Mata Kuliah
: Keperawatan Jiwa
Pokok Bahasan
Sasaran
: Mahasiswa Semester VB
Waktu Pertemuan
: 2x50 menit
Kegiatan
Pendahuluan :
- Perkenalan dan
Materi
- Trend dan issue
keperawatan
Waktu
15 Menit
Media
LCD,
Laptob
Metode
Ceramah
salam
- Menjelaskan kontrak
jiwa secara
umum
perkuliahan
- Menjelaskan tujuan
materi perkuliahan
- Memberikan
penjelasan materi
secara umum
2.
Penyajian :
- Konsep dasar
- Memberikan uraian
kesehatan dan
secara lengkap
keperawatan
tentang materi
jiwa
pembelajaran
- Faktor yang
- Memberikan contoh
mempengaruhi
50 Menit
Powerpoint,
Ceramah
Video,
Papan tulis
kesehatan jiwa
- Pengertian
bullying
- Macam-macam
bullying
- Dampak dari
bullying
- Tanda-tanda
korban bullying
- Terapi
komplementer
3.
Evaluasi :
- Menanyakan
- Memberikan tes baik
kepada
berupa lisan
mahasiswa
ataupun tulisan
tentang materi
yang telah
diberikan
- Memberikan
kesempatan
15 Menit
Tanya
jawab,
diskusi
kepada
mahasiswa
untuk bertanya
mengenai
materi yang
telah diajarkan
4.
Penutup :
- Memberikan
kesimpulan
tentang materi
- Kesimpulan dari
10 Menit
Ceramah
pembelajaran
- Menutup pertemuan
dan memberikan
salam penutup
F. Lampiran Materi
Konsep Dasar Kesehatan dan Keperawatan Jiwa
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri
sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada
(American Nurses Associations).
Menurut WHO (Notosoedirjo, 2005), keadaan yang sempurna baik fisik,
mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau cacat. Pengertian
sehat menurut WHO tersebut merupakan kondisi ideal dari sisi biologis,
psikologis dan social.
Ciri Sehat Jiwa Menurut Maslow-Mittlemenn (Notosoedirdjo, 2005) :
1. Rasa aman yang memadai
Perasaan aman dalam hubungannya dengan pekerjaan, social dan
keluarganya.
berlaku
dikelompoknya.
c. Kemauan dan dapat menghambat dorongan dan hasrat yang dilarang
kelompoknya.
d. Mempunyai emansipasi yang memadai dari kelompok atau budaya, hal
ini mencakup :
1) Kemampuan menganggap sesuatu itu baik dan yang lain jelek.
2) Dalam beberapa hal tergantung dari pandangan kelompok.
3) Menghargai perbedaan budaya.
Pada jiwa yang sehat ada beberapa factor yang dapat mempengaruhinya.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Inherited Characteristic (Warisan Karakteristik)
Beberapa teori percaya bahwa tidak ada satupun manusia normal dengan
sempurna dan kemampuan untuk mempertahankan sebuah mental yang
sehat di pandangan hidupnya. Di sisi lain orang yang mengalami
kecacatan genetik mempengaruhi seseorang untuk mempertahankan
kesehatan jiwanya. Setiap orang memiliki sifat yang berbeda, ada yang
sensitive dan ada yang temperamental semua itu dipengaruhi oleh
lingkungannya
2. Nurturing During Childhood (Pemeliharaan Sewaktu Kecil)
Hal ini mengacu pada interaksi dengan orang tua di masa kecil juga akan
mempengaruhi kesehatan jiwa. Pemeliharaan yang dimulai dengan positif
ketika anak dilahirkan akan menciptakan perasaan cinta, aman dan mau
menerima. Pemeliharan yang buruk ketika kecil juga akan mempengaruhi
mental sang anak seperti kekurangan kasih saying ibu, penolakan dari
orang tua dan kegagalah komunikasi awal.
3. Life Circumstance (Keadaan Hidup)
Keadaan hidup bisa mempengaruhi keadaan mental seseorang dimulai dari
dia lahir. Contoh keadaan yang positif adalah sukses di sekolah,
pihak yang setara. Namun, sering terjadi pada pihak yang tidak berimbang secara
kekuatan maupun kekuasaan. Salah satu pihak dalam situasi tidak mampu
mempertahankan diri atau tidak berdaya. Korban bullying biasanya memang telah
diposisikan sebagai target. Bullying sering kita temui pada hubungan sosial yang
bersifat subordinat antara senior dan junior.
Macam-Macam Bullying
a. Bullying Secara Verbal
Berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik yang
bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan
seksual atau pelecehan seksual, teror, surat-surat yang mengintimidasi,
tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip
dan lain sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, dalam bentuk verbal
adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan, kerap menjadi awal
dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama
menuju pada kekerasan yang lebih jauh.
b. Bullying Secara Fisik
Yang termasuk jenis bullying secara fisik ialah memukuli, mencekik,
menyikut, meninju, menendang, menggigit, emiting, mencakar, serta
meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak
serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati
bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk
diidentifikasi,
namun
kejadian
bentuk
bullying
lain.
Anak
secara
yang
fisik
tidak
secara
teratur
melakukan bullying dalam bentuk ini kerap merupakan anak yang paling
bermasalah dan cenderung beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang
lebih lanjut.
c. Bullying Secara Relasional (Pengabaian)
Digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau bahkan
untuk merusak hubungan persahabatan.Bullying secara relasional adalah
pelemahan harga diri si korban secara sistematis melalui pengabaian,
sarana
elektronik
seperti
komputer, handphone,
internet
dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya.
Hal tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya.
Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif
untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke
dalam pengasingan. Dampak negatif bullying juga tampak pada penurunan
skor tes kecerdasan dan kemampuan analisis siswa.
2. Dampak Bagi Pelaku
Pada umumnya para pelaku ini memiliki rasa percaya diri yang
tinggi dengan harga diri yang tinggi pula. Cenderung bersifat agresif
dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak
keras, mudah marah dan impulsif. Para pelaku bullying ini memiliki
kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati
terhadap targetnya. Pelaku bullying tidak dapat mengembangkan
hubungan yang sehat. Kurang cakap untuk memandang dari perspektif
lain. Menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai sehingga dapat
mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang.
Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa
mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terusmenerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan
terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku
kriminal lainnya.
Tanda-Tanda Korban Bullying
Berikut ini beberapa tanda untuk mengenali apakah anak Anda menjadi
korban bullying atau tidak :
1. Ada luka yang tidak bisa dijelaskan.
Luka atau cedera yang berusaha disembunyikan anak, harus menjadi
perhatian utama. Ingatkan anak bahwa tidak ada yang berhak menyakiti
mereka. Dorong mereka untuk menceritakan apa yang terjadi kepada
Anda. Informasi tersebut dibutuhkan agar masalah ini dapat ditangani oleh
para guru sekolah yang tentunya bertujuan untuk mengakhiri penindasan.
2. Pakaian robek atau barang hilang
Jika anak kembali dari sekolah dengan keadaan pakaian yang robek atau
ada barang miliknya yang hilang tanpa penjelasan yang masuk akal,
sebaiknya Anda menyelidiki kemungkinan penyebabnya dengan cara yang
tepat dan mendukung.
3. Mengalami penyakit fisik
Sakit atau berpura-pura sakit untuk menghindari sekolah bisa menjadi
indikasi adanya trauma emosional. Bullying dapat secara negatif
memengaruhi kesehatan fisik dan emosional anak. Oleh karena hal
tersebut Anda harus waspada terhadap penyebabnya.
4. Malas untuk pergi ke sekolah
Jika anak Anda adalah siswa yang memiliki prestasi bagus di sekolah dan
tiba-tiba kehilangan minat untuk pergi ke sekolah atau prestasinya mulai
menurun, ada baiknya Anda berbicara dengan anak dan gurunya tentang
kemungkinan penyebabnya. Guru mungkin dapat memberikan penjelasan
yang bisa Anda pahami berkaitan dengan hubungan anak dengan temantemannya.
5. Berperilaku menyakiti diri sendiri
6. Karena malu dan bingung, banyak korban bullying sulit meminta bantuan.
Jangan pernah mengabaikan gejala-gejala seperti menyakiti diri sendiri ,
pembicaraan tentang bunuh diri atau melarikan diri, atau perilaku
berbahaya lainnya.
7. Merasa rendah diri
Jangan pernah mengabaikan kecemasan, depresi atau tanda rendah diri
yang muncul tiba-tiba. Karena setiap perilaku stres apa pun membutuhkan
perhatian orang tua dengan segera. Bangunlah komunikasi yang baik
dengan anak, sehingga mereka merasa cukup aman untuk berbicara yang
terbuka dan jujur tentang ketakutan yang mereka alami.
8. Senang menyendiri
Jika anak mulai mengisolasi diri dari teman dan keluarga, dapatkan solusi
yang tepat untuk mengetahui apa alasannya. Menutup diri atau senang
menyendiri pada anak, ada kemungkinan anak tersebut telah menjadi
korban bullying.
Terapi Komplementer
Menurut
WHO
(World
Health
Organization),
pengobatan
1.
Terapi Musik
Terapi musik dapat disebut sebagai ilmu perilaku yang barkaitan dengan