• Patokan klinis
• Patokan-patokan melalui pemeriksaan tambahan
Patogenesis gangguan jiwa
• Konsep demonologikkonsep lama, masih ada penganutnya
• Konsep organobiologik
• Konsep psikoedukatif
• Konsep sosiokultural
• Konsep holistik eklektik (multifaktorial)dijadikan pegangan psikiater
di Indonesia
Hypothetical
Hypothetical path
Path from
from gene
Gene to to behavior
Behavior
Stress-Diathesis Model of model
Stress-diathesis Psychiatric Symptoms:
of psychiatric symptoms
too many genetic biases combined with too many
stressors results in psychiatric symptoms
Stress-Diathesis Model Part 1:
Normal
no risk gene, normal function
• Anamnesis • Sosial
• Allo-anamnesis • Spiritual
• Auto-anamnesis • Diagnosis
• Pemeriksaan • Terapi
• Fisik • Prognosis/evaluasi
• Psikis
• Signs simtom sindrom
Diagnosis
• Sign (tanda) : banyak bicara, sulit tidur
• Simtom (gejala) : logore, insomnia
• Sindrom (kumpulan gejala) : skizofrenia, paranoid, kataton, depresi
• Diagnosis : Skizofren tak terinci
Visum et Repertum Psychiatricum
• Hasil pemeriksaan medis di bidang psikiatri yang dilakukan oleh
seorang dokter atau sebuah tim dokter dan ditujukan untuk
kepentingan peradilan sebagai sarana pembuktian.
• Umumnya dibuat setelah seorang dokter memeriksa obyek (pasien,
terperiksa, orang dan barang bukti)bersifat post facto.
• Dari hasil pemeriksaan ini kemudian dilakukan semacam rekonstruksi
ilmiah untuk mengusahakan kemungkinan korelasi antara keadaan
terperiksa dengan peristiwa hukumnya.
• Juga dipakai untuk membuat gambaran tentang kemungkinan
hubungan antara keadaan terperiksa dengan peristiwa hukum.
• VeRP diterbitkan hanya atas suatu permintaan dan yang berhak
meminta adalah hakim, jaksa, polisi, dan yang bersangkutan (pelaku,
korban atau walinya).
• Dokter yang mempunyai kaitan keluarga, kaitan dengan sengketa
hukum, pernah mempunyai sengketa hukum atau pernah memiliki
hubungan dokter-pasien dengan terperiksa, dapat mengajukan
keberatan untuk membuat VeRP atau memberikan kesaksian ahli.
• Yang dibutuhkan:
• Syarat administratif (surat permintaan penyidik, berita acara)
• Selanjutnya terperiksa dapat dimasukkan ke dalam ruang perawatan untuk
diobservasi untuk diperiksa dan diobservasi dalam jangka waktu tertentu.
• Pedoman pembuatan14 hari.
• Dapat diperpanjang 14 hari lagi seizing peminta pembuatan VeRP.
• Setelah jangka waktu ini VeRP harus sudah diterbitkan, walaupun barangkali
belum dapat diambil suatu kesimpulan.
• UU kesehatan Jiwa (1965): waktu observasi 3 minggu sd 6 bulan
• KUHAP, berdasar HAM masa penahanan tidak melebihi 90 hari, jadi harus
menyesuaikan
• Selama waktu observasi, terperiksa tidak diberi terapi kecuali dalam
keadaan tertentu yang bersifat darurat:
• Agresif
• Destruktif
• Kecenderungan bunuh diri
• Sakit fisik yang gawat dll.
• Pemberian terapi harus dilaporkan kepada pihak yang meminta visum
dan ditulis di VeRP.
• Bentuk baku VeRP disusun sesuai yang telah ditetapkan oleh
pedoman pembuatan VeRP Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen
Kesehatan.
• Merupakan dokumen hukum, sehingga harus ditulis seperti dokumen
hukum lainnya:
• Penggunaan bahasa kedokteran disarankan dapat dimodifikasi menjadi
bahasa hukum atau setidak-tidaknya bahasa umum yang lebih dapat
dipahami oleh ahli hukum.
• Pertanyan permintaan tidak jelas:
• Apakah terdakwa menderita gangguan jiwa?
• Bagaimana keadaan mental tergugat?
• Pertanyaan jelas, terarah dan sangat diharapkan oleh psikiater:
• Bagaimanakah kemampuan bertanggung jawab terdakwa?
• Dapatkah saksi diajukan dalam siding pengadilan?
• Apakah orang yang dimintakan untuk diperiksa cakap atau kompeten dalam
hukum?
• Bagian terpenting dalam VeRP adalah kesimpulan
• Kesimpulan merupakan jawaban dari pertanyaan yang tercantum di
dalam surat permintaan.
• Seharusnya kesimpulan selalu ada, tetapi dapat juga suatu rangkaian
pemeriksaan tidak menghasilkan apa-apa. Dengan demikian, masih
dimungkinkan pada kesimpulan disebutkan: tidak dapat ditarik
kesimpulan.
Visum et Repertum Psychiatricum Pro Justitia
• Identitas pemeriksa
• Identitas peminta
• Identitas terperiksa
• Laporan hasil pemeriksaan (anamnesis, status internus, status
neurologik, status psikiatrik, pemeriksaan tambahan, diagnosis)
• Kesimpulan
Kasus-kasus hukum yang sering dimintakan VetR.
Psychiatricum:
1.Kasus pidana
a.terperiksa sebagai pelaku
b.terperiksa sebagai korban
2.Kasus perdata
a.pembatalan kontrak
b.pengampuan atau curatelle
c.hibah
d.perceraian
e.adopsi
3.Kasus-kasus lain
a.kompentensi untuk diinterview
b.kelayakan utk diajukan di sidang pengadilan
Di persidangan
• Pemanggilan untuk duduk di kursi saksi oleh hakim ketua.
• Jelaskan tentang data pribadi yang diminta.
• Sumpah/ janji diambil menurut agama/kepercayaan masing-masing di
hadapan hakim, jaksa penuntut, pengacara dan peserta sidang.
• Menjawab pertanyaan sesuai yang tertulis dalam VeRP.
• Sebaiknya tidak mengemukakan pendapat pribadi.
• Prediksi obyektif berdasarkan data yang ada.
• Patuhi tata tertib sidang.
Keamanan saksi ahli