Anda di halaman 1dari 10

SALAM TERAPEUTIK

PEMASANGAN INFUS

DHARM A W ACANA
M E T R O

Oleh
Agnes Deny Lysnawati
Agung Satria
Ani Lestari
Ahmad Khoiri
Alfian Hendri Setiawan
Annisa Rahmawati
Ayu Intan cahyani
Ayu Wulandari

YAYAS AN PENDID IKAN NASION AL


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,

Puji

syukur

penulis

panjatkan

kehadirat

Allah

subahanahuwataala, karena atas berkat rahmat serta hidayah-Nya kami dapat


menyelesaikan makalah mengenai atresiaani ini dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan termakasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi
pembaca umumnya dan juga bagi penulis pada khususnya.

Metro,

Mei 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................

iii

PEMASANGAN INFUS
A. Pengertian Pemasangan Infus..........................................................................

B. Tujuan Pemasangan Infus................................................................................

C. Indikasi Pembetrian Obat melalui jalur intravena...........................................

D. Komplikasi Pemasangan Infus........................................................................

E. Jenis Cairan Infus............................................................................................

F. Prosedur Pemasangan Infus ............................................................................

G. Salam Terapeutik ............................................................................................

iii

PEMASANGAN INFUS

A. Pengertian Pemasangan Infus


Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh.
Keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah :
1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
3. Fraktur tulang, khususnya di pelvis (panggul) dan paha
4. Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi
5. Diare dan demam
6. Luka bakar luas
7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung
B. Tujuan Pemasangan Infus
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit,
vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuat melalui oral
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
5. Memonitor tekan Vena Central (CVP)
6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan
C. Indikasi Pembetrian Obat melalui jalur intravena
1. Pada Keadaan emergency resusitasi jantung paru memungkinkan pemberian
obat secara langsung kedalam intravena.
2. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat

3. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah obat dalam jumlah besar secara
terus-menerus melalui infuse (lidokain, xilokain)
4. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan
dengan injeksi intramuskuler.
5. Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa obat di
campur dalam satu botol.
6. Untuk memasukkan obat yang tidak dapat diberikan secara oral (missal :pada
pasien koma) atau intra muskuler (missal : pasien dengan gangguan
koagulasi)
D. Komplikasi Pemasangan Infus
1. Hematoma : darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya
pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang
kurang tepat saat memasukkan jarum, atau tusukan berulang pada pembuluh
darah.
2. Infiltrasi : masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh
darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
3. Tromboflebitis/ bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus
yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat
masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
5. Perdarahan
6. Rasa perih/sakit
7. Reaksi alergi
E. Jenis Cairan Infus
1. Cairan hipotonik:
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih
rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan
osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke
jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas

tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi
diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba
cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya
adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik:
Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari
komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada
pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan
darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah
cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonik:
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan
tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl
45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk
darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
1. Kristaloid
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan
(volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan
berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan
garam fisiologis.
2. Koloid

Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar
dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya
hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah
albumin dan steroid.
F. Prosedur Pemasangan Infus
1. Fase Pre Interaksi
a. Mengecek program terapi medik
b. Mencuci tangan
c. Mempersiapkan alat
-

Hand scoon

Infuse set

Cairan infuse

IV Cateter/Abocat sesuai ukuran

Kapas alcohol

Hansplas/kasa steril + betadhin

Bangkok

Plester

Tomikuet

Jam tangan

Gunting plester

Bak instrument

Catatan dan pen

Standar infuse

Alas

Nampan

Label pemasangan infuse (jam, tanggal, terapi, tetesan)

2. Fase Interaksi
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Melakukan validasi/evaluasi
c. Melakukan kontrak waktu (topic, waktu dan tempat)

d. Menjelaskan tujuand an langkah-langkah tindakan


e. Menjaga privacy klien
f. Mengecek bungkus/botol cairan, bocor, tangan kadarluarsa
3. Fase Kerja
a. Menggunakan hanscoon
b. Meletakkan alat ke dekat pasien
c. Mengatur posisi pasien
d. Pertahankan teknik aseptic saat menyiapkan cairan infuse:
-

Gantungkan cairan infuse pada tiang infuse pada tiang infuse dan lakukan
desinfeksi tutup botol cairan infuse dengan kapas alkool

Buka set infuse, dan klem selang infuse set

Tusukan selang infuse set dengan cairan infuse

Isi Chamber dengan cairan infuse 1/3-1/2 bagian dan alirkan cairan
sampai keujung selang. Jika di dalam selang masih ada udara, maka buka
tutup jarum dan keluarkan udaranya hingga tidak ada, selanjutnya klem
selang nfus dan tutup jarum kembali

e. Memberikan label pada botol cairan infuse (Tanggal, jam, terapi, tetesan)
f. Tentukan area penusukan intravena kateter pad abagian distal terlebih dahulu
dan pilih vena yang besar, bila perlu cukur bulu pada are penusukan
g. Letakkan pengalas di bawah are apenusukan
h. Memasang Tomiquet 5-15 cm di atas vena yang akan ditusuk sampai vena
terlihat jelas dan membersihkan area penusukan dengan kapas alkohol. Untuk
memobilisasi vena lakukan peregangan kulit dengan cara menarik kulit
dengankuat ke bagian distal
i. Membuka jarum, pegang kuat dngan tangan dominant lalu masukan jarum
infuse (aboket/vemplon) ke dalam vena sepanjang 1 cm dengan lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut 15-30 derajat.
j. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (aboket/vemplon). Jika terlihat ada
darah dalam jarum (aboket/vemplon) maka tarik keluar bagian dalam jarum
sejauh 1 cm sambil menyusupkan bagian luarnya lebih jauh ke dalam vena.

k. Fiksasi tempat penusukan dengan menggunakan hansaplas, buka tomique, lalu


tekan pada bagian atas vena dengan menggunakan ibu jari jangan kiri agar
darah tidak keluar. Kemudian jarum bagian dalam ditarik keluar, selanjutnya
sambungan aboket/vemflon dengan selang infuse set secara cepat dan cermat.
l. Buka kleem pada selang infuse dan bila tidak ada tanda-tanda infiltrasi dan
cairan infuse dipastikan menetes dengan baik, kemudian melakukan fisasi
jarum (aboket/vemflon) dengan plester (catatan: tempat penusukan dapat
ditutup dengan kasa + betadin.
m. Menghitung tetesan infuse dengan seksama sesuai instruksi
n. Melepas sarung tangan
o. Mencatatat tanggal dan jam pemasangan
4. Fase Terminasi
a. Mengevaluasi respon klien
b. Merencanakan tindak lanjut
c. Melakukan kontrak yang akan datang
d. Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil
G. Salam Terapeutik
1. Fase Interaksi
Perawat

Selamat pagi

Pasien

Selamat pagi sus

Perawat

Bagaimana keadaannya bu?

Perawat

Perkenalkan

nama

saya

Agnes

Deny

Lisnawaty

perawatan dari jam 08.00-14.00 WIB, pagi ini saya akan


melakukan pemasangan infuse pada ibu yang bertujuan
memasukkan cairan ke dalam tubuh ibu, kurang lebih 1520 menit apakah ibu bersedia?
Pasien

Bersedia sus

Perawat

Baik bu, saya akan mempersiapkan alat.

(Mengatur posisi pasien)

2. Fase Kerja
Perawat

Maaf bu bisa saya lihat tangan kirinya?


Pasien

Bisa sus

Perawat

Digenggam ya bu?

Pasien

Iya sus

Perawat

Sekarang saya akan memasukkan jarum ke vena ibu,


agak sakit ditahan ya bu

Pasien

Iya sus

Perawat

Ibu, saya sudah selesai memasukkan jarum, ke vena ibu,


ibu bisa melepas genggamannya sekarang.

Pasien

Iya sus

Perawat

Bagimana bu perasaan ibu sekarang?

Pasien

Masih lemas sus

Perawat

Maaf bu, prosesnya memakan waktu tidak sebentar

Pasien

Iya sus

Perawat

Baik bu, saya tela selesai melakukan pemasangan infuse.

3. Fase Terminasi

Jika ibu membutuhkan bantuan saya, hubguni saya di


ruang perawat.
Pasien

Iya sus, terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai