Anda di halaman 1dari 37

PSIKIATRI FORENSIK

Konsep dasar psikiatri forensik


• Batasan
• Psikiatri forensik Merupakan sub-spesialis ilmu
kedokteran yang menelaah mental manusia
dan berfungsi membantu hukum dan
peradilan.
Psikiatri Forensik
• Pengunaan keilmuan & ekspertise psikiatri
pada konteks hukum
• baik pidana, perdata, administratif terutama
pada konsultasi klinis yang berhubungan
dengan area penilaian tingkat risiko atau
masalah ketenagakerjaan
*definisi: American Academy of Psychiatry and The Law
Posisi dokter
• Posisi medis
• Hubungan dokter-pasien
• Pasien merupakan orang bebas , tidak
mempunyai status hukum dan ikatanya
dengan dokter berdasarkan saling percaya
• Terikat etika profesi
• Dokumen medis
• Posisi legal
• Mempunyai posisi legal melalui surat dari
lembaga hukum
• Hasil pemeriksaan di buat menjadi laporan
yang akan dipakai oleh lembaga hukum yang
• Aspek hukum
• Undang –undang
• Traktat- -> perjanjian yang dibuat oleh dua
negara atau lebih
• Putusan hakim (yurisprudensi)
Dasar Hukum Pemeriksaan Psikiatri Forensik

• UU Kesehatan nomor 36 /2011


– Pasal 150:
• (1)Pemeriksaan kesehatan jiwa untuk kepentingan
penegakan hukum (visum et repertum psychiatricum)
hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis
kedokteran jiwa pada fasilitas pelayanan kesehatan.
• (2)Penetapan status kecakapan hukum seseorang yang
diduga mengalami gangguan kesehatan jiwa dilakukan
oleh tim dokter yang mempunyai keahlian dan
kompetensi sesuai dengan standar profesi.
Aspek medis
• Kesaksian ahli psikiatri akan dimintakan
apabila pada salah satu pihak diduga terdapat
gangguan jiwa.
• Untuk itu diperlukan batasan keadaan normal
dan tidak normal ditinjau dari aspek psikiatri
• Aspek psikiatriseseorang dianggap normal
apabila ia masih menunjukan kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan norma dan
nilai lingkungan tersebut, serta menunjukan
produktifitas yang wajar. Harus
• Beberapa patokan seseorang dianggap normal
• Patokan masyarakat
• Mempunyai kaidah, norma, atau nilai yang
dipakai sebagai pegangan apakah prilaku
seseorang dianggap normal atau tidak
• Patokan individu
• Setiap individu mampu memahami dan
meraskan sesuatu pada dirinya yang berubah
atau tidak berjalan seperti biasanya
• Patokan klinis
• Segi ilmu kedokteran banyak ditemukan
kriteria normal dari semua organ tubuh
manusia beserta aspek psikologi dan sosial

Patogenesis Gangguan jiwa

Konsep demonologik: gangguan jiwa adalah
adanya gangguan roh -baik yang jahat
maupun yang baik -yang masul ke dalam raga
seseorang yang kemudian menjadi gangguan
jiwa

Konsep organobilogik: seseorang yang
mungkin menderita kelainan pada otaknya
yang ditinjau dari aspek biokimiawi, faali
maupun anatomis
Konsep psikoedukatif : kelainan jiwa terjadi akibat gangguan atau hambatan
Pada perkembangan kepribadian .
Gangguan tersebut dapat terjadi pada pematangan atau pada interaksi personal
Dengan tokoh yang berperan dalam perkembangan kepribadian pada proses
Belajar

Konsep sosiokultural: mengajarkan bahwa perkembangan keoribadian


Berbagai kasus
yang dapat dimintakan
pemeriksaan psikiatrik forensik
Kekerasan seksual pada anak ….
Aturan & prosedur VeRP
VeRP dan Hukum…

• VeRP  alat bukti di pengadilan.


• Membantu hakim dalam menentukan putusan
bagi pelaku.
• Psikiater saat dimintakan bantuan untuk
membuat VeRP  wajib melakukan
Dasar Hukum Pemeriksaan Psikiatri Forensik

• UU Kesehatan nomor 36 /2011


– Pasal 150:
• (1)Pemeriksaan kesehatan jiwa untuk kepentingan
penegakan hukum (visum et repertum psychiatricum)
hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis
kedokteran jiwa pada fasilitas pelayanan kesehatan.
• (2)Penetapan status kecakapan hukum seseorang yang
diduga mengalami gangguan kesehatan jiwa dilakukan
oleh tim dokter yang mempunyai keahlian dan
kompetensi sesuai dengan standar profesi.
Aspek Legal dalam VeRP
• Harus ada  surat permintaan resmi tertulis:
– penyidik kepolisian, penyidik komisi pemberantasan
korupsi/KPK, atau penyidik BNN
• Informed consent  meski diwajibkan tetap
dilakukan penjelasan pada terperiksa
• Hasil pemeriksaan bersifat rahasia, hanya
diberikan pada penyidik
Pedoman Pembuatan VeRP
Surat permintaan
tersangka VeRP dr penyidik terperiksa

VeRP
observasi
Pidana

• Kemampuan tanggung jawab • 14 hari dpt diperpanjang (Dir


• Dapat diajukan dalam sidang Keswa)
pengadilan • 3-6 mgg (UU Keswa ‘65)
• < 90 hr (KUHAP hak asasi)
• Cakap dalam lalu lintas hukum
• tdk diberi obat kecuali
agresif, tentamen suicide
Prosedur Pembuatan VeRP
1. Harus ada surat permintaan tertulis dari
penegak hukum (pemohon), yg ditujukan
kepada kepala sarana yankeswa pemerintah
2. Permintaan tertulis harus berisi:
a. Identitas lengkap pemohon
b. Identitas lengkap tersangka
c. Alasan permintaan VeRP
d. Berita acara pemeriksaan (BAP)

VeRP Pidana 20
3. Tersangka diobservasi se-lama2-nya 14 hari dan
dapat diperpanjang bila diperlukan, dengan
persetujuan tertulis pemohon, dg memperhatikan
masa penahanan
4. Permohonan perpanjangan observasi dilakukan
secara resmi dan tertulis
5. Selama diobservasi tersangka harus mendapat
penjagaan dari pihak pemohon dan tidak
diperkenankan menerima kunjungan kecuali dg
persetujuan kepala sarana yankeswa (di bawah
pengawasan dokter yang bertugas)
6. Selama observasi tidak dilakukan terapi,
kecuali dlm kead darurat medik tertentu (th/
sementara) atau setelah VeRP selesai dg
sepengetahuan instansi pemohon
7. Selama proses observasi tersangka tidak dpt
dibawa keluar dari sarana yankeswa kecuali
utk pmr penunjang medis
8. Setelah proses observasi selesai, terperiksa
harus dibawa kembali oleh instansi pemohon
dan VeRP sdh hrs diserahkan dalam 7 hari
pasca observasi
9. Pembiayaan ditanggung oleh instansi
pemohon atau keluarga tersangka
Yang berhak menjadi pemohon
1. Penyidik (KUHAP ps 120): polisi, KPK
2. Penuntut umum dalam hal tindak pidana khusus (ps
120, ps 284): jaksa, KPK
3. Hakim pengadilan (ps 180, ay 1)
4. Tersangka/terdakwa/korban melalui pejabat sesuai
dg tingkatan proses pemeriksaan (ps 65, ps 180, ay
1,2,3, & 4)
5. Penasehat hukum/pengacara melalui pejabat sesuai
dg tingkatan proses pemeriksaan (ps 180, ay 1 & 2)

VeRP Pidana 24
Pembuat VeR Psychiatricum
• Psikiater (Dokter SpKJ): yang memegang ijazah
spesialis kedokteran jiwa yg diakui sah dan memiliki
surat izin praktik (SIP) di Indonesia
• dari institusi/sarana yankeswa tempat pembuatan
VeRP sebagai ketua tim
• Anggota tim sesuai kebutuhan, antara lain:
– Dokter SpKJ lainnya
– Dokter spesialis lainnya
– Psikolog klinis

VeRP Pidana 25
Institusi/sarana Pelayanan
Kesehatan Jiwa
• RS Jiwa Pemerintah
• RSU Pemerintah/TNI/POLRI bagian Kedokteran
Jiwa

VeRP Pidana 26
Contoh Visum et Repertum
Psychiatricum
identitas pemeriksa

identitas peminta

identitas terperiksa
Pemeriksaan
dilakukan
dalam
beberapa sesi

Alloanamnesis

Analisis
medikolegal

Pelaporan consent
Metode:
play interview
technique

Nilai apakah
kemampuan
berbahasa
sesuai tahapan
perkembangan
usia
Terdapat inkonsistensi dari informasi yang diberikan,
dapat disebabkan oleh memori atau fantasi anak
Terperiksa telah memperoleh informasi seksual dari sumber lain.
Terperiksa mengetahui bahwa hal tersebut salah sehingga ia
menutupi dari ibunya
Diperoleh adanya perubahan emosi dan perilaku pada anak
PENTING DICANTUMKAN AMBIGUITAS YANG DITEMUKAN
PADA PEMERIKSAAN

Anda mungkin juga menyukai