04 INTERPRETASI EKG
AKSI POTENSIAL OTOT JANTUNG
SISTEM ACUAN
SISTEM SADAPAN
ACUAN SADAPANELEKTROKARDIOGRAM
ELEKTROKARDIOGRAM
Unipolar
Bipolar
SISTEM ACUAN
SISTEM SADAPAN
ACUAN SADAPANELEKTROKARDIOGRAM
ELEKTROKARDIOGRAM
Precordial
URUTAN
SISTEM PENGAKTIFAN JANTUNG NORMAL
ACUAN SADAPAN ELEKTROKARDIOGRAM
Pertama, hitung jumlah kotak kecil diantara dua kompleks QRS (diantara dua denyut).
Pada contoh ini terdapat 23 mm diantara dua denyut pertama. Karenanya, denyut
jantung = 1500/ 23 = 65 kali per menit
3. Frekuensi Denyut Jantung
Kompleks QRS kedua terletak diantara 75 dan 60 denyut per menit, oleh karena itu
frekuensi denyut jantung terletak diantaranya, yaitu sekitar 67 denyut per menit.
3. Frekuensi Denyut Jantung
Untuk menghitung denyut jantung, hitung jumlah komplek QRS diantara 3 detik (6
denyut dalam contoh ini) dan dikalikan 20 sehingga denyut jantung yang didapat
adalah 120 kali per menit
4. Aksis Jantung
Hipertrofi Ventrikel Kanan. RAD, gelombang R tinggi • Hipertrofi Ventrikel Kiri. Bisa LAD, amplitudo gel. R pada
sadapan V1 (R>S), sadapan V6, gelombang S>R sadapan di atas ventrikel kiri meningkat (V5, V6). Amplitudo
gel. S meningkat di sadapan ventrikel kanan atau V1, V2
5. Abnormalitas Kompleks QRS
RBBB. Interval QRS >0,12 detik. RSR’ di V1 dan V2 • LBBB. Kompleks QRS >0,12 detik. QRS pada sadapan lateral (I,
(telinga kelinci). Gel. S resiprokal dalam dan terlambat di AVL, V5, V6), gel. R melandai puncak melebar atau bertakik.
sadapan lateral kiri (I, AVL, V5, V6) Gel. S di sadapan V1 V2 dalam, lebar, resiprokal.
5. Abnormalitas Kompleks QRS
Blok Fasikula