Pendahuluan
Anamnesis
1
apabila pasien dalam kondisi sadar dan baik, bisa juga melalui
keluarga terdekat atau orang yang bersama pasien selama ia sakit
apabila pasien dalam kondisi tidak sadar atau kesulitan berbicara
disebut dengan Allo Anamnesa.1
Identitas pasien yakni data diri dari pasien tersebut seperti nama,
alamat, pekerjaan, umur, dan lain sebagainya.
Apakah lebih suka tidur di tempat terang dengan cahaya atau gelap
2
Apakah mengalami gangguan penglihatan, bicara, gerakan tangan
dan kaki, keseimbangan, kehilangan daya ingat, gelisah
Pemeriksaan Fisik
3
-. Nadi : 74x/menit, tidak ada demam
-. Sensibilitas : baik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan ini, kita check darah untuk mengetahui apakah
ada infeksi atau tidak. Didapatkan Hb 10,5 Leukosit 9.000 dan
trombosit 230.000.
CT Scan
Computed Tomography ( CT scan ) adalah pemeriksaan pencitraan
yang menggunakan sinar X dan komputer untuk menghasilkan
gambar penampang tubuh dalam hal ini kepala (CT Scan kepala). CT
scan ini dapat membantu dokter melihat penyebab sakit kepala
yang dapat dideteksi dengan CT scan seperti: Tumor otak abses
4
(infeksi otak), hidrosefalus (penumpukan abnormal cairan
cerebrospinal di otak), penyumbatan Sinus (Sinusitis), cedera
kepala, dan aneurisma atau pendarahan di otak.
EEG (Elektroensefalogram)
Diagnosis Banding
1. Aneurysma
Aneurisma adalah dilatasi pembuluh darah otak yang berisi darah yang
disebabkan oleh kelemahan dari dinding pembuluh darah dan juga menghilangnya
dua lapisan pembuluh darah yaitu tunika media dan tunika intima. Aneurisma yang
berkembang karena dorongan dan tarikan terus menerus oleh tekanan darah terhadap
dinding arteri, disebut kekuatan hemodinamik. Tempat 1 titik kelemahan pada dinding
arteri akan menghasilkan penonjolan keluar yang diakibatkan dari tekanan aliran
darah membentuk suatu sakulus (kantung). Aneurisma itu sendiri dapat terjadi di
semua arteri pada tubuh. Dinding pembuluh darah pada aneurisma biasanya menjadi
lebih tipis dan lebih mudah pecah. Sebagian besar orang dengan aneurisma otak tidak
mengalami gejala sebelum serangan pecah. Pecah itu terjadi tiba-tiba. Hingga 40%
orang mengalami 'sakit kepala sentinel ' beberapa hari hingga minggu sebelum pecah
dan ini dianggap sebagai 'gejala peringatan kebocoran '. Pada saat aneurisma pecah,
berikut ini mungkin terjadi:
-. Serangan seketika sakit kepala hebat (seringkali digambarkan sebagai sakit kepala
"terburuk" dalam kehidupan mereka
5
-. Kekakuan leher
-. Kejang
-. Kehilangan kesadaran
2. Arteriovenous malfunction
Penyakit AVM umumnya adalah penyakit yang tidak menunjukkan gejala apapun dan
baru diketahui setelah terjadi perdarahan intrakranial atau subarahnoid. Penyakit ini
biasanya memberikan gejala berupa sakit kepala dan kejang tanpa sebab. 1AVM dapat
dideteksi dengan pemeriksaan penunjang yang canggih seperti angiografi. Angiografi
adalah teknik pemeriksaan pencitraan pembuluh darah. Angiografi dapat dilakukan
dengan tiga metode yaitu dengan kateterisasi dengan x- ray, CT scan dan yang
terakhir adalah dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Semakin canggih
teknologi yang dipakai semakin aman dan tidak invasive dan lebih sensitif. Teknik
angiografi dengan alat MRI dikenal dengan MRA yaitu magnetic Resonance
6
Angiography. Teknik ini menggunakan medan magnet untuk menggambarkan
pembuluh darah dan dapat dilakukan tanpa menggunakan kontras. 2
Nyeri kepala selama 4-72 jam tanpa terapi. Sekurang-kurangnya 10 kali serangan.
Pada anak-anak kurang dari 15 tahun, nyeri kepala dapat berlangsung 2-48 jam. Nyeri
kepala minimal mempunyai dua karakteristik berikut ini:3
Lokasi unilateral
Kuafitas berdenyut
Diagnosa Kerja
Aura ialah gejala fokal neurologi yang komplek dan dapat timbul sebelum,
pada saat atau setelah serangan nyeri kepala6
7
- Terdiri dari empat fase yaitu: fase prodromal, fase aura, fase nyeri kepala dan fase
postdromal
Satu gejala aura atau lebih mengindikasikan disfungsi CNS fokal (misal: vertigo,
tinitus, penurunan pendengaran, ataksia, gejala visual pada hemifield kedua mata,
disartria, diplopia, parestesia, paresis, penurunan kesadaran)
Gejala aura timbul bertahap selama lebih dari 4 menit atau dua atau lebih gejala
aura terjadi bersama-sama Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60
menit; bila lebih dari satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama
Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri kurang dari 60
menit, tetapi kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura.
Riwayat dan pemeriksaan fisik mengarah pada kelainan lain, tapi telah disingkirkan
dengan pemeriksaan penunjang yang memadai (mis: MRI atau CT Scan kepala)
Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migrain, diduga
sebagai gangguan neurobiologis, perubahan sensitivitas sistim saraf dan avikasi
sistem trigeminal-vaskular, sehingga migren termasuk dalam nyeri kepala primer.
Diketahui ada beberapa faktor pencetus timbulnya serangan migraine yaitu: 7
1. Menstruasi
8
dan sehari setelahnya. Penurunan kadar estrogen dalam darah menjadi penyebab
utama terjadinya migrain.
2. Kafein
Kafein terkandung dalam banyak produk makanan seperti minuman ringan,
teh, cokelat, dan kopi. Kafein dalam jumlah sedikit akan meningkatkan kewaspadaan
dan tenaga, namun bila diminum dalam dosis yang tinggi akan menyebabkan
gangguan tidur, lekas marah, cemas dan sakit kepala
4. Makanan
Misalnya alkohol, coklat, susu, keju dan buah-buahan. Cokelat dilaporkan sebagai
salah satu penyebab terjadinya migrain, namun hal ini dibantah oleh beberapa studi
lainnya yang mengatakan tidak ada hubungan antara cokelat dan sakit kepala migrain.
Anggur merah dipercaya sebagai pencetus terjadinya migrain, namun belum ada
cukup bukti yang mengatakan bahwa anggur putih juga bisa menyebabkan migrain.
Tiramin (bahan kimia yang terdapat dalam keju, anggur, bir, sosis, dan acar) dapat
mencetuskan terjadinya migrain, tetapi tidak terdapat bukti jika mengkonsumsi
tiramin dalam jumlah kecil akan menurunkan frekuensi serangan migrain. Penyedap
masakan atau MSG dilaporkan dapat menyebabkan sakit kepala, kemerahan pada
wajah, berkeringat dan berdebar debar jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar pada
saat perut kosong. Fenomena ini biasa disebut Chinese restaurant syndrome.
Aspartam atau pemanis buatan yang banyak dijumpai pada minuman diet dan
makanan ringan, dapat menjadi pencetus migren bila dimakan dalam jumlah besar dan
jangka waktu yang lama.
9
daripada manusia normal. Sinar matahari, televisi dan lampu disko dilaporkan sebagai
sumber cahaya yang menjadi faktor pencetus migren.
6. Psikis
8. Faktor herediter
9. Faktor kepribadian
Epidemiologi
Migrain terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan 75%
diantaranya adalah wanita. Migrain dapat terjadi pada semua usia tapi biasanya
muncul pada usia 10-40 tahun. Dan angka kejadiannya menurun pada usia 50 tahun.
Migrain tanpa aura lebih sering dibandingkan migrain yang disertai dengan aura
presentasi 9:1. Resiko terkena migrain akan semakin besar pada orang yang
mempunyai riwayat keluarga penderita migrain
Gejala Klinik
10
Lokasi migrain sering bersifat unilateral (satu sisi) biasanya pada daerah
frontal, temporal, namun suatu saat dapat menyeluruh. Nyeri berdenyut dari migrain
sering ditutupi oleh perasaan nyeri yang bersifat terus menerus.
- Kuandriparesis
Migrain mereda apabila dipakai untuk istirahat, menghindari cahaya dan tidur.
Migrain merupakan suatu penyakit kronis, bukan sekedar sakit kepala. Secara umum
terdapat 4 fase gejala, meskipun tak semua penderita migrain mengalami keempat
fase ini. Keempat fase tersebut yaitu :9
a. Fase Prodromal
Fase ini terdiri dari kumpulan gejala samar / tidak jelas, yang dapat
mendahului serangan migrain. Fase ini dapat berlangsung selama beberapa jam,
bahkan dapat 1-2 hari sebelum serangan. Gejalanya antara lain:
Neurologis : sensitif terhadap cahaya dan/atau bunyi (fotofobia & fonofobia), sulit
berkonsentrasi, menguap berlebihan, sensitif terhadap bau (hiperosmia)
Umum : kaku leher, mual, diare atau konstipasi, mengidam atau nafsu makan
meningkat, merasa dingin, haus, merasa lamban, sering buang air kecil.
b. Aura
Umumnya gejala aura dirasakan mendahului serangan migrain. Secara visual, aura
dinyatakan dalam bentuk positif atau negatif. Penderita migrain dapat mengalami
11
kedua jenis aura secara bersamaan. Aura positif tampak seperti cahaya berkilauan,
seperti suatu bentuk berpendar yang menutupi tepi lapangan pengelihatan. Fenomena
ini disebut juga sebagai scintillating scotoma (scotoma = defek lapang pandang).
Skotoma ini dapat membesar dan akhirnya menutupi seluruh lapang pandang. Aura
positif dapat pula berbentuk seperti garis-garis zig-zag, atau bintang-bintang. Aura
negatif tampak seperti lubang gelap/hitam atau bintik-bintik hitam yang menutupi
lapangan pengelihatannya. Dapat pula berbentuk seperti tunnel vision; dimana lapang
pandang daerah kedua sisi menjadi gelap atau tertutup, sehingga lapang pandang
terfokus hanya pada bagian tengah (seolah-seolah melihat melalui lorong).10
Beberapa gejala neurologis dapat muncul bersamaan dengan timbulnya aura. Gejala-
gejala ini umumnya gangguan bicara, kesemutan, rasa baal, rasa lemah pada lengan
dan tungkai bawah, gangguan persepsi penglihatan seperti distorsi terhadap ruang an
kebingungan (confusion).10
c. Fase Serangan
Tanpa pengobatan, serangan migrain umumnya berlangsung antara 4-
72 jam. Migrain yang disertai aura disebut sebagai migrain klasik. Sedangkan migrain
tanpa disertai aura merupakan migrain umum (common migraine). Gejala-gejala yang
umum adalah:10
Nyeri kepala satu sisi yang terasa seperti berdenyut-denyut atau ditusuk-tusuk. Nyeri
kadang-kadang dapat menyebar sampai terasa di seluruh bagian kepala
Terdapat paling tidak 1 gejala aura (pada migrain klasik), yang berkembang secara
bertahap selama lebih dari 4 menit. Nyeri kepala dapat terjadi sebelum gejala aura
atau pada saat yang bersamaan.
12
d. Fase Postdromal
Setelah serangan migren, umumnya terjadi masa prodromal, dimana pasien
dapat merasa kelelahan (exhausted) dan perasaan seperti berkabut.10
Patofisiologi
Penatalaksanaan
a. Terapi Medikamentosa
Analgetik/NSAIDs
13
Dosis initial maksimal :800mg
Narcotic Analgesic
Terapi ajuvan
14
Dosis inisial maksimal : 2 kapsul
Derivat Ergotamin
15
Triptan
b. Terapi Nonmedikamentosa
16
diutamakan. Terapi nonfarmaka dimulai dengan edukasi dan menenangkan
kulit atau pulsasi arteri temporalis. Olahraga terarah yang teratur dan
retensi cairan.11
Prognosis
berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea
dan/atau fotofobia dan fonofobia. Migraine secara umum dibagi menjadi 2 yaitu
migraine klasik dan migraine umum dimana migraine umum 5 kali lebih sering
terjadi daripada migraine klasik. Migraine dapat dipicu oleh keadaan kurang
17
tidur, stress, perubahan pola makan, setelah makan makanan tertentu, akibat
frekuensi kekambuhan. Obat pilihan dalam terapi abortif untuk saat ini adalah
antikonvulsan.
Daftar Pustaka
18
10. Dooley M, Faulds D. Rizatriptan: a review of its efficacy in the management
of migraine. Drugs 1999;58:699-723
11. Lipton RB, Stewart WF, Stone AM, Lainez MJ, Sawyer JP. Stratified care vs
step care strategies for migraine: the Disability in Strategies of Care (DISC)
Study: a randomized trial. JAMA 2000;284:2599-605
19