalan kontrak
• pemeriksaan untuk kepentingan pengampuan
• pemeriksaan psikiatri untuk kepentingan hibah/warisan
• pemeriksaan psikiatri untuk kepentingan perceraian
• pemeriksaan psikiatri untuk kepentingan adopsi
• pemeriksaan psikiatri untuk kepentingan pembuatan surat wasiat
3. Kasus-kasus lain

• pemeriksaan psikiatri untuk penilaian kompetensi untuk


diwawancara
• pemeriksaan psikiatri untuk penilaian kelayakan untuk
diajukan di sidang pengadilan
• pemeriksaan psikiatri untuk penilaian kelayakan lanjut studi
atau lanjut kerja
Pemeriksaan psikiatri forensik
I. Persiapan kasus

Tahapan ini dilakukan sebelum seorang dokter melakukan pemeriksaan serta


menentukan apakah dokter akan menerima atau tidak kasus tersebut. Pada tahapan
ini dokter akan melakukan:

• Identifikasi alasan perujukan untuk pemeriksaan

• Klarifikasi peranan dokter dalam kasus


Terdapat tiga buah kemungkinan peranan yang akan dijalani dokter dalam
sebuah kasus yaitu:
(1) penilai forensik dan saksi ahli,
(2) mediator proses peradilan di antara pihak-pihak yang bersengketa,
(3) konsultan yang tidak menjadi saksi untuk pihak yang berkepentingan
• Menentukan apakah akan menerima kasus tersebut atau tidak. Seorang dokter hanya
boleh menerIma kasus yang sesuai dengan kompetensinya.

• Menentukan biaya pemeriksaan

II. Pengumpulan Data

Berbagai informasi terkait yang juga dikumpulkan dalam tahapan


pengumpulan data adalah:

• riwayat gangguan psikiatri dan perawatan psikiatri sebelumnya


• data hasil tes psikologis yang pernah dilakukan sebelumnya dokumen
rumah sakit, tempat kerja, laboratorium, dan farmasi
• riwayat akademis
• evaluasi dari tempat kerja
• riwayat finansial
• riwayat militer
• riwayat hukum
• catatan harian, jurnal, atau data elektronik yang pernah ditulis oleh
terperiksa
3. Analisis data

4. Pembuatan Laporan dan Dokumentasi

Laporan tertulis yang dihasilkan dapat berbentuk Visum et Repertum


Psychiatricum dan Surat Keterangan Kesehatan Jiwa.
VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM

Visum Et Repertum Psychiatricum adalah hasil pemeriksaan psikiatri


yang dilakukan oleh seorang psikiater (atau dokter umum bila tidak
ada psikiater di daerah tersebut) yang ditujukan untuk kepentingan
peradilan sebagai sarana pembuktian.

Visum et Repertum Psychiatricum diterbitkan hanya atas suatu


permintaan dan yg berhak meminta adalah hakim, jaksa, polisi, dan
yg bersangkutan (pelaku, korban, atau walinya). V et R dibuat oleh
dokter yg mempunyai hak untuk menerbitkan yaitu dokter yg
mempunyai wewenang atau ijin yg berpraktik di wilayah Indonesia
Persyaratan untuk kelengkapan pembuatan V et R
Psychiatricum, selain surat permintaan pembuatan surat visum
adalah berita acara.

Apabila kelengkapan ini telah dipenuhi maka terdakwa atau


tergugat, setelah memenuhi persyaratan perawatan di rumah
sakit dpt dimasukkan ke dlm ruang perawatan untuk di
observasi.

Dlm hal ini status terdakwa, berubah menjadi terperiksa. Dlm


ruang observasi inilah terperiksa akan diperiksa dan di
observasi untuk jangka waktu tertentu.

Pedoman pembuatan visum dari Direktorat Kesehatan Jiwa


menyebutkan jangka waktu observasi adalah 14 hari. Jangka
waktu ini dengan seijin peminta pembuatan V et R, dapat
diperpanjang 14 hari lagi. Setelah jangka waktu ini V et R
harus sudah diterbitkan, walaupun barangkali belum dapat
diambil suatu kesimpulan
Bentuk baku Visum et Repertum Psychiatricum kurang lebih sebagai berikut:

Visum et Repertum Psychiatricum Pro Justitia

• Identitas pemeriksa

• Identitas peminta

• Identitas terperiksa

• Laporan hasil pemeriksaan

• Anamnesis

• Status internistik

• Status neurologik

• Status psikiatrik

• Pemeriksaan tambahan

• Diagnosis
Kesimpulan Visum et Repertum Psychiatricum merupakan
suatu dokumen hukum. Bagian kesimpulan ini
merupakan jawaban dari pertanyaan yang tercantum di
dalam surat permintaan pembuatan surat Visum et
Repertum Psychiatricum.
SURAT KETERANGAN KESEHATAN JIWA

Surat keterangan yang dibuat oleh Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa


(Psikiater) sebagai hasil pemeriksaan psikiatrik pada seseorang di
sarana pelayanan kesehatan jiwa atau di tempat praktik pribadi yang
diminta secara tertulis oleh instansi atau perorangan
Surat keterangan kesehatan jiwa saat ini merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyelesaıan kasus-kasus
yang sifatnya perdata atau kasus lainnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai