VeRP
observasi
Pidana
VeRP Pidana 20
3. Tersangka diobservasi se-lama2-nya 14 hari dan
dapat diperpanjang bila diperlukan, dengan
persetujuan tertulis pemohon, dg memperhatikan
masa penahanan
4. Permohonan perpanjangan observasi dilakukan
secara resmi dan tertulis
5. Selama diobservasi tersangka harus mendapat
penjagaan dari pihak pemohon dan tidak
diperkenankan menerima kunjungan kecuali dg
persetujuan kepala sarana yankeswa (di bawah
pengawasan dokter yang bertugas)
6. Selama observasi tidak dilakukan terapi,
kecuali dlm kead darurat medik tertentu (th/
sementara) atau setelah VeRP selesai dg
sepengetahuan instansi pemohon
7. Selama proses observasi tersangka tidak dpt
dibawa keluar dari sarana yankeswa kecuali
utk pmr penunjang medis
8. Setelah proses observasi selesai, terperiksa
harus dibawa kembali oleh instansi pemohon
dan VeRP sdh hrs diserahkan dalam 7 hari
pasca observasi
9. Pembiayaan ditanggung oleh instansi
pemohon atau keluarga tersangka
Yang berhak menjadi pemohon
1. Penyidik (KUHAP ps 120): polisi, KPK
2. Penuntut umum dalam hal tindak pidana khusus (ps
120, ps 284): jaksa, KPK
3. Hakim pengadilan (ps 180, ay 1)
4. Tersangka/terdakwa/korban melalui pejabat sesuai
dg tingkatan proses pemeriksaan (ps 65, ps 180, ay
1,2,3, & 4)
5. Penasehat hukum/pengacara melalui pejabat sesuai
dg tingkatan proses pemeriksaan (ps 180, ay 1 & 2)
VeRP Pidana 24
Pembuat VeR Psychiatricum
• Psikiater (Dokter SpKJ): yang memegang ijazah
spesialis kedokteran jiwa yg diakui sah dan memiliki
surat izin praktik (SIP) di Indonesia
• dari institusi/sarana yankeswa tempat pembuatan
VeRP sebagai ketua tim
• Anggota tim sesuai kebutuhan, antara lain:
– Dokter SpKJ lainnya
– Dokter spesialis lainnya
– Psikolog klinis
VeRP Pidana 25
Institusi/sarana Pelayanan
Kesehatan Jiwa
• RS Jiwa Pemerintah
• RSU Pemerintah/TNI/POLRI bagian Kedokteran
Jiwa
VeRP Pidana 26
Contoh Visum et Repertum
Psychiatricum
identitas pemeriksa
identitas peminta
identitas terperiksa
Pemeriksaan
dilakukan
dalam
beberapa sesi
Alloanamnesis
Analisis
medikolegal
Pelaporan consent
Metode:
play interview
technique
Nilai apakah
kemampuan
berbahasa
sesuai tahapan
perkembangan
usia
Terdapat inkonsistensi dari informasi yang diberikan,
dapat disebabkan oleh memori atau fantasi anak
Terperiksa telah memperoleh informasi seksual dari sumber lain.
Terperiksa mengetahui bahwa hal tersebut salah sehingga ia
menutupi dari ibunya
Diperoleh adanya perubahan emosi dan perilaku pada anak
PENTING DICANTUMKAN AMBIGUITAS YANG DITEMUKAN
PADA PEMERIKSAAN