Anda di halaman 1dari 31

Presentations are communication tools that can be used as

demonstrations, lectures, speeches, reports, and more. It is


mostly presented before an audience. It serves a variety of
purposes, making presentations powerful tools for convincing
and teaching.

CARDIOLOGY AND VASCULAR DEPARTMENT


HASANUDDIN UNIVERSITY
MAKASSAR
2021
dr Indah Chaerunnisa
01 AKSI POTENSIAL OTOT JANTUNG

02 SISTEM ACUAN SADAPAN


EKG

03 LANGKAH PENGAKTIFAN JANTUNG NORMAL

04 INTERPRETASI EKG
AKSI POTENSIAL OTOT JANTUNG
SISTEM ACUAN
SISTEM SADAPAN
ACUAN SADAPANELEKTROKARDIOGRAM
ELEKTROKARDIOGRAM

Sebuah EKG yang lengkap dihasilkan dengan merekam


aktivitas listrik di antara elektroda dalam pola yang
spesifik. Hal ini akan menghasilkan enam acuan aksis
pada bidang depan tubuh (sadapan ekstremitas) dan
enam pada bidang transversal (sadapan dada)
SISTEM ACUAN SADAPAN ELEKTROKARDIOGRAM

Unipolar

Bipolar
SISTEM ACUAN
SISTEM SADAPAN
ACUAN SADAPANELEKTROKARDIOGRAM
ELEKTROKARDIOGRAM

Precordial
URUTAN
SISTEM PENGAKTIFAN JANTUNG NORMAL
ACUAN SADAPAN ELEKTROKARDIOGRAM

Konduksi impuls listrik di sepanjang jantung merupakan proses yang


teratur. Detak jantung normal di mulai di nodus sinoatrial yang
terletak pada pertemuan atrium kanan dengan vena kava superior
URUTAN PENGAKTIAN
SISTEM ACUAN JANTUNG NORMAL
SADAPAN ELEKTROKARDIOGRAM

Setiap detak jantung digambarkan pada EKG dengan tiga defleksi


utama yang merekam langkah-langkah perambatan listrik pada
jantung
1. Gelombang P
2. Kompleks QRS
3. Gelombang T
4. Gelombang U
URUTAN PENGAKTIAN JANTUNG NORMAL
Depolarisasi ventrikel yang normal pada bidang frontal
URUTAN PENGAKTIAN JANTUNG NORMAL
Depolarisasi ventrikel yang normal pada bidang transversal
INTERPRETASI EKG
Berikut ini merupakan langkah yang umum untuk melakukan analisis
EKG:
1. Periksa kalibrasi voltase
2. Irama jantung
3. Frekuensi denyut jantung
4. Interval (PR, QRS, QT)
5. Aksis QRS
6. Abnormalitas gelombang P
7. Abnormalitas QRS
8. Abnormalitas segmen ST dan gelombang T
1. Periksa Kalibrasi Voltase (Denyut Jantung)

Mesin EKG secara rutin menggambarkan penanda vertikal 1,0 mV


pada awal atau akhir dari setiap perekaman 12 sadapan untuk
menunjukkan kalibrasi voltase dari mesin EKG. Pada pengaturan
normal, setiap 1 mm kotak ventrikel pada kertas EKG
merepresentasikan 0,1 mV sehingga perekaman sinyal menunjukkan
defleksi 10 mm
2. Irama Jantung

Perekaman EKG menunjukkan irama sinus jika kriteria berikut


ini dijumpai:
1.Setiap gelombang P diikuti gelombang QRS
2.Setiap gelombang QRS diikuti gelombang P
3.Gelombang P ke atas di sadapan I, II dan III
4.Interval PR lebih panjang dari 0,12 detik
3. Frekuensi Denyut Jantung

Pertama, hitung jumlah kotak kecil diantara dua kompleks QRS (diantara dua denyut).
Pada contoh ini terdapat 23 mm diantara dua denyut pertama. Karenanya, denyut
jantung = 1500/ 23 = 65 kali per menit
3. Frekuensi Denyut Jantung

Kompleks QRS kedua terletak diantara 75 dan 60 denyut per menit, oleh karena itu
frekuensi denyut jantung terletak diantaranya, yaitu sekitar 67 denyut per menit.
3. Frekuensi Denyut Jantung

Untuk menghitung denyut jantung, hitung jumlah komplek QRS diantara 3 detik (6
denyut dalam contoh ini) dan dikalikan 20 sehingga denyut jantung yang didapat
adalah 120 kali per menit
4. Aksis Jantung

Rerata aksis QRS menggambarkan nilai rata-rata dari


aktifitas listrik sesaat, yang terbentuk pada saat depolarisasis
ventrikel yang diukur pada bidang frontal. Nilai normalnya
adalah antara -30 hingga +90.
4. Aksis Jantung
Deviasi aksis ke kanan
• hipertrofi ventrikel kanan
• beban jantung kanan akut (pada emboli
paru masif)
• blok fasikular posterior kiri

Deviasi aksis ke kiri


• infark dinding inferior miokard
• blok fasikular anterior kiri
• hipertrofi ventrikel kiri
4. Aksis Jantung
1. Periksa sadapan I dan II. jika kedua QRS
dominan ke atas, maka aksis jantung normal dan
pemeriksaan aksis telah selesai. Jika tidak, maka
lanjutkan ke langkah berikutnya.

2. Periksa keenam sadapan ekstremitas dan


tentukan yang mana yang memiliki kompleks QRS
yang paling isoelektrik. Rerata aksis adalah yang
tegak lurus pada sadapan tersebut.

3. Periksa sadapan yang tegak lurus terhadap


sadapan yang memiliki kompleks yang isoelektrik.
Jika QRS pada sadapan tegak lurus tersebut
dominan ke atas, maka rerata aksis mengarah ke
kutub (+) sadapan tersebut. Jika dominan negative
maka aksis akan mengarah ke kutub (-) sadapan
tersebut.
5. Abnormalitas Gelombang P
5. Abnormalitas Kompleks QRS

Hipertrofi Ventrikel Kanan. RAD, gelombang R tinggi • Hipertrofi Ventrikel Kiri. Bisa LAD, amplitudo gel. R pada
sadapan V1 (R>S), sadapan V6, gelombang S>R sadapan di atas ventrikel kiri meningkat (V5, V6). Amplitudo
gel. S meningkat di sadapan ventrikel kanan atau V1, V2
5. Abnormalitas Kompleks QRS

RBBB. Interval QRS >0,12 detik. RSR’ di V1 dan V2 • LBBB. Kompleks QRS >0,12 detik. QRS pada sadapan lateral (I,
(telinga kelinci). Gel. S resiprokal dalam dan terlambat di AVL, V5, V6), gel. R melandai puncak melebar atau bertakik.
sadapan lateral kiri (I, AVL, V5, V6) Gel. S di sadapan V1 V2 dalam, lebar, resiprokal.
5. Abnormalitas Kompleks QRS

Blok Fasikula

Blok Fasikula Anterior Kiri


• Deviasi aksis ke kiri
• Q kecil di sadapan I dan aVL
• R kecil di sadapan inferior (II, III, aVF)

Blok Fasikula Posterior Kiri


• Deviasi aksis ke kanan
• R kecil di sadapan I dan aVL
• Q kecil di sadapan inferior ( II, III, aVF
6. Gelombang Q Patologis pada Infark Miokard

Gelombang Q patologis lebih menonjol dengan lebar >


1mm (1 kotak kecil) atau dalam lebih dari 25% tinggi
kompleks QRS
6. Gelombang Q Patologis pada Infark Miokard
7. Abnormalitas dari Segmen ST dan Gelombang T

Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST


7. Abnormalitas dari Segmen ST dan Gelombang T

Infark Miokard Akut tanpa Elevasi ST (IMA-NEST)


7. Abnormalitas dari Segmen ST dan Gelombang T

Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST


7. Abnormalitas dari Segmen ST dan Gelombang T
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai