KELOMPOK III :
TRI RAHMATIA FARUK (C017182022)
MAHENDRA ANUGRAH CIREMAI (C017182026)
DORKAS MNUMUMES (C017182007)
FRANSISKUS XAVERIUS KRISTOPEL SARKOL (C017182035)
C. Prinsip
Menurut (Lumbantouran, 2015, p. 127)
Pertolongannya dengan memperhatikan DANGER yang terdiri atas 3A (mandiri, pasien dan
lingungan) dan jangan lupa mengunakan alat pelindung diri.
D. Proses
Ada beberapa proses Initial assessment menurut Wijaya, 2019, p. 103-113) Persiapan Triase
Primary Survey (ABCDE)
1) Resusitasi
2) Tambahan terhadap Primary Survey dan resusitasi
3) Scondary Surevey
4) Tambahan terhadap Scondary Survey
5) Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan
6) rujuk ke pusat rujukan yang lebih baik dan memadahi
Berikut penjeasan dari proses Initial assessment yang dapat dilakukan secara bersamaan dan
terus menerus.
1. Persiapan
a) Fase pra-rumah sakit
b) Fase rumah sakit
2. Triasea.
a) Multipel casualties
b) Mase casualties
3. Primary surveya.
a) Airway
b) Breathing
c) Circulation dengan kontrol perdarahan
d) Disabilitye.
e) Exposure
f) Foley catheter lihat ada kontra indikasi
g) Gastric tubeh.Heart monitor,pulse oxsimeter, pemeriksaan radiology
4. Resusitasia.
a) Re- evalusi ABCDE
b) Berikan kepada pasien Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000 ml
pada dewasa dan 20 ml/kg pada anak dengan tetesen cepat
c) Evaluasi resusitasi cairan
d) Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadap pemberian carian awal
Respon cepat
1) Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan maintenance
2) Belum terlihat indikasi bolus cairan tambahan yang lain atau pemberian darah
kepada pasien
3) Pemeriksaan darah
4) Konsultasi pada ahli bedah karena intervensi opratif mungkin masih
diperlukan
Respon sementara
1) Pemberian cairan tetap dilanjutkan ditambah dengan memberikan darah
menentukan tindakan operatif
2) Pemberian darah menentukan tindakan operatif
3) Konsultasikan kepada ahli bedah.
Tanpa respona
1) Konsultasikan pada ahli bedah
2) Perlu tindakan operatif sangat segera
3) Patau dan amati kemungkinan syok non hemoragik seperti temponade antung
atau kontusio miokard
5. Tahapan pada primary survey dan resusitasi
Menurut Wijaya, 2019, p. 114-119)a
a) Pasang EKG
Bila ada bradikardi dan hipotermia
b) Pasang kateter uretra
Kecurigaan adanya ruptur uretra, bila terdapat kesulita pemasangan kateter karena
struktur urera atau BPH, pengambilan sampel urin rutin, produksi urine merupakan
indikator yang peka untuk menilai perfusi ginjal dan hemodinamik penderita dan
output urine normal sekitar 0,5 ml/kgBB/ja pada orang dewasa 1 ml/kgBB/jam pada
anak-anak dan 2ml/kgBB/jam pada bayi.
c) Pasangan kateter lambung
Bila ada kecirigaan fraktur basis krania merupakan faktor indikasi pemasangan
nasogastric tube, dan selalu sediaka alat suction selama pemasangan kateter lambung
karena bahaya aspirasi saat pasien muntah.
d) Monitoring hasil resultasi dan laboratoriumMonitor, nadi nafas, tekanan darah,
analisa gs darah juga sangat penting, suhu, output urine dan pemeriksaan
laboratorium darah.
e) Pemeriksaan foto rotgen
Segerakan lakukan foto toraks, pelvis dan servikal lateral, mengunaan mesin
x-ray portabel dan atau FASTbila terdapat kecurigaan trauma abdomen
Pemeriksaan foto rotgen harus selektif dan sampai menghabat proses
resusitasi.
Pada wanita hamil, foto rotgen yang mutlak diperlukan, tetap harus
dilakukan.
6. Scondary survey
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki dari depan ke belakang.
Anamnesis yang harus diingat adalah: SAMPELS:
S : Sign and symptomps (tanda dan gejala)
A: Alergi
M: Mekanisme dan sebab trauma terapi pemberian obat yang sedang diminum saat ini
P: Past illness
E: Event/Environtment yang berhubungan dengan jaringan perlukaan.
L: Last meal (makan minum terakhir)
Adapula metode anamnesis yang lain KOMPAK
K: Keluhan
O: Obat
M: Makanan terakhir
P: Penyakit
A: Alergi
K: Kejadian
Menurut (Sheehy, 2018) ada beberapa tambahan yang harus diketahui yaitu:
1. Tambahan pada scondary survey
a) Pastikan hemodiamik stabil
b) Selalu siapkan perlengkapan resusitasi didekat pasien
c) Ct scan kepala, abdomen, USG abdomen, transoesofagus,foto ekstermitas, foto
vetebra tambahan,urografi dengan kontras.RE-Evaluasi penderita
Penilaian ulang
Monitot TTV dan jumlah urine
Pemakaian analgetik
Tranfer kepusat rujukan yang lebih baik. Pasien akan dirujuk karena dirumah
sakit. kerterbatasan dengan SDM maupun fasilitas keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Lumbantouran, P. (2015). BTCLS DISASTER MANAGEMENT. Yayasan pelatih keperawatan
Indonesia.
Sheehy. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana. ELSEVIER
Wijaya, andra S. (2019) KEGAWATDARURATAN DASAR. Cv. Trans Info Media