Anda di halaman 1dari 42

DIARE AKUT

DEFINISI DIARE AKUT

• Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau
tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.

• Bayi yang minum ASI eksklusif : meningkatnya frekuensi buang air besar atau
konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti
biasanya.

Buku ajar gastroenterologi IDAI


EPIDEMIOLOGI

• Di dunia  6 juta anak meninggal tiap tahun  karena diare


• Sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang
• 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare

• Di Indonesia, hasil Riskesdas 2007  diare penyebab kematian


bayi yang terbanyak (42%) dibanding pneumonia 24%,
• untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2%
dibanding pneumonia 15,5%
CARA PENULARAN

Melalui cara fekal – oral yaitu melalui makanan atau minuman


yang tercemar oleh enteropatogen
Kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang
yang telah tercemar tinja penderita atau
Tidak langsung  melalui lalat.
CARA
PENULARAN

Melalui 4 F:
finger, flies, fluid, field
FAKTOR RESIKO

Penularan enteropatogen:
• tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4 – 6 bulan pertama
kehidupan bayi
• tidak memadainya penyediaan air bersih
• pencemaran air oleh tinja
• kurangnya sarana kebersihan
• kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
• penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara
penyapihan yang tidak baik
ETIOLOGI

• Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah


golongan virus, bakteri dan parasit.
• Tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non
inflammatory dan inflammatory.
Virus :
ETIOLOGI Rotavirus: penyebab diare paling sering pada anak
Di negara berkembang  Diare Rotavirus terjadi sekitar 70-
80% dari seluruh kasus.

Bakteri:
Shigella, Salmonella, Yersinia, Campylobacter, dan berbagai
strain dari Escherichia coli.

Parasit:
Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, dan Cryptosporidium.
Di Amerika Serikat, kejadian diare yang disebabkan oleh
Giardia lamblia  sekitar 6,8-10%.
ETIOLOGI (2)

Non Infeksi
• Kesulitan makan • Keracunan
• Defek anatomis makanan
• Malabsorbsi • Neoplasma
• Endokrinopati • Lain-lain
• Terjadi akibat aktifnya enzim adenil siklase,
yang akan mengubah adenosine triphosphate (ATP)
 cyclic adenosine monophosphate (cAMP).

DIARE • Akumulasi cAMP intraseluler menyebabkan sekresi


BERDASARKAN
PATOMEKANISME aktif air, ion klorida, natrium, kalium, dan bikarbonat
ke dalam lumen usus.
DIARE
SEKRETORIK • Adenil siklase ini diaktifkan oleh toksin yang
dihasilkan mikroorganisme:
• Vibrio cholera, Enterotoxigenic Eschericia colli (ETEC),
Shigella, Clostridium, Salmonella, dan Campylobacter
• Adanya invasi dari mikroorganisme ke
dalam mukosa usus  kerusakan pada mukosa
usus. Diare invasif disebabkan oleh virus,
bakteri, atau parasit.
DIARE BERDASARKAN
PATOMEKANISME
• Diare invasif terdapat dalam 2 bentuk yaitu:
1. Diare non dysentriform berupa diare yang
DIARE INVASIF tidak berdarah, biasanya disebabkan oleh
Rotavirus
2. Diare dysentriform berupa diare berdarah yang
biasanya disebabkan oleh bakteri Shigella,
Salmonella, dan EIEC.
• Disebabkan oleh tingginya tekanan
osmotik di dalam lumen usus  menarik
cairan dari intraseluler ke dalam lumen usus
 menimbulkan watery diarrhea.
DIARE BERDASARKAN • Diare osmotik paling sering disebabkan oleh
PATOMEKANISME malabsorpsi karbohidrat.
• Laktosa akan difermentasi oleh enzim laktase
DIARE OSMOTIK
 diabsorpsi di dalam usus halus.
• Apabila terjadi defisiensi enzim disakaridase
ini, maka akumulasi laktosa pada lumen usus
akan menimbulkan osmotic pressure yang
tinggi sehingga terjadi diare.
ANAMNESIS

• Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna, dan konsentrasi tinja,
warna, bau, lendir dan/darah dalam tinja
• Muntah (volume dan frekuensi), rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran
menurun,
• BAK terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
• Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengkonumsi makanan
yang tidak biasa
• Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai
• Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
• Bayi – apakah ada ganti susu formula?
BENTUK
KLINIS
DIARE
• Keadaan Umum, Kesadaran, dan TTV, berat badan
• Tanda utama : gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen
menurun
• Tanda tambahan : ubun-ubun besar (cekung/tidak),
kelopak mata (cowong/tidak), air mata, mukosa bibir,
PEMERIKSAAN
FISIK mulut, dan lidah.
• Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit
• Bising usus : lemah/tidak ada
• Ekstrimitas : perfusi dan capillary refill test
TANDA-TANDA DEHIDRASI
KLASIFIKASI
TINGKAT
DEHIDRASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada


diare akut :
• Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa
darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
• Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap
antibiotika.
• Pemeriksaan tinja :
• Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau
• Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
• Kimia : pH, clinitest (toleransi laktosa), elektrolit (Na, K, HCO3)
• Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan
TATALAKSANA
LANGKAH
TUNTASKAN
DIARE
1. ORALIT

TERAPI REHIDRASI ORAL DENGAN NEW ORS

Keuntungan formula baru


• Mengurangi volume tinja hingga 25%
• Mengurangi mual-muntah hingga 30%
• Mengurangi secara bermakna kebutuhan cairan melalui intravena

• Osmolaritas ORS baru lebih mendekati osmolaritas plasma


(osmolaritas rendah)  bersifat kurang menarik cairan
intraseluler ke dalam lumen usus, sehingga mengurangi
pengeluaran cairan diare  mempersingkat lamanya diare.
PERBEDAAN
ORALIT
LAMA DAN
ORALIT
FORMULA
BARU

Oralit baru direkomendasikan


oleh WHO dan UNICEF
untuk diare akut non-kolera
pada anak
CARA PEMBERIAN ORALIT?

• Ketentuan pemberian oralit formula baru:


• a. Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
• b. Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk persediaan
24 jam.
• c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan
sebagai berikut:
• Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali BAB
• Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100-200 ml tiap BAB
• d. Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan
harus dibuang.
2. PENGOBATAN DENGAN ZINC

Zink diberikan Dosis obat Zinc


selama 10 - 14 hari (1 tablet = 20 mg)
meskipun anak tidak • Umur < 6 bulan : 1/2 tab/hari
diare lagi • Umur ≥ 6 bulan : 1 tab/hari

Larutkan tablet dalam satu sendok air matang atau


ASI (tablet mudah larut ± 30 detik), segera berikan
kepada anak.
PENGOBATAN DENGAN ZINC

• Berperan dalam pertumbuhan dan pembelahan sel


• Sebagai antioksidan
• Merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.
• Meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus halus
• Meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus
• Meningkatkan jumlah brush border apical
• Meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan patogen dari
usus.
• Sesuai umur anak dengan menu yang sama pada
waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan
berat badan serta pengganti nutrisi yang hilang.
3. ASI DAN
MAKANAN
TETAP • Pada diare berdarah nafsu makan akan berkurang.
 Adanya perbaikan nafsu makan menandakan
DITERUSKAN fase kesembuhan

• Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan


sedikit-sedikit tapi sering
• (± 6x/hari)

• Ekstra makanan yang kaya akan zat gizi beberapa


minggu setelah diare teratasi
MEDIKA MENTOSA

• Tidak boleh diberikan obat anti diare – tidak mencegah dehidrasi @


meningkatkan status gizi, malah menimbulkan efek samping berbahaya
s/d fatal

• Antibiotik – Pemilihan antibotik pada diare terbatas, yaitu tergantung


pada kuman penyebab
• Berdasarkan pada: Keadaan klinis, epidemiologi, dan bukti
laboratorium
ANTIBIOTIK JANGAN DIBERIKAN

• Kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera.


• Pemberian antibiotik yang tidak rasional justru akan memperpanjang lamanya diare karena akan
mengganggu keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile yang akan tumbuh dan menyebabkan
diare sulit disembuhkan.
• Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik,
serta menambah biaya pengobatan yang tidak perlu.
• Pada penelitian multipel ditemukan bahwa telah terjadi peningkatan resistensi terhadap antibiotik yang
sering dipakai seperti ampisilin, tetrasiklin, kloramfenikol, dan trimetoprim sulfametoksazole dalam 15
tahun ini.
• Resistensi terhadap antibiotik terjadi melalui mekanisme berikut: inaktivasi obat melalui degradasi
enzimatik oleh bakteri, perubahan struktur bakteri yang menjadi target antibiotik dan perubahan
permeabilitas membrane terhadap antibiotik
Penyebab Antibiotik Pilihan Antibiotik Alternatif

4. ANTIBIOTIK Kolera Tetracycline 50 Eritromisin 50


PADA DIARE mg/kgBB/hr, dibagi 4 dosis, mg/kgBB/hr, dibagi 4
selama 3 hari dosis, selama 3 hari

Shigella Cotrimoxazole 50 Cefixime 10


dysentri mg/kgBB/hr, dibagi 2 dosis, mg/kgBB/hr, dibagi 2
selama 5 hari dosis, selama 3-5
Tiamfenikol 50 hari
mg/kgBB/hr dibagi 3 dosis

Amoebiasis Metronidazol 30-50


Giardiasis mg/kgBB/hr, dibagi 3 dosis,
selama 5-10 hari
5. NASIHAT PADA IBU ATAU PENGASUH

Kembali segera jika demam, tinja


berdarah,berulang, makan atau minum
sedikit, sangat haus, diare makin sering,
atau belum membaik dalam 3 hari.
PENGOBATAN DENGAN PROBIOTIK

Suatu mikroorganisme hidup yang


Paling sering diterapkan
terkandung dalam berbagai jenis
karena efeknya terhadap
produk, termasuk dalam makanan,
obat-obatan, dan suplemen makanan kesehatan diperantarai
sehari-hari oleh sistem imun saluran cerna

Difermentasi untuk menunjang


kesehatan melalui terciptanya
keseimbangan mikroflora intestinal
yang lebih baik
PREBIOTIK
• Suatu substansi makanan berupa polisakarida dan oligosakarida, yang memiliki
keuntungan efek fisiologis.
• Merupakan kompleks karbohidrat yang bila dikonsumsi dapat merangsang
pertumbuhan flora intestinal yang menguntungkan bagi kesehatan.
• Oligosakarida dalam ASI  prototipe prebiotik karena merangsang
pertumbuhan Lactobacillus dan Bifidobacteria di dalam kolon bayi yang
minum ASI.
• Efek metabolik adalah memproduksi asam lemak rantai pendek, metabolisme
lemak, absorpsi ion seperti Ca, Fe, dan Mg.

• Memperkuat imunitas host (produksi IgA, modulasi sitokin, dan lain-lain).


RENCANA TERAPI C
RENCANA TERAPI B
RENCANA TERAPI A
KOREKSI GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA DAN ELEKTROLIT (1)

• Hipernatremia (Na>155 mEq/L)


Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan
pemberian dextrose 5% ½ salin selama 8 jam
Penurunan kadar Na yang cepat → dapat menimbulkan edema
otak.
KOREKSI GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA DAN ELEKTROLIT (2)

• Hiponatremia (Na<130 mEq/L)


Menggunakan Oralit. Bila tidak berhasil : dilakukan bersama koreksi
cairan rehidrasi
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 - kadar Na serum x 0,6 x BB;
dalam 24 jam

½ diberikan dalam 8 jam, sisanya 16 jam


KOREKSI GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA DAN ELEKTROLIT (3)

• Hiperkalemia (K>5 mEq/L)


Ca glukonas 10% sebanyak 0,5-1 ml/kgBB IV secara perlahan dalam 5-10 menit.

• Hipokalemia (K< 3,5 mEq/L)


Koreksi dilakukan menurut kadar kalium
• Kadar K 2,5-3,5 mEq/L  berikan KCL 75 mEq/kgBB peroral per hari dibagi 3 dosis
• Kadar K <2,5 mEq/L  berikan KCL melalui drip IV dengan dosis :
 3,5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam pertama
 3,5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam berikutnya
PRINSIP PENGOBATAN

• Pemberian cairan yg mengandung garam dan gula selama diare,


sebanyak yg hilang melalui tinja dan muntah
• ASI dan makanan lain tetap diberikan, jangan dihentikan untuk
mencegah kurang gizi.
• Obat-obatan
• Cairan rumah tangga: air tajin, sup, yoghurt; larutan gula-garam, oralit.
• Hindari: teh sangat manis, soft drink, kopi.
PENCEGAHAN

• Langkah promotif/preventif :
1. ASI tetap diberikan
2. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
3. Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban
4. Imunisasi campak
5. Memberikan makanan penyapihan yang benar
6. Penyediaan air minum yang bersih
7. Selalu memasak makanan
KOMPLIKASI

• Asidosis metabolik. • Intoleransi laktosa


• Renjatan hipovolemik • Kejang
• Hipokalemi • Gagal ginjal
• Hipoglikemi • Malnutrisi
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai