Anda di halaman 1dari 63

IMMUNISASI

RA AL-AMIN 18 OKTOBER 2013


Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan
dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik,
mental, spiritual dan sosial. (UU no 23/2002)

Setiap anak berhak memperoleh


imunisasi dasar sesuai dg
ketentuan utk mencegah
terjadinya penyakit yg dapat
dihindari melalui imunisasi (UU no
36/2009)

Pemerintah wajib
memberikan imunisasi
lengkap kepada setiap bayi
dan anak (UU no 36/2009)
IMUNISASI

upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga dapat mencegah /
mengurangi pengaruh infeksi
organisme alami atau "liar"

Vaksin adalah bahan antigenik yg


digunakan utk menghasilkan
kekebalan aktif
DEFINISI
SUATU UPAYA UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN
TERHADAP SUATU PENYAKIT DGN CARA
MEMASUKKAN KUMAN ATAU BIBIT KUMAN YG
TELAH DILEMAHKAN ATAU DIMATIKAN (ANTIGEN)
KE DALAM TUBUH.
Mengapa imunisasi?
upaya pencegahan
paling cost effective

selain dapat mencegah penyakit bagi


diri sendiri tetapi juga dapat
melindungi orang disekitarnya

Menggunakan vaksin produksi


dlm negeri sesuai standar aman
WHO
TUJUAN
DENGAN MASUKNYA ANTIGEN TERSEBUT AGAR
TUBUH MEMILIKI KEKEBALAN SPESIFIK TERHADAP
PENYAKIT TERTENTU YG BERBAHAYA DAN
MENGANCAM JIWA
Tujuan Program Imunisasi

Menurunkan kesakitan & kematian


akibat Penyakit-penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
MANFAAT IMUNISASI
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah virus Hepatitis B
yang dapat menyerang dan merusak hati, bila
berlangsung sampai dewasa dapat menjadi kanker
hati.
Imunisasi Polio untuk mencegah serangan virus polio
yang sapat menyebabkan kelumpuhan.
Imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis paru,
kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa
menimbulkan kematian atau kecacatan.
Imunisasi Campak untuk mencegah radang paru, diare,
dan radang otak karena virus campak.
MANFAAT IMUNISASI
Imunisasi DPT untuk mencegah 3 penyakit,
yaitu Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri
dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan
jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang dapat
melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat
dapat menyebabkan infeksi saluran nafas berat
(pneumonia). Kuman Tetanus mengeluarkan racun
yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot
menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas.
Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Polio Difteri Tetanus

Tuberculosis
Hepatitis B
Pertusis

Campak
ANAK DENGAN POLIO

11
ANAK DENGAN CAMPAK
9
December
2017

12
9
December
2017

ANAK DENGAN pertusis


ANAK DENGAN TETANUS
9
December
2017
ANAK DENGAN VARICELLA
9
December
2017
ANAK DENGAN GONDONG
9
December
2017
VAKSIN
Saat ini telah ada beberapa jenis vaksin yang
telah disediakan oleh pemerintah untuk
imunisasi rutin, yaitu Hepatitis B, Polio, BCG,
DPT, Campak dan vaksin-vaksin untuk jamaah
haji (Meningitis). Disamping itu, ada beberapa
imunisasi lain yang memang belum disediakan
oleh pemerintah.
JENIS VAKSIN

VAKSIN HIDUP VAKSIN MATI

DARI BAKTERI/VIRUS DARI BAKTERI/VIRUS


YG DILEMAHKAN : YG SDH MATI.
OPV (ORAL POLIO CONTOH : DPT,
VACCINE), CAMPAK, HEPATITIS A, HEPATITIS
MMR
(MUMPS,MEASLES,RUB B.
ELLA), VARICELLA
(CACAR AIR), BCG
Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri Vaksin Virus

Campak
BCG Parotitis
Vaksin OPV
Rubela
Hidup Yellow
Varisela
Fever

Difteria Meningo Influenza


Vaksin Tetanus Pneumo IPV
Inaktif Pertusis Hib Rabies
Kolera Typhoid Vi Hepatitis B
Hepatitis A
Sejarah Imunisasi di Indonesia
Th. 1956 Imunisasi Cacar
Th. 1973 Imunisasi BCG
Th. 1974 Imunisasi TT pada ibu hamil
Th. 1976 Imunisasi DPT untuk bayi
Th. 1977 WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai
upaya Global (EPI-Expanded Program on Immunization)
Th. 1980 Imunisasi Polio
Th. 1982 Campak
Tn. 1990 Indonesia mencapai UCI Nasional
Th. 1997 Imunisasi Hepatitis.B
Th. 2004 Introduksi DPT/HB di 4 propinsi (Tahap I)
Tn. 2007 DPT/HB di seluruh Indonesia
Tn. 2007 Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine) di Provinsi DIY
Th. 2010 Imunisasi Td untuk penanggulangan KLB & BIAS Kelas II & III
Tn. 2013 Introduksi Vaksin Pentavalent (DPT/HB/Hib) di 4 Provinsi
Tahap I yaitu Jawa Barat, DIY, Bali dan NTB
JADWAL IMMUNISASI IDAI
Sasaran Imunisasi Berdasarkan Usia yang Diimunisasi
a. Imunisasi Rutin :
Bayi (0-11 bln)
Anak Batita (15-36 bln)
Anak usia sekolah dasar (BIAS).
Wanita usia subur (WUS): wanita berusia 15 39 tahun, terrmasuk Ibu
hamil (Bumil) dan Calon Pengantin (Catin)

b. Imunisasi Tambahan
Bayi dan anak
- Kampaye, SubPIN, PIN
Heb B /
(HB) O
-BCG
-Polio 1
-DPT/HB/Hib 1
-Polio 2
-DPT/HB/Hib 2
-Polio 3
-DPT/HB/Hib 3 CAMPAK
-Polio 4

0-7 hr

1 Bulan

2 Bulan

3 Bulan
4 Bulan
9 Bulan
Pendekatannya:
- Imunisasi lanjutan - Melalui Posyandu
DPT/HB/Hib - Melalui PAUD
CAMPAK

18 Bulan

24 Bulan
Imunisasi Dasar Lengkap
& booster pertama

-DT - Td
-Campak

1 SD 2 SD 3 SD

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH


DPT 1

DPT 2
Status TT1 s.d TT5 :
Dihitung Sejak Imunisasi
3 TAHUN Dasar Pada Bayi

DT KLS 1 SD

5 TAHUN

Td KLS 2 SD

10 TAHUN
TT WUS
Td KLS 3 SD

25 TAHUN
X
Q & A IDAI
Adakah yang dapat menggantikan
imunisasi untuk memberikan kekebalan
spesifik terhadap penyakit ?
Tidak ada satupun badan penelitian di dunia yang menyatakan bahwa
kekebalan akibat imunisasi dapat digantikan oleh zat lain, termasuk ASI,
nutrisi, maupun suplemen herbal, karena kekebalan yang
dibentuk sangat berbeda.
ASI, nutrisi, suplemen herbal, maupun kebersihan Pertahanan tubuh secara
umum,
IMUNISASI membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu yang
berbahaya.
Apabila jumlah kuman banyak dan ganas perlindungan umum tidak
mampu melindungi bayi, sehingga masih dapat sakit berat, cacat atau mati.
Q & A IDAI
Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan spesifik
(antibodi) terhadap kuman, virus atau racun kuman tertentu.
Setelah antibodi terbentuk, vaksin akan bekerja lebih cepat,
efektif dan efisien untuk mencegah penularan penyakit
yang berbahaya.

Selain diberi imunisasi, bayi tetap diberi ASI eksklusif,


makanan pendamping ASI dengan nutrisi lengkap dan
seimbang, kebersihan badan dan lingkungan. Suplemen
diberikan sesuai kebutuhan individual yang bervariasi.
Selain itu bayi harus mendapat perhatian dan kasih sayang
serta stimulasi bermain untuk mengembangkan kecerdasan,
kreatifitas dan perilaku yang baik.
Q & A IDAI
Benarkah bayi dan balita yang
tidak diimunisasi lengkap, rawan
tertular penyakit berbahaya ?
Benar...
Banyak penelitian imunologi dan epidemiologi di berbagai
negara membuktikan bahwa bayi dan balita yang tidak
diimunisasi lengkap, tidak mempunyai kekebalan spesifik
yang optimal terhadap penyakit menular berbahaya.
Mereka mudah tertular penyakit tersebut, dapat menderita
sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, menyebar luas,
terjadi wabah, menyebabkan banyak kematian dan cacat.
RING OF VACCINATION
FAKTA
Wabah polio tahun 2005-2006 di Sukabumi karena banyak bayi
balita tidak diimunisasi polio, dalam beberapa bulan virus polio
menyebar cepat ke Banten, Lampung, Madura, sampai Aceh,
menyebabkan 385 anak lumpuh permanen.
Wabah campak di Jawa Tengah dan Jawa Barat 2009-2011
mengakibatkan 5818 anak di rawat di rumah sakit, 16
anak meninggal, terutama yang tidak diimunisasi campak.
Wabah difteri dari Jawa Timur 2009 2011 menyebar ke
Kalimantan Timur, Selatan, Tengah, Barat, DKI Jakarta,
menyebabkan 816 anak harus di rawat di rumah sakit, 54
meninggal, terutama yang imunisasinya belum lengkap atau belum
pernah imunisasi DPT.
Sumber : IDAI & DEPKES
FAKTA
Wabah polio di beberapa propinsi tahun 2005-2006
telah berhasil dihentikan dengan imunisasi polio rutin dan
tambahan secara serentak pada semua bayi/balita
melalui beberapa kali Pekan Imunisasi Polio Nasional.
Wabah campak di beberapa propinsi tahun 2009- 2011
telah berhasil dihentikan dengan imunisasi campak rutin
dan tambahan pada semua bayi balita 9 59 bulan di
semua propinsi secara terusmenerus.
Wabah difteri di beberapa propinsi tahun 2009 2011
telah berhasil dihentikan dengan imunisasi DPT rutin dan
tambahan pada semua bayi balita di beberapa propinsi.
Sumber : IDAI & DEPKES
FAKTA
Badan penelitian di berbagai negara membuktikan
bahwa dengan meningkatkan cakupan imunisasi,
maka penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi berkurang secara bermakna. Oleh
karena itu saat ini program imunisasi dilakukan
terus menerus di banyak negara. Semua negara
berusaha meningkatkan cakupan agar lebih dari
90%.
FAKTA

Di Indonesia, terjadi wabah polio 2005-


2006 karena banyak bayi yang tidak
diimunisasi polio, maka menyebabkan
385 anak lumpuh permanen. Setelah
digencarkan imunisasi polio, sampai saat
ini tidak ada lagi kasus polio baru.
ISU ZAT BABI
Benarkah proses pembuatan vaksin BERSINGGUNGAN
dgn zat dari Babi?
KANDUNGAN VAKSIN

Kandungan Vaksin terdiri dari :


Zat utama disebut ANTIGEN.
Zat2 lain disebut ADITIF.
ANTIGEN
Kandungan utama vaksin, berfungsi merangsang sistem
imun tubuh, agar tubuh kenal Oh, si antigen X ini sdh
pernah datang nih

ANTIGEN ini dpt merupakan bakteri/virus yg


dilemahkan, mati total atau rekayasa genetika. Setiap
bakteri/virus punya antigen yg KHAS tubuh akan
ingat SEUMUR HIDUP Saat ada yg menyerang,
tubuh sudah kenal. Dimusnahkan sebelum jd
penyakit

Agar OPTIMAL, antigen harus dilengkapi dengan ZAT


ADITIF sehingga kualitas tetap terjaga.
CARA KERJA VAKSIN
ZAT ADITIF
ZAT ADITIF , terdiri dari :
ADJUVANTS

PRESERVATIVES

STABILIZER
ADJUVANT
Fungsinya memaksimalkan respons sistem imun tubuh.
ANTIGEN+ADJUVANT dikenali jauh lbh cepat oleh tubuh
drpd ANTIGEN saja
ADJUVANT yg paling sering digunakan: Garam Aluminium.
Dosis garam alum yg diizinkan 1.14 mg/dosis vaksin
(ketentuan FDA, Badan POM Amerika)
Dosis yg diizinkan itu KECIL SEKALI dibanding DOSIS YG
DPT DITOLERANSI TUBUH
Krn isunya berkembang terus, Mei 2000, FDA undang
ratusan ahli vaksin dr seluruh dunia. Baik yg pro/kontra thd
Alum PENGGUNAAN GARAM ALUMINIUM PADA
VAKSIN DINYATAKAN AMAN DAN EFEKTIF
PRESERVATIVES
Fungsinya: mencegah tumbuhnya bakteri/jamur
selama proses pembuatan Vaksin
Tidak semua vaksin gunakan PRESERVATIVES.
Terutama digunakan di kemasan vaksin multidosis.
Utk cegah pertumbuhan mikroorganisme.
Saat ini, hanya ada 4 jenis PRESERVATIVES yg
diizinkan digunakan. Yg paling terkenal
THIMEROSAL (turunan merkuri).
PRESERVATIVES
Thimerosal bahan merkuri yang digunakan sebagai pengawet
berbagai macam vaksin terutama yang digunakan secara berulang
atau split dose/multidose.
Merkuri yang terdapat dalam Thimerosal (ethyl merkuri) berbeda
dengan metil merkuri yang diasosiasikan sebagai material yang
bereaksi toxic pada manusia.
Kekhawatiran penggunaan thimerosal akumulasi pengguna
merkuri dari jenis vaksin yang berbeda.
Sebagai pengawet batas ambang penggunaan thimerosal yang
diperbolehkan adalah 0.003%-0.01% dan dalam HB VAX hanya
mengandung 0.005%, jumlah yang sangat kecil sekali dan sangat
aman.
Vaksin yang mengandung thimerosal sudah digunakan lebih dari 60
tahun diseluruh dunia, membantu menyelamatkan berjuta-juta anak
dari ancaman penyakit yang berbahaya tanpa adanya laporan
efek samping yang serius dari thimerosal tersebut.
PRESERVATIVES
Isu aman tidaknya Thimerosal ini mulai
awal 1990 di negara-negara Barat.
Beberapa ahli menduga: merkuri
sebabkan autisme & ADHD
Seperti biasa, kalau ada isu, ahli-ahli
dari SELURUH DUNIA kumpul. Diskusi
ilmiah. Adu data. Tanpa prasangka,
apalagi teori konspirasi
KOMPOSISI VAKSIN
BCG : thimerosal free
DPT & DT : yang diproduksi oleh BioFarma masih ada
thimerosalnya 25 ug. Tetract Hib Aventis (gabungan
DPT dengan Hib) masih ada thimerosal < 0,5 ug. DTPa
Infanrix (Glaxo Smith Klaine/GSK) thimerosal free.
Begitu juga dengan DTPa Tripacel Aventis thimerosal
free. Harga sekitar 300-400 ribu
Polio : thimerosal free
Hepatitis : Engerix-B-nya Glaxo/GSK thimerosal free,
sedangkan Euvax-nya Aventis trace 0,05 ug/dosis
Hib : Hiberix & Act Hib thimerosal free
Thiperix : thimerosal free
Varilrix : thimerosal free
KOMPOSISI VAKSIN
Influenza:
Fluvirin yang masih menggunakan preservatif dari Novartis Vaccines and Diagnostics Ltd, konsentrasi thimerosalnya 0,01% (kandungan
merkurinya 25 g/0,5 mL dosis). Novartis sendiri telah mengeluarkan Fluvirin yang bebas preservatif (dengan kandungan merkuri <1g
Hg/0,5mL dosis);
Afluria keluaran CSL Limited, konsentrasi thimerosalnya 0,01% (multidosis) atau kandungan merkurinya 24,5 g/0,5 mL (multidosis);
Fluzone keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 g/0,5 mL dosis (catatan: Sanofi Pasteur
Inc sudah mengeluarkan Fluzone yang bebas thimerosal);
Fluarix keluaran GlaxoSmithKline Biologicals, konsentrasi thimerosal < 0,0004% atau kandungan merkurinya < 1 g/0,5 ml dosis;
FluLaval keluaran ID Biomedical Corporation of Quebec, konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 g/0,5 ml dosis.
DTaP (difteri-tetanus-aselular pertusis): Tripedia keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosal 0,00012% atau
kandungan merkurinya 0,3 g/0,5 mL dosis.
DT (difteri-tetanus) keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosal < 0,00012% (dosis tungal) atau kandungan
merkurinya < 0,3 g/0,5mL dosis. Untuk DT keluaran Sanofi Pasteur Ltd., konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan
merkurinya 25 g/0,5 mL dosis.
Td (tetanus-difteri) keluaran Mass Public Health, konsentrasi thimerosal 0,0033% atau kandungan merkurinya 8,3 g/0,5 mL
dosis; Decavac keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosalnya 0,00012% atau kandungan merkurinya 0,3
g/0,5 ml dosis.
TT (tetanus) keluaran Sanofi Pasteur, Inc., konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 g/0,5 mL dosis.
HepA/HepB: Twinrix keluaran GlaxoSmithKline Biologicals, konsentrasi thimerosalnya < 0,0002% atau kandungan
merkurinya < 1 g/1mL dosis.
Japanese Encephalitis: JE-VAX keluaran Research Foundation for Microbial Diseases of Osaka University, konsentrasi
thimerosalnya 0,007% atau kandungan merkurinya 35 g/1,0mL dosis atau 17,5 g/0,5 mL dosis.
Meningokokus: Menomune A, C, AC dan A/C/Y/W-135 keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosal 0,01%
(multidosis) atau kandungan merkurinya 25 g/0,5 dosis. Yang dosis tunggal bebas thimerosal.
STABILIZER
Fungsi STABILIZER: menstabilkan vaksin saat berada pd
kondisi ekstrem, misal. panas. Dosis yg digunakan AMAT
KECIL: < 10 mikrogram.

Jenis STABILIZERS: gula (sukrosa & laktosa), asam amino


(glisin, asam glutamat) atau protein (albumin, gelatin)

Isu STABILIZERS: penggunaan stabilizer jenis protein


(terutama gelatin) sebabkan reaksi alergi. Fakta:
kejadiannya amat sangat jarang.
LAIN-LAIN
Selain ANTIGEN & ZAT ADITIF,
terkadang VAKSIN memiliki residu yg timbul
selama proses pembuatan.

Residu berupa: formaldehid, antibiotik,


partikel2 mikroorganisme. Namanya jg residu,
kadarnya amat kecil, bahkan sering tak
terdeteksi
PROSES PEMBUATAN VAKSIN
TAHAPAN PRODUKSI VAKSIN
TAHAPAN PROSES PRODUKSI VAKSIN

Tahapannya: bibit vaksin -> fermentasi -> panen


-> inaktivasi -> purifikasi -> ultrafiltrasi ->
formulasi/kemasan

Saat proses kultur substrat utk menumbuhkan bibit


BEBERAPA (tak semua) vaksin, diperlukan
penggunaan enzim, namanya TRIPSIN.
TAHAPAN PROSES PRODUKSI VAKSIN

Reaksi kimia takkan mungkin berjalan tanpa


bantuan TRIPSIN. Akibatnya proses
produksi vaksin pasti gagal tanpa Tripsin.

Saat ini, SATU-SATUNYA Tripsin yg bisa digunakan


utk proses ini bersumber dari organ pankreas babi.
Di sini letak perdebatannya.
TAHAPAN PROSES PRODUKSI VAKSIN

Proses produksi vaksin Ada ULTRAFILTRASI. Di sini


secara kimiawi, unsur tripsin babi td HILANG krn
DISARING sedemikian kecilnya dgn NANOPARTIKEL

Pendapat lain: sekali bersinggungan dgn unsur dr


babi, ya seterusnya akan tetap babi. Lalu
bagaimana?
VAKSIN HALAL ?
Soal ini, sudah ada Fatwa Ulama seluruh dunia,
termasuk negara2 Arab. Apa kata ahlinya?

Ulama: Vaksin tetap HALAL. Krn tanpa vaksin, byk


penyakit infeksi MEMATIKAN. Manfaat lbh besar dr
mudharat. Ingat pula ULTRAFILTRASI tadi.
VAKSIN HALAL ?
Ulama: vaksin HALAL krn pengganti Tripsin babi
BELUM ADA. Ulama terus anjurkan TEMUKAN
Tripsin non-babi. Tetapi Tidak mudah.

Tak semua vaksin gunakan Tripsin Babi. Yg gunakan


antara lain: Vaksin Rotavirus (diare), beberapa
vaksin Flu, dan OPV (Oral Polio Vaccine)
PRODUKSI VAKSIN DI INDONESIA
Di Indonesia Vaksin diproduksi oleh PT.Bio farma
(Persero) yang berlokasi di Bandung.

Dari pihak PT Bio Farma (Persero) sendiri


menekankan ada beberapa hal yang perlu
diklarifikasi, yaitu:
KLARIFIKASI PT. BIOFARMA
1. Tripsin bukan bahan pembuat vaksin, tapi untuk
harvest sel (panen) yang digunakan untuk media virus.
Tripsin merupakan bahan untuk melepaskan sel dari
tempat merekatnya virus pada media virus.
2. Tripsin kemudian dibuang dan ada proses pencucian,
dan kemudian pelarutan dengan air dalam jumlah
yang sangat besar.
3. Pada produk final tidak ditemukan unsur tripsin.
KLARIFIKASI PT. BIOFARMA
"Untuk vaksin lainnya kita tidak menggunakan tripsin
seperti polio. Dengan demikian, bisa dijelaskan vaksin
adalah suatu medikasi yang sifatnya urgent, bukan
pilihan seperti makanan," (dr Novilia Sjafri Bachtiar,
M.Kes, Kepala Bagian Evaluasi Produk PT Bio Farma
(Persero))
Sebagai informasi, sejak tahun 1997 sampai saat ini,
PT Bio Farma pun telah mengekspor produknya ke 120
negara, termasuk 36 negara dengan penduduk
mayoritas beragama Islam seperti Iran, Pakistan,
Malaysia, Mesir dan negara lainnya seperti India,
Thailand, Afrika Selatan dan lainnya.
KLARIFIKASI PT. BIOFARMA
Di dalam negeri pengawasan dilakukan oleh badan POM
dan untuk ekspor dilakukan penilaian kualitas dan mutu
vaksin oleh World Health Organization (WHO).

"Perihal kehalalan vaksin dipertanyakan sejak tereksposnya


penggunaan tripsin (enzim babi) pada vaksin polio. Untuk
itu sudah ada fatwa MUI bahwa penggunaan vaksin OPV
(Oral Polio Vaccine) maupun IPV (Inactivated Poliovirus
Vaccines atau vaksin polio khusus) diperbolehkan, bisa
dilihat pada website MUI," lanjut dr Novilia.
KLARIFIKASI PT. BIOFARMA
Pembuatan semua vaksin di Indonesia sendiri
dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero). Kelima
vaksin dasar lengkap yakni Hepatitis B, Imunisasi
BCG, Polio, Imunisasi DPT, Imunisasi Campak juga
dibuat Bio Farma dan sudah dibolehkan Majelis
Ulama Indonesia (MUI).
vaksin memiliki profil keamanan yg sangat baik. Sdh
terbukti manfaatnya. Jangan ragu.

SEMUA VAKSIN YG ADA DI INDONESIA SUDAH


DINYATAKAN HALAL OLEH MUI.
KESIMPULAN
Imunisasi adalah hak anak.
Imunisasi adalah untuk kepentingan anak.
Imunisasi merupakan upaya paling efektif
mencegah dan memutuskan rantai penularan
penyakit berbahaya.
Imunisasi tidak hanya berguna untuk diri sendiri
tetapi juga berguna bagi orang lain disekitarnya.
TDK ADA TEORI KONSPIRASI, BARAT/YAHUDI ingin
singkirkan ORANG ISLAM. Nyatanya, mereka
divaksin dgn vaksin YG SAMA.
SARAN

Mari kita cegah penularan penyakit,


wabah, sakit berat, cacat dan kematian
bayi dan balita dengan imunisasi dasar
lengkap, untuk membangun generasi
muda Indonesia yang sehat dan sejahtera
FOR YOUR KINDLY ATTENTION

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai