Anda di halaman 1dari 17

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Demam dengue (dengue fever, selanjutnya disingkat DD) adalah penyakit yang
terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dnegna tanda-tanda
klnis berupa demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
dengan/tanpa ruam, dan limfadenopati, demam biifasik, sakit kepala yang hebat,
nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia
ringan dan petekie spontan.

B. Patogenesis

Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedesaegypti dan Aedes albopictus sebagai
vektor ke tubuh manusia melalau gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama
kali dapat memberi gejala sebagai DD. Apabila orang itu mendapat infeksi
berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang
berbeda. DBD dapat terjadi bila sesorang yagn telah terinfeksi dengue pertama
kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainny. Virus akan bereplikasi di
nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama ke sistem
retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen maupun hematogen.

C. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis amat bervariasi, ari yang ringan, sedang serpeti DD, sampai ke
DBD dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi
senjataan yang dapat berakibat fatal. Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-
rata 5-8 hari.
Pada DD terdapat peningkatan suhu secara tiba-tiba, disertai sakit kepala, nyeri
yang hebat pada otot dan tulang, mual, kadang muntah dan batuk ringan.

Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada supraorbital dan retroorbital.
Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila tendon dan otot perut ditekan. Pada
mata dapat ditemukan pembengkakan, injeksi konjungtiva, lakrintasi dan
fotofobia. Otot-otot sekitar mata terasa pegal. Ksantem dapat muncul pada alwal
demam yang terlihat jelas dimuka dan dada, berlangsung bebaerap ajam lalau
akan mucul kembai pada hari ke 3-6 berupa bercak petekie di lengan dan kaki lalu
ke seluaruh tubuh. Pada saat suhu turun ke normal, ruam berkurang dan cepat
menghilang, bekas-bekasnya kadang terasa gatal. Pada sebagian pasein dapat
ditemukan kurva suhu yang bifasik. Dalam pemeriksaan fisik pasien DD hampir
tidak ditemukan kelainan. Nadi pasien mula-mula cepat kemudian menjadi
normal atau lebih lambat pada hari ke-4 dan ke-5. bradikardi dapat menetap
beberapa hari dalam masa penyembuhan. Dapat ditemukan lidah kotor dan
kesulitan buang hari besar. Pada pasien DBD dapat terjadi gejala perdarahan pada
hari ke-3 dan ke-5 berupa petekie, purpuar, ekimosis, hematemesis, melena dan
epistaksis.

D. Diagnosis
Kriteria klinis DD, adalah:
a. Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
b. Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
c. Kurva demam yang menyerupai pelana kuda
d. Nyeri tekan terutama otot-otot dan persendian
e. Adanya ruam-ruam pada kulit
f. Leukopen
Kriteria klinis DBD menurut WHO 1996 adalah:
a. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisisi.
Demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada
punggung, tulang, persendian dan kepala.
b. Manifestasi perdarahan, seperti uji turniket positif, petekie, pupura, ekomosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena.
c. Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus.
d. Dengan/tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya
mempunyai prognosis yang buruk
e. Kenaikan nilai Ht/hemokonsenstrasi, yaitu sedikitnya 20%

Derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut:


a. Derajat I (ringan), terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala
klinis lain dengan manifestasi perdarahan teringan, yaitu uji turniket positif
b. Derajat II (sedang), ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdahan
lain.
c. Derajat III, ditemukan tanda-tanda dini renjatan
d. Derajat IV, terdapat DSS dengan nadi dan tekanan darah yang tak teratur.
Diagnosis klinis perlu disokong pemeriksaan serologi.

E. Pemeriksaan penunjang
a. Darah. Pada DD terdapat leukopenia pada hari-2 atau hari ke-3. pada DBD
dijumpai trombositopenia dan hemakosentrasi.
b. Air seni. Mungkin ditemukan albuminuria ringan.
c. Sum-sum tulang,. Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi
hipersekuler pada abad ke-5 dengan gangguan maturasi dan pada hari 10
sudah kembali normal untuk seua sistem.
d. Uji serologi
1) Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum diambil pada masa akut
dan konvalesen, yaitu uji pengikatan komplemen (PK), uji netralisasi
(NT), dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaiakan antibodi
antidengue sebanyak minimal empat kali.
2) Uji serologi tungga, yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi
antidengue tanpa memandang kelas antibodi, uji 1gM antidengue yang
mengukur hanya antibodi ntidengue dari kelas 1gM. Pada uji ini yang
dicari adalah ada tidaknya titer tertentu antibodi antidengue.
e. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan.

F. Diagnosis
a. Adanya demam pada awal penyakit dapat dibandingan dengan infkesi
bakteri maupun virus, seprti bronkopneumonia, kolesistitis, pielonerfitis,
demam tifoid, malaria, dan sebagainya.
b. Adanya ruam yang akut seperti pada mobili perlu dibedakan dengan
DBD.
c. Adanya pembesaran hati perlu dibedakan dengan hepatitis akut dan
leptospirosis
d. Pada meningitis meningkokok dan sepsis terdapat perdarahan di kulit.
e. Penyakit-penyakit darah seperti idiophatic thrombocytopenic pupurae,
leukemia pada stadium lanjut, dan anemia aplastik
f. Renjatan endotoksis
g. Demam chikungnya.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adalah:
a. Tirah baring
b. Makanan lunak dan bila belum nafsu makna diberi air minum 1,5-2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula, atau sirup) atau air tawar ditambah
garam.
c. Medikamnetosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat
diberi kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin atau dipiron dan
jangan diberikan asetosal karena bahaya perdarahan.
d. Antibioik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi
sekunder.

Pada pasien dnegan tanda renjatan dilakukan:


a. Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan
diatasi.
b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam,
serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam p ada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.

Pada pasien DSS diberi cairan intravena yang diberkan dnegan diguyur, seperti
NaCl, ringer laktat yang dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan diatasi.

H. Prognosis

Kematian karena demam dengue hampir tidak ada. Pada DBD/DSS mortalitasnya
cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang dan Jakarta
menunjukkan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih ringan
daripada anak-anak.
BAB II
STUDY KASUS

Tanggal : 21 Maret 2007 Pukul : 12.30 WIB


No. Registrasi : 2552 Ruangan : RPDA III

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Hari/tanggal pengkajian : Rabu/21 Maret 2007
Hari/tanggal masuk : Sabtu/17 Maret 2007
Nama : Tn. Abdul Hamid
Umur/jenis kelamin : 55 tahun/laki-laki
Suku/bangsa : Maduran/Indonesia
Pendidikan : PGA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat rumah : Kubu lepuk, Sukadana

II. ANAMNESA
Tanggal : 21 Maret 2007 Pukul : 12.30 WIB
Oleh : Susanti

1. Pengkajian diambil dari pasien


2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri perut, panas sejak tanggal 6 Maret 2007, tidak nafsu
makan, demam  7 hari.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh perut terasa penuh, buang air kecil tidak lamar, kurang nafsu
makan.
4. Riwayat kesehatan/penyakit yang lalu
Diare : tidak ada
Hepatits : tidak ada
Ripus abdominalis : pernah
5. Riwayat rawatan
Pernah dirawat di RS : RS. Islam
Penyakit : Tipus
Lama di rawat : 10 hari
6. Riwayat penyakit keluarga
Ginjal : tidak ada
Diabetes : tidak ada
TBC : tidak ada
Alergi : tidak ada
7. Status sosial ekonomi
Pekerjaan suami : Perkebunan
Penghasilan : 2,5 Juta
Jumlah anak : 2 anak
8. Keadaan lingkungan
Rumah menghadap ke Timur, lantai terbuat dari keramik, terdiri dari 3 kamar,
setiap kamar ada 2 jendela dan di ruang tamu terdapat 4 jendela.

III.PEMERIKSAAN
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
S : 37,80C
R : 19 x/menit
N : 84 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih
b. Rambut : Tidak rontok
c. Muka
- Kelopak mata : Tidak ada oedem
- Konjungtiva : Merah muda
- Sklera : Tidak ikterik
d. Mulut dan gigi
- Lidah : Tidak kotor
- Gigi : Ada caries
e. Telinga
- Tidak berdengung
- Ada kotoran telinga
f. Leher
 Kelenjar tiroid : Tidak ada pembuatan
 Kelenjar betah bening : Tidak ada pembengkakan
g. Dada
 Simetris kanan dan kiri
 Pergerakan teratur
h. Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Tidak kembung
i. Ekstrimitas atas dan bawah
 Tidak ada oedem
 Tidak pucat
 Tidak tremor
IV. LABORATORIM
Minggu 18 Maret 2007
 HB : 12,7 (L : 13 – 18 g/d)
(P : 11,5 – 16,5 g/dl)
(A : 11,5 – 14,5 g/dl)
 Eri : 4,23 (L : 4,37 – 5,63 jt/ul)
(P : 3,8 – 5,05 g/dl)
(A : 11,5 – 14,5 g/dl)
 Leuko : 6.800 (5.000 – 10.000 /ul)
 Tr : 96.000 (150 – 450 ribu/ul)
 LED : -
 Ht : 37,3 (L : 40,95 – 54 %)
(P : 36,18 – 48 %)
(A : 34,5 – 43,5 %)
 MCV : 88 (82 – 92)
 MCH : 30 (27 – 31 pg)
 MCHC : 34 (32 – 36 g/dl)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

 Diagnosa : Pasien dengan DBD

 Masalah :

- Suhu tubuh mencapai 380C

- Perut terasa sakit

- Persendian terasa sakit dan lemas

- Jumlah trombosis kurang dari normal


 Kebutuhan :

- Tirah baring

- Makanan lunak

- Minum 1,5-2 liter air dalam 24 jam (susu, sirup atau air dengan gula)

C. PERENCANAAN
1. Pengkajian Dasar
- Anjurkan pasien tirah baring dalam masa pengobatan
- Berikan posien makanan lunak
- Berikan minum 1,5-2 liter air dalam 24 jam
- Kolaborasi dengan tim medis lainnya
2. Terapi
- Berikan cairan infus RI 20 tetes/menit
- Berikan ulcumet 2x1/hari, IV
- Berikan sotatik 3x1/hari, IV
3. Konseling
Beritahu keluarga/pasien hasil pemeriksaan laboratorium

D. PENATALAKSANAAN
1. Pengkajian dasar
- Menganjurkan pasien tirah baring selama pengobatan
- Memberikan pasien makanan lunak
- Memberikan pasien dengan minum 1,5-2 liter air dalam 24 jam
- Kolaborasikan pasien dengan tim medis lainnya
2. Terapi
- Memberikan cairan infus RI 20 tetes/menit
- Memberikan ulcumet 2x1/hari, IV
- Memberikan sotatik 3x1/hari, IV
3. Konseling
Memberitahu kepada keluarga/pasien tentang hasil pemeriksaan laboratorium

E. EVALUASI
- Pasien sudah tidak panas lagi
- Sakit perut berkurang
- Pasien sudah dapat beristirahat
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Abdul Hamid Ruangan : RPDA III


Umur : 55 Tahun Alamat : Kubu Lepuk, Sukadana
Jenis Kelamin : Laki-laki
No.
Subyektif, Objektif, Analisa, Planning
Hari/Tanggal/Jam Dianos Evaluasi
(SOAP)
a
Jum’at, I Subyektif : -
23 Maret 2007 - Pasien mengataan perutnya terasa sakit Pasien mengalami penurunan
Pukul : 12.30 WIB suhu tubuh dari 390C menjadi
- Pasien mengatakan persendiannya
terasa sakit 380C

- Pasien mengatakan sering BAK -


Pasien mulai bia beristirahat
Objektif :
dengan tenang
- TD : 110/70 mmHg
-N : 83 x/menit

-S : 380C

-R : 20 x/menit

- Trombosit : 96.000/ul
Analisa :
- Pasien dengan DBD
Planning :
- Memberikan cairan infus RL 30
tetes/menit
- Anjurkan pasien untuk istirahat
- Anjurkan pasien minum juice jambu
- Berikan terapi obat
Ulcumet : 3x1 Amp
Sotatik : 3x1 Amp
CeFo : 3x1 Amp
- Mengambil darah pasien untuk
pemeriksaan lab (Hb, Ht dan Tr)

Sabtu, II Subyektif : -
24 Maret 2007 - Pasien mengataan badannya terasa
Pukul : 12.30 WIB panas
- Pasien mengatakan persendiannya
terasa sakit
- Pasien mengatakan badannya terasa
lemas
Objektif :
- TD : 110/70 mmHg
-N : 82 x/menit

-S : 370C

-R : 19 x/menit

- Trombosit : 100.000/ul
Analisa :
- Pasien dengan DBD
Planning :
- Memberikan cairan infus RL 30
tetes/menit
- Berikan makanan lunak
- Anjurkan minum 1,5-2 liter air
dalam 24 jam
- Anjurkan pasien untuk istirahat
- Anjurkan pasien minum juice jambu
- Berikan terapi obat
Ulcumet : 2x1 Amp
Sotatik : 3x1 Amp
CeFo : 3x1 Amp
Minggu, Subyektif :
25 Maret 2007 - Pasien mengataan badannya sudah
Pukul : 12.30 WIB tidak panas lagi
- Pasien mengatakan sakit pada
persendiannya sedikit berkurang
- Pasien mengatakan badannya sudah
terasa sedikit lemas
- Pasien mengatakan ingin pulang
Objektif :
- TD : 120/80 mmHg
-N : 83 x/menit

-S : 370C

-R : 19 x/menit

- Trombosit : 125.000/ul
Analisa :
- Pasien dengan DBD
Planning :
- Memberikan cairan infus RL 30
tetes/menit
- Berikan makanan lunak
- Anjurkan minum 1,5-2 liter air
dalam 24 jam
- Anjurkan pasien untuk istirahat
- Berikan terapi obat
Ulcumet : 3x1 Amp
Sotatik : 3x1 Amp
CeFo : 2x1 Amp
Senin, Subyektif : -
26 Maret 2007 - Pasien mengataan badan terasa Keadaan pasien semakin
Pukul : 12.30 WIB sudah tegar membaik
- Pasien sudah tidak terasa sakit -
- Pasien sudah menyelesaikan Jumlah trombosit normal
administrasi -
Objektif : Pasien diizinkan pulang
- TD : 120/80 mmHg
-N : 83 x/menit

-S : 36,70C

-R : 19 x/menit

- Trombosit : 164.000/ul
Analisa :
- Pasien dengan DBD
Planning :
- Ops infus
- Berikan makanan lunak
- Anjurkan pasien untuk istirahat
- Izinkan pasien pulang
BAB III
PEMBAHASAN

Pada pasien dengan demam dengue ditemukan gejala-gejala yang menunjang adalah:
2. Demam lebh dari satu minggu.
3. Ada bintik merah pada tangan dan kaki

B. Penanganan demam berdarah dengue menurut teori


1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan bial belum nafsu makan berikan minum1,5-2 liter dalam
24 jam
3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis
C. Penanganan demam berdarah denge di RSU. Ahmad Yani Metro adalah
1. Dilakukan pemeriksaan laboratorium:
HB : 12,7
Eri : 4,23
Leuko : 6.800
Tr : 96.000
LED : -
2. Diberi cairan infus intravena seprti NaCl Ringer laktat.
3. Pemberian terapi obat antara lain:
- Cefolaxime 2 x 1 Amp /hari IV
- Ulcumet 3 x 1 Amp /hari IV
- Sotatik 3 x 1 Amp /hari IV
Dilihat dari penatalaksanaan di RSUD Ahmad Yani Metro ternyata suda sesuai
dengan teori.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dari BAB I sampai BAB III dapat ditarik kesimpulan
bahwa teori dan pelaksanaan penanganan DBD tidak menyimpang dari sumber
yang ada.
DBD merupakan suatu penyakit yang angka mortalitasnya tinggi bila disertai
dengan DSS. Oleh karena itu harus ditangani dengan cepat dan tepat.

B. Saran
1. Rumah Sakit
- Diharapkan agar DSUD A. Yani Metro dapat meningkatkan fasilitas
ruangan yang lebih baik lagi bagi pasien agar dapat mendukung psikologi
kesembuhan pasien.
- Diharapkan agar RSUD A. Yani Metro dapat memanfaatkan sumber daya
yang ada dengan semaksimal mungkin agar dapat meningkatkan mutu dan
kualitas RS.

2. Keluarga Pasien
Diharapkan agar keluarga pasien dapat mematuhi semua peraturan yang telah
ditetapkan oleh RSUD A. Yani Metro

3. Pasien
Diharapkan agar pasien lebih dapat mematuhi peraturan RS dan menjalankan
anjuran dokter agar dapat memperlancar proses pengobatan dan penyembuhan
selama di RS.

Anda mungkin juga menyukai