Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH INITIAL ASSESMENT

KELOMPOK III :
TRI RAHMATIA FARUK (C017182022)
MAHENDRA ANUGRAH CIREMAI (C017182026)
DORKAS MNUMUMES (C017182007)
FRANSISKUS XAVERIUS KRISTOPEL SARKOL (C017182035)

D3 VOKASI KESEHATAN TERPADU


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat


INITIAL ASSESMENT
Abstrak
Initial Assessment yaitu proses penilaian yang cepat tepat untuk menghindari kematian
mendadak pada pasien. Tujuannya untuk melakukan tidakan dan penilaian yang tepat untuk
menghindari kematian pasien. Ada beberapa proses Initial asessment, Persiapan Triase Primary
Survey (ABCDE), Resusitasi, Tambahan terhadap Primary Survey dan resusitasi, Scondary Surevey,
Tambahan terhadap Scondary Survey, Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan, Tranfer ke
pusat rujukan yang lebih baik. Perawatan keperawatan darurat yang diasa nya dirumah sakit di
instalasi gawat darurat untuk menetukan dan mendiagnosa pasien yang kritus dan sangat dibutuhkan
perawatan segara dan terampil.
A. Pengertian
Initial Assessment merupakan pengkajian paling awal saat korban cedera mengalani kedaan
yang sangat darurat akibat cedera multiple disinilah tiap menitnya sangat berharga karen
menyangkut nyawa seeorag hidup atau pun mati sehingga sangat diperlukan pelayanan yang cepat
saat keadaan darurat untuk mencegah kematian dini. Kejadian ini biasanya pasien kekurangan
oksigen yang tidak adekuat pada organ vital terutama otak dan jantung.(Wijaya, 2019, p. 102).
Maka pengkajian awal sangat diperlukan untuk menyetabilkan pasien,mengidentifikasi cidera,
serta untuk mengatur kecepan dan efisiensi tindakan definitif atau tranfer kepasilitas yang sesuai.
Initial Assessment yaitu proses penilaian yang cepat tepat untuk menghindari kematian
mendadak pada pasien. Tujuannya untuk melakukan tidakan dan penilaian yang tepat untuk
menghindari kematian pasien. Wijaya, 2019, p. 102)
Initial Assessment suatu proses tahapan evaluasi secara cepat kepada penderita gawat darurat
yang langsung diikuti dengan tindakan resusitasi sesuai petunjuk. Ketika melakukan pengkajian
pasien secara aman dan dilakukan secara cepat tepat dengan mengkaji tingkat kesadaran (Level Of
Consciousnes) dan pegkajian ABC (Airway, Breathing, circulation), tindakan ini diberikan dengan
segera dengan pasien yang mengancam nyawa. Wijaya, 2019, p. 102)

B. Pengkajian awal menurut (Lumbantouran 2015, p. 126)


1) Primary survey, yaitu penanganan ABCDE dan resutasi untuk mencari keadaan yang
mencantum nyawa dan segera lakukan resusitasi.
2) Secondary survey yaitu head to toe: pemeriksaan dengan peneliti dari ujung kepala sampai
kaki dengan teknik log rol untuk melihat bagian tubuh yang ada dibelakang
3) Pemasangan alat definitif.

C. Prinsip
Menurut (Lumbantouran, 2015, p. 127)
Pertolongannya dengan memperhatikan DANGER yang terdiri atas 3A (mandiri, pasien dan
lingungan) dan jangan lupa mengunakan alat pelindung diri.

D. Proses
Ada beberapa proses Initial assessment menurut Wijaya, 2019, p. 103-113) Persiapan Triase
Primary Survey (ABCDE)
1) Resusitasi
2) Tambahan terhadap Primary Survey dan resusitasi
3) Scondary Surevey
4) Tambahan terhadap Scondary Survey
5) Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan
6) rujuk ke pusat rujukan yang lebih baik dan memadahi

Berikut penjeasan dari proses Initial assessment yang dapat dilakukan secara bersamaan dan
terus menerus.
1. Persiapan
a) Fase pra-rumah sakit
b) Fase rumah sakit
2. Triasea.
a) Multipel casualties
b) Mase casualties
3. Primary surveya.
a) Airway
b) Breathing
c) Circulation dengan kontrol perdarahan
d) Disabilitye.
e) Exposure
f) Foley catheter lihat ada kontra indikasi
g) Gastric tubeh.Heart monitor,pulse oxsimeter, pemeriksaan radiology
4. Resusitasia.
a) Re- evalusi ABCDE
b) Berikan kepada pasien Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000 ml
pada dewasa dan 20 ml/kg pada anak dengan tetesen cepat
c) Evaluasi resusitasi cairan
d) Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadap pemberian carian awal
 Respon cepat
1) Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan maintenance
2) Belum terlihat indikasi bolus cairan tambahan yang lain atau pemberian darah
kepada pasien
3) Pemeriksaan darah
4) Konsultasi pada ahli bedah karena intervensi opratif mungkin masih
diperlukan
 Respon sementara
1) Pemberian cairan tetap dilanjutkan ditambah dengan memberikan darah
menentukan tindakan operatif
2) Pemberian darah menentukan tindakan operatif
3) Konsultasikan kepada ahli bedah.
 Tanpa respona
1) Konsultasikan pada ahli bedah
2) Perlu tindakan operatif sangat segera
3) Patau dan amati kemungkinan syok non hemoragik seperti temponade antung
atau kontusio miokard
5. Tahapan pada primary survey dan resusitasi
Menurut Wijaya, 2019, p. 114-119)a
a) Pasang EKG
Bila ada bradikardi dan hipotermia
b) Pasang kateter uretra
Kecurigaan adanya ruptur uretra, bila terdapat kesulita pemasangan kateter karena
struktur urera atau BPH, pengambilan sampel urin rutin, produksi urine merupakan
indikator yang peka untuk menilai perfusi ginjal dan hemodinamik penderita dan
output urine normal sekitar 0,5 ml/kgBB/ja pada orang dewasa 1 ml/kgBB/jam pada
anak-anak dan 2ml/kgBB/jam pada bayi.
c) Pasangan kateter lambung
Bila ada kecirigaan fraktur basis krania merupakan faktor indikasi pemasangan
nasogastric tube, dan selalu sediaka alat suction selama pemasangan kateter lambung
karena bahaya aspirasi saat pasien muntah.
d) Monitoring hasil resultasi dan laboratoriumMonitor, nadi nafas, tekanan darah,
analisa gs darah juga sangat penting, suhu, output urine dan pemeriksaan
laboratorium darah.
e) Pemeriksaan foto rotgen
 Segerakan lakukan foto toraks, pelvis dan servikal lateral, mengunaan mesin
x-ray portabel dan atau FASTbila terdapat kecurigaan trauma abdomen
 Pemeriksaan foto rotgen harus selektif dan sampai menghabat proses
resusitasi.
 Pada wanita hamil, foto rotgen yang mutlak diperlukan, tetap harus
dilakukan.
6. Scondary survey
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki dari depan ke belakang.
Anamnesis yang harus diingat adalah: SAMPELS:
S : Sign and symptomps (tanda dan gejala)
A: Alergi
M: Mekanisme dan sebab trauma terapi pemberian obat yang sedang diminum saat ini
P: Past illness
E: Event/Environtment yang berhubungan dengan jaringan perlukaan.
L: Last meal (makan minum terakhir)
Adapula metode anamnesis yang lain KOMPAK
K: Keluhan
O: Obat
M: Makanan terakhir
P: Penyakit
A: Alergi
K: Kejadian

Mekanisme perlukaan dan kemungkinan perlukaan


1) Mekanisme perlukaana.
a) Kejadian bengkok
b) Jejak lutut pada dasboard
c) Cedera mata pada kaca depan
d) Benturan samping
e) Benturan belakang
f) Terlempar keluar
g) Pejalan kaki dengan mobil
2) Kemungkinan pola perlukaan a
a) Ruptur hepar
b) Fraktur dislokasi lutut
c) Fraktur servikal
d) Kontusio miokard
e) Peneumothoraks
f) Ruptur aorta
g) Sprain servikal bagian kontralateral
h) Fraktur servikal
Pemeriksaan fisik head to toe examination
B: Bentuk
T: Tumor
L: Luka
S: Sakti
Pemeriksaan ini dimulai dari:
 Kepala, mata ,telinga, hidung dan tengorokan
a) Nilai adanya tanda-tanda fraktur basis krania dengan
mengidentifikasi adanya battle’s sign,ranccoon’s eyes atau
hemotimpanum lihat apakah adanya keboboran serbrospinal. b)
b) Nilai apakah ada depresi fraktur tengkorak dengan cara palpasi.
c) Nilai ukuran pupil dan fungsinya
d) Sehingga septum hidung memastikan adanya atau tidaknya
hemotoma
 Leher
a) Palpasi srvikal apakah ada pembekakan
b) Lihat apakah ada efisema subkutan
 Toraks
a) Palpasi daerah sretnum, klavikula dan iga
b) Lihat adakah memar atau deformitas karena adanya trauma pada
paru.
 Abdomen
a) Nilai apakah adanya distensi, dan nyeri tekan.
b) Ekimosis pada daerah punggung.
 Punggung
a) Pemeriksaan dilakukan dengan log-roll
b) Nilai luka tersembunyi dibagian ketiak
 Perineum, rektum dan uretra
a) Pada perineum lihat apakah ada ekimosis
b) Lihat daerah rektum apakah ada letak prostat tinggi pada
membran uretra
 Ekstermitas
a) Evaluasi kembali setatus vaskular
b) Inpeksi dan palpasi secara keseluruhan

E. Anamnesis menurut (Lumbantouran, 2015, pp. 134–135)


Melakukan anamnesih haruslah lengkap karena sangat memberikan gambaran pada cideran
yang mungkin diderita. Anamnesi meliputi :
A: alergi
M: pemberian obat-obatan kepada pasien
L: last meal
E: events

Menurut (Sheehy, 2018) ada beberapa tambahan yang harus diketahui yaitu:
1. Tambahan pada scondary survey
a) Pastikan hemodiamik stabil
b) Selalu siapkan perlengkapan resusitasi didekat pasien
c) Ct scan kepala, abdomen, USG abdomen, transoesofagus,foto ekstermitas, foto
vetebra tambahan,urografi dengan kontras.RE-Evaluasi penderita
 Penilaian ulang
 Monitot TTV dan jumlah urine
 Pemakaian analgetik
Tranfer kepusat rujukan yang lebih baik. Pasien akan dirujuk karena dirumah
sakit. kerterbatasan dengan SDM maupun fasilitas keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Lumbantouran, P. (2015). BTCLS DISASTER MANAGEMENT. Yayasan pelatih keperawatan
Indonesia.
Sheehy. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana. ELSEVIER
Wijaya, andra S. (2019) KEGAWATDARURATAN DASAR. Cv. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai