Anda di halaman 1dari 36

Psikiatri Forensik

Dr. Dan Hidayat SpKJ


FK UKRIDA
2014

Psikiatri forensik-dh 1
Praktik psikiatrik dipengaruhi oleh 4 faktor
utama:
(1) Profesional, etik dan legal
(2) Hak pasien
(3) Ketetapan pengadilan, badan legislatif, agen
peraturan pemerintah dan badan perizinan
(4) Kode etik dan pedoman praktik (standar pelayanan
profesi/medik)
Semua faktor ini berada dalam wilayah psikiatri
forensik. Kata forensik berarti berkaitan dangan
hukum.

Psikiatri forensik-dh 2
Psikiatri forensik

Satu subspesilisasi psikiatri dimana


pengetahuan dan ketrampilan pakar psikiatri
digunakan dalam masalah hukum yang
berkaitan dengan hukum perdata, hukum
pidana, perbaikan atau masalah legislatif

Simon, R.I., Gold, L.H., Textbook of Forensic Psychiatry, 1st edition, The American Psychiatric
Publishing, Washington, DC; London, England 2004
Psikiatri forensik-dh 3
Perkara perdata
Kontrak perjanjian
Pembuatan surat wasiat
Kesaksian di pengadilan
Kemampuan melakukan segala macam urusan
(kompetensi umum)
Ketidakmampuan secara psikiatrik

Psikiatri forensik-dh 4
Pasal 433 KUH Perdata
Setiap orang dewasa yang selalu
berada dalam keadaan dungu, sakit
otak atau mata gelap harus ditaruh di
bawah pengampuan, pun jika ia
kadang2 cakap mempergunakan
pikirannya.

Psikiatri forensik-dh 5
Orang yang berwenang membuat
keputusan tentang kapasitas seseorang
juga tidak harus seorang hakim di
pengadilan.
Pengadilan diperlukan dalam hal
memutuskan tentang perlu atau tidaknya
pengampuan secara hukum dan siapa
yang diangkat sebagai pengampu.

Mental Capacity Act 2005 Code of Practice. Available at www.justice.gov.ukdocsmca-


cp-plain1. Psikiatri forensik-dh 6
Bantuan profesional tertentu (psikiater,
neurolog, psikolog, pekerja sosial, atau ahli
lain) diperlukan dalam membuat putusan
pengadilan
Kapasitas seseorang dalam membuat
keputusan yang relatif sederhana dan yang
tidak berimplikasi hukum yang kuat dapat
saja dibuat oleh orang yang merawatnya (carer,
guardian, keluarga, dll).

Mental Capacity Act 2005 Code of Practice. Available at www.justice.gov.ukdocsmca-


cp-plain1. Psikiatri forensik-dh 7
Semakin kompleks kapasitas yang akan
ditentukan, maka semakin diperlukan
ketepatannya, dan berarti semakin perlu
keahlian khusus untuk memeriksa dan
menginterpretasikan hasilnya.
Di sisi lain, seseorang yang mengajukan
pernyataan bahwa seseorang lain memiliki
gangguan atau kehilangan kapasitasnya, wajib
dapat memberikan bukti-bukti tentang
gangguan atau kehilangan kapasitas tersebut

Mental Capacity Act 2005 Code of Practice. Available at www.justice.gov.ukdocsmca-


cp-plain1. Psikiatri forensik-dh 8
Perkara pidana
Kemampuan berbuat secara kriminal
Kemampuan sebagai terdakwa
Kemampuan sebagai tergugat
Kemampuan untuk diadili
Kemampuan untuk dihukum
Gangguan psikiatrik saat melakukan kejahatan

Psikiatri forensik-dh 9
Pasal 44 KUHP
Barangsiapa melakukan perbuatan yang
tidak dapat dipertanggung-jawabkan
kepadanya karena jiwanya cacat dalam
pertumbuhan atau terganggu karena
penyakit, tidak dipidana

Psikiatri forensik-dh 10
Dasar Pertimbangan: Actus Reus Mens Rea
actus reus The wrongful deed that comprises the
physical components of a crime and that
generally must be coupled with mens rea to
establish criminal liability (responsibility)
mens rea Literally, guilty mind. One of two
fundamental aspects of any crime. The other
aspect is the act, or actus reus.

Simon, R.I., Gold, L.H., Textbook of Forensic Psychiatry, 1st edition, The American
Psychiatric Publishing, Washington, DC; London, England 2004

Psikiatri forensik-dh 11
Hukum memaafkan
Karena cacat atau sakit mentalnya, tidak dapat
memahami sifat tindakannya, atau tidak
memahami bahwa tindakannya salah
(M'Naghten rule)
Tindakannya adalah hasil dari penyakit atau
cacat mentalnya (Durham rule)
Karena cacat atau sakit mentalnya, tidak
memiliki kapasitas untuk menilai kesalahan
perbuatannya atau tidak mampu memenuhi
persyaratan hukum (ALI (American Law
Institute) test /Model Penal Code test)
Psikiatri forensik-dh 12
Masalah
Keadaan mental yang dinilai adalah keadaan saat
perbuatan pidana tersebut dilakukan, yang
kadangkala sudah lama berselang
Apakah keadaan tersebut terjadi sebelum/
sewaktu dilakukannya tindak pidana, ataukah
justru akibat dari peristiwa pidana tersebut?

Psikiatri forensik-dh 13
Dalam perkara pidana, psikiater juga dapat
diminta utk mengevaluasi:
Kapasitas seseorang untuk:
1. To confess to a crime
2. To waive Miranda rights
3. To stand trial (CST)
4. To plead guilty
5. To represent oneself
6. To be a witness, to testify
7. To be detained, to be executed
Psikiatri forensik-dh 14
Miranda rights
1. You have the right to remain silent.
2. Anything you say can and will be used
against you in a court of law.
3. You have the right to have an attorney
present during questioning.
4. If you cannot afford an attorney, one will be
appointed for you.
Do you understand these rights

From Wikipedia, the free encyclopedia


Psikiatri forensik-dh 15
Competency to Stand Trial
Refers to mental state after arrest/before
trial.
Does the defendant have a factual
understanding of the proceedings?
Does the defendant have a rational
understanding of the proceedings?
Can the defendant rationally consult with
counsel in presenting his or her own
defense?
Psikiatri forensik-dh 16
C.S.T.
The legal criteria/standard: Dusky Standard.
Specifically, does the defendant understand the
charges against him and can he assist his
attorney in his own defense?
Additional elements to consider in this case are
the defendants ability to understand the judicial
procedure, to act appropriately in a court of law,
and to utilize the available information to assist
his attorney, while suffering from a manic
episode with delusions of grandeur.
Menilai keadaan masa kini
Psikiatri forensik-dh 17
Dusky Standard
Basic requirements must be met from a neuro-
cognitive and neuro-psychiatric perspective.
The person must understand the nature of,
and be able to participate in, the
proceedings, as well as be able to assist
counsel in his/her defense.
Neuropsychological functions come into play,
such as global cognitive function and its
constituent parts (processing speed, working
memory, perceptual reasoning or problem-
solving abilities and verbal comprehension of
information).
Psikiatri forensik-dh 18
Statements of the defendant that
demonstrate the extent of his understanding
of relevant issues are provided in quotations.
This part of the report provides answers as to
whether the defendant has the ability to:
Understand his present charges
Understand his overall legal situation
Understand the roles of courtroom personnel
Distinguish between various pleas
Understand the range of possible verdicts

Psikiatri forensik-dh 19
Masalah hukum
Psikiater dapat disalahgunakan (misused) oleh
penasihat hukum terdakwa /tersangka untuk
memberikan keterangan yang meringankan
atau bahkan membebaskan terdakwa (not
guilty by reason of insanity), atau untuk
melarikan diri dari hukum (incompetence to
stand trial), atau melarikan diri dari eksekusi
(unfit to be detained)

Psikiatri forensik-dh 20
Child abuse
Menelantarkan anak
Penyiksaan terhadap anak
Kekerasan seksual thd anak
Ayla (anak yang dilacurkan)
Eksploitasi anak

Kekerasan dalam rumah tangga


Terhadap isteri/suami
Pemaksaan seksual
Ancaman penelantaran
Fisik
Mental: Intimidasi

Psikiatri forensik-dh 21
Vandalisme
Perilaku menyimpang pada seseorang yg suka
merusak lingkungan dan bertentangan dg norma-
norma masyarakat yg berlaku
Penyimpangan bisa berupa lingkungan fisik dan
seksual

Hukuman mati
Sebelum hukuman dijatuhkan tersangka mempunyai
hak tentang status psikiatrisnya.
Masih dalam perdebatan!! HAM? UUD 45?

Penentuan jenis kelamin


Terutama berkaitan dengan hak warisan

Psikiatri forensik-dh 22
Peran psikiatri dalam hukum
Membantu lembaga peradilan dalam
menentukan kondisi kesehatan mental
seseorang
Membuat visum et repertum psikiatrikum
Membuat surat keterangan kesehatan jiwa
Sebagai saksi ahli dalam peradilan
Memberikan informasi pada masyarakat luas
tentang pentingnya pemeriksaan psikiatrik
Membantu perlindungan pengobatan dan
perawatan penderita gangguan jiwa

Psikiatri forensik-dh 23
Visum et Repertum Psychiatricum (VeRP)
Surat keterangan seorang dokter ahli ilmu
kedokteran jiwa sebagai hasil observasi dan
pemeriksaan psikiatrik, dan penilaian yang
mendalam terhadap seseorang tersangka atau
terdakwa atau seorang yang bersengketa
dalam suatu perkara atau peristiwa hukum
yang dibuat atas permintaan resmi guna
kepentingan peradilan dan dibuat berdasarkan
sumpah dokter

Psikiatri forensik-dh 24
VeRP biasa dimintakan utk kasus pidana
Kasus pidana bila pelaku tindak pidana
diperkirakan menderita suatu gangguan jiwa pada
saat ia melakukan tindak pidananya, atau pada
saat akan disidangkan di pengadilan.
Lingkup sasaran: VeRP diperuntukkan bagi
tersangka atau terdakwa pelaku tindak pidana
atau korban tindak pidana
Tempat observasi dan pemeriksaan psikiatrik
dilakukan di Instansi pelayanan kesehatan jiwa
yaitu RSJ Pemerintah dan RSU Pemerintah/
TNI/POLRI bagian Kedokteran Jiwa
Psikiatri forensik-dh 25
Pelaku/korban tindak pidana
|
BAP Polisi
|
Diduga menderita G Jiwa
|
Surat permohonan VeRP
|
Institusi pelayanan kesehatan

Psikiatri forensik-dh 26
Institusi Pelayanan Kesehatan
|
Observasi selama 2 minggu
|
Psikiater (Dr SpKJ)
|
Dibantu tim pemeriksa (psikolog dll)
|
Pemeriksaan tambahan
|
Penyusunan VeRP

Psikiatri forensik-dh 27
1. Menderita G Jiwa saat peristiwa pidana?
2. Memiliki kompetensi menjalani sidang
pengadilan
3. Unsur2 kemampuan bertanggung jawab
a. Mampu memahami nilai & risiko tindakan?
b. Mampu memaksudkan suatu tujuan sadar?
c. Mampu mengarahkan kemauan/tujuan
tindakannya?
Psikiatri forensik-dh 28
Gradasi Perilaku
1. Bidang kesehatan:
berbahaya => tak berbahaya
disadari => tak disadari
dipahami => tak dipahami
direncanakan => tak direncanakan
2. Bidang hukum :
bertanggung jawab penuh
bertanggung jawab sebagian
yang tak dapat dibebankan
Catatan: Penilaian pertanggungan jawab dari
terperiksa adalah wewenang hakim pengadilan
(Pedoman pembuatan VeRP)
Psikiatri forensik-dh 29
Secara umum setiap pemidanaan a.l. juga
mempertimbangkan dan memperhatikan
gagasan pemasyarakatan yaitu:
Hukuman (Pidana) bagi seseorang diharapkan
memiliki daya guna sbb:
1. Pengubah perilaku (efficient punishability)
2. Upaya menakut-nakuti utk mencegah perbuatan
kriminal (deterrent efficiency)

(Pedoman pembuatan VeRP)

Psikiatri forensik-dh 30
Konsep operasional tentang G Jiwa (dengan
memperhatikan keterbatasan kemampuan atau
ketidakmampuan (disability)):
1. Ketidakmampuan memaksudkan suatu tujuan
yang sadar (intentional disability)
2. Ketidakmampuan mengarahkan/ mengendalikan
kemauan/tujuan tindakan (volitional disability)
3. Ketidakmampuan memahami nilai dan risiko
tindakannya

(Pedoman pembuatan VeRP)


Psikiatri forensik-dh 31
Gejala kejiwaan
+
Penderitaan / distres
+/
Gangguan fungsi/disabilitas/hendaya
(Pekerjaan, sosial, se-hari2)

Psikiatri forensik-dh 32
Tujuan dan kedudukan VeRP

Tujuan
Menentukan ada/tidaknya gangguan jiwa
Ada/tidaknya hubungan gangguan jiwa
dengan perilaku yang melibatkan
peristiwa hukum
Menentukan kemampuan tanggung jawab
terperiksa atau tersangka
Psikiatri forensik-dh 33
ETIKA PSIKIATRI
PRINSIP ETIKA
Hubungan dokter/psikiater-pasien
Pengambilan keputusan pada stadium
terminal
Hubungan dokter - dokter
Hubungan dokter - masyarakat
Penelitian dalam bidang psikiatri
Psikiatri forensik-dh 34
Hak mendapat pemeriksaan psikiatri
Hak pasien
Memilih dokter dan rumah sakit
Memperoleh informasi medis tentang dirinya
Memberikan persetujuan pengobatan
Rahasia medis
Menerima ganti rugi
Kewajiban pasien
Memberikan informasi yg sebenarnya
Mematuhi nasihat dokter
Menjaga privacy kedokteran
Memberikan honor yang pantas
Psikiatri forensik-dh 35
Kepustakaan
1. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry, 10th
edition, Lippincott Williams & Wilkins 2007
2. Simon, R.I., Gold, L.H., Textbook of Forensic
Psychiatry, 1st edition, The American Psychiatric
Publishing, Washington, DC; London, England 2004
3. Wikipedia, the free encyclopedia
4. Depkes RI, Pedoman VeRP (konsep), 2009

Psikiatri forensik-dh 36

Anda mungkin juga menyukai