Anda di halaman 1dari 445

ILMU KESEHATAN JIWA

DAN
PSIKIATRI

Oleh : Dr. K.Tirka Nandaka , SpKJ


Departemen Psikiatri FK Universitas Hang Tuah
RSAL Dr. RAMELAN
DEFINISI
Jiwa : psike , mind , mental
• Keseluruhan proses fungsi otak
• Blm dapat “dipotret” dengan alat

 Aktivitas saja EEG, BM, PET dlll

 di observasi komponen somatik dan perilaku 


sbg indicator atau parameter
• Terikat dalam tubuh( substrat anatomik ) berfungsi
bersama tubuh sebagai kesatuan.

Roh = istilah Agama = non materi yg dapat berdiri


sendiri dan berkepribadian . Contoh : hantu, sukma
,arwah,dll
WHO tentang Keswa :
• Suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional
berkembang secara optimal dari seseorang
• Perkembangan itu selaras dengan keadaan
orang lain.

• Kondisi yang dimaksud meliputi aspek-aspek :


Fisik = organo-biologi berfungsi dengan baik
PSIKIS = sejahtera
Sosial= mendukung , nyaman dan aman
PENGERTIAN-PENGERTIAN

Psikologi : Ilmu yang mempelajari proses-


proses mental dan perilaku pada manusia
dan binatang.
Cakupannya sangat luas setaraf dengan
Biologi, Sosiologi dan sebagainya

Ilmu Kesehatan Jiwa : Ilmu yang


mempelajari tentang kesehatan dengan
penekanan aspek kejiwaan (mental) dalam
hal peningkatan, pencegahan, perawatan,
terapi dan rehabilitasi.
Ilmu kedokteran jiwa atau Psikiatri :

Cabang dari Ilmu Kedokteran yang mengkaji


segala hal yag berhubungan dengan gang
guan jiwa atau sakit jiwa dalam hal
diagnosis,manajemen terapi,pening
katan,pencegahan,rehabilitasi gangguan
jiwa dan pembinaan kesehatan jiwa
Ilmu Kesehatan jiwa masyarakat :

Pengetahuan untuk melaksanakan program


masyarakat dengan menggunakan
pendekatan masyarakat dan berorientasi
pada masyarakat dalam hal peningkatan
kesehatan jiwa, pencegahan, pengobatan dan
rehabilitasi.
Disebut juga kesehatan jiwa pencegahan.
• Pencegahan primer :Usaha mengurangi kasus-kasus baru
gangguan jiwa dalam masyarakat dengan mengurangi
atau menghilangkan hal-hal yang dapat menimbulkannya.

• Pencegahan sekunder : Usaha menemukan kasus /


diagnosis dini dan pengobatan segera sehingga lamanya
penyakit atau gangguan dipersingkat.

• Pencegahan tersier : Usaha mengurangi cacat atau fungsi


yang defek akibat penyakit atau gangguan. Disini peran
rehabilitasi sangat penting.
Kegiatan :
• Ceramah-ceramah, Promosi Keswa, Pusat informasi
dan layanan konsultasi Keswa

• Memonitor masyarakat secara teratur untuk


menemukan mereka yang rentan atau yang sedang
menderita gangguan jiwa dan factor-faktor atau
keadaan yang mempengaruhinya.

• Merencanakan, menentukan dan menetapkan skala


prioritas mengenai tujuan yang berhubungan dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

• Melaksanakan penelitian epidemiologi gangguan jiwa

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 8


FUNGSI PERAWAT DALAM PROGRAM
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

• MEMBANTU INDIVIDU, KELUARGA DAN


MASYARAKAT BAIK YG SAKIT MAUPUN YG SEHAT
UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN YG
MENUNJANG KESEHATAN ATAU PENYEMBUHAN
• MEMBANTU INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT DALAM MELAKSANAKAN
PENGOBATAN
• SEBAGAI TIM KESEHATAN BEKERJA SAMA DAN
SALING MEMBANTU DALAM MELAKSANAKAN
PROGRAM KESEHATAN SECARA MENYELURUH

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 9


PERANAN PERAWAT JIWA DI PAV PSIKIATRI

• THERAPEUTIC ROLE
- PERAN DALAM TERAPI
- MENCEGAH PENYAKIT
- MEMBERI PELAYANAN PERAWATAN
- PSIKOTERAPI TERBATAS : T A K
• MOTHER SUBSTITUTE
- PERAN PENGGANTI FIGUR IBU
- MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEHINGGA PASIEN MERASA
AMAN, DITERIMA, DILINDUNGI, DIPERHATIKAN,
MENDAPAT DUKUNGAN UNTUK MEMPERCEPAT
PROSES PENYEMBUHAN

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 10


Gangguan jiwa
(Mental disorder)

Sakit Jiwa
(Mental illness)

Penyakit jiwa
(mental disease)

Streetname : gendeng, sinting, stress, edan, crazy,mad


• Gangguan jiwa : lebih luas ( gangguan
perilaku dan psikologis)

• Sakit Jiwa : penekanan pada penderitaan,


ketidaknyamanan dan hambatan psikologis.

• Penyakit jiwa : istilah gangguan jiwa


berat dan kronis
Mental disorder

• Ada syndromes
• Distress=menderita
• Harus ada disfungsi sosial

Definisi :
• Suatu pola perilaku dan psikologis yang
secara klinis bermakna yang berkaitan
dengan suatu gejala serta menimbulkan
penderitaan ( distress ) dan atau
terganggunya fungsi penting seseorang (
disfungsi sosial) atau pekerjaan.
Tidak sehat jiwa adalah:

Keadaan kejiwaan / mental seseorang sedemikian rupa sehingga ada


disfungsi dalam pola pikir, emosi, perilaku, kecerdasan, kepribadian
sehingga menggangu dalam hubungannya dengan diri sendiri /
lingkungannya
KRITERIA SEHAT JIWA
Memenuhi batasan kesehatan jiwa
Rumusan oleh WHO
• Dapat menyesuaikan diri dengan konstruktif
• Kepuasan dari hasil pekerjaan atau perjuangan
• Lebih puas memberi daripada menerima
• Bebas dari rasa tegang dan cemas
• Berhubungan dengan orang lain : saling tolong
• Menerima kekecewaan dipakai pelajaran
• Menyelesaikan rasa permusuhan secara konstruktif
• Punya kasih sayang yang besar
Menurut Skinner
Kepribadian berintegrasi baik
• Menerima diri sendiri : harga diri, percaya diri,
memahami diri, tahu kekurangan dan kelebihan
diri
• Diterima oleh orang lain : orangtua, teman, peran :
atasan – bawahan
• Efisiensi dalam pekerjaan atau studi : konsentrasi
baik, tenang, tanggung jawab dapat dipercaya.
• Bebas dari konflik dalam diri sendiri. Senang
dengan pekerjaan , realistis, matur, dapat
menikmati hiburan, menguasai emosi
Menurut Gail W Stuart , diidentifikasi sebagai kriteria kesehatan jiwa
yaitu

• Sikap positif terhadap diri sendiri


• Pertumbuhan, perkembangan dan aktualisasi diri
• Integrasi dan ketanggapan emosional
• Otonomi dan kemantapan diri
• Persepsi realitas yang akurat
• Penguasaan lingkungan dan kompetensi sosial
SIKLUS KEHIDUPAN
Progresi perkembangan seseorang dari lahir sampai
mati

mengenali berbagai kebutuhan dan masalah


seseorang

Pentingnya siklus kehidupan untuk:

• Memahami seorang manusia secara utuh


• Mengenal variasi manusia
• Adanya berbagai perubahan yang terjadi
• Adanya tuntutan masyarakat yang berbeda-beda
Proses perkembangan manusia meliputi beberapa aspek
perkembangan antara
lain
1.Organobiologik (fisik) : perkembangan anatomis dan
fisiologis
2.Psikososial : matriks sosialnya  perkembangan mental
emosional seseorang dalam usaha menyesuaikan diri
terhadap lingkungan. Teori Erik H Erikson (neo
Freudian).
3.Psikoseksual : perkembangan emosional dari Instinks
seksual dari bayi sampai dewasa. Teori Sigmund Freud
4.Kognitif melalui perkembangan proses pikir dan
kemampuan intelektual. Teori Jean Piaget.
5.Moral : (mengenal baik / buruk dalam masyarakat sesuai
dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat)
proses belajar menyesuaikan dengan norma-norma di
dalam suatu lingkungan masyarakat atau budaya. (Teori
Laurence Kohlberg).
Kelima aspek ini harus dilihat secara
keseluruhan (gestalt) untuk menilai individu,
yang membuat manusia unik dan inidividual.

Faktor-faktor yang menentukan dalam proses


pematangan dipengaruhi oleh :
Faktor internal (giver) : genetic blue print,
internal interaction, biological, nature
Faktor eksternal (nurturing): pendidikan,
interaksi lingkungan, dari keluarga sampai
lingkungan.
Fungsi moral

Level I ancaman hukuman


Stage 1
menghindari hukuman dan kepatuhan, orang akan berbuat baik kalau
diancam hukuman, kalau tidak akan berbuat jahat (baik adalah tidak
dihukum).
Contoh: kriminal, kepribadian psikopat akan tunduk pada kekuatan untuk
dapat berbuat baik.
Stages 2:
Artinya berbalas-balasan, orang berbuat baik kalau dapat untung, menolong
karena mengharapkan balasan / pahala.

Level II. Manusia menerima aturan / norma dari kelompoknya.

Stages 3 : Orientasi interpersonal


Orang mau berbuat baik karena dengan berbuat baik ia disebut orang baik
dalam kelompoknya (nama baik, dipandang baik oleh kelompoknya).
Stages 4 : Law And Order Orientation
Ada undang-undang / aturan dan kita tunduk supaya aman dan
sejahtera (menghayati Law and Order bukan sebagai ancaman /
hukuman) bersama-sama sadar hukum ada tanggung jawab
terhadap kesejahteraan / kebaikan orang lain.
Menurut Kohl Berg kebanyakan orang sampai level II Stages 4,
kecuali orang-orang yang bijaksana.

Level III: Post conventional


Stages 5 : Sudah berorientasi berbuat baik demi lebih banyak
orang. Tidak memikirkan diri sendiri tapi memikirkan orang lain.
Stages 6 : Etika yang universal, sifat manusia kembali sebagai
harkat diri manusia.
Dari hasil faktor internal dan eksternal menghasilkan suatu
keseimbangan tertentu. Bagaimana out come bisa
terjadi?
TEORI PSIKOSEKSUAL SIGMUND FREUD
Freud bapak psikoanalis metapsikologi (aliran
dalam psikologi)
perilaku manusia dari segi diluar biologi 
teori dinamika (mencari suatu keseimbangan
perilaku berdasarkan keadaan saat tersebut)

Teori Freud meliputi beberapa aspek antara lain:


1.Topografi teori (strata alam kesadaran): yang
tepenting dalam teori ini ditemukannya alam
tidak sadar, beliau mengatakan hanya
sebagian kecil yang kita sadari.
2.Struktural teori : Id, Ego, Superego.
Mekanisme defensif : mengulas
bagaimana instink bila tidak terpuaskan
3.Psikoseksual teori. (psiko dalam arti
psikiatri = behavior)
4.Mental ekonomi : akan memfungsikan
secara mental atau fisik menurut hukum
ekonomi, dengan mendapatkan hasil
sebanyak-banyaknya dan penggunaan
energi seminimal mungkin (optimum
satisfaction by minimum energy).
Teori Psikoseksual disebut juga The Last
Theory dari Freud, menurut teori
tersebut ada 4 instink (Basic Instink)
yang dimiliki manusia :
1. Vital instink : haus, lapar, makan, minum.
2. Agresif instink : self defence
3. Death instink : thanatos
4. Seksual instink : eros dikaitkan dengan
libido / pelasure
Pada umumnya kita selalu mencari
kepuasan/kenikmatan (pleasure) dan
mengela rasa sakit. Pleasure identik dengan
daya tarik seksual

Dari 4 instink tersebut yang terpenting secara


psikologis adalah seksual instink karena
mempunyai dampak yang luas

Sex sangat kuat dampak tabunya sehingga


paling banyak direpresi di alam tidak sadar,
sehingga paling banyak timbul macam-
macam reaksi. Instink
Instink seksual dibawa anak sejak lahir dalam
bentuk diffus dan undifferentiated dan
melalui masa perkembangan setahap demi
tahap dikenal dengan genital sex

Seksualitas secara umum mencapai dan


mencari kenikmatan, tergantung dimana
insting seksualitas terfokus

Seluruh badan merupakan area erotis .Freud


mengemukakan beberapa area badan utama
yang menempati tempat yang high priority.
TEORI KEPRIBADIAN SIGMUND FREUD
Teori Struktural :
• Id : naluri, pikiran primitive, insting, “ plesure
principal”,proses primer,tidak peduli kenyataan,tidak
punya kemampuan
menghambat,mengawasi/memodifikasi dorongan naluri 
tergantung Ego orang lain.

• Ego :tugasnya menghindari ketidak senangan, mengatur


pelepasan dorongan naluri agar sesuai dengan
kenyataan. Prinsip kenyataan : rasa/sense , uji dan
adaptasi. Punya mekanisme defens.

• Super ego : identifikasi terhadap figur, terbentuk norma-


norma ke dalam diri lewat proses internalisasi.
Teori Topografi :
• Pikiran sadar :
• Menghayati pikiran dan tindakan
• Logis,realistis dan perilaku beradab
• “Kamar keluarga”
• Pikiran Tak sadar :
• Represi
• Tempat penimbunan pikiran/ingatan tidak nyaman.
• ”Gudang bawah tanah”
• Sulit di akses  bisa dgn tehnik Hipnosa
• Pikiran pra sadar :
Tempat penyimpanan informasi tak disadari
tapi mudah di akses
“Filling cabinet”
Teori psikosexual :
Fase Oral (0-1 tahun )
• Kenikmatan pada oral
• Bila fiksasi : verbal agresif, merokok, minum
alkohol.
Fase Anal (1-2 tahun )
• Feses=bagian dari diri org lain “jorok/jijik”
• Mengeluarkan versus menahan ambivalensi
• Rasa sosial=bersih versus kotor
• Bila fiksasi : keras kepala, peragu,
obsesif,kikir,sadistik.
Fase Phallic (3-5 tahun )
• Anak laki : kecemasan kastrasi, mencintai
ibunya, identifikasi ayahnya kompleks
Odipus
• Anak perempuan : Penis envy, benci ibunya,
identifikasi ayah untuk menghasilkan anak
sbg pengganti penis yg dihilangkan ibu
konflik hilang beralih perhatian ke laki-laki
lain kompleks elekstra
• Bila fiksasi : Nerosa
Fase Latent ( 5-11)
• Tahap Odipal ditekan, dorongan libidinal tenang
Fase Genital
• Berlangsung sejak pubertas dan seterusnya
• Objek yg sesungguhnya
STRESS DAN ADAPTASI
• Stress : setiap tuntutan penyesuaian diri yang dapat
mengganggu homeostasis ( keseimbangan ) kita
• Stress positif : diperlukan sebagai motivasi
• Stress negative (Distress= tertekan ) : mengganggu
keseimbangan seseorang
Sumber-sumber stress :
• Frustrasi :Ada hambatan akan maksud dan tujuan
• Konflik : Keharusan untuk memilih dua pilihan
• Tekanan hidup sehari-hari, Keluarga , ekonomi
• Krisis : Kematian, kecelakaan, bencana
Fase-fase Stress :
Alarm reaction
• Pembangkitan emosi , ketegangan, kewaspadaan
meningkat

Pertahanan
• Pola-pola nerotik
• Perubahan perilaku (fobi,obsesi-kompulsi)
• Gejala ditransfer ke alat tubuh ( konversi,psiko somatik
)

Kepayahan
• Psikosa
• Disintegrasi kepribadian yang lengkap
CARA ADAPTASI / PENYESUAIAN DIRI AKIBAT
STRES

1.Task Oriented : berorientasi pada tugas


• obyektif
• Realistis/ rasional
• Disadari
Cara :
• Fight : dihadapi secara frontal
• Flight : Penarikan diri, melupakan ,
meniadakan
• Kompromi : win-win solution
• Contoh : Bila gagal dalam bisnis tertentu
• Bekerja keras  fight
• Menghentikan usaha, beralih usaha  flight
• Kerjasama dg orang lain  kompromi
2.Cara penyesuaian diri dengan mekanisme pembelaan ego
• Bila harga diri terancam
• Tidak realistis/ distorsi
• Menipu diri : keterlibatan energi psikis
• Tidak disadari : bawah sadar.
Contoh mekanisme pembelaan ego :
• Fantasi : keinginan tak terkabul
• Denial : tidak berani melihat / menghadapi kenyataan
• dissosiasi
• Rasionalisasi : pembenaran
• Identifikasi : menambah rasa percaya diri dengan menyamakan diri dengan
orang lain
• Represi : menekan pikiran yang tidak nyaman
• Regresi : manja, ngambek
• Reaksi formasi : Bertindak berlawanan
• Sublimasi : menyalurkan nafsu sex  olahraga
• Kompensasi : menutup satu kelemahan
• Displacement : salah pindah
• Undoing : pelepasan : penebusan : menghukum diri sendiri
• Universalisasi
• Proyeksi
Tahap-tahap penyesuaian diri :
• Mempelajari dan menentukan persoalan
• menyusun alternative penyelesaian
• menentukan tindakan yang lebih menguntungkan
• bertindak
• menilai hasil tindakan : bila perlu ambil langkah lain
Bila stress lama :
• Seseorang akan mencari jalan keluar. Supaya tetap dapat
berfungsi dengan optimal walaupun sudah tidak efisien lagi,
dengan jalan penyaringan dan peniadaan informasi atau
perasaan yang masuk
Perjalanan stress
• Penyesuaian diri secara fisik dan psikologik baik , efektif
 weladapted  sehat jiwa= MATUR
• Penyesuaian gagal  penyesuaian diri tidak sesuai ,
berlebihan  maladaptasi  terus menerus 
kepayahan  disintegrasi pribadi
Kemampuan mengatasi masalah
(coping) dan Strateginya
Strategi terfokus pada masalah
Mengubah pada diri sendiri
mengubah tingkat aspirasi
mencari alternatif pemenuhan kebutuhan
mempelajari ketrampilan baru
Proses menjalankan strategi
terfokus pada masalah
• Identifikasi pokok masalah
• Menentukan alternatif pemecahan
efektifitas waktu, biaya, manfaat dll
• Menentukan pilihan alternatif
• Menjalankan alternatif pilihan
Strategi terfokus pada emosi

Gagal mengendalikan stressor


Mencegah emosi negatif yang menghambat

Ada beberapa strategi :


1. Strategi perilaku
2. Kognitif
3. Perenungan
4. Pengalihan
5. Penghindaran negatif
STRATEGIES

• Strategi perilaku

Latihan fisik
Ketrampilan baru
Pengetahuan baru
 Mengalihkan pikiran kita dari masalah
Strategi Kognitif

• Menyingkirkan sementara pikiran ttg masalah


• Mengubah cara pandang thd makna stressor
• Penilaian ulang terhadap stressor
Strategi Perenungan

• Isolasi diri
• Perenungan : perasaan tdk enak
• Afirmasi : betapa buruknya tanpa langkah nyata untuk
mengubahnya
• Konsekewnsi dari stressor
Strategi pengalihan

• Aktivitas yg menyenangkan
Olahraga, rekreasi, hobby

Meningkatkan perasaan kendali kita


Menjauhkan diri dari pikiran negatif
Strategi penghindaran negatif
• Aktivitas yang membahayakan
• Narkoba, sex bebas
Pencegahan distress

• Tingkatkan ikatan sosial : banyak teman,


kelompok,kerabat dll
• Dukungan sosial dan emosi
• Sharing / curhat
• Nasehat orang lain
Tehniks melawan distress
• Latihan kebugaran
• Latihan biofeedback : mengenali ketegangan 
lakukan relaksasi
• Latihan Relaksasi progresif : sesi latihan dgn
menegangkan otot  kemudian relaksasi
• Latihan Meditasi atau Yoga : latihan nafas dan
relaksasi pikiran
• Teknik Kognitif dan modifikasi perilaku :
Mengubah pikiran negatif yg sebabkan stress
mengubah respons stress dgn jalan mengubah
perilaku, gaya hidup, menciptakan, menemukan
situasi lingkungan yg kondusif
TIMBULNYA GANGGUAN JIWA
Intervensi 3 variable
• Berat ringannya stress
• Sumberdaya penyesuaian individu : maturitas,
intelektual, daya tahan stress: organobiologi,
psikoedukasi dan social.
• Diathesis-stress= kerentanan=”bakat”
 timbul berbagai klinis gangguan jiwa
Daya tahan stress dipengaruhi :
• Organobiologi : genetic, neurologis
• Psikoedukasi:pola asuh , pendidikan, learning process
• Sosial – budaya : termasuk spiritual
Kepribadian yang matang  bisa timbul
gangguan jiwa
• stressor sangat berat
• Stresor ringan tapi lama
• Stresor ringan tapi spesifik
HUBUNGAN DAYA TAHAN STRESS DGN KUATNYA
STRESSOR
kuat

sakit

stressor

sehat

Daya tahan mental

kuat
PERAN ORGANOBIOLOGI DALAM GANGGUAN JIWA
• Etiologi gangguan mental secara umum tidak
terlepas dari faktor-faktor organo-biologi, psiko
edukasi dan psikososial – budaya.
• Faktor psikobiologi menekankan pada fungsi
biomolekuler di dalam otak yang meliputi neurokimia
atau neurotransmiter, neurohormonal dan
neurogenetika serta perannya dalam gangguan
psikiatrik.
• Faktor organik atau neuro-psikiatri menekankan pada
bagian-bagian otak (gangguan neurologis) yang
berkaitan dengan psikopatologi (gangguan
psikiatrik).
• Pemahaman tentang neurobiologi sangat penting
untuk mengerti timbulnya psikopatologi dan cara
kerja dari psikofarmaka.
Neurotransmiter Otak
• Neurotransmiter adalah suatu molekul kimiawi disintesis
dalam neuron dan dapat membawa sinyal antar neuron.
• Pelepasan suatu neurotransmiter oleh suatu neuron
disertai pengikatan molekul neurotransmiter oleh suatu
reseptor pada neuron lain disebut proses neurotransmiter
kimiawi.
• Ada tiga jenis utama neurotransmiter dalam otak yaitu:
• Neurotransmiter Amin Biogenik
• Katekolamin : Dopamin, norepineprin, epineprin yang disintesis dari
asam amino tyrosin.
• Indolamin : serotonin, disintesis dari asam amino tryptofan.
Serotonin sering disebut 5-HT (5-Hidroksi triptofan)
• Acetilkholin
• Histamin
Neurotransmiter asam amino
• Bersifat exitatory : Glutamat
• Bersifat inhibisi : GABA

Neurotransmiter peptida
• Berperan sebagai neuromodulator yaitu
memodulasi respon neuron terhadap
neurotrasmitter lain.
• Reseptor Neurotransmiter
Ada dua jenis reseptor:
• Reseptor yang terikat dengan protein G.
• Reseptor yang berlokasi langsung pada
saluran ion neuron.
Neuron

Reseptor

Pre sinap
Pasca sinap

Celah sinap
Peranan Neurotransmiter pada Skizofrenia
Aktivitas abnormal dari dopamin dalam otak
dapat menimbulkan gejala skizofrenia. Dalam
otak terdapat empat jaras dopamin yaitu:

Sistem mesokorteks
•Jaras dopamin berproyeksi dari ventral
tegmentum ke regio kortex, orbito frontal dan
pra frontal. Sistem ini berfungsi mengatur
motivasi, konsentrasi, memulai aktivitas
bertujuan, terarah dan kompleks serta tugas-
tugas fungsi exekutif. Penurunan aktivitas
dopamin pada sistem ini dikaitkan dengan
gangguan kognitif, motorik dan hedonia yang
merupakan manifestasi gejala negatif dari
skizofrenia dan symptoms depresi.
Sistem meso-limbik
• Jaras ini berproyeksi ke regio limbik seperti nukleus
akunben, amigdala, hipokampus, nukleus dorsalis-
media thalamus dan girus singulat. Sistem ini
mengatur expresi emosi, belajar dan penguatan dan
kemampuan hedonia. Peningkatan aktifitas dopamin
pada sistem ini dikaitkan dengan gejala positif dari
skizofrenia.

Sistem nigrostriatal
• Jaras ini berasal dari substantia nigra ke ganglia
basalis dan berfungsi mengatur aktivitas motorik.
• Gangguan pada sistem ini oleh pemakaian
psikotropika menyebabkan timbul gejala
ekstrapiramidal (EPS).
Sistem tuberro infundibular
• Berproyeksi dari badan sel di hipotalamus ke
hipofisis dan bekerja menghambat sekresi prolactin.

Gangguan sistem ini oleh pemakaian psikotropika


dapat menimbulkan gejala hiperprolactinemia yaitu:
• Gangguan haid
• Galactorhea, gynaecomastica, impotensia, disfungsi
sex, infertil, obesitas.
• Perubahan mood
• Osteoporosis
• Gangguan autoimun
• Ca mama
Dopamine System
Nigrostriatal pathway
Mesocortical pathway This pathway involved in the control of
Hypoactivity causes negative movement. Excessive blockade of
symptoms and cognitive dopamine receptors can lead to the
disorders development of EPS

Tuberoinfundibular pathway
Mesolimbic pathway
Controls prolactin secretion.
Blockade of dopaminergic Hyperactivity causes
transmission can cause positive symptoms
hyperprolactinemia
Positive Symptoms:
• Hostility
• Excitability
• Delusions
• Persecution
• Hallucinatory
• Conceptual disorganization
• Grandiosity

Negative Symptoms:
• Emotional with drawal
• Passive apathetic with drawal
• Difficulty in abstract thinking
• Blunted affect
• Lack of spontaneity / flow of conversation
• Stereotyped thinking
• Poor rapport
Paling sedikit terdapat lima hipotesa jaras serotonin
pada susunan saraf pusat:

• Aksi obat antidepresan yang menghambat


trasporter serotonin diduga melalui jaras rafe medial
menuju korteks prefrontal.
• Aksi obat untuk gangguan obsesif-kompulsif diduga
melalui jaras dari rafe medial menuju ganglia
basalis.
• Jaras dari rafe menuju korteks limbik berkaitan
dengan fungsi pengaturan serotonin atas emosi,
termasuk panik, ingatan dan anxietas.
• Efek serotonin terhadap perilaku makan dan selera
makan berkaitan dengan jaras dari rafe medial
menuju hipotalamus.
• Efek serotonin pada fungsi seksual berkaitan
dengan jaras dari rafe turun menuju korda spinalis.
Beberapa tipe reseptor serotonin
• SUBTIPE 5 HT-RKELAINAN5 HT1A Depresi, anxietas
• 5 HT1B 5HT1DBMigren
• 5 HT1D Depresi, Gangguan makan
• 5 HT2ASimptom negatif Gangguan sirkulasi
• 5 HT2CAnxietas,Serangan panik
KESIMPULAN
• Para peneliti melihat peran serotonin pada skizofrenia berdasarkan kepada:
• Aspek neurotransmiter serotonergik yang berhubungan dengan kerja obat
anti psikotik.
• Bukti abnormalitas serotonergik pada skizofrenia.
• Respon pasien-pasien skizofrenia terhadap modulasi farmakologis.
• Peran serotonin dalam mekanisme aksi obat anti psikotik.
• Dengan mengetahui peran serotonin pada skizofrenia secara lebih
mendalam, saat ini dikembangkan obat antipsikotik atipikal yang mengikuti
konsep serotonin-dopamin antagonis. Antipsikotik atipikal mengatasi
timbulnya gejala negatif ada skizofrenia disamping gejala positif, dan
memberi efek sampig ekstrapiramidal yang rendah. Dengan demikian
kualitas hidup penderita skizofrenia dapat lebih meningkat.
PERANAN NEUROTRANSMITER PADA
DEPRESI
• Pada gangguan depresi terdapat tiga gejala
utama (Trias Symptoms) yaitu:
• Mood yang menurun
• Hilangnya minat atau rasa senang
• Hilangnya energi diri

Neurotransmiter yang terlibat di sini antara


lain serotonin, noradrenergik, dopamin,
GABA serta axis HPA.
PERANAN NEUROTRANSMITER PADA GANGGUAN CEMAS
• Ada tiga neurotransmiter utama yang terlibat dalam gejala
cemas, yaitu serotonin, norepineprin dan GABA disamping
keterlibatan neurohormonal yaitu axis HPA.
PERAN NEUROHORMONAL
• Neurohormon adalah suatu zat yang dilepaskan ke dalam
aliran darah kemudian masuk ke ruang extra neuronal dan
mempunyai efek pada neuron.
Reaksi stress berjalan melalui dua jalur mekanisme neurohormonal.
1. Jalur hipopisis – adreno – kortikal untuk stress kronis
• Stres kronis merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan CRH.
• Rangsangan diteruskan ke hipopisis yang mengeluarkan ACTH.
• Terjadi rangsangan pada kelenjar adrenal bagian kortek untuk mensekresi
glukokortikoid akibatnya kortisol darah meningkat.

2. Jalur hypopisis – adreno – medula untuk stress akut


• Stres akut merangsang pengeluaran epineprin atau norepineprin
• Selanjutnya rangsangan diteruskan ke batang otak di locus ceroleus.
• LC merangsang sistem saraf otonom.
• Terjadi pengeluaran epineprin / norepineprin di batang otak
• Di perifer pada medula kelenjar adrenal juga terjadi rangsangan untuk
memproduksi epineprin / norepineprin.
Pada gangguan psikiatri tertentu dapat
melibatkan banyak neurotransmiter, sehingga
tidak dapat diklaim bahwa suatu gangguan
psikiatrik hanya melibatkan neurotransmiter
tertentu secara spesifik. Hal inilah mendasari
kenapa pada gangguan depresi misalnya
kadang-kadang kita memberikan antipsikotik
selain antidepresi.

ASETILKOLIN DAN ANTIKOLINERGIK


Dua tipe umum reseptor asetilkolin yaitu :
• Reseptor muskarinik
• Reseptor nikotinik
PERAN NEUROBIOLOGIS
KETERGANTUNGAN OPIAT
• Opiat mempengaruhi fungsi otak melalui
interaksinya dengan reseptor opioid
endogen. Opiad endogen antara lain endorfin
dan enkefalin.
• Ada beberapa jenis reseptor opioid endogen
yaitu mu, kappa, delta, teta. Reseptor-
reseptor ini terdistribusi di seluruh regio otak
dan medula spinalis.
• Ganglion dorsalis, kornu dorsalis, medula
spinalis, masa abu-abu periaqua duktus dan
talamus berperan dalam rasa nyeri.
Perubahan neurobiologik pada ketergantungan opiat adalah:

• Perubahan expresi gen opioid endogen.


• Perubahan konsentrasi Ca intra seluler.
• Perubahan jumlah reseptor.
• Perubahan afinitas ikatan reseptor.
• Perubahan jaras neuron.
• Peningkatan konsentrasi antagonis peptida endogen.
ASPEK NEUROPSIKIATRI
• Pada kasus-kasus pasca stroke sering kita dapatkan kelainan
psikiatrik yang gambaran psiko patologinya beraneka ragam
berkaitan dengan neuro-anatomi dari lesi.

Syndrome Mania
• Terdapat lesi di bagian-bagian otak:
• Talamus kanan
• Hemisper kanan: area kortek limbik seperti orbito frontal,
basotemporal dan kandatus.
• Frontal inferomedial.

Syndrome Cemas
• Adanya lesi di daerah:
• Korteks : biasanya disertai depresi berat
• Subkorteks : ganglia basalis
Psikosis Pasca Stroke
• Adanya halusinasi visual terjadi akibat lesi
vaskuler fokal di jaras visual lobus temporalis,
parietalis dan oksipitalis. Biasanya pada lesi
di hemispere kanan.
• Halusinasi autoscopy (pasien melihat dirinya
sendiri), biasanya di sebabkan oleh
perdarahan subarakhnoid.
• Halusinasi akustik akibat lesi struktur otak di
kortek auditorik temporal.
• Waham : sering disebabkan oleh trombus dan
perdarahan intraserebri pada temporo
parietal kiri atau subkorteks.
Perubahan Kepribadian Pasca Stroke

Kerusakan pada lobus frontalis bilateral terutama daerah


orbitofrontalis dapat menimbulkan perubahan
kepribadian, antara lain:
• Impulsif, eforia, lelucon tak wajar.
• Disinhibisi, afek labil, daya nilai dan tilikan buruk.
• Kurang mempertimbangkan perasaan orang lain.
• Reduplicative paremresia.

Lesi lobus frontal medial:


• Akinesia
• Gangguan memori, konfabulasi
Lesi temporal antero-medial bilateral:
• Sindroma Kluver-Bucy yaitu: rakus, hiperfagi, plasiditas,
perubahan tingkah laku sexual, mengexplorasi secara
kompulsif obyek-obyek di lingkungannya dan agnosia.
Lesi di kaudatus ventro medial:
• Disinhibisi
• Lesi paramedia talamus dan globus palidus:
• Apati

Lesi kortikobulbar desenden bilateral:


• Tertawa-tawa sendiri dan menangis
• Disartria dan disfasia
PSIKOPATOLOGI
KAJIAN TENTANG PROSES MENTAL ABNORMAL
BERANGKAT DARI FUNGSI-FUNGSI MENTAL
• FUNGSI SENSORIUM/ KESADARAN
• FUNGSI KOGNITIF : ORIENTASI, MEMORI, MEMBACA
TULIS,KONSENTRASI,VISUOSPASIAL,ABSTRAKSI,INTE
LEGENSI.
• FUNGSI PIKIRAN : PROSES PIKIR DIBENTUK contoh;non
realistik,ARUS contoh ; asosiasi longgar,
inkoheren,sirkumstansial. ISI PIKIRAN ; IDE, GAGASAN contoh;
waham, preokupasi,obsesi.
• FUNGSI PERSEPSI : PENCERAPAN HALUSINASI, ILYUSI
• FUNGSI PSIKOMOTOR :PERILAKU contoh ; katatonik, tremor,tic
• FUNGSI EMOSI : PERASAAN contoh sedih, cemas, takut,
senang
• FUNGSI JUDGEMENTAL : DAYA NILAI,INSIGHT ; realitas, sosial,
moral
LAIN-LAIN ( fungsi mental )

• KEMAUAN
• PENGENDALIAN IMPULS
• SPIRITUAL

Kumpulan gejala  syndrome

KRITERIA DIAGNOSIS
GEJALA DAN TANDA (SIGN AND SYMPTOMS)

GANGGUAN KESADARAN
KESADARAN :
1.Kemampuan individu mengadakan hubungan
dengan diri
dan lingkungan dengan panca indera.
2. Kemampuan mengadakan pembatasan terhadap
diri dan
lingkungan dengan atensi.
3. Kemampuan orientasi waktu, tempat dan orang.
KESADARAN MENURUN

Kemampuan persepsi, pengertian, pemikiran serta


orientasinya berkurang secara keseluruhan
kwantitatif

Contoh : Disorientasi tempat,waktu dan orang


halusinasi optik, amnesia
GRADASI KESADARAN MENURUN

• APATIS
- Acuh pada lingkungan
- Perlu rangsangan kuat untuk menarik
perhatian
• SOMNOLENT
- Rangsangan harus lebih kuat lagi
• SOPOR
- Respons harus kuat
- ingatan, orientasi dan pertimbangan
sdh hilang
• SOPOROKOMATOUS
-Peralihan sopor dan koma
• KOMA
-Tak ada respons, reflek pupil(-), pupil melebar, reflek
muntah hilang, reflek pa tologis (+)
KESADARAN MENINGGI

• Respons yang meninggi terhadap rangsang


• Warna-warni lebih cerah
• Suara-suara lebih keras
• Pada pemakaian zat stimulan amfetamin
KESADARAN BERKABUT
• Menurun dan menyempit
• Khas pada delirium
TIDUR

Menurunnya kesadaran yang reversibel


Baca : Gangguan tidur
HIPNOSA

• KESADARAN YANG MENYEMPIT


• Dari FOKUS EXERNALmenjadi FOKUS
INTERNAL
• ALFA , TETA STATE
• SUBCONSCIOUS
DISSOSIASI
Memisahkan diri secara psikologik dari kesadaran

• Kehilangan kesadaran dari sebagian atau keseluruhan


integritas diri
• Klinis : baca pada gangguan disosiasi/konversi
GANGGUAN PERHATIAN

Gangguan kemampuan :
• Mengarahkan
• Memusatkan
• Mempertahankan
• Mengalihkan

PERHATIAN
GANGGUAN INGATAN / MEMORI

• REGISTRASI ; PENCATATAN
• PENYIMPANAN; RETENSI
• PEMANGGILAN KEMBALI; RECALL
MACAM-MACAM GANGGUAN INGATAN

• AMNESIA :Ketidakmampuan mengingat kembali


suatu pengalaman
- Retrograde Amnesia : Lupa sebelum kejadian
- Anterograde : lupa setelah kejadian
• PARAMNESIA
- Deja vu : seperti pernah melihat sebelumnya
- Jamais vu : Seperti belum pernah melihat
- Fausse reconnaiiance : merasa pasti mengenal
• HIPERMNESIA : Ingatan yang meningkat ( Retensi
dan Recall)
GANGGUAN ORIENTASI

• ORIENTASI :Kemampuan mengenal lingku ngan serta


hubungannya dalam waktu dan ruang terhadap dirinya
sendiri dan hubungannya dengan orang lain (waktu,
tempat,orang )
• DISORIENTASI : GANGGUAN ORIENTASI
GANGGUAN EMOSI
EMOSI : Kompleks perasaan yg melibatkan komponen
fisik,psikologis dan perilaku
• Afek : ekspresi emosi yg tampak
• Mood : emosi yang meresap dan dipertahankan , disebut juga suasana
hati

Eutim : emosi normal


Hipotim : emosi yang menurun
Hipertim : emosi menaik

DEPRESI
Komponen psikologis : emosi menurun ; sedih, murung

MANIK
Lawan dari depresi : emosi meningkat
EFORIA
Senang, riang-gembira berlebihan
ELASI
Lebih tinggi dari eforia
EXTACY
Lebih keras lagi
EXALTACY
Lebih keras lagi
KECEMASAN :takut yg mengambang; ketegangan motorik,
hiperaktivitas otonomik, hiperarousal

ANHEDONIA : Tdk mampu merasakan ke senangan


KESEPIAN : merasa ditinggalkan
KEDANGKALAN EMOSI : berkurang secara kwantitatif
INAPROPRIATE : kwalitatif terganggu; tidak sinkron dengan ide

LABIL : berubah-ubah
SWING MOOD : variasi sepanjang hari
AMBITENDENCY : DUA AFEK BERLAWANAN TIMBUL
BERSAMAAN
APATI : Berkurangnya afek/emosi terhadap suatu hal atau segala
hal disertai rasa terpencil dan tak peduli
AGRESI: MURKA
GANGGUAN KEMAUAN

• ASPEK DIRI
• ASPEK SOSIAL
• ASPEK PEKERJAAN
GANGGUAN PSIKOMOTOR
Gerakan tubuh yg dipengaruhi keadaan jiwa individu

• KELAMBATAN
- Hipoaktivitas
- Substupor Katatonik :mematung
- Katalepsi : mempertahankan posisi tertentu
- Fleksibilitas cerea : seperti lilin
• PENINGKATAN
- Hiperkinetik
- Gaduh gelisah katatonik : tdk bertujuan tanpa ada
rangsang dari luar
• TIK : kedutan involunter, sekejap,berulang
• SIKAP ANEH : sengaja sikap aneh
• GRIMAS : mimik wajah aneh, berulang
• STEREOTIPIK :gerakan anggota badan berulang-ulang selalu
sama, tdk bertujuan
• MANNERISME ; teatrikal, berulang
• EKHOPRAXIA : menirukan gerakan orang lain secara
otomatis
• EKHOLALIA : menirukan ucapan orang lain secara otomatis
• Koprolalia
• OTOMATISME PERINTAH ; melakukan perintah otomatis
• NEGATIVISME : berbuat berlawanan dari yg diminta
• KATAPLEXI : mendadak lemas / pingsan
• REAKSI KONVERSI ; lumpuh
• VERBIGERASI ; kata-kata yg sama
• GANGGUA BERJALAN : KAKU
• KOMPULSI : melakukan sesuatu atas desakan kuat dari ide yg
tidak rasional.
• GAGAP : berbicara terhenti-henti karena spasme otot.
GANGGUAN PIKIRAN

• PROSES PIKIRAN : ingatan, pemahaman, penalaran, pertimbangan


Terdiri dari Arus pikir dan bentuk pikir

• Isi pikir :tema, gagasan


GANGGUAN BENTUK PIKIRAN

• AUTISTIK : Hidup dengan dunianya sendiri


• NON REALISTIK : Alasan tidak masuk akal
• DEREISME : Proses mental tidak sesuai dengan pengalamannya yang
sedang berjalan
GANGGUAN ARUS PIKIR
Cara dan lajunya proses asosiasi dalam pemikiran
yang timbul
• Perseverasi : Berulang menceritakan ide
• Asosiasi longgar :ide satu dengan yang lain tidak nyambung
• Inkoherensi :arus pikir yang tidak beraturan shg dalam satu kalimat
tidak mempunyai arti
• Blocking : jalan pikir tiba-tiba berhenti
• Logorhea :banyak bicara tanpa kontrol
• Flight of idea :perubahan yg cepat satu ide ke ide
yang lain yg belum selesai.
• Clang asosiasi :mengucapkan kata yang mempunyai
persamaan arti
• Neologisme :Membuat kata-kata baru yang tidak
dipahami orang lain
• Irelevansi : Isi pikir tidak sesuai dengan yang diminta
• Circumstantial : tidak langsung pada pokok pikiran
• Permainan kata : membuat sajak yang inadekuat
GANGGUAN ISI PIKIRAN=gagasan, ide

• Fantasi : isi pikir tentang sesuatu keinginan tak terpenuhi


• Fobi : Rasa takut terhadap suatu yang irasional
- agorafobia
- ailurofobia
- akrofobia
- astrofobia
- eritrofobia
- klaustriofobia
- niktofobia
- dll
• Obsesi : Pikiran yang intrusif, irasional, berulang
• Preokupasi : terpaku pada satu ide
• Pikiran in adekuat : non realistik (bukan waham)
• Pikiran bunuh diri
• Ideas of reference
• Alienasi : rasa terasing
• Pikiran isolasi sosial
• Low of self esteem
• Guilty feel
• Pesimisme
• Waham : keyakinan yang salah, tidak bisa dikoreksi, tidak ada bukti nyata,
tidak berkaitan budaya/keyakinan, tidak sesuai dgn intelektual
GANGUAN PERSEPSI
Daya mengenal,kwalitas, hubungan,mengartikan serta perbedaanya melalui
panca indera

• Halusinasi : timbul tanpa rangsangan dari luar


- seluruh panca indera
- hipnagogik : sebelum tertidur
- hipnapompik : sebelum terbangun
• Ilusi : timbul oleh karena ada rangsang (distorsi)
• Depersonalisasi : merasa diri aneh
• Derealisasi :merasa lingkungan aneh
• Gangguan somatosensorik : anestesia , mikropsia,
makropsia, nyeri dsb
• Agnosia : tidak mampu mengenal barang
GANGGUAN INTELEGENSI

• RETARDASI MENTAL :Perkembangan yang terhambat


atau terhenti ; tidak pernah mencapai optimal
• Umur mental
X 100 = IQ
Umur kronologis
PENAMPILAN
• Tampak lebih tua : pada penyakit kronis, depresi
• Terlau kritis, rapi,hati-hati, keras kepala, pakaian cerah
ciri sifat obsesi/ anankastik
• Tidak rapi, pakaian berlapis-lapis ciri-ciri skizofrenia
• Pakaian merangsang, seduktif khas kepribadian
Histrionik
• Kusut, sedih, tidak bergairah pada depresi
• Pakai kacamata hitam ciri- ciri paranoid
• Kotor, bau, aneh , kurus, kaku pada pasien stupor
katatonik
• Pakaian tidak menarik , cuek, tidak bersolek sifat frigid
• Memakai pakaian lawan jenis pada gangguan preferensi
sex transvestisme
• Tangan diremas, bibir dikulum,kaki bergerak,bicara
bergetar, pada orang cemas
STATUS PSIKIATRI
DATA PASIEN : demografi
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
RIWAYAT SAKIT TERDAHULU
RIWAYAT HIDUP

STATUS MENTALIS

Penampilan : rambut dan pakaian rapi


Perilaku : tenang atau tegang
Sikap terhadap pemeriksa : bersahabat, ketakutan, curiga
Afek : cemas
Mood : Hipotim/sedih
Berbicara : pelan, lirih, gagap
Pikiran :Proses pikir; asosiasi longgar, isi pikir; waham kebesaran
Persepsi : halusinasi dengar memerintah
Daya nilai realitas : terganggu
Daya nilai sosial terganggu
Tilikan diri : buruk, derajat 1
Fungsi kognitif dan sensorium

• Kesadaran : Compos mentis


• Orientasi : waktu, tempat dan orang baik
• Memory :panjang, sedang, pendek, segera, working
memory
• Atensi : kemampuan konsentrasi
• Baca tulis
• Visuospatial : jarak, geometrik
• Abstraksi
• Intelegensi
Kemauan : aspek diri, sosial, pekerjaan
Pengendalian impuls
Taraf dapat dipercaya
Pemeriksaan tambahan : MMPI, CT-scan
DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA 
EVALUASI MULTIAKSIAL

• Aksis I : diagnosis utama atau fokus perhatian masalah


• Aksis II : Ggn. Kepribadian
• Aksis III : Kondisi Medis Umum
• Aksis IV : Stressor Psikososial atau trigger
• Aksis V : Fungsi Global Seseorang

GAF Current : saat diperiksa


GAF Highest Level Past Year (HLPY) : Nilai tertinggi yang pernah
dicapai dalam satu tahun terakhir
GAF saat keluar perawatan
Skore penilaian GAF merujuk pada suplemen PPDGJ-III
Diagnosis multi aksis

• Aksis I : Psikotik akut


• Aksis II : Ciri Kepribadian Histrionik
• Aksis III : Hipertensi grade III
• Aksis IV : Perceraian
• Aksis V :

GAF current : 30-40


GAF HLPY : 90-100
GAF KRS : 80 - 100
AKSIS I
NAMA GANGGUAN JIWA
DIBAGI BERDASARKAN :
1. ORGANIK DAN NON ORGANIK (FUNGSIONAL)
2. PSIKOTIK DAN NON PSIKOTIK

ORGANIK  GANGGUAN MENTAL ORGANIK


DELIRIUM.. F0
DEMENSIA..F0
AMNESTIK SINDROME..FO
PSIKOTIK ORGANIK..F0
PENYALAHGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF ( DRUG ABUSE )..F1

PSIKOTIK NON ORGANIK ( FUNGSIONAL )..F2


SKIZOFRENIA
PASIKOTIK AKUT
GANGGUAN WAHAM
PSIKOSA TAK KHAS
NON PSIKOTIK
• NEROSA
GANGGUAN MOOD : DEPRESI, MANIK, BIPOLAR,
SIKLOTIMIK, DISTIMIA  F3
GANGGUAN NEROTIK : ANXIETAS, OBSESI-KOMPULSI,
GANGGUAN STRESS ( PTSD) F4
GANGGUAN SOMATOFORM : SOMATISASI, HIPOKONDRIK,
PAIN SOMATOFORM, BODY IMAGE DISMORFIC,
GANGGUAN DISOSIASI DAN KONVERSI F4
• SINDROME PERILAKU TERKAIT GANGGUAN FISIOLOGIS : TIDUR,
SEX , MAKAN….F5
• GANGGUAN KEPRIBADIAN  MASUK KE AKSIS II… ( F6)
• RETARDASI MENTAL  AMSUK KE AKSIS II.. (F7)
• GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ..(F8) : AUTISME
• SINDROME PERILAKU DAN EMOSI ONSET PADA ANAK DAN
REMAJA ANAK HIPERAKTIF..( F9)
HIRARKI DIAGNOSIS DALAM PSIKIATRI

• Prosedur menetapkan " NAMA PENYAKIT "  disebut


diagnosa.

• Diagnosis  suatu nama yang diberikan kepada suatu


kumpulan gejala (syndrome ) tertentu yang berkaitan dengan
suatu etiologi.
• Hirarki diagnosis  urutan organisasi yang
bersifat vertical dari atas ke bawah, dimana
diagnosis yang terletak lebih atas dapat
mengandung unsur psikopatologi dari organisasi
yang lebih bawah tetapi mempunyai kelebihan
spesifik

• Diagnosis suatu posisi hirarki F tertentu tidak


mempunyai gejala spesifik dari hirarki F diatasnya.

• Contoh : Diagnosis F 2 bisa mempunyai gejala dari


F3, F4, F5 dan seterusnya, tetapi F2 tidak
mempunyai gejala spesifik dari Fl. atau FO.
SKEMA PIRAMIDA HIRARKI DIAGNOSIS

FO.Gangguan mental organik

Fl. Zat psikoaktif

F2. Kelompok psikotik

F3. Gangguan mood/afek

F4. Gangguan Neurotik

F5. Gangguan Terkait fisiologis

F6. Gangguan Kepribadian

F7. Retardasi Mental

F8. Gangguan Perkembangan psikologis

F9. Gangguan masa kanak dan remaja


MENTAL DISORDER

• CHANGE OF BEHAVIORE
• CHANGE OF PSYCHOLOGICAL
CLINICALLY SIGNIFICANT

CAN CAUSE DISTRESS AND OR SOCIAL DYSFUNCTIONS


Etiology gangguan jiwa

Faktor 2 gangguan jiwa :

• Organobiology : perkembangan organ , genetik, fungsi biology / faal


• Psikologis : psikoedukasi , stress

• Sosial : Lingkungan penduduk, ekonomi, budaya, religius


Struktural vs Functional patology
Neurobiologi  psikobiologi

Patology  Psikopatology
Patogenesa  Psikodinamika
Patofisiology  psikopatofisiology
PatoBiology  psikopatobiology
WHAT’S KIND ?
• F0 – F9
• ORGANIC MENTAL DISORDER ( OMD)?  LAB, CT-
SCAN, MRI ,ETC
PSYCOTEST : MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE )
DEMENTIAS= BAD SCORE

• NON ORGANIC MENTAL DISORDER( FUNCTIONAL ) ?


PSYCHOTEST : MINNESOTA OF MULTYPHASIC PERSONALITY
INVENTORY (MMPI) TO EVALUATE ABOUT AXIS I AND II
ANSIETAS, DEPP, PSYCHOTIC,MANIAC, FOBIA, OCD, OR
PERSONALITY DISORDER, ETC
OMD
• DELIRIUM
• DEMENTIA
• OTHERS

DELIRIUM: DEFICIT OF ATTENTION DUE TO CLOUDY OF CONSCIOUSNESS( but


GCS =456) if done MMSE normaly or less can not do MMPI

DEMENTIA : DEFICIT OF MEMORY( COGNITIVE) DUE TO ALZHEIMER’S NON


ALZHEIMERS MMSE bad score < 6

OTHERS : TUMOR, TRAUMA, INFECTIONS, DRUG INTOXICATION ,ETC 


PSYCHOLOGICAL SYNDROMES ACCOMPANY WITH NEUROLOGICAL SIGNS
AND SYMPTOMS FEBRIS, PROFUSE VOMITING, ENURESIS, CONVULSION,
HEMIPHARESE, PROGRESIVE CHEPALGIA
LABORAT, CT-SCAN, MRI, ETC
Psychotest : random
MANAGEMENT

• CAUSAL
• SYMPTOMATIS : HALOPERIDOL, ANALGETIC, ETC
F0
Gangguan Mental Organik

Definisi : Gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit atau


gangguan sistemik atau kondisi medis umum baik di otak
maupun tempat lain

Gambaran umum
• Gangguan fungsi kognitif
Seperti : daya ingat, daya pikir ( intelek) daya belajar, dsb.
• Gangguan sensorium ( pada delirium )
Seperti : Gangguan kesadaran dan perhatian
• Adanya syndrome gangguan mental yang menonjol seperti :
halusinasi, waham, gangguan emosi.
Jenis- jenis
DEMENSIA
a.Sindrome akibat penyakit di otak yang bersifat kronis dan progresif
yang di tandai dengan gangguan fungsi luhur kortikal dari
otak yang multiple

Contoh : Gangguan Daya ingat, daya pikir, orientasi, berhitung,


berbahasa, daya belajar, daya nilai, berpikir abstrak,
visuospasial dsb

b. Adanya BPSD ( behavioral and psychological symptoms of


dementia ) seperti wandering, paranoid dsb, sehingga sangat
mengganggu aktivitas dan hubungan social sehari-hari

b.Tidak ada gangguan kesadaran

c.Paling sedikit sudah 6 bulan


Jenis-jenis Demensia

1.Demensia tipe Alzeimer

Ciri-ciri : Ada gejala demensia lengkap dimana onsetnya


bertahap dengan kemunduran lambat dan onsetnya sulit
ditentukan kapan dimulai.
Syaratnya tidak ada penyakit otak yang telah dipastikan seperti
Neuro sifilis, perdarahan otak dsb.
2.Demensia tipe vaskuler

Ciri-ciri :Ada gejala demensia dimana gangguan fungsi


kognitifnya tidak lengkap atau tidak merata. Misalnya hanya
hilang daya ingat atau daya pikir tetapi daya nilai masih baik
Onset mendadak. Biasanya disertai gejala neurologist fokal
seperti hemiparesis.
DELIRIUM

Ciri-ciri :
Gangguan sensorium dan perhatian
Sensorium : berkabut sampai koma
Perhatian : 3 P  Menurunnya kemampuan :
1. memusatkan,
2. mempertahankan
3. mengalihkan

Gangguan kognitif secara umum


Gangguan persepsi : halusinasi optic dsb.
Menurunnya daya ingat, daya pikir, abstrak, waham yang bersifat sementara, inkoherensi
ringan atau orientasi.
Daya ingat jangka pendek dan segera terganggu tetapi daya ingat jangka panjang baik
Gangguan psikomotor :
Hipo atau hiper aktivitas
Kagetan
Waktu bereaksi lambat.
Gangguan siklus tidur bangun :
Insomnia
Siklus tidur terbalik
Mimpi buruk
Gejala memburuk pada malam hari
Gangguan emosional :
Depresi atau eforia
Cemas atau takut
Apatis atau mudah marah.
Onset cepat, hilang timbul dapat sampai 6 bulan.
Kelompok psikotik organic
Seperti : Halusinasi organic , waham organic dsb.
Catatan mengenai SOO :
• Istilah SOO dalam PPDGJ- 1 : Suatu kumpulan gejala gangguan mental
akibat terganggunya fungsi / metabolisme otak, tanpa sebab atau
etiologi yang jelas.
• SOO akut : ditandai oleh penurunan kesadaran. Misalnya Delirium
(saja)
SOO kronis : misalnya Demensia(saja)
Istilah GMO pada PPDGJ-1 belum ada.
• Akut dan kronisnya SOO ditentukan atas reversibilitas
gangguan. ( bukan waktu )

• Sedangkan menurut PPDGJ-2: Istilah SOO tetap sama.


Tetapi muncul istilah GMO yaitu : sindrom mental /
perilaku akibat gangguan/ metabolisme otak yang
etiologinya jelas diketahui : misalnya ; Delirum oleh
karena alcohol, Demensia oleh karena penyakit Alzeimer
dsb.

• Dalam PPDGJ-3 SOO dan GMO menjadi satu istilah yaitu


GMO yang dimasukkan dalam blok F0.
F1
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN
ZAT PSIKOAKTIF ( NAPZA )
Dibedakan menjadi beberapa kondisi klinis sebagai
berikut :
• Intoksikasi akut
Yaitu suatu kondisi peralihan timbul akibat penggunaan alcohol
dan zat psikoaktif sehingga timbul gangguan mental ( kesadaran,
kognitif, persepsi, afek dan perilaku ). Kalau berat berkait dengan
dosis  “OD” dengan berbagai komplikasi klinis (disebutkan
jenis komplikasinya).
Intoksikasi berkurang bila efek zat psikoaktif berkurang.
Penggunaan yang merugikan
• Pola penggunaan zat yang merugikan kesehatan
• Belum ada syndrome ketergantungan
Sindrome ketergantungan
• Ketergantungan fisik :
• Toleransi : perlu dosis yang naik untuk dapat efek yang
sama
• With drawal ( putus zat, sakaw )
• Ketergantungan psikologis
• Adiksi ( craving, sugest, nagih dsb )
• Sulit mengendalikan perilaku penggunaan zat
• Mengabaikan minat lain
• Tetap menggunakan walaupun tahu itu
membahayakan.
Keadaan putus zat
• Gejala Fisik : demam, flulike syndrome, berdebar-debar, pin
point pupil, cramp perut, kejang dsb
• Gejala psikologis : anxietas, depresi, insomnia dsb.
Gangguan psikotik
Gejala psikotik setelah penggunaan zat psikoaktif
Misalnya :
Lir-skizofrenia
Predominan waham
Depresi
Manik
Sindrome amnestik
• Gangguan daya ingat jangka pendek
• Tidak ada gangguan daya ingat segera
Jenis- jenis zat psikoaktif
Zat psikoaktif Opiad ( heroin, putaw )
• Intoksikasi
• Penekanan susunan syaraf pusat ; sedasi, tenang, eforia
• Konstipasi
• Penekanan respirasi
• Analgesia
• Mual / muntah
• Cadel
• Hipotensi orthostatic
• Bradikardia
• Pin point pupil
Putus Zat

• mengantuk
• flulike.
• Lakrimasi
• Dilatasi pupil
• Vasodilatasi
• Insomnia
• Suhu badan tinggi
• Takikardia
• Berkeringat
• Sugest, craving, cemas, gelisah, iritabel
Atralgia, sakit dan kramp perut, tremor
Penyalah gunaan amfetamin ( inex, sabu-sabu )
MDMA = ECTASY, MDEA= EVA, MMDA DAN DOM
1. Intoksikasi
Bersifat stimulant
• Peningkatan kesadaran
• Insomnia
• Mood meningkat
• Percaya diri meningkat
• Palpitasi, aritmia, takikardia hipertensi
2.Keadaan putus zat
• Fase awal : depresi, agitasi, anxietas dan craving diikuti
capek, insomnia, hiperfagia.
• Fase pertengahan : menurunnya energi mental,
keletihan, anhedonia
• Fase akhir : menghilangnya craving
• Psikotik
• Gangguan mood
• kecemasan
• impotensi
• gangguan tidur
Komplikasi :
• Serangan jantung, stroke, kejang, penekanan pernapasan.
F2
KELOMPOK PSIKOTIK
(SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL DAN GANGGUAN
WAHAM MENETAP SERTA PSIKOTIK AKUT )

Konsep Psikosa
• Penghayatan akan Realitas terganggu ( Sense Of Reality
terganggu )

• Kemampuan menilai realitas terganggu ( RTA terganggu )


Skizofrenia
Adalah suatu syndrome psikotik yang ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran, afek yang tumpul, afek tidak wajar atau perilaku
yang bizarre.

Konsep E Bleuler  4 A
1.Gejala primer : Asosiasi pikiran terganggu, afek terganggu,
abulia (kemauan) terganggu, autisme.
2. Gejala sekunder : Waham, halusinasi, katatonik.
Kriteria diagnosis
• Isi pikir yang extreme
• Isi pikir menggema ( echo)
• Isi pikiran tertanam sesuatu ( insertion) atau isi pikir diambil (
withdrawal )
• Siar pikir (broadcasting )

• Waham yang extreme


• Waham dikontrol/ dikendalikan
• Waham dipengaruhi ( influence )
• Waham tidak berdaya ( passivity)
• Waham persepsi : pengalaman inderawi tak wajar
• Halusinasi dengar
• Memerintah (commanding)
• Diskusi satu dengan yang lain tentang dirinya (
comment)
• Halusinasi dari bagian tubuh tertentu
• Waham bizarre
• Atau dua dari gejala berikut :
• Halusinasi lain selain dengar
• Assosiasi longgar, inkoherensi
• Katatonik
• Gejala negative
• Syarat minimal 1 bulan
• Disfungsi social / disstres
Dalam menulis diagnosis system multiaxial harus dicantumkan
penjelasan penyakitnya sebagai berikut :

F2X. 0 Berkelanjutan
• 1 Episodik dengan kemunduran progresif
• 2 Episodik dengan kemunduran stabil
• 3 Episodik berulang
• 4 Remisi tak sempurna
• 5 Remisi sempurna
• 6 Lainnya
• 7 Periode pengamatan kurang dari 1 tahun

Contoh : F21.0 = Skizofrenia hebefrenik, berkelanjutan


Skizofrenia – DSM IV

A. Terdapat 2 atau lebih gejala ini selama 1 bulan :


1.Waham
2.Halusinasi
3.Bicara disorganisasi
4.Perilaku disorganisasi atau katatonik
5.Gejala negatif : afek datar, alogia / avolition
6. Boleh ada 1 gejala saja bila :
 waham bizar
Halusinasi berkomentar
Halusinasi bercakap-cakap
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan
C. Terus menerus selama 6 bulan
JENIS-JENIS SKIZOFRENIA
Didasarkan atas gejala-gejala yang menonjol
• Skizofrenia paranoid
Yang menonjol adalah waham dan atau
halusinasi
• Skizofrenia hebefrenik
Yang menonjol gangguan proses berpikir dan
afek tumpul / tidak wajar.
Usia 15 – 25 tahun
• Skizofrenia katatonik
Yang menonjol gejala psikomotor yang extreme : seperti stupor,
furor, negativisme, rigiditas, flexibilitas cerea, command
automatisme.

• Depresi pasca Skizofrenia


Telah menderita skizofrenia minimal 1 tahun
Kemudian timbul gejala depresi dan menonjol

• Skizofrenia residual
Pernah menderita skizofrenia minimal 1 tahun
• Kemudian timbul gejala sisa berupa gejala-gejala negative yang
menonjol
Skizofrenia simpleks
• Ada gejala-gejala negative
• Tetapi tidak pernah ada gejala psikotik yang overt seperti
halusinasi, waham atau lainnya yang jelas.
• Gelandangan psikotik
• Gangguan Skizotipal
Afek tak wajar
Perilaku ganjil, aneh, eksentrik
Magical thinking
Cirkumstansial, metafora, overelaborat

• Gangguan Waham menetap


Satu-satunya gejala berupa waham yang bersifat pribadi
Lebih dari 3 bulan.
• Gangguan Psikotik Akut dan sementara
Onset akut kurang dari 2 minggu
Syndrome beraneka ragam dan berubah cepat ( polimorfik )
Adanya stressor yang jelas
Jenis- jenis gangguan psikotik akut
dan sementara :
• Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
Onset akut kurang dari 2minggu
Beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah –ubah
Tidak ada gejala skizofrenia
• Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala
skizofrenia
Sama dengan diatas
Ada gejala skizofrenia

• Gangguan psikotik Lir-skizofrenia


Sudah memenuhi syarat skizofrenia
Tapi kurang dari 1 bulan
Dalam DSM-IV disebut skizofreniform
• Gangguan psikotik akut dengan predominan waham
Onset kurang dari 2 minggu
Dominan waham dan halusinasi
Tidak memenuhi kriteria skizofrenia atau polimorfik

• Gangguan Waham Induksi


Dua orang atau lebih mengalami system waham yang sama
Bila dipisahkan , orang dengan waham terinduksi akan
hilang wahamnya.
• Gangguan skizoafektif
Ada gejala skizofrenia dan gejala afektif bersama-sama
timbul dalam waktu yang bersamaan.
Ada 2 tipe
-1. Tipe manik
Ada gejala skizofrenia dengan syndrome
penyerta manik
-2. Tipe depresif
Ada gejala skizofrenia dengan penyerta
syndrome depresi.
NEROSA

• Suatu konsep
• Bukan diagnosa
• Maldaptasi secara psikologis terhadap diri dan
lingkungan karena tidak terselesai kannya konflik
intrapsikis yang tidak disadari (uncounscius) masa lalu .
• Timbul manifestasi gejala klinis  gejala Nerotik
PSIKODINAMIKA NEROSA
Kajian patogenesa secara psikologis

Reaksi yang abnormal dari individu untuk


menghilangkan kecemasan akibat konflik yang tidak
dapat diatasi

Kecemasan  mengganggu ketenangan

Menghilangkan rasa tidak nyaman dgn cara

MOT
MPE  konversiperubahan perilaku
Transfer ke tubuh
Manifestasi neurosis :

1.Ekspresi cemas
• Gelisah
• Khawatir
• Takut
• Iritabilitas
• hiperarrousal
• Gangguan konsentrasi

2.Ekspresi depresif (dimasukkan kedalam ggn.mood)


• Murung
• Pesimis
• Putus asa
• Hilang minat
• Rasa bersalah/dosa
• Rasa hampa
• Ggn.Pseudo kognitif
• Rendah diri

3.Keluhan somatik
• Ggn makan
• Ggn berat badan
• Ggn sex
• Ggn GI tract
• Ggn tidur
• Letih lesu
• Kel otonom
• Neurasthenia
• Kel kardiovaskular
• Kel fisik lain
4.Komorbiditas Neurosis
• Cardiovaskular
• Neurologik
• Imuno endokrinologi
• Neoplasma dan penyakit degeneratif
• Intoksikasi zat/NAPZA
• Disfungsi ereksi
• Psikosomatik : kecemasan disalurkan pada organ yg
disarafi saraf vege tatif, sesuai persarapan

• Obsesi-Kompulsi :represi, isolasi, undoing, reaksi formasi


• Fobi : represi, salah pindah, simbolisasi
NEROSA HISTERIKA
Fungsi badaniah atau mental hilang tanpa dikehendaki, gejala hilang –timbul terutama
bila menghadapi keadaan yang menimbulkan emosi yg hebat dan mempunyai arti
simbolik konflik

• Reaksi Konversi :represi, isolasi terjadi reaksi


disosiasidisalurkan ke organ somatomotorik dan
somatosensorik, tdk sesuai persarafan
Gejala dengan kesan gangguan neurologis :
Paralise,afonia, kejang, akinesia  Somatomotorik
Buta, Tuli, parestesia Somatosensorik

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 167


GEJALA DENGAN KESAN GANGGUAN OTONOMIK : MUNTAH, MUAL

Gejala dengan kesan gangguan endokrin :


Pseudocyesis

Primary gain :
- mempertahankan agar konflik internal tetap diluar
kesadaran cemas hilang
- Pertengkarankonflikmarahafonia atau
lumpuh
- Melihat peristiwa traumatikkonflik denial buta
- Takut hamil atau sangat ingin hamilkonflik
pseudocyesis
-Perasaan jijik atau benci  konflik muntah

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 168


SECONDARY GAIN
Mendapatkan keuntungan atau kompensasi
- Lumpuh : menghindari tugas
- Buta : agar dilayani
- Impotensi : untuk menghindari istri yang jahat

• Reaksi DISOSIASI
Cemas hebat mengakibatkan fungsi kepribadian
terpisah sehingga unsur-unsur kepribadian yang
terintegrasi bekerja sendiri-sendiri

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 169


F3
Kelompok Gangguan Mood atau Afek
Emosi : Kompleks perasaan yang melibatkan komponen
psikis, pikiran dan perilaku yang berkaitan dengan mood dan
afek.

Afek : Ekspresi emosi yang tampak ( diobervasi ) sesaat.

Mood : Emosi yang meresap dalam diri dan di pertahankan.

Dalam kelompok ini juga terdapat kasus dengan gejala psikotik,


sehingga pemisahan kelompok psikotik dan non psikotik tidak
kaku.

Gangguan mood/afek : bisa menurun (depresi) atau meningkat


(manik).
Analogi klinik fisik vs psikiatri

Clinical physic diagnostic psychiatric diagnostic

anamnesa
Inspeksi Observasi psikiatrik
Palpasi Interview psikiatrik
Perkusi Assesment
Auskultasi Diagnosa
Gangguan afektif (mood) dibedakan menurut :
1.Episode tunggal atau multiple
2.Tingkat keparahan
• a.Mania : dengan gejala psikotik atau tidak
• b.Depresi : ringan,sedang dan berat
3.Dengan atau tanpa gejala somatik

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 172


GANGGUAN MANIK
Trias sindrome manik :
• 1.Afek/mood meningkat (elasi,ephoria, irritable )
• 2.Peningkatan aktifitas fisik (psikomotorik meningkat)
• 3.Peningkatan aktifitas mental (logorea,flight of ideas,
grandiosity)
Episode manik

• 1.Hipomania : derajatnya lebih ringan daripada


mania

• 2.Mania tanpa gejala psikotik


-minimal 1 minggu
-energi meningkat :
aktivitasmeningkat,percepatan dan
kebanyakan bicara,tidur kurang,ide
kebesaran dan optimis
- Tanpa gejala psikotik
Mania dengan gejala psikotik
- Ada gejala mania
- Gejala waham,irritabilitas,halusinasi yang sesuai dengan
afek
EPISODE MANIK

• MOOD MENINGGI, IRITABLE SCR PERSISTEN


MINIMAL 1 MINGGU

• DISERTAI MIN 3 Gx SBB :


HARGA DIRI MELAMBUNG / BESAR
KBTHN TIDUR MENURUN
BANYAK BICARA
FLIGHT OF IDEAS
MDH BERALIH PERHATIAN
AGITASI / PENINGKATAN AKTIVITAS
BERLEBIHAN DLM AKTIVITAS YG MENYENANGKAN :
BELANJA, INVESTASI BODOH, SEX BEBAS DLL
DISFUNGSI SOSIAL
BKN AKIBAT ZAT
Gambaran Umum
• Pasien mania tampak eksitasi, banyak bicara,
kadang-kadang tampak lucu, dan sering
hiperaktif. Pada saat mengalami psikotik dan
disorganisasi, membutuhkan pengikatan fisik
dan suntikan obat sedatif intra muskular
• Mood, Afek, dan perasaan
• Pasien mania menunjukkan euforia, tetapi bisa sangat mudah
tersinggung, terutama apabila tampak mania dalam beberapa
waktu
• Ambang batas frustasinya rendah, dapat mengarah pada perasaan
marah dan hostilitas, mengancam
• Secara emosional labil , berubah dari tertawa kemudian
tersinggung kemudian depresi adalam waktu atau jam
perilaku

• Impulsive
• Bagi2 duit, traktir berlebihan
• Akrab berlebihan, transaksi konyol
• Belanja tak terkendali
• Memakai napza, berkelahi
• Aktifitas sex berlebihan
• Tidur berkurang, banyak tingkah, energi besar,
banyak omong
• Sombong berlebihan ( grandiosity)
HIPO MANIK

• GEJALA LEBIH RINGAN


• LAMA MOOD MENINGGI = 4 HARI
Mania dengan gejala psikotik
- Ada gejala mania
- Gejala waham,irritabilitas,halusinasi yang sesuai dengan
afek

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 180


Gangguan afektif bipolar
- minimal 2 episode berulang
- antara 2 episode pernah sembuh sempurna

a.Gangguan afekif Bipolar episode kini hipomanik


- pernah ada episode afektif sebelumnya (baik
manik,depresif,campuran atau hipomanik sendiri)
- saat ini episode hipomanik

b.Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala


psikotik.
- saat ini ada episode manik tanpa waham atau halusinasi
- sebelumnya pernah menderita episode afektif
sebelumnya.

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 181


Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala
psikotik.
- episode saat ini ada manik dengan waham atau halusinasi.
d.Gangguan afektif bipolar episode kini depresi ringan atau
sedang.
e.Gangguan afektif bipolar episode kini depresi berat tanpa
gejala psikotik.

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 182


• f.Gangguan afektif bipolar episode kini depresi berat
dengan gejala psikotik.
• g.Gangguan afektif bipolar episode kini campuran
- adanya episode saat ini : gejala campuran :
manik,hipomanik dan depresif.

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 183


Gangguan Depresi

1.Gejala utama : trias gejala depresi :


• mood menurun
• hilang minat / rasa senang
• energi diri yang menurun

2.Gejala tambahan :
a.konsentrasi dan perhatian berkurang
b.harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c.perasaan bersalah dan tidak berguna
d.masa depan suram dan pesimis
e.ide bunuh diri
f.gangguan tidur
g.nafsu makan berkurang

3.Minimal 2 minggu
• A.Episode depresi ringan
- satu episode (pertama kali)
- sekurangnya ada 2 dari 3 trias gejala
- ada minimal 2 gejala tambahan
- sebutkan ada tidaknya gejala somatik

• B. Episode depresi sedang


- satu episode (pertama kali)
- minimal ada 2 dari 3 trias gejala
- ada minimal 3 gejala tambahan
-sebutkan ada tidaknya gejala somatik
C.Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
- Trias gejala harus lengkap
- minimal 4 gejala tambahan
- tidak ada gejala psikotik

D.Episode depresi berat dengan gejala psikotik


- trias gejala harus lengkap
- minimal ada 4 gejala tambahan
- ada waham,halusinasi atau stupor depresif
E.Gangguan Depresi Berulang
• Syarat:
• episode rata – rata 6 bulan
• antara episode ada pemulihan sempurna
• minimal pernah 2 episode (masing – masing minimal selama 2
minggu)
• Gangguan depresi berulang episode kini
ringan
• minimal pernah 2 episode (masing – masing minimal 2 minggu)
• episode saat ini depresi ringan
• sebutkan ada tidaknya gejala somatik

• Gangguan depresi berulang episode kini


sedang
• episode kini depresi sedang
• sebutkan ada tidaknya gejala somatik
• Gangguan depresi berulang episode kini
berat tanpa gejala psikotik.
• episode kini berat tanpa gejala – gejala psikotik

• Gangguan depresi berulang episode kini


berat dengan gejala psikotik
• episode kini depresi berat dengan gejala – gejala psikotik

• Gangguan depresi berulang kini remisi


• tanpa ada gejala depresi yang memenuhi kriteria
F.Gangguan Suasana Perasaan (mood)
Menetap
• Siklotimia
• adanya periodik gejala depresi ringan dan
hipomania ringan
• tidak memenuhi kriteria gangguan depresi atau
manik
• Distimia
• afek depresi yang berlangsung lama lebih dari 2
tahun
• Tidak memenuhi kriteria gangguan depresi atau
manik
VARIASI TAMPILAN KLINIS
DEPRESI
DEPRESI
• Gangguan suasana perasaan (fungsi emosi )
• Sulit digambarkan penderitaannya
• Sering ter”konversi” dalam bentuk keluhan somatik
 under / mis diagnostik
• 69% pasien depresi mengemukakan sbg keluhan
somatik
• Sering tampak sebagai perubahan perilaku
• Sering berkomorbiditas dengan penyakit medik umum

Simon GE, et al, N ENGL J MED 1999


nyeri

• 87% pasien yg dirujuk ke klinik pain depresi


• 59% pasien depresi  menderita nyeri
• Lebih 30% pts depresi nyeri kronik

Wyat data file


Epidemiologi
Prevalensi seumur hidup : 15%
Wanita : Pria : 25% : 5-12 %
Kronis : 12-40%
Remisi : 60-80%
Sembuh : 25%
Penyakit koroner :18-23%
Pasien dengan IMA : 60-70%
Pasca IMA :40%
Stroke :37,8%
DM ; 9-27%
Parkinson :2-51%
HIV : 4-18%
Kanker : 6-25%
Epilepsi :40-60%
Nyeri kepala tegang : 42%
Faktor risiko

- Wanita : Pria : 25% : 5-12 %


- Usia 20 – 40 tahun, anak dan usia lanjut
- Status perkawinan :
* Perceraian/ di poligami
* Wanita menikah risiko > wanita lajang
* Laki-laki lajang risiko > laki-laki beristri
* Dewasa lajang (termasuk pisah keluarga) >
dewasa berkumpul keluarga
- Geografis :
Hidup diperkotaan > hidup di pedesaan
Kriteria diagnosa (DSM-IV)
Adanya 5 atau lebih berikut , minimal 2 minggu :
1. Perasaan murung sepanjang hari : jenuh, sepi, sumpek dll
2. Kehilangan minat atau kemampuan menikmati kesenangan
3. Penurunan berat badan atau selera makan
4. Gangguan tidur
5. Malas : perawatan diri dan lingkungan
6. Mudah lelah, keluhan somatik, pegal, masuk angin
7. Merasa tidak berguna atau bersalah , berdosa
8. Kemampuan berpikir dan konsentrasi menurun, sulit
mengambil keputusan
9. Pikiran tentang kematian

Depresi berat : 5 gejala atau lebih


Depresi sedang :3 – 4 gejala
Depresi ringan : kurang dari 3
Aspek multidimensional depresi

• Change in sleep
• Tearfulnes
• Sadness
• Change appetite
• Suicidal
• Brooding
• Change of psychomotor skill
• Lack of energy
• Lack of interest
• Pain
• Obsesi-compulsive
• Irritability
• Decrease of consentration
• Excessive of physical health
• Anxiety or phobias
Keluhan pasien depresi dalam praktek dokter

• Keluhan somatik
• Keluhan psikososial
pekerjaan, rumah tangga, pergaulan, kemampuan fungsi sosial
• Ide bunuh diri
• Peningkatan mortalitas dan/ morbiditas penyakit medis lainnya

Data file wyet; Kirmayer, Am J Psychiatry.


Pandangan masyarakat awam tentang depresi

• Depresi = kesedihan  biasa terjadi/ normal


• Tidak dianggap sebagai penyakit
• Stigma thd label gangguan jiwa
• Dianggap sebagai kelemahan karakter : cengeng , main watak dsb
• Pengaruh budaya diguna2 traditional healer

Prof sasanto, 2007


Kalangan profesional kesehatan

• Banyak dokter kurang menganggap penting


diagnosis depresi dan tidak meningkatkan
kemampuan diagnostik dan cenderung stigmatis
thd gangguan jiwa
• Kurang memberi waktu, empati thd “keluhan”
cenderung mengobati fisiknya  banyak pasien lari
ke Singapura
• 30% kasus depresi tidak terdeteksi
• Dari yg terdeteksi  40% tidak mendapat terapi
adekuat  ok fokus ke fisiknya
etiology
• Gejala depresi terkait dengan disfungsi sirkuit otak
spesifik yang didominasi oleh neuron serotonergik (5 HT)
dan Noradrenergik (NA)

• Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe


dorsalis batang otak ke korteks, hipotalamus, ganglia
basalis, septum dan hipokampus  mendasari gangguan
: selera makan, tidur, impulsiv, agresivitas

• Triptopan=serotonin :Ggn memory, fungsi eksekutif dan


atensi
Noradrenergik : badan sel terletak di locus ceruleus batang otak  ke
korteks, sistem limbik, hipokampus,basal ganglia , hipotalamus dan
talamus : memulai dan mempertahankan keterjagaan,sensitisasi perilaku
terhadap stress
Stress akut  aktivasi fungsi LC
Stressor kronis menurunkan kadar NE di medial forebrain  anergia,
anhedonia, penurunan libido
Neurotransmiter /biomol lain yang terlibat al :
• Dopamin : 4 jaras
• GABA : efek inhibisi thd monoamin tu di mesolimbik dan
mesokortek
• Aksis HPA  cortisol darah meningkat pada stress
• Aksis HPT : 5-10% depresi disfungsi subklinis tiroid antibodi
tiroid
• Hormon pertumbuhan :depresi  penumpulan respons hormon
pertumbuhan  rawan pada anak
• Prolaktin :dirangsang oleh serotonin
• Gangguan ritmik sirkardian : penumpulan oleh kortisol dan
kekacauan keterjagaan nokturnal
Bagian otak yang terkait dengan
emosi, pain dan kognitif
• Nukleus yg terlibat mencakup :
- korteks prefrontal
- gyrus cinguli
- amigdala
- hipokampus
- insula
- ventral striatum
- thalamus
• Bagian otak yang berurusan dengan emosi dan kognisi dipadati dan dimodulasi
oleh neuron 5-HT dan NA
• Descending spinal modulate nociception dari serotonin dan NA  gejala somatik
• 5-HT, D, NE  fungsi kognitif

= mekanisme kompleks aspek2 gejala dan antidepresi masih diteliti.


Peran Norepinephrine dan Serotonin

Norepinephrine Serotonin

Konsentrasi Mood Nafsu Makan


Lelah Emosi Tidur
Gairah Anxietas Impuls
Energi Iritabilitas Agresivitas
Dorongan Sosial

Dopamin  drive
FAKTOR NEUROLOGIS, MEDIS DAN FARMAKOLOGIS

• Neurologis : CVD,demensia,epilepsi,infeksi,migrain, neoplasma,


parkinson, trauma
• Endokrin : peny adrenal,hipotiroid, pasca persalinan
• Infeksi dan peradangan :AIDS,SLE,TB,RA, pneumonia
• Medis lainnya : Kanker pankreas,uremia,def vit
B12,C,folat,niasin,tiamin
Farmakologis

• Analgetik dan antiimflamasi : Ibuprofen, indometasin


• Antibakteri / jamur : Ampisilin,
griseovulvin,metronidazol,nalidixic acid, nitrofurantoin,
sulfametoksazol, tetrasiklin
• Anti hipertensi : metildopa, beta
bloker,klonidin,digitalis,guanetidin,reserpin,hidralazin
• Anti neoplastik : Azatioprine,vincristin,6-azauridine, C-
asparaginase
• Stroid dan hormon : Kortikosteroid,kontrasepsi
oral,prednisone
• Lainnya : cimetidin, ciproheptadin
Pandangan psikodinamika

Freud dan Karl Abraham


Loss of love object : konkrit atau abstrak seperti status, jabatan, citra
diri, harga diri dll
Pola pikir ; objek di representasikan  dintrojeksikan ke dalam
“self” sehingga menyatu
Kekecewaan, kesedihan, kemarahan, rasa bersalah  ditujukan thd
“self dan objek”= dirinya.
Konsep lain
• Helplesness dari ego : ketidak mampuan menghadirkan
idealisme
• Luka narsisistik
- Kebutuhan akan pujian kebesaran
- Perasaan hebat, ingin terkenal
- Preokupasi dengan fantasi kesuksesan, kekuatan, kepintaran
kecantikan dan cinta sejati
- Percaya bahwa dirinya penting yang hanya dimengerti oleh orang
penting
- Kurang bisa berempati
- Arogan , sombong
- Suka mengexploitasi orang lain untuk mendapatkan pujian pribadi

• Teori kognitif :
pola pikir afeksi  behaviore
Tampilan Klinis

Depresi psikotik : depresi berat disertai halusinasi memerintah, waham


nihilistik
Depresi –kognitif : pseudo demensia
Depresi anoreksia : penolakan makan
Depresi regresi perilaku : mengabaikan diri, menolak pengobatan/
tindakan medis  hati-hati pasive suicide
Depresi agitasi : ngamuk-ngamuk
BIPOLAR

• GGN. MOOD = EMOSI YG MERESAP


• 2 KUTUB MOOD YG BERTOLAK BELAKANG
• ISTILAH DLM DSM-IV DIBAGI BIPOLAR I DAN BIPOLAR
II
• PPDGJ III GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 211


EPIDEMIOLOGI

• DEPRESI BERAT  PREV SEUMUR HIDUP =15 %


• BIPOLAR I =2 %  LBH TINGGI DARI SKIZOFRENIA
BIPOLAR I
• ONSET USIA RATA2 = 30 THN
• ONSET DEPRESI = 40 TAHUN

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 212


tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 213
tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 214
ETIOLOGI

• DOPAMIN
• SEROTONIN
• NOREPINEPRIN
• NT ASAM AMINO
GABA = INHIBITOR
GLUTAMAT = EXITE

• FENOMENA KINDLING PEMBANGKITAN


PRS ELEKTROFISIOLOGIS SUBTRESHOLD
BERULANG mengenai SISTEM LIMBIK
PSIKODINAMIKA

• MELANIE KLEIN = KEGAGALAN MASA


KANAK UNTUK MENDAPATKAN
INTROJEKSI MENCINTAI  DLM RANGKA
MELEPASKAN DIRI DARI LOVE OBJECT

MANIA : MEK DEFENSIF UTK


MENGIDEALKAN ORG LAIN,
MENYANGKAL ADANYA AGRESI THD ORG
LAIN “SAYA SEPERTI DIA YG HEBAT”

 MENGEMBALIKAN LOVE OBJECT YG


HILANG GRANDIOSITY
BIPOLAR I

• EPISODE MANIK TUNGGAL : DGN GJL PSIKOTIK ATAU


TANPA PSIKOTIK
• EPISODE KINI HIPOMANIK
• EPISODE KINI MANIK : DGN GJL PSIKOTIK ATAU TANPA
PSIKOTIK
• EPISODE KINI DEPRESI : DGN GJL PSIKOTIK ATAU
TANPA PSIKOTIK
• EPISODE KINI CAMPURAN

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 217


EPISODE MANIK

• MOOD MENINGGI, IRITABLE SCR PERSISTEN


MINIMAL 1 MINGGU

• DISERTAI MIN 3 Gx SBB :


HARGA DIRI MELAMBUNG / BESAR
KBTHN TIDUR MENURUN
BANYAK BICARA
FLIGHT OF IDEAS
MDH BERALIH PERHATIAN
AGITASI / PENINGKATAN AKTIVITAS
BERLEBIHAN DLM AKTIVITAS YG MENYENANGKAN :
BELANJA, INVESTASI BODOH, SEX BEBAS DLL
DISFUNGSI SOSIAL
BKN AKIBAT ZAT

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 218


Gambaran Umum
• Pasien mania tampak eksitasi, banyak bicara,
kadang-kadang tampak lucu, dan sering
hiperaktif. Pada saat mengalami psikotik dan
disorganisasi, membutuhkan pengikatan fisik
dan suntikan obat sedatif intra muskular
• Mood, Afek, dan perasaan
• Pasien mania menunjukkan euforia, tetapi bisa sangat mudah
tersinggung, terutama apabila tampak mania dalam beberapa
waktu
• Ambang batas frustasinya rendah, dapat mengarah pada perasaan
marah dan hostilitas, mengancam
• Secara emosional labil , berubah dari tertawa kemudian
tersinggung kemudian depresi dalam waktu atau jam

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 219


HIPO MANIK

• GEJALA LEBIH RINGAN


• LAMA MOOD MENINGGI = 4 HARI

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 220


EPISODE DEPRESI BERAT

• MINIMAL 2 MINGGU
• MINIMAL MEMUAT MOOD TERDEPRESI ATAU HILANG
MINAT / RASA SENANG
MINIMAL 5 GEJALA BERIKUT
• MOOD TERDEPRESI SEPANJANG HARI
• HILANG MINAT / RASA SENANG
• BB MENURUN MIN 5%
• GANGGUAN TIDUR SETIAP HARI
• AGITASI/ RETARDASI MOTORIK
• HILANG ENERGI DIRI
• MERASA BERSALAH / TDK BERGUNA
• GANGGUAN BERPIKIR : MEMUTUSKAN,
KONSENTRASI
• BERPIKIR TTG MATI / IDE BUNUH DIRI
• DISFUNGSI SOSIAL
• BUKAN KRN ZAT
tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 222
MODUS DEPRESI BERAT
BIPOLAR II

=EPISODE DEPRESI BERAT REKURENS DGN HIPOMANIA


• ADANYA 1 ATAU LEBIH RWYT EPISD DEPRESI BERAT
• ADANYA MIN 1 EPSD HIPOMANIK

SIKLOTIM : BENTUK RINGAN DARI BIPOLAR II


DISTIMIA : DEPRESI RINGAN KRONIS

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 224


DD SKIZOFRENIA-AFEKTIF (SKIZO AFEKTIF)
• sulit untuk membedakan episode manik dengan skizofrenia

• Keceriaan, elasi, dan mood yang meningkat biasanya terdapat


pada episode manik daripada skizofrenia
• Kombinasi dengan mood mania, pembicaraan yang cepat,
hiperaktifitas, hampir pasti mengarah pada diagnosa episode
mania

• Onset episode mania biasanya cepat, dan diamati sebagai


perubahan yang dapat diperhatikan dari perilaku pasien
sebelumnya
• Setengah dari seluruh pasien bipolar I mempunyai riwayat
keluarga dengan gangguan mood
• Gejala manik dari orang yang berasal dari kelompok minor
(hispanik dan kulit hitam) sering salah diagnosa dengan
skizofrenia

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 225


Contoh Dx. Bipolar I episode kini manik dgn gejala
Psikotik

• Memenuhi syarat manik


• Disertai gejala psikotik yg bersifat singkat atau
sementara
• Tdk penuhi Gx khas skizofrenia

Catatan : PPDGJ-III
Gangguan afektif bipolar episode kini manik dgn
gejala psikotik

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 226


2. Dx. Bipolar I episode kini depresi berat dg
gejala psikotik

• Waham sejalan mood : “dunia hancur..” ..tdk berdaya..,


bersalah
• Tdk sejalan ; ..kejaran, waham kontrol
• Tdk penuhi Gx khas Skizofrenia

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 227


3.Dx. Skizoafektif

• PENUHI SYARAT SKIZOFRENIA


• ONSET MUNCUL BERSAMA-SAMA DG GANGGUAN MOOD

CONTOH PENULISAN DX ;
BIPOLAR I EPISODE KINI MANIK DGN
GEJALA PSIKOTIK
DD. SKIZOAFEKTIF

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 228


PERJALANAN PENYAKIT

• Siklotimik sering didiagnosa secara


retrospektif pada bipolar I, tidak
diidentifikasikan adanya gangguan kepribadian
yang berhubungan dengan bipolar I
• Bipolar I biasanya dimulai dengan depresi
(75% wanita, 67% laki-laki) dan gangguan yang
terjadi berulang
• Banyak pasien mengalami episode manik dan
depresif, 10-20% mengalami hanya episode
manik saja
• Episode manik biasanya mempunyai onset
yang cepat (jam atau hari) dan bisa lebih dari
beberapa minggu

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 229


• Mania yang tidak diobati berlangsung selama 3 bulan,
sehingga klinisi tidak boleh menghentikan obat sebelum
masa itu.
• 90 % yang mengalami episode manik tunggal, biasanya akan
mendapatkan gx yang lain
• Ketika gangguannya memberat, waktu antara episode
menjadi berkurang
• Setelah 5 episode, waktu antar episode menjadi stabil, yaitu
6-9 bulan
• 5-15% pasien dengan gangguan bipolar mempunyai 4 atau
lebih episode per tahun dan dapat diklasifikasikan sebagai
rapid cyclers
• Gangguan bipolar I pada anak dan orangtua.
• Insiden bipolar I pada anak adalah 1 % dan dapat terjadi
pada usia 8 tahun
• Biasanya salah diagnosa dengan skizofrenia atau gangguan
perilaku menentang

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 230


PROGNOSIS
• Bipolar I dengan onset dini mempunyai prognosa buruk

• Gejala manik sering pada orang tua, walaupun


penyebabnya luas, termasuk kondisi medis nonpsikiatrik,
dementia, delirium, bipolar I

• Data tentang bipolar I yang sebenarnya terjadi pada orang


tua, masih jarang
Pasien bipolar I prognosisnya lebih buruk dibandingkan
dengan gangguan depresi mayor

• 40-50% pasien bipolar I mungkin mengalami episode manik


dalam 2 tahun pertama
• Walaupun lithium profilaksis memperbaiki perjalanan
penyakit dan prognosa biplar I, hanya 50-60% pasien yang
dapat mengendalikan gejala mereka dengan litium

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 231


• Sebuah studi dimana dalam 4 tahun pasien
bipolar I diikuti, disimpulkan bahwa status
pekerjaan yang buruk, ketergantungan
alkohol, gejala psikotik, depresi, gejala
depresi interepisode, dan laki-laki
memberikan prognosa yang buruk
• Durasi episode manik yang pendek, sedikit
pikiran bunuh diri, problem medis dan
psikiatrik yang sedikit → prognosa baik
• 7 % pasien bipolar I tidak mengalami
kekambuhan
• 45% mempunyai lebih dari satu episode
• 40% menjadi kronik
• Episode manik antara 2 – 30 episode, rata-
ratanya sekitar 9 episode
tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 232
• Follow up jangka panjang : 15 % pasien bipolar I menjadi
baik, 45% mengalami kekambuhan, 30% remisi sebagian,
dan 10 % kronis
• 1/3 dari seluruh pasien mengalami gejala yang kronik dan
penurunan fungsi sosial

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 233


TERAPI

• PSIKOTERAPI : CBT, INTERPERSONAL,


KELUARGA
• MOOD STABILIZER LINI I : LITIUM, ANTI
EPILEPSI CBZ ,VALPRAOC, DAN TERBARU
TOPIRAMAT( TOPAMAX®)
• ANTI DEPRESANT HANYA PD FASE
DEPRESI
• LINI II : KLONAZEPAM,VERAPAMIL
(HAMBAT SAL CA), CLONIDIN, ANTI
PSIKOTIK
tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 234
MANAGEMENT

• PADA AKUT MANIA ( REF) :


HALDOL 5MG TIAP 2 -4 JAM
KLONAZEPAM 1MG 4 – 6 KALI
LORAZEPAM 2 MG 4 – 6 KALI
• JANGKA PANJANG : MOOD STABILIZER
• LAIN : ECT

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 235


TOPAMAX®
(TOPIRAMAT)
• POTENSIASI GABA
• ANTAGONIS GLUTAMAT
• BLOKADE SAL Na DAN Ca
• INHIBISI CA

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 236


Efek Samping Topamax bersifat
sementara dan dapat ditoleransi
• Efek samping paling sering dilaporkan: CNS related, tingkat
ringan sampai sedang
• Ataxia - Fatigue
• impaired concentration - Paresthesia
• confusion - Somnolence
• dizziness
• Efek samping lebih sering pada dosis tinggi (600-1000
mg/hari) daripada dosis target (200-400 mg/hari)
• Titrasi cepat lebih sering menyebabkan efek samping

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 237


Shorvon SD. Epilepsia, 1996
Efek Samping Topamax dapat dimanage

Efek samping klinis lain:


Nephrolithiasis:
• 1.5% dari 1,200 orang dewasa, sama dengan acetazolamide
• Sebagian besar kasus akan hilang sendiri dengan keluarnya batu ginjal
secara spontan

Turun berat badan: Ringan, tergantung dosis


• Terobservasi pada 3 bulan pertama terapi TPM, puncaknya setelah 12-15
bulan
• Reversible parsial setelah terapi jangka panjang

Paresthesia

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 238


Shorvon, Epilepsia, 1996; Wasserstein, Epilepsia, 1995
Topiramate menurunkan berat badan
pasien obesitas
• Lebih dari 50% wanita yang menggunakan asam
valproate mengalami kenaikan berat badan 8.8kg
setelah 1.5 tahun1
TOPAMAX : dikaitkan dengan penurunan berat badan
signifikan dibandingkan baseline (p<0.001)
Penurunan berat badan setelah 7
bulan2
BMI Category Rata-rata perubahan berat
badan dibandingkan baseline
<25kg/
Normal -1.9 kg
m2
25- Overwei
30kg/m -2.6 kg
1. ght 2. Guerrini et
El-Khatib et al.2Seizure 2007;16:226-232
tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 239
al. Seizure 2005;14:371-380
Acuan Pemakaian Topiramate
( ACUAN EPILEPSI)
Indikasi (Usia > 2 tahun)
1. Monoterapi pada pasien yang baru terdiagnosa epilepsi,
atau untuk konversi ke monoterapi pada pasien epilepsi.
2. Terapi adjunctive pada pasien dengan kejang parsial atau
kejang umum primer
3. Terapi adjunctive untuk kejang pada Lennox Gastaut
Syndrome
4. Prophylaxis migraine

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 240


Topamax Prescribing Information
Dosis pada Orang Dewasa
Target Dosis Awal:
Monoterapi: 100mg/hari
Terapi Add on : 200mg/hari Dapat ditingkatkan sampai
200-500mg/hari

50 mg 50 mg
25mg

25mg
50 mg 50 mg 50 mg
25mg 25mg

Week 1 Week 2 Week 3 Week 4

tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 241


Topamax Prescribing Information
Cara Switching
Dosis Rata2 : 150mg/day (Dewasa)

CBZ 800mg / OXC 1200mg)

CBZ 600mg / OXC 900mg

75
50 75 mg CBZ 400 mg /
mg OXC 600mg
mg
50
mg CBZ 200 mg /
25mg
OXC 300mg
75 75
25mg 50 50 75 mg
mg mg
25mg 25mg mg mg

W1 W2 W3 W4 W5 W6- W9- W11- W13-


W8 W11 W13 W15
tirka nandaka,dr,spkj prod, don't copy without permit 242
Kowalik A et al. Acta Neurol Scand 2008;117:159-166
F4
Kelompok Cemas
• Neurotik,
• Somatoform ,
• Gangguan terkait Stress
• Dissosiasi / konversi

Konsep Neurosis Freud


• Adanya konflik intra psikis ( bawah sadar ) masa lalu
yang tidak terselesaikan dengan baik yang
menimbulkan maladaptasi terhadap diri dan
lingkungan.
ANXIETAS (=Cemas)
Trias Gejala
1.Kecemasan/kekhawatiran irrasional
2.Hiperaktivitas otonomik
3.Ketegangan motorik
1.Anxietas Fobik  Fobia
Definisi
Gangguan neurotik yang dicirikan oleh ketakutan
berlebihan dan irrasional terhadap obyek atau
situasi tertentu yang menyebabkan seseorang
bereaksi menghindar.
Trias gejala fobia :
1.Ketakutan irrasional
2.Adanya obyek fobic atau situasi fobic
3.Perilaku penghindaran
Jenis anxietas fobia :
a.Fobia khas : Takut
darah,kucing,sperma,ketinggian,dsb
b.Fobia sosial : Takut akan pusat perhatian
c.Agora fobia : takut akan tempat terbuka atau situasi
mengancam rasa aman

Penatalaksanaan
a.Psikologik : terapi behavioral (terapi Perilaku)
b.Farmaka : anti anxietas (Clobazam),anti depresan
(SSRI,MAOI)
2.Gangguan Anxietas ( pencemas)

A.Gangguan Panik
Definisi ; kondisi gangguan neurotic yang
dicirikan oleh serangan – serangan
kecemasan bersifat katastrofik
(panic),episode singkat,berulang,tanpa faktor
pencetus yang jelas.
Trias panik gejala :
1.Serangan kecemasan yang hebat
2.Berulang dan episode singkat ( ada awal dan
ada akhir )
3.Tanpa faktor pencetus yang jelas
(unpredictable)
Manifestasi klinis :
-Ketakutan yang hebat (takut mati,takut gila,takut serangan jantung)
-Serangan seolah mengenai organ vital seperti jantung sehingga segera
mencari pertolongan
-Diikuti dengan kondisi cemas antisipasi
-Disertai dengan agorafobia atau tidak

Penatalaksanaan
a.Psikologik
-Psikoterapi supportif
-Terapi perilaku
-Relaksasi
-Hipnoterapi
b.Farmakologik
-Anti cemas (alprazolam)
-Anti depresan (SSRI,Imipramin)
Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder = GAD)
Definisi : Kondisi gangguan neurotik yang dicirikan oleh kekuatiran berlebihan dan tidak
realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari – hari.

Trias gejala :
1.Kecemasan kadang – kadang disertai afek depresi
2.Ketegangan motorik dan hiperaktifitas otonom
3.Keluhan somatik kronis
4.Lama 6 bulan atau lebih (DSM-IV) , menurut PPDGJ-3 beberapa minggu atau lebih.

Penatalaksanaan
a.Psikologik
-Terapi kognitif
-Psikologi supportif
b.Farmakologik
-Anti anxietas (Clobazam)
-SSRI
3.Ganguan Obsesi – Kompulsi
Definisi : Kondisi gangguan neurotik yang dicirikan
oleh pikiran obsesif yaitu : dorongan Yang intrusive
( tidak dapat ditahan ) berupa gagasan
(ide),bayangan pikiran,atau impuls yang timbul
berulang – ulang dalam bentuk yang sama.Atau
tindakan kompulsif yaitu : perilaku
stereotipik,berulang tanpa tujuan yang jelas.

Trias Obsesif - Kompulsif


1.Gagasan obsesif yang sangat mengganggu
2.Perilaku kompulsif (cuci tangan berulang – ulang)
atau ritualistik.
3.Afek depresif
4.Gangguan Somatoform
Definisi : Gangguan yang dicirikan keluhan – keluhan gejala
fisik berulang dengan permintaan pemeriksaan medik (
doctor shopping ) walaupun tidak ada bukti adanya kelainan
atau penyakit fisik.
Pasien sering menghindari diskusi kemungkinan yang terkait
dengan kehidupannya.
A.Gangguan Somatisasi

Definisi : Kondisi gangguan neurotik yang dicirikan


oleh keluhan – keluhan somatik (badaniah) yang
banyak (multiple),berulang dan tidak konsisten

Trias gejala :
1.Keluhan somatik,banyak organ
2.Keluhan berpindah – pindah dan tidak berespons
baik terhadap pengobatan
3.Dokter shooping
4. Onset pertama kali usia kurang dari 30 tahun (
menurut DSM-IV)
B.Gangguan hipokondrik

Definisi : Gangguan neurotik yang dicirikan


adanya keyakinan yang menetap terhadap
suatu penyakit serius yang melandasi
keluhan – keluhan fisik,padahal tidak ada
bukti adanya kelainan atau penyakit fisik

Trias gejala :
1.Keyakinan adanya suatu penyakit
2.Minta pemeriksaan dokter berulang – ulang
3.Tidak ada bukti adanya kelainan
5.Gangguan Terhadap Stress Berat dan Gangguan Penyesuaian

Definisi : Gangguan neurotik yang timbul setelah terpapar dengan suatu kejadian traumatik
atau perubahan penting dalam kehidupan.

Jenis – jenisnya :
A.Post Traumatic Stress Dissorder (PTSD)
Setelah terpapar dengan kejadian traumatik maka timbul :

Trias gejala :
1.Re – experienced (pengalaman kembali)
2.Avoidance (penghindaran)
3.Hyper arousal (peningkatan kesadaran)

B.Reaksi Stress Akut


Sama dengan PTSD tetapi timbulnya lebih cepat dan adanya gejala tambahan berupa gejala
dissosiatif (kaku),acuh dengan lingkungan,depersonalisasi,amnesia dissosiatif
C.Gangguan Penyesuaian
Definisi : Gangguan neurotik yang dicirikan oleh karena
adanya faktor perubahan dalam kehidupan.yang secara klinis
tidak berat atau parah.

Trias gejala:
1.Ada stressor (perubahan kehidupan)
2.Timbul afek depresi dan atau cemas
3.Timbul dalam waktu 1 bulan dan sembuh dalam waktu 6
bulan (kecuali karena afek
depresi berkepanjangan)
Gangguan Dissosiatif / Konversi
Definisi : gangguan neurotik yang dicirikan
adanya kehilangan (sebagian atau
keseluruhan ) dari integritas diri, tetapi
tidak ada bukti gangguan fisik / organik

Reaksi disosiasi  tdk sadar


Reaksi konversi  “disfungsi neurologis”
PSIKODINAMIKA NEROSA HISTERIKA

Fungsi badaniah atau mental hilang tanpa dikehendaki, gejala hilang –timbul terutama
bila menghadapi keadaan yang menimbulkan emosi yg hebat dan mempunyai arti
simbolik konflik

Bentuknya ada dua :

1.REAKSI KONVERSI :represi, isolasi terjadi reaksi


disosiasidisalurkan ke organ somatomotorik dan
somatosensorik, tdk sesuai persarafan

Gejala dengan kesan gangguan neurologis : Paralise,afonia,


kejang, akinesia  Somatomotorik
Buta, Tuli, parestesia Somatosensorik

GEJALA DENGAN KESAN GANGGUAN OTONOMIK : MUNTAH, MUAL

Gejala dengan kesan gangguan endokrin : Pseudocyesis


Primary gain :
- mempertahankan agar konflik internal tetap diluar
kesadaran cemas hilang

- Pertengkarankonflikmarahafonia atau lumpuh

- Melihat peristiwa traumatikkonflik denial buta

- Takut hamil atau sangat ingin hamilkonflik


pseudocyesis

-Perasaan jijik atau benci  konflik muntah


SECONDARY GAIN
Mendapatkan keuntungan atau kompensasi
- Lumpuh : menghindari tugas
- Buta : agar dilayani
- Impotensi : untuk menghindari istri yang jahat

2. Reaksi DISOSIASI
Cemas hebat mengakibatkan fungsi
kepribadian terpisah sehingga unsur-unsur
kepribadian yang terintegrasi bekerja sendiri-
sendiri
Jenis-jenisnya :
Amnesia Dissosiatif
• Definisi : Hilangnya daya ingat terutama kejadian penting yang baru terjadi
tetapi tidak ada gangguan organik

Fugue Dissosiatif
• Definisi : Adanya amnesia dissosiatif ditambah melakukan pengembaraan
(vagabond )

Stupor Dissosiatif
• Definisi : Berkurangnya gerakan – gerakan volunter dan respon normal
terhadap rengsangan luar.

• Trias gejala:
• 1.Adanya stupor
• 2.Tidak ada gejala fisik
• 3.Adanya kesadaran yang baik
Gangguan Trans dan Kesurupan
Trance : Kehilangan sementara aspek
penghayatan akan identitas diri dan
kesadaran terhadap lingkungan, diluar
kemauannya dan bukan merupakan aktivitas
biasa.
Kesurupan (possesion trance) : Keadaan
trance ditambah seseorang berperilaku
seakan – akan dikuasai oleh kepribadian lain.
Gangguan Motorik Dissosiatif
Definisi : ketidakmampuan untuk mengendalikan seluruh atau
sebagian anggota gerak.

Konvulsi (kejang) Dissosiatif (Pseudo Seizures)


Definisi : mirip kejang epileptik tetapi jarang gigit lidah dan
kesadaran masih baik.

Anestesia dan Kehilangan Sensorik Dissosiatif


Definisi : Baal Bukan menggambarkan kondisi klinis
sebenarnya.
Syndroma Ganser = jawaban kira – kira

Gangguan Kepribadian Multiple = Kepribadian yang berubah –


ubah.
BEDA KEJANG EPILEPSI DAN KONVERSI
EPILEPSI KONVERSI
• LAMA :2 menit 5-15 menit/ lama
• TEMPAT :sembarang ada orang lain
• KESADARAN :terganggu masih bicara
• REFLEK PATOLOGIS :+ -
• REFLEK CAHAYA :- +
• EXTREMITAS :ekstensi flexi/ genggam
• INCONTINENSIA :+ -
• MULUT BERBUIH :+ -
• MATA MEMBELIAK :+ -
• LIDAH TERGIGIT :+ -
• SIFAT KEJANG:tonik,klonik tak teratur
• KESADARAN :menurun normal
• AMNESIA :+ parsial
• PENYEBAB :organik stressor psikologis
• PENGOBATAN :dilantin psikoterapi
Histeria Kelompok

Klinis : Respon emosional berupa teriakan


panic,agitasi,dramatikal,

Psikodinamika :
-Suatu kelompok mengalami tekanan yang berat
-Sejumlah kecil kelompok sebagai pencetus gejala
diikuti anggota yang lain
-Biasanya latar belakang budaya sama

Penatalaksanaan
-Kelompok pencetus dipisah
-Berikan jaminan bahwa problemnya dapat diatasi
-Dapat melibatkan tokoh masyarakat
F5
Sindrom perilaku yang berhubungan dengan
gangguan fisiologi dan faktor fisik
Dulu sering disebut psikosomatik / psikofisiologis
Jenis-jenisnya ;

Gangguan makan
Anoreksia Nervosa
- Mengurangi berat badan dengan sengaja
- Merangsang muntah
- Memakai pencahar
- Ketakutan gemuk patologis

Bulimia Nervosa
- Ketagihan (craving) makan
- Ketakutan gemuk patologi : merangsang muntah, dsb.
Gangguan Makan berlebihan yang berhubungan
dengan gangguan psikologis ngemil
Reaksi obesitas

Muntah Psikologis
Hiperemis Gravidarum
Gangguan Tidur (non organic)
Ada 2 kelompok :
1.Dyssomnia
Gangguan tidur primer dalam hal: jumlah tidur,
kwalitas tidur atau waktu tidur.

Jenis-jenisnya :

Insomnia
- Kesulitan masuk tidur / mempertahankan tidur atau
kwalitas tidur buruk.
- Preokupasi : tidak bisa tidur
- Tidak puas tidur
- Minimal 3 X dalam seminggu dalam 1 bulan
2. PARASOMNIA

Peristiwa episodic abnormal yang terjadi selama tidur

Jenis-jenisnya :

a.Somnambulisme (Sleepwalking)
- Terbangun dari tempat tidur dan berjalan-jalan (tanpa
disadari)
- Tidak ingat yang terjadi
- Sulit dibangunkan
- Biasanya 1/3 awal dari waktu tidur
b.Night Terrors (Terror tidur)

Jawa : Ketindihan, Bali : Geleh


- Terbangun,. Teriak-teriak, panic, cemas, tubuh
bergetar, hiperaktivitas otonomik
- 1-10 menit, biasanya 1/3 awal tidur
- Kebingungan setelah dibangunkan
- Tidak ingat kejadian

c.Nightmares (mimpi buruk)


- Terbangun dari tidur malam/siang karena mimpi yang
menakutkan
- Dapat mengingat mimpinya
Disfungsi Seksual
Gangguan dimana seseorang tidak mampu berperan
dalam
hubungan seksual yang diharapkan, gangguan
tersebut
dapat berupa :
1. Kekurangan minat ( Desire )
2. Kekurang Nikmatan
3. Gagal dalam respon fisiologik dari genital
• Gagal ereksi atau lubrikasi
• Gagal orgasme / lama
Jenis-jenisnya ;

a.Hilangnya ( berkurangnya ) nafsu sex


Contoh ; Frigiditas
Tetapi tidak menyingkirkan kenikmatan kalau
sedang melakukan hubungan sex

b.Kurangnya kenikmatan sexual


Penolakan sex ( sex aversion )
Ada perasaaan negatif tentang sex
Kurang kenikmatan sexual
Bisa mengalami orgasme tetapi tidak
nikmat….nah…lo…
c.Kegagalan dari respon genital:
Tidak bisa ereksi (impotensi)
Pada wanita : kering

d.Disfungsi orgasme:
Tidak terjadi atau lambat
Ejakulasi dini:
Tidak mampu mengendalikan ejakulasi

e.Vaginismus:
Spasme otot-otot vagina
f.Disparenia:
Nyeri pada saat hubungan seksual
g.Dorongan sex yang berlebihan :
Laki-laki: Satiriasis
Wanita : Nimfomania
Gangguan mental dan perilaku yang berhubungan
dengan masa nifas
Gangguan mental berhubungan dengan masa nifas
tidak lebih dari 6 minggu pasca partus.

Jeni-jenisnya :
a.Post partum Depression
b.Psikosis masa nifas ( psikosis puerperalis)
Faktor psikologik dan perilaku yang berhubungan dengan gangguan
atau penyakit.
Gambaran utama :

Terdapat suatu gangguan fisik yang timbul atau kambuh berkaitan


erat dengan factor psikologik. Dahulu disebut gangguan
psikosomatik.
Contoh :
Asma bronchial
Tukak lambung
Colitis ulcerative
Colitis mucus
Urtikaria
Dermatitis excema
Penyalah gunaan zat yang tidak menyebabakan ketergantungan :
antasida, jamu, vitamin.
F6
GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU MASA
DEWASA
Batasan
Kondisi klinis yang bermakna dan pola perilaku yang cenderung
menetap.

Ciri kepribadian atau gambaran kepribadian khas :

Expresi pola hidup yang khas dari seseorang.


Pola-pola cara berhubungan dari cara pikir tentang diri dan
lingkungan yang khas.
Pola perilaku/psikologis yang belum memenuhi criteria gangguan
kepribadian
Misalnya : ciri kepribadian histrionic , dsb.
Gangguan Kepribadian Khas

• Definisi: Ciri kepribadian seorang dewasa ( 18 tahun


keatas ) yang tidak fleksibel
• Sulit menyesuaikan diri dalam lingkungan hidupnya,
• Mengakibatkan hendaya dalam fungsi sosial atau
pekerjaan
• Menimbulkan penderitaan subyektif bagi dirinya.
Kepribadian dikelompokkan dalam 3 Cluster :

• Cluster A ( Kelompok Aneh )


• Kepribadian schizoid
• Kepribadian paranoid
• Kepribadian skizotipal ( masuk F2 )

• Cluster B ( Kelompok Heboh )


• Kepribadian Dissosial / anti sosial
• Kepribadian emosional tak stabil/ Borderline
• Kepribadian Histrionik
• Kepribadian Narsisistik ( menurut DSM-IV)
• Cluster C ( kelompok Pencemas )

Kepribadian Menghindar
Kepribadian Dependen
Kepribadian Anankastik ( obsesi - kompulsi)
Jenis-jenisnya :

Gangguan kepribadian Paranoid

- Pendendam
- Curiga / pencemburu
- Perasaan bermusuhan
- Merasa dirinya penting/ besar
- Mudah merasa dirinya disekongkoli atau konspirasi
pihak lain
Gangguan kepribadian Skizoid

- Sulit merasa senang


- Emosi dingin, emosi datar
- Tidak mampu menunjukkan kehangatan, kelembutan
ataupun kemarahan terhadap orang lain.
- Tidak butuh pujian atau tidak peduli
- Tidak tertarik sex
- Tidak punya teman dekat
- Suka fantasi, tidak peduli dengan norma
Gangguan kepribadian Dissosial

- Anti social ( pola pelanggaran akan hak orang lain /


norma )
- Disebut juga psikopat
- Tidak peduli akan perasaan orang lain
- Sikap tidak bertanggung jawab
- Tidak mampu menjaga hubungan yang lama
- Ambang frustasi rendah cenderung agresif
- Menyalahkan orang lain
- Tidak punya rasa salah , tidak punya nurani
Gangguan kepribadian Emosional tak stabil

Impulsif/ agresif
Tanpa mempertimbangkan akibat
Ada 2 tipe :
Tipe impulsive
Tipe ambang ( Borderline )
Gangguan kepribadian Histrionik

- Kebutuhan akan pusat perhatian


- Dramatikal ( dibuat-buat )
- Bersandiwara ( teatrikal )
- Suka membesar-besarkan soal
- Mudah dipengaruhi oleh orang lain
- Afek labil dan dangkal
- Excitement, seductive ( merangsang, menggoda )
- Sangat peduli dengan daya tarik fisik
Gangguan kepribadian Anankastik

- Peragu dan terlalu hati-hati


- Terpaku akan hal-hal yang rinci (detail),
- peraturan, daftar, organisasi atau jadwal
- Perfeksionisme, teliti
- Kaku dan keras kepala
- Memaksa orang lain untuk mengikuti aturan
Gangguan kepribadian Cemas ( menghindar )

- Keengganan untuk terlibat dengan orang lain


kecuali yakin akan disukai
- Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan
yang banyak melibatkan kontak inter
personal karena takut kritikan atau ditolak.
Gangguan kepribadian Dependen

- Membiarkan orang lain untuk mengambil


sebagian besar keputusan penting untuk
dirinya
- Meletakkan kebutuhan diri lebih rendah
- Ketakutan akan ditinggal sendirian
- Keterlambatan untuk membuat keputusan
sehari-hari
Gangguan kepribadian campuran

Misalnya kepribadian paranoid dan skizoid

• Perubahan Kepribadian Yang Berlangsung


Lama
Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah
menjalani katastrofia
Minimal lamanya 2 tahun
Misalnya : korban penyiksaa

• Perubahan kepribadian lama setelah


menderita gangguan jiwa
Gangguan kepribadian pasif-agresif ( menurut DSM-IV)

- Obstruksionisme ( senang menghalang-halangi )


- Menolak tugas social atau pekerjaan rutin
- Cemburu dan dengki terhadap kelebihan orang lain
- Perasaan permusuhan dan dosa datang silih
berganti
- Mengeluh tidak dihargai orang lain
- Cemberut dan argumentative
- Suka mengkritik dan mencemooh atasan
- Tidak bisa tegas secara langsung akan kebutuhan
atau harapannya
Gangguan kepribadian depresif ( menurut
DSM-IV)

- Tidak gembira secara kronis


- Bermuram durja, pesimistik
- Suka mengkritik, menghina,
menyalahkan diri sendiri
- Preoukpasi dengan peristiwa negative,
perasaan tidak berdaya
Gangguan kepribadian narsisistik ( menurut DSM-IV)

- Kebutuhan akan pujian kebesaran


- Perasaan hebat, ingin terkenal
- Preokupasi dengan fantasi kesuksesan, kekuatan,
kepintaran kecantikan dan cinta sejati
- Percaya bahwa dirinya penting yang hanya
dimengerti oleh orang penting
- Kurang bisa berempati
- Arogan , sombong
- Suka mengexploitasi orang lain untuk mendapatkan
keuntungan
Gangguan Kebiasaan dan Impuls

1. Tindakan berulang yang tidak mempunyai


rasional
2. yang jelas
3. Prilakunya tidak dapat dikendalikan
4. Mula-mula ada periode ketegangan
setelah
5. terjadi tindakan terasa lega
Jenis-jenisnya
Judi Patologi
- Berulang, menetap
- Merugikan fungsi social

Bakar Patologis
- Melakukan pembakaran berulang-ulang tanpa motif yang jelas
-Sangat tertarik melihat kebakaran

Kleptomania ( Curi Patologis )

- Tidak setiap kesempatan digunakan


- Mula-mula tegang, setelah tindakan lega

Trikotilomania
- Dorongan yang kuat cabut rambut
Malingering : berpura-pura sakit
Gangguan Identitas Jenis Kelamin

Ada gangguan pola perilaku terhadap jenis kelamin


Jenis-jenisnya :

Transeksualisme
- Ada keinginan hidup diterima sebagai anggota dari
kelompok lawan jenisnya
- Ada upaya operasi ganti kelamin atau terapi hormone
- Minimal lamanya 2 tahun

Transvestisme peran ganda


- Menggunakan pakaian lawan jenis
- Tanpa hasrat ganti kelamin
- Tidak ada perangsang sexsual terhadap pakaian
yang dikenakan
Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak

- Keinginan menjadi jenis kelamin lawan jenisnya


- Menolak atribut jenis kelamin yang dipakainya

4. Gangguan psikologis dan perilaku yang


berhubungan dengan perkembangan dan
orientasi sexual.
Pada akhir diagnosis diberi tambahan sbb :
X Homosexual
X Heteroxexual
X Bisexual
Jenis-jenisnya :
Gagguan maturitas sexual
Ketidak pastian akan identitas jenis kelaminnya

Orientasi sexual ego distonik


Mengharapkan yang lain
Tidak nyaman dengan kondisi saat ini

Gangguan hubungan sexual


Oleh karena kelainan orientasi sex atau preferensi
sexual sehingga timbul hambatan psikologis
hubungan sex.
Gangguan preferensi Seksual

Perilaku cara-cara memuaskan sexsualnya

Jenis-jenisnya :

Fetishisme
Menggunakan benda dari lawan jenis untuk memberi
kepuasan sexnya, seperti : celana dalam, sepatu, dsb

Trasvestisme Fetishistik
Memakai pakaian lawan jenisnya untuk memuaskan sexnya
Ekshibisionisme
Kecenderungan berulang dan menetap untuk
memamerkan alat kelamin pada orang lain

Voyeurisme
Kecenderungan berulang dan menetap
melihat orang sedang berhubungan sex
Melihat orang yang sedang melepas pakaian
Diikuti masturbasi
Pedofilia
Kecenderungan preferensi terhadap
nak-anak
Sado-masokisme
Melibatkan pengikatan, penyiksaan atau
enghinaan

Sado = Menyiksa, Masokisme = disiksa.


F7
RETARDASI MENTAL

Definisi
Suatu Keadaan perkembangan mental yang terhenti
atau tidak lengkap.

Dimasukkan dalam axis II

Secara kwantitatif dikatakan retardasi mental bila IQ


nya kurang dari 70. sedangkan IQ 70 – 90 dikatakan
sebagai borderline.
Gambaran Klinis

• Keterlambatan keterampilan psikomotorik


• Keterlambatan kecerdasan secara menyeluruh. Misalnya : aspek
kognitif, motorik, social, bahasa.
• Biasanya disertai gangguan Fisik . Misalnya : kelainan EEG, wajah
tidak proporsional dsb.
• Dalam mendiagnosis ada ketentuannya yaitu :
• Diberikan keterangan di belakang jenis Retardasi Mentalnya yakni :
• F7x. 0. Tidak ada hendaya (gangguan ) perilaku
1. Ada hendaya perilaku
8. Hendaya lainnya
9. Tanpa penyebutan hendaya perilaku
• Contoh : F72.1 Artinya Retardasi mental berat dan terdapat
hendaya perilaku yang memerlukan perhatian atau terapi.
Jenis – jenis Retardasi Mental
• Retardasi mental ringan
IQ : 50 – 69
Ada kesulitan akademik
Penggunaan bahasa terlambat

• Retardasi sedang
IQ : 35 – 49
Dapat berkomunikasi seadanya untuk memenuhi
kebutuhan dasar
• Retardasi mental berat
IQ 20 – 34
Gangguan motorik
Kelainan klinis dari SSP

• Retardasi mental sangat berat


IQ dibawah 20
Pemahaman dan penggunaan bahasa
terbatas
Ada disabilitas neurologik dan fisik yang
berat.
F8
Gangguan Perkembangan Psikologis
( Pada anak )

• Gambaran Umum
Onset pada bayi/ anak
Kelambatan perkembangan fungsi otak
Misalnya : Bahasa, keterampilan atau koordinasi
motorik
Terus menerus : tidak ada kejadian kekambuhan
Jenis-jenisnya
1. Gangguan perkembangan berbicara
dan berbahasa
2. Gangguan perkembangan belajar
3. Gangguan perkembangan Pervasif :
kelainan fungsi-fungsi individu dalam
semua situasi
Poin 3. Gambaran umum Gangguan
Perkembangan Pervasif

• Kelainan dalam interaksi social timbal-


balik : tidak mampu senyum social, tidak
mampu menatap mata orang lain
• Gangguan pola komunikasi : bahasa
tidak dipakai untuk berkomunikasi
• Minat dan aktivitas terbatas : stereotipik,
permainan terbatas.
Poin 3 . Jenis-jenis Gangguan Perkembangan Pervasif
• Autisme Infantile
• Gangguan interaksi social timbal-balik
• Gangguan Komunikasi
• Perilaku terbatas dan berulang
• Muncul sebelum usia 3 tahun
• Sindrome Rett
• Terdapat gambaran gangguan perkembangan
pervasif
• Mula-mula perkembangan anak tampak normal
kemudian kehilangan ketrampilan tangan (
progressive motor deterioritation ) : hilangnya
kemampuan gerakan bertujuan . Contoh : gerakan-
gerakan cuci tangan, tepuk-tepuk tangan, menjilat-
jilat barang.
• ASD
• Sindrome Asperger
• Ada gambaran gangguan perkembangan pervasif tetapi :
perkembangan bahasa dan kognitif baik.
• Anaknya tetap pintar, tetapi suka sendiri
F9
Gangguan Perilaku dan Emosional Dengan Onset Biasanya
pada Masa Kanak dan Remaja
Ciri-ciri utama :
• Kurang perhatian dan aktifitas berlebihan.
• Kecemasan.
• Perubahan perilaku.
1. Gangguan Hiperkinetik ( banyak gerak ).
Gejala :

• Aktivitas berlebihan dan perhatian


berkurang
 dimana saja berada.
• Kegelisahan ( tidak bisa diam ).
• Kecerobohan, sering mengganggu teman-
temannya, suka bikin “onar”, usil.
Macam-macamnya ada 2 :

a. Gangguan aktifitas dan perhatian


Populer dengan nama ADHD : ATTENTION DEFICIT and
HIPERACTIVITY DISORDER.

Klinis :
• Ada gejala hiperkinetik diatas tanpa gangguan tingkah laku.
• Usia diatas 5 tahun.

b. Gangguan tingkah laku hiperkinetik.


Klinis : Campuran gangguan hiperkinetik dan tingkah laku
 berat.
2. Gangguan Tingkah Laku.
Klinis :

• Pola tingkah laku dissosial, agresif,


menentang, berulang dan menetap.
 Pelanggaran hak atas orang lain, kejam
terhadap binatang, merusak, merampas,
membolos, mencuri, berdusta, perilaku
provokatif, berkelahi.
• Minimal lamanya 6 bulan.
Macamnya :

a. Gangguan tingkah laku yang terbatas pada lingkungan


keluarga.
 Diluar rumah hubungan social baik.

b. Gangguan tingkah laku tak berkelompok.


 Rusaknya hubungan dengan kelompok teman sebaya

c. Gangguan tingkah laku berkelompok.


 Sebagai anggota yang setia dan mengadakan ikatan
persahabatan yang langgeng dengan kelompoknya.
d. Gangguan sikap menentang.
 Adanya perilaku menentang,
ketidakpatuhan ( disobedient ), perilaku
provokatif, negativistik, bermusuhan,
membangkang.
3. Gangguan Emosional ( pada anak )
Jenis-jenisnya :

a. Gangguan cemas perpisahan (


Separation Anxiety Disorder)
 Cemas yang berlebihan berkaitan dengan
perpisahan dari orang yang bermakna ( ibu,
bapak, pembantu, dsb ).
Klinisnya :-Tidak mau sekolah, tidur minta
ditemani, takut sendirian.
- Mual, muntah, sakit kepala, dsb.
b. Gangguan cemas sosial
 takut dan menghindari orang lain

c. Gangguan persaingan antar saudara


 Populer dengan sebutan Sibling Rivalry.
Ciri :
• Rasa persaingan/ iri hati terhadap saudara.
• Setelah kelahiran adik.
• Klinis :
Regresi : gangguan BAB, perilaku bayi, rewel sebelum
tidur.
Nakal terhadap adiknya.
- Mencari perhatian.
4. Gangguan Fungsi Sosial

Jenisnya :
a. Mutisme Selektif.
Ciri :-Kemampuan berbicara dalam situasi-
situasi tertentu ( selektif ) terganggu.
-tidak ada kelainan organic

b. Gangguan Kelekatan Reaktif.


Ciri : -Ada pola asuh yang keras/
penelantaran.
- Kelekatan yang abnormal.
c. Gangguan Kelekatan tak Terkendali

Ciri :-Ramah/ mau kepada semua


orang.
- Kelekatan selektifnya kabur.
- Tidak percaya orang lain.
5. Gangguan TIC.
 Gerakan mendadak, cepat, sekejap dan gerakan terbatas.
Atau hasil vocal yang timbul.
Macamnya :
a.Gangguan TIC sementara
 tidak lebih dari 12 bulan.
b.Gangguan TIC motorik atau vocal kronik
 lebih dari 1 tahun.
c.Syndrome de la Tourette.
Gangguan campuran TIC motorik dan vocal multiple.
Cirinya :
Letupan vocal seperti mendehem, bunyi ngorok.
Disertai ucapan cabul atau gerakan-gerakan simbol cabul.
Berhenti saat tidur.
5. ENURESIS ( Non Organik ).
 -buang air seni tanpa dikehendaki.
-usia lebih dari 5 tahun.
6.ENKOPERESIS ( Non organik ).
 pengeluaran tinja secara tidak layak.
7.Gangguan makan .
 penolakan makan yang tidak wajar termasuk
ruminasi.
8.PIKA
 Terus menerus makan zat yang tidak bergizi (
Tanah, Cat, Batu, Beras, dsb)
Gangguan Gerakan Stereotipik.
 Gerakan Volunter, berulang, stereotipik, non
fungsional.
9. Stuttering
Stammering
Gagap
 Pengulangan suara atau
perpanjangan suku kata atau kata, gugup
atau terhenti bicara.
10.Cluttering ( bicara cepat dan tersendat )
 Gangguan kelancaran alurnya namun
tanpa pengulangan atau kegugupan.
KEDARURATAN PSIKIATRIK

• Pasien jiwa dengan risiko ancaman yang


nyata pada diri dan orang lain
• Memerlukan intervensi segera
Contoh : Tindak kekerasan, bunuh diri,
mutilasi diri, penelantaran diri, gangguan
daya judgemental .
AGITASI ( GADUH GELISAH )

• Kondisi meningkatnya kegaduhan mental dan kegiatan


motorik
• Dapat terjadi pada berbagai gangguan jiwa
• Sebagai awal tindak kekerasan

Etiologi psikiatri :
• paranoid / psikotik
• daya nilai realitas terganggu
• impulsive / gangguan kepribadian
• hipoksia, hipertiroid, asidosis
• obat : antikolinergik, digitalis, simpatomimetik
PERSIAPAN UMUM DALAM MENGEVALUASI PASIEN
AGITASI

• Melindungi diri sendiri


• ketahui sebanyak mungkin tentang pasien
sebelum menemui
• serahkan ke tim terlatih
• waspada terhadap tindak kekerasan
• perhatikan factor keamanan ( pintu,
peralatan )
• jangan sendirian
• ciptakan suasana bersahabat
• Mencegah cedera

• gunakan segala cara


• Cegah tindak kekerasan :
• Beritahu pasien : tindakan kekerasan tidak dikehendaki
• Jangan mengancam pasien
• Bujuk, tenang, Bantu pasien menilai kenyataan
• Tawarkan pengobatan
• Beritahu pasien bahwa akan di isolasi/ fiksasi
• Periksa vital sign
• Rencanakan tindakan selanjutnya.
Bunuh diri

• Kematian yang diperbuat secara sengaja


• Penyebab psikiatrik

Krisis
• Putus asa dan tak berdaya
• Konflik hidup dan stress
• Keinginan melarikan diri dari kenyataan
• Impulsive dan berbagai spectrum gangguan jiwa

Risiko tinggi
• Pria , usia lanjut, isolasi social
• Riwayat keluarga bunuh diri
• Nyeri kronis
• Pengangguran, jomblo
• Riwayat percobaan bunuh diri
Klinis
• 80% berhasil pada : pasien gangguan afektif
• 25% pada alkoholik
• Parasuisida : usaha bunuh diri berulang, menyangkal
bunuh diri berulang
Misalnya : overdosis obat

EVALUASI DAN PENGELOLAAN


• jangan tinggalkan sendirian, singkirkan benda berbahaya
• nilai ; upaya rencana atau impulsive, memberitahu orang
lain ? lega atau kecewa ditolong ? adakah factor
penyebab ?
• terapi sesuai kausa
• waspada pada pasien skizofrenia : cara yang aneh
PENYALAHGUNAAN NAPZA
• NARKOTIKA : PUTAW
• PSIKOTROPIKA: ATIVAN, BROMAZEPAM
• ZAT ADIKTIF LAINNYA : VOLATIL AGENT

• Zat psikoaktif : zat / bahan mempengaruhi tubuh, SSP,


menimbulkan perubahan aktivitas mental-emosional dan
perilaku.
• UU RI no 22 / 1997
Narkotika : zat atau bahan dari tanamam , sintetis atau
semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilang rasa, hilangkan nyeri dan
timbulkan ketergantungan
Faktor predisposisi
• Faktor Individu :
• rasa ingin tahu
• tidak tegas
• low of self esteem
• gangguan kepribadian , kurang kuatnya spiritual
• Faktor lingkungan
• mudah didapat
• komunikasi orangtua kurang
• tekanan dari peer group
Tahap-tahap pemakaian Napza
• Experimental use : coba-coba , ingin tahu
• Social use : untuk senang-senang
• Situasional use : sedih, gagal, kecewa
• Abuse : penyalahgunaan : pola penggunaan bersifat
patologis/klinis, menyimpang, minimal 1 bulan dan
terganggunya fungsi social dan atau pekerjaan.
• Dependence : ketergantungan : toleransi dan with
drawal.
Komplikasi medis Napza
• Overdosis
• Bahan pencampur / pelarut : racun
• Sepsis, abses, hepatitis, HIV/AIDS
• Penelantaran diri, Penyakit kulit, gizi buruk, anemia
Secara umum gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif dapat bermanifestasi
sebagai berikut :
• Intoksikasi akut ( tanpa atau dengan komplikasi )
• Harmful use : penggunaan yang merugikan
• Dependence syndrome : ketergantungan :kompulsif,loss
control,perilaku memakai untuk cegah withdrawal,
toleransi, terus menggunakan
• Withdrawal state
• Gangguan psikotik
• Sindrome amnestik
Perubahan neurobiologik pada ketergantungan opiat adalah:

• Perubahan expresi gen opioid endogen.


• Perubahan konsentrasi Ca intra seluler.
• Perubahan jumlah reseptor.
• Perubahan afinitas ikatan reseptor.
• Perubahan jaras neuron.
• Peningkatan konsentrasi antagonis peptida endogen.
Komplikasi medis spesifik
• Opioid : obstipasi kronis, gangguan mens, impotensi
• Ganja : bronchitis, imunitas menurun, aliran darah koroner
menurun, fungsi kognitif turun
• Kokain : ulserasi/perforasi septum nasal, aritmia kordis,
malnutrisi, anemia
• Amphetamin : perdarahan intracranial, aritmia kordis,
malnutrisi, anemia
• Alkohol :gastritis, perlemakan hati sirosis hepatic, kanker
saluran cerna
• kardiomiopati, cacat bawaan pada janin
• Inhalansia : toksis terhadap hati, otak, sumsum tulang , ginjal
dan otot jantung.
Opiad ( heroin )

Fase intoksikasi

• Penekanan SSP : sedasi, apatis, eforia


• Motilitas GI tract menurun
• Penekanan respirasi
• Analgesia
• Mual, muntah
• Cadel
• Bradikardia
• Pin point pupil
• Kejang ( OD pada petidin )
• Tx. Nalokson 0.8 mg / 15 menit  0,4 mg / jam
Fase Putus zat
• Mengantuk, flu-like syndrome
• Lakrimasi, dilatasi pupil
• Vasodilatasi umum, insomnia, TD naik, suhu badan
tinggi
• Diare, mual , piloereksi, “ sugest “,
• Gelisah , myalgia, artralgia, kramp perut, nafsu
makan turun
• Gemetar, tremor, kejang kecil
• Terapi :
• Detoksifikasi : netralisir zat
• Pemeliharaan :metadon 20-30 mg/ hari, bruprenorpin ( subutex ) 8mg /hari ,
Naltrekson
• Psikoterapi
• Rehabilitasi :TC
PENELANTARAN DIRI
Suatu keadaan pengabaian akan kebutuhan dasar
diri oleh karena gangguan kondisi kejiwaan.

• Termasuk kedaruratan psikiatri : dapat menimbulkan


gangguan medis dan membahayakan diri sendiri.

• Skizofrenia Katatonik-stupor
Gejala negative  afek tumpul, mematung, isi pikir miskin
, mutisme, menarik diri ,kemauan tidak ada 
membahayakan diri : tertabrak kendaraan, dan sebagainya
Tidak makan dan minum  dehidrasi/ hipoglikemi
Gangguan manik
• hiperaktif, tidak tidur, aktifitas mental meningkat, logore
 dehidrasi
• kewaspadaan kurang
Gangguan depresi berat
• Kemauan menurun
• Pasive suicide : mogok makan dan minum , menolak
diobati
Anoreksia nervosa
• Citra tubuh ( body image )  bahwa dirinya gemuk mirip
waham  ketakutan menjadi jelek meskipun kurus. Tidak
makan dan minum atau sengaja dimuntahkan.
Bulimia
• Makan lahap berlebihan dan cepat, kurang dari 2 jam
dengan sembunyi-sembunyi  lalu diet ketat,
dimuntahkan lagi, obat pencahar, diuretika.
• Menyesal telah makan banyak.
Akibat zat psikoaktif
• Amfetamin : stimulansia  dehidrasi
• Opiad : nafsu makan hilang, kepedulian diri hilang
Delirium
Demensia
Pengekangan dan Seklusi
Pengekangan atau fiksasi merupakan intervensi yang sangat
berguna meskipun terkesan sadis dan merisaukan pasien
dan keluarganya.
Langkah –langkah :
• Pastikan informed consent ke keluarga
• Beritahu ke pasien bahwa tindakan pengekangan untuk
membantu dirinya dan beri kesempatan bila ia memilih
menghentikan perilaku yang mengarah kepada
pengekangan.
• Beri kesempatan minum obat.
• Siapkan personil 4 orang dan peralatan yang terbuat dari
kulit (idealnya)
• Kedua kaki pasien dilebarkan kedua sisi tubuh diikat seperti
ikatan burung rajawali
• lengan diikat di satu sisi tubuh dan lengan yang lain diikat diatas kepala.
• Kepala diletakkan lebih tinggi untuk kenyamanan dan cegah aspirasi
• Dokter memulai terapi dengan intervensi verbal, berikan medikasi sampai
tenang.
• Obsevasi tanda vital setiap 30 menit
• Kekangan diperiksa secara periodik untuk kenyamanan
Seklusi adalah isolasi pasien di lingkungan dengan stimulus rendah. Indikasi sama
dengan pengekangan hanya derajatnya lebih ringan.
Langkah-langkah seklusi :
• Pastikan informed consent ke keluarga
• Jelaskan bahwa seklusi hanya dilakukan selama pasien tidak dapat mengontrol
perilakunya
• Hindari objek yang berbahaya
• Periksa pasien tiap 15 menit
• Bila ada kekerasan seperti membenturkan kepala ke dinding lakukan
pengekangan.
FARMAKOTERAPI PADA PASIEN JIWA

• Manajemen pada pasien jiwa umumnya ada 4 yaitu :


1.Farmakoterapi : obat-obatan
2.Terapi fisika : ECT , TMS ( baru )
3.Psikoterapi : Suportif, rekonstruktif dan reedukatif
4.Rehabilitasi : okupasi , vokasi
• Psikofarmakologi : Ilmu yang mengkaji obat-obatan yang berpengaruh terhadap fungsi-fungsi
mental dan perilaku.
• Pemberian obat-obatan pada pasien jiwa umumnya berorientasi pada :
1.Gejala sasaran : pilihan obat
2.Dosis
3.Lama pemberian
4.Efek samping
• Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1.Situasi dan kondisi individual
2.Penyesuaian secara bertahap ( stepwise )
3.Monitoring
4.Management ( terencana dan terprogram )
Jenis-jenis psikofarmaka (psikotropika ) dalam psikiatri
1. Anti demensia
2. Anti psikotik untuk pasien psikotik : skizofrenia, paranoid, waham,
keadaan gaduh gelisah
3. Anti depresi
4. Anti Mania dan Mood stabilizer
5. Anti Ansietas : tegang, cemas
6. Obat tidur ( anti insomnia )
7. Anti obsesif kompulsif
8. Anti panic
9. Anti ADHD dan Autisme
demensia
PENATALAKSANAAN
1. Demensia tahap awal dan reversibel, perlu
mendapat perhatian utama dalam pengobatannya,
misalnya : pseudodemensia, hipothiroid, dan
karena obat/zat.

2. Mengatasi komorbiditas medik dan psikiatrik.


Tujuan :
• Memperlambat perburukan klinis seluruh area
• Perbaiki puan komonikasi dan interaksi
• Atasi : agitasi, agresif, delusi, emosi labil
• ADL dan IADL lebih baik
Etiology demnesia Alzheimer
• Sindrome down cro 21
• Aluminium  pd dialise ginjal pake Al
• Autoimun dan inflamasi :IL1 naik dan CD8
turun
• Radikal bebas  aktivasi NT AA neutoksik
merusak ATP glutamat menurun pengaruhi
reseptor NMD-aspartate
• Menurunnya 30-90% Ach di pre-korteks dan
hypokampus
• Presinaps ; menurunnya ChAT
3. Pengobatan simptomatik, untuk :

Memperbaiki fungsi kognitif :


a.Gol Choline esterase inhibitor  demensia sedang :
1) Donepezil 5-10 mg p.o./hari, dosis tunggal ( Aricept , Aloxtra ,
Aldomer )
2) Rivastigmine  AChe dan BuChe  2 x 1,5 mg p.o./hari selama
2 minggu, kemudian dosis ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan
 Parkinsons demensia
Dosis maksimal 2 x 6 mg p.o./hari.
Dosis maintenance 2 x (1,5 - 6 mg) p.o. /hari.
3) Galantamin ( Reminyl ) : di pre dan post sinap reseptor
nikotinik modulasi sekresi Ach

b. Bekerja di glutamat dan NMDA reseptor


Memantine ( Abixa)= demensia berat
5 – 20 mg po / hari

b. Piracetam 3 x 800 mg p.o./hari selama 6 minggu, dosis


maintenance 3 x 400 mg p.o./hari.
Memperlambat progresivitas penyakit : vitamin E : 400 – 600 mg
p.o./hari.

Mengatasi masalah perilaku :


1) Mamantine ( Abixa ) :

2) Antipsikosa : Haloperidol 0,5 – 4 mg p.o. /hari, dalam dosis


terbagi.
Perphenazine 2 – 3 mg p.o./hari, dalam dosis terbagi.
Risperidone 0,5 – 4 mg p.o/hari, dalam dosis terbagi.
Olanzapine 5 mg p.o./hari, dosis tunggal
Quetiapine 50 – 450 mg p.o./hari, dosis terbagi, dengan titrasi.
3) Anti cemas : Lorazepam 0,5 – 2 mg p.o. /hari, dalam dosis
terbagi.
Alprazolam 0,25 – 2 mg p.o./hari, dalam dosis terbagi.
Clobazam 10-15 mg p.o./hari, dalam dosis terbagi.
Hindari pemakaian long acting benzodiazepine pada lansia.
4) Anti konvulsan : Carbamazepine 200 – 600 mg p.o./hari, dalam
dosis terbagi.
Valproic acid 125 – 1800 mg p.o./hari, dalam dosis terbagi.
ANTIPSIKOTIK

Sinonim : Neuroleptik, Trankuilizer mayor,


Gejala sasaran ( target Syndrome ) : Sidrome psikosis
Hendaya berat menilai realitas : Kesadaran diri terganggu serta
daya nilai social ( judgement ) , tilikan diri terganggu , hendaya
berat dalam fungsi-fungsi mental : Fungsi pikiran : Asosiasi
longgar, waham, gangguan persepsi : halusinasi, gangguan
emosi yang tidak sesuai, perilaku aneh.

Gambaran klinis akut : agitasi, hiperaktivitas psikomotor,


impulsive, menyerang, gaduh gelisah, destruktif , mengomel,
marah-marah, bicara ngelantur, dll
Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
Mekanisme kerja antipsikotik
• Dasar : Psikosis terjadi akibat peningkatan aktivitas
neurotransmitter terutama Dopamin (disamping
serotonin )

• Mekanisme kerja obat dengan memblokade reseptor


dopamine dan atau reseptor serotonin ( 5HT2 ) pasca
sinap di otak
Profil efek samping obat
1. Sedasi dan inhibisi psikomotor
2. Gangguan otonomik : hipotensi, antikolinergik ( parasimpatis ) : mulut
kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur.

3. Neurologis : Gangguan extrapiramidal : distonia akut , akatisia,


syndrome parkinsonisme (25%) : tremor, bradikinesia dan rigiditas.

4. Gangguan endokrin : prolaktin meningkat :amenorhoe,


gynaekomastia, over weight.

5. Hematologik : agranulositosis
6. Metabolik : Jaundice
7. Kulit : dermatitis , fotosensitif
8. Mata : pigmentasi irreversible pada retina (tioridasin )
• Efek samping Ireversible : Tardive diskinesia : gerakan involunter
berulang pada otot  reserpin 2,5mg/hari (dopamine depleting
agent)

• Efek berbahaya  Sindrome Neuroleptik Maligna : reaksi


idiosinkrasi
• Suhu badan tinggi
• Sindrome extrapiramidal berat
• Disfungsi otonomik
• Kesadaran terganggu
• Terapi : Suportif, dopamine agonist : bromokriptin 7,5mg/hari

• L-dopa 2 X 100mg atau amantadin 200mg/hari


Golongan Antipsikotik
1. Phenothiazin
• rantai alifatik : Klorpromazin ( Largactil) dan levo-Klorpromazin
(Nozinan )
• rantai piperazin : perfenazin (Trilafon), trifluoperazin (stelazin) dan
flufenazin( anatensol)
• rantai piperidin : thioridazin (Melleril)

2. Butirofenon : Haloperidol (serenace)


3. Difenil-butil piperidin : Pimozid(orap)
4. Benzamid : Sulpirid(dogmatil)
5. Dibenzodiazepin : Clozapin(clozaril)
6. Benzisoksasol : Risperidon(risperdal)
7. Aripiprazol(Abilify)
8. Dibenzotiepin : Zotepin
9. Palliperidon : Invega
Generasi Antipsikotik
I . FGA ( first generation antipsikotik )
1. Potensi rendah : Clorpromazin
2. Potensi tinggi : haloperidol
II. SGA ( second generation antipsikotik )
1. Serotonin-Dopamin antagonis : risperidon, ziprazidon
2. Multiacting reseptor targeted agents (MARTA ) : Clozapin,
olanzapin, quetiopin, zotepin
III. TGAs ( third generation antipsychotic )
Dopamin system Stabilizers : Aripiprazole
Perjalanan Farmakoterapi Skizofrenia
Perjalanan Farmakoterapi Skizofrenia
Dalam kurun waktu 1950 – 1970 Anti-psikotik konvensional
seperti CPZ, perfenazin dan haloperidol merupakan pilihan
utama
- 30% kegagalan terapi dan banyaknya efek samping yang
timbul menjadi masalah
1970, Anti-psikotik atipikal pertama diperkenalkan, Clozaril®
selanjutnya diperkenalkan anti-psikotik atipikal lainnya.
- Terutama menunjukkan perbaikan pada efek samping
yang
timbul pada konvensional, terutama EPS
Karakter reseptor serotonin

SUBTIPE 5 HT KELAINAN
• 5 HT1A Depresi, anxietas
• 5 HT1B, 5HT1Db Migren
• 5 HT1D Depresi,
Gangguan makan
• 5 HT2A Simptom negatif
Gangguan sirkulasi
• 5 HT2C Anxietas,Serangan
panik
Dopamine System
Nigrostriatal pathway
Mesocortical pathway This pathway involved in the control of
Hypoactivity causes negative movement. Excessive blockade of
symptoms and cognitive dopamine receptors can lead to the
disorders development of EPS

Tuberoinfundibular pathway
Mesolimbic pathway
Controls prolactin secretion.
Blockade of dopaminergic Hyperactivity causes
transmission can cause positive symptoms
hyperprolactinemia
Peranan antagonis reseptor 5-HT2A

Jaras Nigrostriatal mencegah


memicu pelepasan EPS
dopamin

Antipsikotik
Membantu Jaras Mesokortikal memperbaiki
atipikal adalah
mengurangi memicu pelepasan aspek
antagonis
gejala depresi dopamin kognitif
reseptor
5-HT2A

Jaras Mesolimbik
Tidak mempengaruhi mempertahankan
pelepasan dopamin efek antipsikotik

Source: PKT Seroquel®


Efek Antidepresan pada Quetiapine (Seroquel®)

5-HT1A
agonis

Mengatur Memberikan
tingkatan efek sebagai
dopamin antidepresan

5-HT2A
antagonis

Shayegan DK, Stahl SM. CNS Spectr 2004; 9: 6-14.


Aripriprazol ( Abilify®)

• Parsial agonis D2
• Parsial Agonis 5HT1
• Antagonis 5HT2

Dopamin stabilizer
mengendalikan gejala positif dan negatif
Farmakokinetik Seroquel® (Quetiapine)
Parameter kunci Farmakokinetik Seroquel®

Parameter Nilai
Tmax 1 – 1.5 jam
T½ ~ 7 jam
Frekuensi Dosis Dua kali sehari
Metabolisme dimetabolisme dalam jumlah besar (<5%
dikeluarkan dalam bentuk tidak berubah),
metabolisme terutama oleh P450 3A4 dan
oleh P450 2D6, menjadi metabolit yang
inaktif.
Pengikatan protein ~83 %
Efek makanan Tidak ada pengaruh
Efek merokok Tidak ada pengaruh

Source: Seroquel® (Quetiapine): International Product Review


Efikasi Seroquel® (Quetiapine)
Efikasi atipikal Seroquel® tidak sebatas pada gejala positif saja,
melainkan gejala negatif, kognitif dan afektif

+ –
Positif Negatif Kognitif Afektif

Antipsikotik
Tipikal

Antipsikotik
Atipikal
Source: PKT Seroquel
Quetiapine Pengikatan Reseptor Neurotransmitter

D1 D2
Reseptor
5HT2A
A1, 2 = a1, a2 adrenergik
D1,2 = dopamin
5HT1A
H1 = histamin
5HT1A, 2A = serotonin
M = muskarinik
H1 A1

A2

1. Antagonis parsial pada reseptor dopamin D1 & D2 memberikan penghambatan


dopamin yang adekuat .
2. Antagonis pada reseptor serotonin 5HT2A dan agonis 5HT1A memiliki peranan
penting dalam menjaga keseimbangan dopamin dan serotonin
3. Merupakan kombinasi yang tepat pada terapi Skizofrenia dan Bipolar Mania.

Source: Seroquel prescribing information


Profil Pengikatan Reseptor Golongan Antipsikotik Atipikal Yang
Memberikan Efek Klinis
Risperidone Olanzapine Seroquel®
Afinitas 1000 1000 1000
reseptor
100 100 100
[(1/Ki) x
100] 10 10 10

1 1 1

0.1 0.1 0.1
D2 5-HT2A 5-HT1A D2 5-HT2A 5-HT1A D2 5-HT2A 5-HT1A

Ziprasidone Aripiprazole Clozapine


Afinitas 1000 1000 1000
Binding
reseptor
100 100 Functional 100
[(1/Ki) x activity
100] 10 10 10

1 1 1

0.1 0.1 0.1


D2 5-HT2A 5-HT1A D2 5-HT2A 5-HT1A D2 5-HT2A 5-HT1A

†[(1/K ) x 100] <0.1 Meltzer 1994; Shayegan & Stahl 2004


i
Receptor binding Olanzapine vs others

Richard Clarck et al, Drug Review 2006


CLOZARIL® vs. Anti Psikotik Konvensional
Perbaikan klinis terlihat nyata, baik
jangka pendek maupun panjang
EFEKTIFITAS Efektifitas pada pts resisten lebih baik
Lebih jarang terjadi relaps

Pasien lebih puas karena efek samping


TOLERABILITAS lebih sedikit (motorik & mulut kering)
Pada pengobatan jangka panjang lebih
dapat diterima pasien

KEAMANAN Tidak ada perbedaan (spt mortalitas)

Wahlbeck K, et al. The Cochrane Database or Systematic Review 1999


Clozaril® vs. Anti-psikotik Atipikal
AP atipikal lain belum dapat menunjukkan efektifitas dan
tolerabilitas yang sama dengan Clozaril

Walaupun AP atipikal telah menunjukkan lebih sedikit EPS tapi


ternyata efek samping lain muncul – pertambahan BB yg sering
disertai DM tipe 2 dan hiperkolesterolemia

Barbui C, et al. CNS Drugs 2005; Freedman R. NEJM 2005; Lieberman JA, NEJM 2005; Tuunainen A, et al. The
Cochrane Database of Systematic Review 2000
Efek Samping dari Anti-Psikotik Atipikal:
Pergeseran Resiko
Masalah Sebelumnya Masalah Saat Ini

Diabetes
Efek samping Neurologis
Pe+an
EPS + TD BB
Hiper-
glikemia
CVD
Resistensi
Pe+an Insulin
BB Resistensi
Hiper-
Insulin lipidemi
EPS
QTc
Hiper-
CVD
a
Dislipidemia
glikemi
QTc a

Walaupun AP atipikal telah menunjukkan lebih sedikit EPS tapi ternyata efek
samping lain muncul – pertambahan BB yg sering disertai DM tipe 2 dan
hiperkolesterolemia
Keamanan
Efek samping Clozaril Olanzapine Quetiapine Risperidone
Total sedang – berat 76 74 67 56
Insomnia* 4 16 13 31
Hipersomnia 45 32 33 25
Urinary hesitancy/mulut
20 0 47 6
kering/konstipasi **
Sex drive/sexual arousal/sexual
33 11 13 25
orgasm
Gynecomastia/galactorrhea 2 5 0 0
Sialorrhea*** 33 11 0 13
Mean Prolactin Level(ng/ml)4 -7.6 -6.6 -13.2 15.4
Weight > 7% 20 13 15 18
Weight change(lb) 1.4 (-23 – 28) 6.2 (-23 – 109) 1.1 (-30 – 47) 3.9 (-5 – 23)
Weight change/Tx Duration 0.5 1.0 -0.4 0.5
(lb/month) (-2.7 – 6.9) (-4.4 – 9.2) (-9.5 – 5.1) (-2.2 – 4.5)

Semua atipikal mempunyai profil efek samping menonjol yang berbeda-beda.


Namun tidak ada perbedaan yang bermakna dari sisi keamanannya

McEvoy JP et al. Am J Psychiatry 2006; 163:600–610 * p=0.02, ** p=0.002, *** p<0.02


Table. Adverse Effects of Antipsychotic Agentsa
Conventional
Antipsychotics Clozapin Risperidon Olanzapin Quetiapin Ziprasidon
CNS
EPS 0 to + +b,c 0b 0b 0b to +c 0b 0b

Tardive dyskinesia +++ 0 (+) ? ? ?

Seizures 0 to + +++ 0 + 0 0

Sedation, somnolence + to + + + +++ +d + +d +d

Other
Neuroleptic malignant + + + + ? ?
syndrome
Orthostatic hypotension + to + + + 0 to + + + + +d 0d 0

QTc 0 to + + 0 0 to + 0 0 to + 0 to +++

Liver transaminase increase 0 to + + 0 to + 0 to + 0 to + 0 to + 0 to +

Anticholinergic adverse 0 to + + + +++ 0 + 0 0


effects
Agranulocytosis 0 +++ 0 0 0 0

Protactin increase + + to + + + 0 + to + + 0c 0d 0e

Decreased ejaculatory 0 to + 0 0 0 0 0
volume
Weight gain 0 to ++ +++ + +++ + 0

Nasal congestion 0 to + 0 to + 0 to + 0 to + 0 to + 0
ANTI DEPRESI
• Sinonim : Thymoleptik, psychic energizer
• Gejala sasaran : syndrome depresi

Trias gejala :
• Perasaan hati yang murung ( mood/afek menurun )
• Hilang minat dan rasa senang
• Energi diri turun : kurang tenaga, mudah lelah

Gejala tambahan :
• Konsentrasi dan perhatian menurun
• Rasa harga diri dan percaya diri menurun
• Merasa bersalah dan berdosa , tidak berguna
• pesimistik , pandangan masa depan suram
• ide bunuh diri, mutilasi
• gangguan tidur/ sex
• gangguan nafsu makan
• Hendaya fungsi sehari –hari
• Gejala-gejala diatas minimal 2 minggu.
Mekanisme kerja obat
• Dasar : Depresi akibat dari penurunan aktivitas neurotransmitter aminergik
seperti serotonin, noradrenergic, dopamine di system limbic

Obat antidepresi ;
• Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter
• Menghambat kerja enzim penghancur aminergik neurotransmitter

Efek Samping :
• Sedasi ( mengantuk , kewaspadaan berkurang, fungsi kognitif menurun )
• Efek antikolinergik
• Efek antiadrenergik alfa
• Efek neurotoksik
• Over dosis : Intoksikasi trisiklik : Atropin Toxic Syndrome
• Exitasi SSP, Hipertensi,Hiperpirexia,konvulsi, delirium
• Tindakan : Lavage lambung, diazepam, prostigmin
• Monitoring EKG
Penggolongan

• Trisiklik : Amitriptilin, imipramin(tofranil),


clomipramin(anafranil),
tianeptin(stablon),opipramol(insidon)
• Tetrasiklik : Maprotilin(ludiomil), Mianserin(toflon),
amoxapin(asendin)
• Monoamin Oxydase Inhibitor : moclobemid(aurorix)
• Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor :
Sertralin(Zoloft), paroxetin(seroxat),
fluoxetin(prozac) , fluvoksamin(luvox)
• Atypical antidepresan : trazodon(trazone)
OBAT ANTI MANIA DAN MOOD STABILIZER

Sinonim : Mood modulators, mood stabilizer


Sidrome mania ;
• Dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir setiap
hari terdapat keadaan emosi (mood/afek ) yang meningkat (
elasi, eforia, ekstasi )

• Keadaan tersebut disertai paling sedikit empat gejala berikut :


1.Peningkatan aktivitas ( kerja , social, sex, motorik )
2.Logore
3.Flight of Ideas
4.Grandiosity
5.Tidur kurang
6.Mudah beralih perhatian
7.Aktivitas resiko tinggi
8.Hendaya fungsi social
•Gold standar : Lithium karbonat (priadel)
Mekanisme kerja obat :
Mengurangi supersensitivitas dari reseptor dopamine,
meningkatkan aktivitas kolinergik muskarinik dan
menghambat cyclic AMP dan fospoinositida
Efek samping :
•Mual-muntah, kelemahan otot
•Tidak ada efek samping Ekstrapiramidal dan sedasi,
Tyroksin menurun TSH meningkat, gangguan daya ingat
Pada Mania akut :
• Haloperidol injeksi  bila perlu rapid neuroleptization
• Lithium 2-3 kali 500 mg per hari 1-2 minggu ( efek primer )
 0,8 mg – 1,2 mEq/L. = hati-hati jangan lebih dari 1,5
meq/L
Nurmiati Amir, Majalah Jiwa 2006
Aksi sinergis pada patofisiologi kejang

OAE Spektrum Luas


pada
Kejang Parsial maupun Kejang Umum

1. Menghambat kanal natrium


2. Potensiasi GABA
3. Antagonis reseptor glutamat tipe kainate
4. Menghambat kanal kalsium
5. Inhibisi enzim karbonik anhidrase.
Psikofarmakologi
bipolar
penatalaksanaan

Agitasi akut GB ( emergency)

• Lini I  inj IM Abilify  bisa 3 kali sehari interval 2 jam : respons 45-
60 menit
atau IM Zyprexa  bisa 3 kali sehari interval 2 jam
 kedua diatas dpt di kombinasi dg Lorazepam ( max 4mg/hari)
• Lini II
Inj. IM Haloperidol  dpt diulang 3 kali
dpt dikombine dgn Diazepam 10mg/ inj ( jgn dicampur)
evaluasi

• Hentikan antidepresi
• Hentikan cafein, alkohol dan zat lainnya
Rekomendasi episode mania
kombinasi
Lini I
• Litium / Divalproat + seroquel
• Litium / Divalproat + zyprexa
• Litium / Divalproat + Abilify

Lini II
• CBZ/ ECT/ Litium + Divalproat / Paliperidon
• Lini III
Haldol/ CPZ/
Litium / Divalproat + Haloperidol
Litium + CBZ atau Clozapin

Tidak direkomendasikan
• Gabapentin / Topiramat/ Lamotrigin/ Risperidon +
CBZ
• Olanzepin ( Zyprexa ) + CBZ
Depresi akut

• Lini I
Quetiupine ( seroquel)
Divalproat + antidepresant
AA + Antidepresant
GB II

• Lini I
Litium atau lamotrigin
• Lini II
Litium / Divalproat + Antidepresant
• Lini III
CBZ , AA, ECT
Tdk rekomended : gabapentin
valproat

• Natrium Valproat setara dgn Asam Valproat


• Cara kerja : menghambat enzim pengurai GABA  kadar GABA tetap
tinggi
menghambat pelepasan muatan listrik di pra dan post sinaps
Meningkatkan efek penekan GABA thd kepekaan rangsangan dari
sel syaraf
Blokade sensitif chanel ion sodium
indikasi

• Mania akut
• Seizures parsial komplek
• Seizures absence
• Migrain propilaksis
• Skizofrenia ( kombinasi)
• bipolar
Kontra indikasi
• Wanita hamil
• Gangguan fungsi hati
• Alergi
Efek samping
• Gangguan liver
• SSP : sedasi, tremor, sakit kepala
• Rambut rontok, silau
Ikalep® ( Valproac Acid)

Dosis awal 15 mg / kgBB/ hari


Dosis maksimal 60 mg/ KgBB/hari
Bila lebih dari 250mg diberi dosis bagi
Episode depresi

• Lini I
Litium / divalproat + SSRI
Olanzepin ( zyprexa) + SSRI
• Lini II
Quetiapin + SSRI
Divalproat + lamotrigin
Litium + Lamotrigin
Lini III
Olanzepin
Litium + CBZ
Divalproat/ CBZ + SSRI + Lamotrigin

Dipertimbangkan ditambah : Omega -3 atau Aloperinol


ANTI ANSIETAS
• Sinonim : Psycholeptic, minor tranquilizer, anxiolitic
Sindrome Anxietas
• Adanya perasaan cemas/ khawatir yang tidak realistic
terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman
( bawah sadar ) .
Trias Gejala :
• Cemas : Peka, irritable, sulit konsentrasi, hiperarousal,
konsentrasi turun
• Ketegangan motorik
• Hiperaktivitas otonom
Gambaran klinis :
• Gangguan anxietas umum
• Gangguan panic
• Gangguan fobia
• Gangguan Obsesi – kompulsi
• Gangguan Stress Pasca Trauma
• Gold standar : Benzodiazepam
Mekanisme kerja
• Sindrome anxietas akibat dari penurunan aktivitas GABA(
Gamma Amino Butiric Acid ) ergik . GABA mempunyai sifat
inhibisi dari firing neuronal terutama di system inhibisi
talamik dan kortek.
Efek samping
• Adiksi
• Overdosis / intoksikasi : kesadaran menurun, confuse,
disartria, reflek fisiologis menurun, pernapasan depresi.
• Teratogenik trimester I
• Paradoxal reaction ( pada lansia dan anak )
Kontraindikasi
• Glaukoma, myasthenia gravis, penyakit paru kronik
• Terapi efek samping : Benzodiazepin – antagonis :
Flumazenil (Anexate ) ampul 0,5 mg/5cc (IV)
Macam-macam
• 1.Diazepam dan klordiazepoxid : broadspektrum
• 2. Clobazam : Efek ngantuk kurang
• 3. Alprazolam : Cemas antisipasi dan efek antidepresi
• 4. Non benzodiazepine : Sulpirid : cemas dengan gejala somatic
ANTI INSOMNIA
• Sinonim : Hipnotik, obat tidur
• Obat acuan : fenobarbital
Sidrome Insomnia
• Kesulitan masuk tidur ( lebih dari setengah jam )
• Tidur terfragmentasi
• Untuk sebagian besar hari-hari
Tidur Normal :
• Satu siklus tidur : stadium jaga, stadium NREM dan stadium
REM
• Satu siklus berlangsung 90 menit sehingga terjadi 4-5 siklus.
• Tidur ringan : 1 dan 2
• Tidur dalam : 3 dan 4 (NREM Sleep)
• Tidur dangkal (REM) terjadi mimpi
Efek samping : supresi SSP
• Jangka panjang : rage reaction : perilaku ganas
Macam-macamnya :
• Nitrazepam , Triazolam, Eztazolam, cloralhidrat
ANTI OBSESIF KOMPULSI
• Obat acuan : Klomipramin ( contoh : Anafranil )
Sindrome Obsesif Kompulsif
• Paling sedikit 2 minggu mengalami hal-hal sebagai berikut :
• Pikiran, bayangan , impuls berulang-ulang
• Intrusif , egodistonik
• Melaksanakan tindakan kompulsif
• Tidak semua ide bisa dilawan
Mekanisme kerja obat
• Dasar : Hipersensitivitas dari reseptor serotonergik
Macam-macamnya
• Clomipramin
• Fluvoxamin
• Sertralin
• Fluoxetin
• Paroxetin
Hati-hati interaksi obat-obatan
• Gol. MAOI dan SSRI  Serotonin Malignan
Syndrome : GI tract, agitasi, restlessness
• MAOI dan Simpatomimetik : obat flu,
noradrenalin, amfetamin  krisis hipertensi
• MAOI dan Keju/anggur (tyranin)  hipertensi 
stroke
ANTI PANIK
• Obat acuan : Imipramin
Sindrome panic :
• Serangan panic berulang dalam sebulan
• Unpredictable
• Episodik , antisipatoric anxiety
• Tanpa atau Agorafobia
Mekanisme kerja
• Dasar : hipersensitivitas reseptor serotonin di SSP
• Komorbid : OCD, Fobia social
Macam-macamnya :
• Sama dengan antidepresi
ADHD dan Autisme

First line
• Methylphenidat : 18 mg – 36mg / per hari
Concerta , Ritalin

Secundary Line
Atomoxepine ( Xenocy)
Bupropion
Clonidin
TCA
TERAPI DRUG ABUSE
INTOKSIKASI ALKOHOL
Berat : stupor, koma, henti nafas, bradikardi,
hipotermi, hipotensi, kejang, dll.
TERAPI :
• Pertahankan saluran nafas, atasi koma, hipotensi,
hipotermi, kumbahlambung (± 301), 60-100 mg norit
kp sonde.
• Kejang diazepam 5-10 mg iv kp ulang
• B1 100 mg im/iv, dextrose 50% 50-100 ml
bila curiga hipoglikemi.
• Naloxone 0,45-2 mg iv bila curiga opioida
• Haloperidol 5-10 mg im bila agitatif
INTOKSIKASI OPIOIDA

• Suportif, Simptomatik
• Naloxone 0,8 mg iv (0,01 mg/bb neonatus)
tunggu 15 mnt, diulang 1,6 mg, 3,2 mg.
• 0,4 mg iv tiap jam bila perlu

PUTUS OPIOIDA
• Simptomatik, klonidin 0,3-0,6/hr,
• Analgetika, anti insomnia, anti diare, dll.
INTOKSIKASI
SEDATIVA-HIPNOTIKA
• Biasanya dg alkohol
• Simptomatik, kp kumbahlambung bila kurang dari 6 jam

PUTUS ZAT

• Simptomatik, tappering off


INTOKSIKASI STIMULANSIA

• Suportif, Simptomatik
• Lorazepam 1-2 mg/jam
• Psikotik haloperidol
• Hipertensi : clonidin,propanolol

PUTUS ZAT
• Simptomatik, anti depresan
PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah terapi atau intervensi yang menggunakan
cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih
khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara
profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk :
1.menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-
gejala dan penderitaan akibat penyakit .
2. mengubah perilaku yang terganggu
3. mendorong perkembangan positif dari kepribadian
JENIS-JENIS PSIKOTERAPI
Pembagian jenis-jenis psikoterapi yang akhir-akhir ini
banyak dianut yaitu :
1. Konseling dan sejenisnya.
2. Terapi perilaku
3. Terapi kognitif
4. Terapi kognitif – behavioral
5. Psikoanalisis
6. Terapi kelompok
7. Terapi keluarga
8. Terapi interpersonal
9. Intervensi krisis
ad.1 (Konseling):
Menurut para ahli sebetulnya konseling tidak termasuk psikoterapi, oleh karena
tidak memenuhi kriteria dan batasannya; antara lain teknik, tujuan dan orang
yang melakukannya, walaupun hubungan yang terjadi di dalamnya juga
merupakan “the helping relationships”. Konseling bukan hanya hubungan
profesional antara dokter-pasien, tetapi dapat dilakukan dalam berbagai bidang
profesi, misalnya guru, pengacara, penasehat keuangan, dan sebagainya.
Terdapat dua tipe konseling :
1. Pengarahan untuk mengatasi kesulitan pengambilan keputusan.
2. Konseling untuk membantu seseorang dalam suatu pilihan yang
vital (decision counseling to help people arrive at a vital choice).
ad.2 (Terapi Perilaku):
Prinsipnya yaitu bahwa semua perilaku, normal maupun
tidak, merupakan hasil dari apa yang dipelajari dan yang
tidak dipelajari. Menurut Eysenck, tidak ada yang mendasari
gejala yang terlihat, kecuali gejala tersebut; oleh karena itu
untuk mengatasi suatu gejala neurosis misalnya, adalah
dengan cara menghilangkan gejala tersebut . Biasanya
dilakukan bila tujuan-tujuan khusus dapat dicapai .
Contohnya pada fobia terhadap penerbangan pada orang
yang sangat ingin melakukan perjalanan sedangkan
perjalanan tersebut hanya dapat ditempuh dengan pesawat
terbang. Biasanya diberikan desensitisasi sistematik, dengan
menggunakan hirarki dari stimulus (stimulus bertingkat
secara bertahap).
(Terapi kognitif):
Prinsipnya yaitu dasar dari emosi dan perilaku ialah kognisi. Suatu gangguan emosi
atau perilaku terjadi karena adanya keyakinan yang salah yang irasional
(irrational false beliefs) . Terapi ini fokusnya adalah asosiasi antara proses pikir
dengan berbagai macam emosi. Indikasinya antara lain pada depresi neurotik.
ad.4. (Terapi kognitif – behavioral):
Dikembangkan oleh Albert Ellis (rational-emotive therapy). Merupakan
penggabungan antara terapi behavioral dengan terapi kognitif. Banyak dilakukan
terhadap pasien-pasien dengan ansietas, depresi, dan lain-lain.
ad.5 (Psikoanalisis):
Yang klasik (yang dikembangkan oleh S. Freud), dasarnya ialah
bahwa gangguan jiwa terjadi akibat konflik intrapsikik masa
lalu yang tidak terselesaikan. Yang dilakukan adalah
terhadap konflik tersebut, serta melakukan rekonstruksi
kembali terhadap kepribadian pasien. Fenomena yang
penting disini yaitu transferensi. Banyak kriteria yang harus
dipenuhi untuk melakukan psikoanalisis yang klasik ini. Kini
sejalan dengan teori psikoanalisis yang makin berkembang,
metoda terapinya pun banyak berubah dari yang klasik,
antara lain lebih menekankan interpretasi hubungan yang
terjadi saat terapi berlangsung (the here-and-now
interpretations) .
ad.6 (Terapi kelompok):
Dilakukan terhadap sekelompok pasien (misalnya enam atau delapan orang), oleh
satu atau dua orang terapis. Metode dan caranya bervariasi; ada yang suportif
dan bersifat edukasi, ada yang interpretatif dan analitik. Kelompok ini dapat
terdiri atas pasien-pasien dengan gangguan yang berbeda, atau dengan problem
yang sama, misalnya gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan lain-lain.
diharapkan mereka dapat saling memberikan suport dan harapan serta dapat
belajar tentang cara baru mengatasi problem yang dihadapi .
• ad.7 Terapi keluarga
• Dilakukan bila struktur dan fungsi dalam suatu keluarga tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Bila ada salah satu anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, akan mempengaruhi keadaan dan interaksi di dalam
keluarganya dan sebaliknya, keadaan keluarga akan mempengaruhi
gangguan serta prognosis pasien. Untuk itu seluruh anggota keluarga
diwajibkan hadir pada setiap sesi terapi .
TUJUAN TERAPI
• Memecahkan dan menurunkan konflik dan kecemasan
patogenik di dalam matriks hubungan interpersonal
• Meningkatkan persepsi dan pemenuhan kebutuhan anggota
keluarga lain oleh anggota keluarga.
• Meningkatkan hubungan peran yang sesuai antara jenis kelamin
dan antara generasi
• Memperkuat kemampuan anggota individu dan keluarga
sebagai keseluruhan untuk mengatasi tenaga destruksi di dalam
dan di luar lingkungan sekitarnya
• Mempengaruhi identitas dan nilai-nilai keluarga sehingga
anggota terorientasi kepada kesehatan dan perkembangan.
• Tujuan akhir dari terapi keluarga adalah untuk
mengintegrasikan keluarga ke dalam sistem yang lebih
besar di dalam masyarakat yang diwakili oleh sistem
tersebut seperti sekolah, fasilitas medis, badan sosial,
rekreasional dan kesejahteraan, sehingga keluarga tidak
terisolasi.
• Nilai fungsi keluarga dengan sebagai berikut :
• Amati interaksi diantara anggota keluarga
• Tanyakan hubungan antar anggota keluarga : amati verbal dan non verbal
• Mngembangkan beberapa hipotesis mengenai sistem keluarga.
• Cari adanya ” segitiga” yaitu dalam dua orang yang berkonflik, cenderung melibatkan
orang ketiga dalam konflik.
• Pertahankan netralitas dan empati
• Kenali power dalam keluarga dan perseorangan
• Fokuskan pada pola hubungan dan cara berinteraksi habitual.
• Tinjau riwayat keluarga dan genogram
• Umpan balik dan saran
• Bisa dilakukan sejak awal terapi
• Berikan banyak pilihan dan alternatif
• Susunlah saran atau rujukan
• LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN KELUARGA YANG AKAN DITERAPI
• Pra wawancara : terapist harus mendapat informasi dasar mengenai struktur
keluarga dan sifat dari masalah yang dihadapi
• Berilah salam dan jadilah ”anggota” keluarga dengan membina rapport.
• Identifikasi masalah dengan cara mengexplorasi setiap pandangan anggota
keluarga terhadap masalah, penyelesaian apa yang telah dicoba dan hasil apa
yang diharapkan.
• Fokuskan pada pola hubungan dan cara berinteraksi habitual.
• Tinjau riwayat keluarga dan genogram
• Umpan balik dan saran
• Bisa dilakukan sejak awal terapi
• Berikan banyak pilihan dan alternatif
• Susunlah saran atau rujukan.
• Nilai fungsi keluarga dengan sebagai berikut :
• Amati interaksi diantara anggota keluarga
• Tanyakan hubungan antar anggota keluarga : amati verbal dan non verbal
• Mngembangkan beberapa hipotesis mengenai sistem keluarga.
• Cari adanya ” segitiga” yaitu dalam dua orang yang berkonflik, cenderung melibatkan
orang ketiga dalam konflik.
• Pertahankan netralitas dan empati
• Kenali power dalam keluarga dan perseorangan
• Fokuskan pada pola hubungan dan cara berinteraksi habitual.
MODEL INTERVENSI DALAM TERAPI KELUARGA
• Model eksperensial-psikodinamik
Kejujuran dan kejernihan komunikasi sebagai prioritas
utama. Membantu mengungkapkan pola hubungan keluarga
yang tidak disadari
• Model Bowen
Adanya emotional triangle ( segitiga emosi) sebagai tiga
bagian : kedekatan dua anggota keluarga cenderung
menyingkirkan yang ketiga. Tjuannya adalah menstabilkan
hot triangle dan bekerja dengan anggota keluarga yang
paling siap secara psikologis, secara individual, sehingga hot
trangle tidak timbul kembali.
• Model Sistem Umum
Setiap anggota keluarga adalah sistem dan tiap tindakan
di dalam keluarga menghasilkan reaksi pada salah satu
atau lebih anggotanya. Tiap anggota keluarga diharapkan
memainkan suatu peranan ( pembicara,penyiksa, korban,
penyelamat, pembawa gejala,pengasuh ) yang relatif
stabil. Anggota keluarga yang memenuhi masing-masing
peran dapat berubah. Beberapa anggota keluarga
mengkambinghitamkan salah satu anggota keluarganya
dengan menyalahkannya untuk masalah keluarga. Jika
pasien yang diidentifikasikan membaik, anggota keluarga
lain dapat menjadi kambing hitam. Keluarga digambarkan
sebagai memilih ikatan eksternal dan aturan internal.
Terapi Residensial
• Adalah terapi lingkungan yang tepat khususnya anak-anak
dan remaja dengan gangguan mental yang memerlukan
lingkungan yang sangat terstruktur dan terawasi selama
periode waktu yang cukup panjang . Lingkungan tersebut
mampu memberikan lingkungan yang stabil dan konsisten
dengan monitoring psikiatrik yang baik . Adapun terapi yang
dilakukan antara lain penatalaksanaan perilaku, lingkungan
yang bersifat tenukleus rapetik, psikoterapi, medikasi dan
pendidikan khusus.
• Terapi ini memberikan lingkungan hidup yang terstruktur
dimana pasien dapat membentuk perlekatan yang kuat dan
menerima komitmen dari anggota staf terapist. Lingkungan
tersebut menyediakan pengalaman
• emosional korektif dan kesempatan untuk mempermudah dan meningkatkan
perilaku adaptif pasien terutama jika ditemukan kekurangan tertentu seperti
defisit bicara dan bahasa, retardasi intelektual, hubungan teman sebaya yang
tidak adekuat, ngompol, kebiasaan makan yang buruk dan defisit atensi.
• Staf terapist terdiri dari perawat, pekerja sosial, guru, psikiater, psikolog, dokter
anak.
Indikasi terapi residensial antara lain : anak dengan gangguan konduksi, gangguan
pengendalian impuls.
• Lingkungan terapi antara lain terdapat fasilitas bagi sekolah tingkat pertama dan
program aktivitas di malam hari. Terdapat ruangan bermain yang cukup untuk 60
– 100 pasien serta lokasi strategis.
• Tujuan dari pusat terapi ini adalah untuk memberikan terapi dan pendidikan
khusus bagi anak-anak dan terapi bagi keluarga
ad.8 (Terapi interpersonal):
Dilakukan terhadap pasien yang mengalami konflik
saat ini dengan pihak-pihak lain yang bermakna
sehingga ia mengalami kesulitan dalam beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan dalam karier atau
peran sosial atau pun perubahan hidup lainnya.
Banyak dilakukan terhadap depresi neurosis dan
depresi berat
.
ad.9 (Intervensi krisis):
Dilakukan terhadap pasien yang sedang mengalami suatu
krisis dan memerlukan tindakan segera (catatan: krisis yaitu
suatu respon terhadap keadaan bahaya atau penuh resiko
dan dirasakan / dihayati sebagai keadaan yang menyakitkan
/ a painful state), agar tercapai kembali keadaan seimbang
(emotional equilibrium). Dalam terapi ini kita harus
secepatnya membina hubungan interpersonal yang adekuat
serta mengerti peran psikodinamik dan hubungannya
terhadap krisis yang terjadi. Teknik yang dilakukan yaitu
reassurance, sugesti, manipulasi lingkungan dan medikasi
psikotropik. Kita ajarkan kepada pasien untuk menghindari
situasi yang berbahaya untuk mencegah terjadinya kembali
krisis di masa yang akan datang .
Terapi bermain
Secara psikodinamik fungsi bermain pada anak ada dua yaitu untuk memenuhi
keinginan dan mimpi serta mengendalikan pengalaman yang traumatik sehingga
dengan bermain berulang maka kecemasan dapat diatasi. Bentuknya antara lain
sandplay therapy, menggambar orang , rumah dan pohon, story telling technic,
squigle technic.
ELECTRO CONVULSIVE THERAPY

INDIKASI
1. Skizofrenia katatonik
2. Depresi psikotik
3. Respons terhadap obat buruk
KONTRA INDIKASI

1. Tekanan intra kranial tinggi


2. Penyakit jantung
3. Penyakit paru
4. Gangguan tulang belakang
5. Epilepsi
6. Hipertensi
7. Usia lanjut
8. Kehamilan
9. Hernia
KOMPLIKASI

• Nyeri kepala
• Nyeri otot
• Amnesia
• Robekan otot
• Luksasio
• Fraktur tulang
• Apnea
PROTAP ECT

• INFORMED CONSENT
• X-FOTO THORAX
• EKG
• PUASA 6 – 8 JAM
• BAB/BAK : KOSONGKAN
• PAKAIAN KENDOR
• ALAS DATAR DAN KERAS
• GIGI PALSU DILEPAS
• SEDIAKAN OKSIGEN
• TONGUE SPATEL SUDUT MULUT KANAN
• DIIKAT SETELAH ECT
TRANSCRANIAL MAGNETIC STIMULATOR

• SUMBER ENERGY : MAGNETIC


• HAMPIR SAMA DG ECT
• TIDAK KEJANG
• SADAR
• TDK AMNESIA
• FUNGSI KOGNITIF BAIK
ELECTRO CONVULSIVE THERAPY
PASIEN TIDAK SADAR DGN ECT
TRANS CRANIAL MAGNETIC STIMULATOR
DGN TMS PASIEN LEBIH NYAMAN DAN SADAR
RUANG ISOLASI
AUTISTIK
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
MATUR SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai