Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah


bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa :
“Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan
dan gangguan kesehatan”.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis
pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan
kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para
medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi
bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan
sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaan
kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun
2014 Tentang Klasifikasi dan perizinan rumah sakit :Berdasarkan jenis
pelayana yang diberikan, Rumah Sakit di kategorikan dalam Rumah Sakit
Umum dan Rumah Sakit Khusus.
Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi :
1. Rumah Sakit Umum Kelas A
2. Rumah Sakit Umum Kelas B
3. Rumah Sakit Umum Kelas C
4. Rumah Sakit Umum Kelas D
Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi :
1. Rumah Sakit Khusus Kelas A
2. Rumah Sakit Khusus Kelas B
3. Rumah Sakit Khusus Kelas C
Pelayanan kesehatan adalah pada dasarnya adalah menyelamatkan
pasien sesuai dengan yang di ucapkan Hipocrates kira-kira 2400 tahun yang
lalu, yaitu :primum non nocere atau first, do no harm. Dengan semakin
tinggi berkembangnya ilmu dan tehnologi pelayan kesehatan khususnya di
Rumah Sakit, sehingga membuat semakin kompleks prosedur pelayanan
kesehatannya dan berpotensi terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
atau adverse event (Kemenkes RI, 2008).Mengingat pentingnya masalah
keselamatan pasien yang harus ditangani segera di RS di Indonesia maka
diperlukan regulasi tentang keselamatan pasien. Dengan diterbitkannya
peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes nomor 1691 pada tahun 2011)
tentang : Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, mendorong Upaya
Pelayanan Kesehatan yang aman bagi pasien. Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) juga mengembangkan standar Akreditasi Rs yang
mengadopsi Badan Akreditasi Internasional JCI (Join Commision
Internasional) sehingga lebih standar Akreditasi RS versi 2012
menggantikan Akreditasi Rumah Sakit`
Salah satu standart Rumah Sakit versi 2012 tersebut menyebutkan
tentang Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang mengadopsi
Internasional Patient Safety Goal (IPSG)
Joint Commission International (JCI) adalah lembaga yang
mendedikasikan diri dalam peningkatan kualitas dan keselamatan
kesehatan. JCI memiliki misi meningkatkan kualitas kesehatan secara terus-
meneurs kepada masyrakat, dengan bekerja sama dengan para
stakeholder, mengevaluasi organisasi pelayanan kesehatan, serta
memberikan inspirasi dalam peningkatan penyediaan pelayanan yang aman,
efektif yang paling tinggi dan bernilai mutunya. Dari ribuan rumah sakit yang
ada di Indonesia hanya beberapa saja yang telah terakreditasi JCI.
JCI mengeluarkan 6 Goals keselamatan pasien (International Patient
Safety Goals/IPSG) yang menjadi pegangan (SPO) di hampir seluruh rumah
sakit di dunia. Berikut penerapan 6 Goals Keselamatan Pasien (International
Patient Safety Goals) yang diambil dari Standar di Rumah Sakit Universitas
Airlangga, Surabaya :
1. Identifikasi Pasien Secara Tepat/Identify Patients Correctly.
Menggunakan minimal 2 identitas pasien dengan kombinasi sebagai
berikut:
a. Nama lengkap dan tanggal lahir, atau
b. Nama lengkap dan nomor medical record, atau
c. Nama lengkap dan tanggal lahir
2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif / Improve Effective
Communication
a. Melakukan proses feedback saat menerima instruksi per telepon
b. Melakukan hand over saat serah terima pasien
c. Melakukan critical result dalam waktu 30 menit
d. Menggunakan singkatan yang dibakukan.
3. Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang membutuhkan
perhatian/Improve the safety of High-Alert Medications
Tidak menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi diruang
perawatan (termasuk potassium chloride/KCL dan Sodium
chloride/NaCl >0.9%)
4. Meningkatkan benar lokasi, benar pasien, benar prosedur
pembedahan/Ensure Correct-Site, Correct-Procedure, Correct-
Patient Surgery
a. Melakukan site marking
b. Menggunakan dan melengkapi surgical checklist
c. Melakukan time out
5. Mengurangi Risiko Infeksi/ Reduce the risk of health care-
Associated Infections
Melakukan cuci tangan
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptic
c. Setelah kontak dengan cairan tubuh
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh/Reduce the risk
of patient harm resulting from falls
a. Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien
jatuh.
b. Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi.
Gambar 1.1
Patient Safety
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

Point ke-2 dari SKP adalah Komunikasi Efektif dalam Patient Safety :
Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah
sakit menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan dapat dipahami penerima. Hal itu untuk mengurangi kesalahan
dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien.Bentuk komunikasi yang
rawan kesalahan diantaranya adalah instruksi untuk penatalaksanaan
pasien yang diberikan secara lisan atau melalui telepon.Bentuk lainnya
berupa pelaporan hasil tes abnormal, misalnya petugas laboratorium
menelepon ke ruang perawatan untuk melaporkan hasil tes pasien.Rumah
sakit perlu menyusun kebijakan dan atau prosedur untuk mengatur
pemberian perintah / pesan secara lisan dan lewat telepon. Kebijakan dan
atau prosedur itu harus memuat:
1. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si
penerima.
2. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca-ulang
si penerima.
3. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi
perintah atau hasil tes.
4. Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat-tidaknya komunikasi
lisan dan lewat telepon.
5. Alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca-ulang tidak selalu
dimungkinkan, misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat di
bagian gawat darurat atau unit perawatan intensif.
Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien
(patient safety). Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan
berarti dalam hubungan antar manusia. Komunikasi yang efektif yang tepat
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi
kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Point ke-5 Standar SKP V Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan. 
Elemen Penilaian SasaranV :
1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum
(a.l dari WHO Guidelines on Patient Safety.
2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Mutu pelayanan suatu Rumah Sakit akan semakin berkualitas apabila
didukung dengan manajement keperawatan yang komprehensif. Manaement
Keperawatan adalah suatu proses bekera melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. (Nursalam,
2011, hal : 57). Manaemen keperawatan dilaksanakan oleh sekelompok
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan
keperawatan menggunakan prinsip-prinsip manajement seperrti :
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, menentukan staf sampai
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu,
keluarga atau masyarakat. (Kuntoro, 2011, hal : 97).
Proses manajement keperawatan sejalan dengan proses proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung.
Sebagai proses keperawatan terdiri atas pengumpulan data identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. (Nursalam, 2011, hal :
62)
Upaya yang dilakukan dengan praktek manajement keperawatan
progsus profesi Ners STIKES Muhammadiyah Kudus di Ruang Sofa Marwah
RSI Arafah Rembang, diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan
pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan yang nyata tenteng
proses manajement keperawatan di unit pelayanan kesehatan.
Ruang Sofa Marwah merupakan Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam,
Bedah, Orthopedi, Saraf yang terdiri dari Ruang Rawat Kelas II, Kelas III.
Terdapat 12 Kamar dan 36 Tempat Tidur. Ruang Sofa Marwah berada di
sebelah selatan RS, sebelah utara ruangan Dzulkulaifah (Bangsal Rawat
Inap Penyakit Saraf untuk kelas I dan VIP ) dan sebelah utara Ruang
Muzdalifah (Bangsal Rawat Inap obgyn dan anak).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui gambaran umum manajemen keperawatan,
mahasiswa Ners mampu mengaplikasikan kemampuan manajerial untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di Ruang Sofa Marwah RSI
Arafah Rembang melalui praktek Ners stase manajement keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kepatuhan perawat Ruang Sofa Marwah RSI
Arafah Rembang dalam mengaplikasikan Sasaran Keselamatan
Pasien (SKP) dalam komunikasi Efektif RSI Arafah Rembang.
b. Mengimplementasikan standart Sasaran Keselamatan Pasien
(SKP) dalam Komunikasi Efektif di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah
Rembang Mengevaluasi hasil dari Implementasi yang dilakukan di
Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang Ruang Sofa Marwah RSI
Arafah Rembang.

C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi
ners dalam dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen
keperawatan secara langsung
2. Manfaat praktisi
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di ruang sofa marwah
RSI Arafah Rembang untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan yang mengacu pada model praktek keperawatan
profesional (MPKP)
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Undang-undang RI No. 340 tahun 2010 tentang Rumah Sakit,


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. RSI Arafah Rembang
adalah salah satu dari sekian layanan kesehatan milik PBNU Kabupaten
Rembang yang berbentuk RSI, diurus oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten
Rembang dan tercantum ke dalam Rumah Sakit Kelas D. Layanan
Kesehatan ini telah terdaftar sejak 2 Desember 2009 dengan nomor surat ijin
445/1704/2011 dan tanggal surat ijin 6 Januari 2010 dari Bupati Rembang
dengan sifat tetap, dan berlaku sampai 5 tahun.
Sesudah melakukan prosedur Akreditasi RS seluruh Indonesia
dengan proses Akreditasi Internasional akhirnya diberikan status tingkat
Madya Akreditasi Rumah Sakit. RSI ini beralamat di jl Rembang-Lasem Km
V desa Tritunggal Rembang Jawa Tengah Indonesia.
1. Visi
Menjadi rumah sakit pusat layanan trauma di kabupaten rembang
dan sekitarnya
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada
kecepatan, ketepatan, keselamatan dan kenyamanan berdasarkan
etika dan profesionalisme
b. Meningkatkan sumber daya yang berkualitas dan kompeten
c. Memberikan akses kesehatan yang mudah dan berkualitas kepada
masyarakat luas
d. Menjadi bagian integral jaringan kesehatan nasional
3. Falsafah
Profesionalisme dengan mengimplementasikan nilai-nilai ahlun
sunnah wal jama’ah di bidang kesehatan.
4. Tujuan
Menjadi rumah sakit islam yang mampu memberikan pelayanan
secara tepat guna inovatif dan efisien dengan di dukung sumber daya
manusia yang profesional.
5. Moto
Mengharap Ridho Allah, Berkhidmah Setulus Hati ( Yayasan NU
Rembang, 2017 ).

Ruang Sofa Marwah merupakan Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam,


Bedah, Orthopedi, Saraf yang terdiri dari Ruang Rawat Kelas II, Kelas III.
Terdapat 12 Kamar dan 32 Tempat Tidur.Ruang Sofa Marwah berada di
sebelah selatan RS, sebelah utara ruangan Dzulkulaifah (Bangsal Rawat
Inap Penyakit Saraf untuk kelas I dan VIP ) dan sebelah utara Ruang
Muzdalifah (Bangsal Rawat Inap obgyn dan anak).
Ditengah ruang Sofa Marwah terdapat nurse station yang digunakan
perawat ruangan untuk melakukan kegiatan membuat asuhan keperawatan
setiap harinya dan ruangan kepala ruang yang juga digunakan sebagai
ruang transit perawat serta terdapat loker obat pasien. Terdapat satu
ruangan yang disediakan untuk pengoplosan obat, satu kamar mandi untuk
petugas, dan satu gudang.
Rumah Sakit Islam Arafah Rembang merupakan salah satu rumah sakit
islam swasta yang berada di kabupaten Rembang beralamatkan di jalan
Raya Rembang-Lasem Km V Desa Tritunggal Rembang. RSI Arafah
melayani pasien umum, pasien JKN dan asuransi lainnya. Pelayanan yang
di berikan RSI Arafah antara lain USG 4 dimensi, poliklinik spesialis, klinik
diabetes, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, apotik,
pelayanan operasi, khitan senter, medical check up, konsultasi gizi, IGD 24
jam.
BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA


PERMASALAHAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. HASIL PENGKAJIAN
1. Man
a. Pasien
Ruang Sofa Marwah merupakan ruang rawat inap untuk pasien
dengan kasus bedah, dalam , orthopedi, syaraf dan mata yang terdiri
dari klas II, III dan isolasi.
Jumlah pasien di Ruang sofa marwah ditampilkan dalam tabel berikut
ini:
Tabel 3.2
Jumlah Pasien di Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Periode agustus-oktober 2018

Rawat Inap
No Bulan Jumlah
1. Agustus 135
2. September 143
3. Oktober 137
Jumlah 415
Rata-rata 138.3
Sumber : Dokumentasi Rekam Medis RSI Arafah Rembang

Kapasitas ruang sofa marwah adalah 36 bed, hasil dokumentasi


rekam medis ditemukan jumlah pasien yang dirawat inap dalam 3
bulan terakhir adalah 415 pasien dengan rata-rata 138 pasien per
bulan.
Tabel 3.6
Distribusi Status Keluar Pasien
Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Periode agustus-oktober 2018
No Bln Pasien APS Rujuk Pasien Meninggal Pasien Jml
Pulang dipindah
kan
<48 jam >48 jam
1. Agus 98 7 1 1 3 11 121
tus
2. Sept 120 4 1 1 6 10 142
emb
er
3. Okto 97 12 1 1 1 10 122
ber
Rata-rata 105 8 1 1 3 10 128
Sumber : Hasil observasi data status pasien Di Ruang Sofa
Marwah RSI Arafah Rembang
Berdasarkan tabel 3.6 menggambarkan bahwa jumlah terbanyak
status pasien keluar di ruang sofa marwah yaitu pasien pulang
dengan ijin.
b. Perawat
Beberapa metode perhitungan tenaga keperawatan
1) Kuantitas
Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut :

Tenaga perawat = A x B x365


(365 - C) x jam kerja/hr
Keterangan :
A :Rata-rata jumlah perawat atau pasien/hr
B :Rata-rata jumlah pasien/hr (BOR x jml tempat tidur)
C :Jumlah hari libur (Hari minggu+cuti+hari besar)

Tabel 3.7
Nilai BOR, LOS, BTO, TOI, NDR, GDR
Pasien Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Periode agustus-oktober 2018

Rawat Inap
No Bulan BOR LOS BTO TOI NDR GDR
1. Agustus 85.71 4.09 6.62 0.60 7.19 35.97
2. September 80.03 3.71 6.62 0.83 7.19 14.39
3. Oktober 75.08 4.38 6.24 0.59 0.00 0.00
Jumlah 240.82 12.18 19.48 2.02 14.38 50.36
Rata-rata 80.27 4.06 6.50 0.67 4,38 16.78
Sumber : Hasil observasi data status pasien Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah
Rembang

Tenaga Perawat Rawat Inap = 16 x (80.27% x 21) x 365


(365 – (80+9+7) x 7

= 9844312

Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan hasil kebutuhan perawat


di Ruang sofa marwah sebanyak 57 perawat.
2) Kualitas
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autcnomi
yang didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan.Fungsi
profesional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan
pasien yang bersifat segera.Itu merupakan tanggung jawab perawat
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya.
Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung
elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan
keperawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien (Suwignyo,
2007, hlm.68).
Tabel 3.15
Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Di Ruang Sofa Marwah
RSI Arafah Rembang

No. Jenis Pendidikan Jumlah Persentase (%)


1. Profesi Ners 8 49%
2. S 1 Keperawatan 5 25,5%
3. DIII Keperawatan 5 25,5%
Total 18 100%
Sumber: Data primer Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang

Berdasarkan tabel 3. Menunjukkan tingkat pendidikan di Ruang sofa


marwa terbanyak adalah profesi ners dengan jumlah 8 petugas dengan
presentase 49 %,. Pendidikan Kepala Ruang sudah Ners hal ini sudah
sesuai dengan standar yang ada. Semua Perawa tPrimer pendidikan
terakhir yaitu S.Kep., Ners yang merupakan syarat dari metode
keperawatan MPM.
Tabel 3.16
Distribusi Karyawan Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan Di Ruang
Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
No Nama Pend. Pelatihan yang Pernah
Diikuti
1. Ummul Latifah S.Kep Pelatihan BHD (2016),
BTCLS (2016) servis exelent
(2011)komunikasi efektif
(2017)
2. Endang Susilowaty S.Kep Pelatihan BTCLS (2016)
Pelatihan BHD (2016) servis
exelent (2011)komunikasi
efektif (2017)
3. Dedi S.Kep Pelatihan BTCLS (2010)
Pelatihan BHD (2016) servis
exelent (2011)komunikasi
efektif (2017)
4. Febri S.Kep BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), servis exelent
(2011)komunikasi efektif
(2017)
5. Sri Karayawati S.Kep BTCLS (2016)
Pelatihan BHD (2016), servis
exelent (2011)komunikasi
efektif (2017)
6. Sigit Ners servis exelent
(2011)komunikasi efektif
(2017)
7. Nurul Fatimah DIII BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), servis exelent
(2011)komunikasi efektif
(2017)
8. Eka Fijuli DIII BTCLS (2010) Pelatihan
BHD (2016),pemulasaran
jenazah servis exelent
(2011)komunikasi efektif
(2017)
9. Henry DIII BTCLS (2012) Pelatihan
BHD (2016), servis exelent
(2011)komunikasi efektif
(2017)
10. Wawan Ners BTCLS (2010) Pelatihan
BHD (2016),servis exelent
(2011)komunikasi efektif
(2017)
11. Helmi Ners BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), komunikasi
efektif (2017)
12. Deni Ners BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), komunikasi
efektif (2017)
13. Laras DIII BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), komunikasi
efektif (2017)
14. Qoidah Ners BHD (2016), BTCLS(2016),
klinical instruktur (2018)
komunikasi efektif (2017)
15. Anik DIII BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), komunikasi
efektif (2017)
16. Ita Ners BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), komunikasi
efektif (2017)
17. Jani Ners BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), komunikasi
efektif (2017)
18. Mila Ners BTCLS (2016) Pelatihan
BHD (2016), komunikasi
efektif (2017)
Sumber : Hasil observasi data status pasien Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah
Rembang

Berdasarkan data yang ada kepala ruang belum mempunyai sertifikat


yang menunjang sesuai dengan jenjang karir. Kebanyakan perawat belum
memiliki sertifikat sesuai kebutuhan ruangan. Hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan
yang diterima oleh pasien.
2. Sumber Daya (Money)
Sumber pembiayaan Rumah Sakit Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah
Rembang dari pasien umum, BPJS dan asuransi swasta lainnya.
Tabel 3.17
Sumber Pembiayaan Pasien Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
bulan agustus-oktober 2018

Asuransi
Bulan Umum BPJS Total
lain
Agustus 11 26 34 94
September 17 9 41 141
Oktober 5 11 41 98
Total 34 46 116 368
Sumber: Data primer Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Berdasarkan data tabel di atas pasien yang dirawat Sumber: Data primer
Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang Oktober 2018 sebagian besar
merupakan pasien dengan sumber pembiayaan sukarela.
3. Material
a. Inventaris Alat Kesehatan dan Kedokteran

Tabel 3.18
Alat Kesehatan dan Kedokteran Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah
Rembang Periode oktober 2018

No. Nama Barang Jumlah Keadaan Barang


Baik Kurang Baik Rusak
1. Stetoscope 4 4
2. Tensi meter 2 2
3. Anatomische pinset 2 2
4. Chrugical pinset 2 2
5. Instrument cabinet 1 1
6. Gunting lurus 1 1
7. Instrument table 2 2
8. Nirbekhem/ bengkok 1 1
9. Tabung oksigen 1 1
10. Pispot sendok 32 32
11. Oxygen regulator 21 21
12. Oxygen flow meter 21 21
13. Wheel chair/ kursi roda 2 2
14. Termometer 1 1
15. Eloktrokardiografi 1 1
16. Nebulizer 1 1
17. Suction 1 1
18. Emergency Set 1 1
19. Kursi Dorong 2 2
20. Standar Infus 21 21
21. Bak Instrumen 1 1
22. Gelas Takar 1 1
23. Oksigen meter dinding 21 21
Sumber : Hasil observasi data Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Peralatan kesehatan yang ada di ruangan belum begitu lengkap jika
disesuaikan dengan fasilitas kesehatan berdasarkan Permenkes No 56 Tahun
2014 pada Rumah Sakit dengan tipe D. Contohnya seperti imfus pump,
syringe pump, sterilisato, antidecubitus matras, bed site, monitor, defibrilator,
tensimeter dan termometer digital, dan lain-lain. Sebagian besar alat alat
kesehatan di Ruang Cempaka masih dapat digunakan dan masih berfungsi
dengan baik.
b. Inventaris Mebeler
Tabel 3.19
Mebeler Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Periode oktober 2018

No Nama Barang Jumlah Keadaan Barang


Baik Kurang baik Rusak
1. Lemari besi pasien 21 21
2. Rak besi 3 3
3. Lemari kayu 1 1
4. Lemari Petugas 1 1
5. Lemari Kaca 1 1
6. Lemari obat pasien 1 1
7. Lemari linen 1 1
8. Kursi kayu 2 2
9. Tempat tidur besi 21 21
10. Meja perawat 1 1
11. Kursi biasa 35 35
12. Sofa 1 1
Sumber : Hasil observasi data Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Peralatan mebeler yang ada di ruangan sebagian besar sudah memadai untuk
digunakan.Sebagian besar dalam kondisi baik dan jumlahnya cukup.
 Inventaris Linen
Tabel 3.20
Lapora Pemeliharaan Saranan Linen di Ruang sofa marwa rsi arafah rembang
Periode Juni 2018

Rusak Perbaikan
Jumlah Jumlah
Nama Barang Baik Penambahan
Awal Ringan Berat Akhir Akhir
Akhir
Baju pasien 15 0 0 0 0 0 15
Bantal Busa 34 0 0 0 0 0 34
Guling Busa 0 0 0 0 0 0 0
Handuk 0 0 0 0 0 0 0
Kasur Busa 34 0 0 0 0 0 34
Korden Jendela 0 0 0 0 0 0 0
Korden Sketsel 34 0 0 0 0 0 34
Lemek 0 0 0 0 0 0 0
Perlak 105 0 0 0 0 0 105
Sarung O2 10 0 0 0 0 0 10
Selimut 105 0 0 0 0 0 105
Selimut Bayi 0 0 0 0 0 0 0
Sprei brankar /
105 0 0 0 0 0 105
Kasur
Sarung Bantal 105 0 0 0 0 0 105
Sarung Guling 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Hasil observasi data Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Kebutuhan persediaan sarana linen di Ruang Cempaka sudah cukup
memadai, akan tetapi persediaan sarung bantal masih kurang, hal ini
dibuktikan pada saat perawat melakukan perbeden di pagi hari masih sering
kekurangan sarung bantal, sehingga di beberapa ruangan ada yang tidak
diganti sarung bantalnya.
c. Inventaris Alat Listrik / Elektronik
Tabel 3.21
Alat Listrik / Elektronik Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Periode oktober 2018

No Nama Barang Jumlah Keadaan Barang


Baik Kurang Baik Rusak
1. Lemari es 2 2
2. Kipas angin 26 26
3. Televisi 7 7
4. AC 12 12
5. Dispenser 1 1
6. Komputer 1 1
7. Telepon 1 1
Sumber : Hasil observasi data Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Peralatan elektronik yang tersedia di ruangan cukup memadai.Di setiap
ruangan pasien sudah tersedia AC sebagai pendingin ruangan. Untuk Televisi
di ruangan kelas 1 sudah semua terpasang, akan tetapi untuk ukuran televisi
terlalu kecil, sehingga pasien maupun keluarga yang menonton kurang jelas
dengan tampilan televisi. Pemasangan televisi di kelas 2 belum semua
terpasang.Semua barang elektronik yang berada di ruang cempaka tidak ada
yang mengalami kerusakan dan masih dalam kondisi yang baik.

4. Metode / Standar / Pedoman / Prosedur Tetap


a. Standar Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus Penyakit Tersering
di Ruang Sofa Marwah
Ruang perawatan mempunyai standar asuhan keperawatan, semua
tindakan keperawatan dan SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dari
beberapa kasus terbanyak penyakit yang ada di ruangan. Standar
diperlukan untuk menentukan mutu atau bagaimana kegiatan-kegiatan
akan dikerjakan dan untuk menilai mutu seberapa baik kegiatan-
kegiatan tersebut dikerjakan.
Tabel 3.22
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) Berdasarkan Kasus Penyakit Di
Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang

No Standar Asuhan Keperawatan Ketersediaan


1. Tuberculosis Paru Ada
2. Hipertensi Ada
3. diabetes Militus Ada
Sumber: Data primer Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Berdasarkan kasus yang ada saat ini 9C% SAK yang tersedia
kurang lengkap untuk 3 kasus besar di Ruang Cempaka saat ini. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena kondisi keluar masuk pasien
setiap bulan berbeda sehingga 3 kasus besar di ruangan juga
berbeda setiap bulannya. Akan tetapi penilaian ,pada kelengkapan
SAK yang sesuai dengan ruangan tidak dapat dijadikan patokan
dikarenakan observasi yang dilakukan hanya 6 hari saja.
b. Standar Prosedur Operasional (SOP)
Suatu ruangan perawatan didalam sebuah rumah sakit
idealnya mempunyai Standar Prosedur Operational (SPO) tindakan
yang berlaku secara resmi dan dipahami serta diterapkan cleh
seluruh staf ruangan.SPO yang dipakai di Ruang Sofa Marwah RSI
Arafah Rembang tercantum dalam tabel 3.21.
Table 3.23
Daftar Standart Prosedur Operasional (SPO) Di Ruang Sofa Marwah RSI
Arafah Rembang

Prosedur Tetap Pengoperasian dan Pemeliharaan Alat


Penagantian suku cadang PT. IPS. 02
Prosedur pengoperasian AC PT. IPS. 03
Prosedur pengoperasian televise PT. IPS. 04
Prosedur pengoperasian kipas angina PT. IPS. 05
Prosedur pengoperasian lemari emas PT. IPS. 06
Prosedur pengoperasian dispenser PT. IPS. 07
Prosedur penggunaan incubator mammert INB 300 PT. IPS. 18
Pengoperasian ECG Nihon Kohden PT. IPS. 19
Pengoperasian tensimeter PT. IPS. 20
Pengoperasian stetoskop PT. IPS. 21
Pengoperasian lampu tindakan PT. IPS. 22
Pengoperasian timbangan badan PT. IPS. 23
Pengoperasian suction pump PT. IPS. 25
Pengoperasian ECG PT. IPS. 26
Pengoperasian electro lauter PT. IPS. 27
Pengoperasian sterilisator kering PT. IPS. 28
Pengoperasian sterilisator basah PT. IPS. 29
Pengoperasian ultrasonic scalier PT. IPS. 30
Pengoperasian light curing PT. IPS. 31
Pengoperasian health device/ electric simulator PT. IPS. 32
Pengoperasian meja ENT Treartment PT. IPS. 34
Pengoperasian kursi ENT PT. IPS. 35
Pengoperasian dental unit PT. IPS. 36
Penaoperasian kompresor PT. IPS. 37
Pensioperasian optotype Snellen PT. IPS. 38
Pengoperasian slit lamp PT. IPS. 39
Pengoperasian lensometer PT. IPS. 40
Pengoperasian gergaji gips PT. IPS. 41
Prosedur pemeliharaan AC PT. IPS. 42
Prosedur pemeliharaan televisi PT. IPS. 45
Prosedur pemeliharaan kipas angin PT. IPS. 44
Prosedur pemeliharaan lemari es PT. IPS. 45
Prosedur pemeliharaan dispenser PT. IPS. 46
Pemeliharaan ECG 1 channel PT. IPS. 56
Pemeliharaan tensimeter PT. IPS. 57
Pemeliharaan stetoskop PT. IPS. 58
Pemeliharaan lampu tindakan PT. IPS. 59
Pemeliharaan timbangan badan PT. IPS. 60
Pemeliharaan suction pump PT. IPS. 62
Pemeliharaan ECG Nihon Kohdcr PT. IPS. 63
Pemeliharaan electro caunter PT. IPS. 64
Pemeliharaan stcriiisator kering PT. IPS. 65
Pemeliharaan sterilisator basah PT. IPS. 66
Pemeliharaan ultrasonic scalier PT. IPS. 67
Pemeliharaan light curing PT. IPS. 68
Pemeliharaan meja ENT treatment PT. IPS. 71
Pemeliharaan kursi ENT PT. IPS. 72
Pemeliharaan dental unit PT. IPS. 73
Pemeliharaan optotype snallen PT. IPS. 75
Pemeliharaan slit lamp PT. IPS. 76
Pemeliharaan lensometer PT. IPS. 77
Pemeliharaan gergaji gips PT. IPS. 78

Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan


Pasien masuk rawat inap PT. IRNA.01
Orientasi pasien baru PT. IRNA. 02
Membuat pengkajian keperawatan PT. IRNA. 03
Merumuskan diagnosa keperawatan PT. IRNA. 04
Merumuskan rencana keperawatan PT. IRNA. 05
Membuat evaluasi keperawatan PT. IRNA. 06
Visite dokter PT. IRNA. 07
Konsultasi antara staf medis fungsional (SMF) PT. IRNA. 08
Konsultasi antara SMF via telepon PT. IRNA. 09
Lapor dokter jaga PT. IRNA. 10
Pemeriksaan laboraturium PT. IRNA. 11
Pemeriksaan radiologi PT. IRNA. 12
Pemeriksaan EKG PT. IRNA. !3
Tujuan tindakan bedah (informend consend) PT. IRNA. 24
Pendaftaran operasi PT. IRNA. 15
Pendaftaran hemodialisa PT. IRNA. 16
Menyiapkan pasien untuk tindakan pembedahan PT. IRNA. 17
Menyiapkan pasien untuk tindakan pembedahan PT. IRNA. 18
CITO
Merujuk pasien ke RS lain PT. IRNA. 19
Merujuk pasien ke RS atas permintaan sendiri PT. IRNA. 20
Menyiapkan pasien yang akan pulang PT. IRNA. 21
Pelayanan pasien pulang PT. IRNA. 22
Pelayanan pasien pulang paksa PT. IRNA. 23
Pelayanan pasien meninggal dunia PT. IRNA. 24
Pembayaran pasien umum PT. IRNA. 25
Pembayaran pasien askes PT. IRNA. 26
Persyaratan JaMKESMAS PT. IRNA. 27
Serah terima antar shift PT. IRNA. 28
Pengelolaan obat milk pasien PT. IRNA. 29
Rapat rutin di ruangan PT. IRNA. 30
Sterilisasi ruangan dengan sterilisator PT. IRNA. 31
Sterilisasi dan pemeliharaan peralatan kesehatan PT. IRNA. 32
Pertolongan pertama pasien kejang PT. IRNA. 33
Memberikan pertolongan pada pasien muntah PT. IRNA. 34
Penanganan reaksi shock anaphilatik PT. IRNA. 35
Resusitasi kardio pulmuner pada dewasa dan anak PT. IRNA. 36
Penatalaksanaan shock PT. IRNA. 37
Mencuci tangan dengan cara biasa PT. IRNA. 38
Pemeriksaan fisik kepala PT. IRNA. 40
Pemeriksaan fisik dada PT. IRNA. 41
Pemeriksaan fisik abdomen PT. IRNA. 42
Pemeriksaan glasgow's coma (GCS) PT. IRNA. 43
Pengukuran tekanan darah PT. IRNA. 44
Pemeriksaan suhu badan PT. IRNA. 45
Pemeriksaan nadi dan pernafasan PT. IRNA. 46
Penyiapan spesimen darah vena PT. IRNA. 47

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Prosedur distribusi barang steril PT/PPIRS/001
Prosedur penerimaan barang bersih untuk di sterilkan PT/PPIRS/002
Cara sterilisasi dari karet dan handscoon PT/PPIRS/003
Cara sterilisasi dari logam (gunting) PT/PPIRS/004
Prosedur petunjuk teknis pengoperasian Autoclave PT/PPIRS/005
Memmert
Cara sterilisasi dari bahan tenun PT/PPIRS/006
Sterilisasi ruang operasi dengan Aerosept 250 VF PT/PPIRS/007
Anios
(Vogging)
Sterilisasi ruang operasi dengan Ultraviolet (UV) PT/PPIRS/008
Pemantauan surveilens HAI's PT/PPIRS/009
Penanganan pasien yang sudah di ketahui atau PT/PPIRS/010
diduga infeksi menular harus diisolasi
Prosedur pengelolaan linen PT/PP1RS/01I PT/PPIRS/011
Prosedur petunjuk teknis pengoperasian Auto Clave PT/PPIRS/012
Hirayama (otomatis)
Prosedur petunjuk teknik pengoperasian Auto Clave PT/PPIRS/013-
Hirayama (non otomatis)
Pembuatan larutan clorin 0.5% PT/PPIRS/014
Desinfeksi peralatan dan ruangan PT/PPIRS/015
Cara penyiapan antiseptik dan desinfektan di ruangan PT/PPIRS/016
Permintaan antiseptik dan desinfektan di ruangan PT/PPIRS/017
Penempatan pasien dengan penyakit menular melalui PT/PPIRS/018
udara, percikan, dan kontak
Kebersihan tangan (hand hygiene) SPO.SKP.05.0
1
Penyimpanan antiseptik dan desinfektan di ruangan PT/PPIRS/020
Program kesehatan karyawan/perlindungan petugas PT/PPIRS/021
kesehatan
Penggunaan ruang isolasi bertekanan negatif PT/PPIRS/022
Pengelolaan sampah benda tajam dan jarum PT/PPIRS/023
Penggunaan desinfektan Glutamaldehyde (Cidex) PT/PPIRS/024
Kebersihan lingkungan keperawatan PT/PPIRS/025
Isolasi pasien infeksi yang ditularkan melalui percikan PT/PPIRS/026
partikel besar (droplet)
Isolasi pasien infeksi yang ditularkan melalui kontak PT/PPIRS/027
atau sentuhan
Isolasi pasien infeksi yang ditularkan melalui percikan PT/PPIRS/028
halus diudara (airbone precautions)
Pelayanan pasien meninggal dunia yang berpenyakit PT/PPIRS/029
menular di kamar mayat
Pelayanan pasien meninggal dunia yang berpenyakit PT/PPIRS/030
menular di rawat inap
Penanganan tertusuk jarum pada petugas PT/PPIRS/031
Penanganan paparan darah atau cairan tubuh pasien PT/PPIRS/032
pada
Petugas
Proses ulang sarung tangan disposible menjadi PT/PPIRS/033
sarung
tangan bersih
Injeksi intracutan (IC) PT/PPIRS/034
Injeksi intramusculer (IM) PT/PPIRS/035
Injeksi subkutan (SC) PT/PPIRS/036
Injeksi Intra vena (IV) PT/PPIRS/037
Memasang dower cateter (DC) PT/PPIRS/038
Memasang kateter PT/PPIRS/039
Memasang infuse PT/PPIRS/040
Mengambil darah vena PT/PPIRS/041
Pencegahan dan pengendalian infeksi plebitis PT/PPIRS/042
Pencegahan dan pengendalian infeksi aliran darah PT/PPIRS/043
primer (IADP)
Pencegahan dan pengendalian infeksi luka operasi PT/PPIRS/044
(ILO)
Pencegahan dan pengendalian infeksi ventilator PT/PPIRS/045
associate pneomoni (VAP)
Pencegahan dan pengendalian acquired pneumonia PT/PPIRS/046
(HAP)
Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran PT/PPIRS/047
kencing (ISK)
Pencegahan dan pengendalian decubitus PT/PPIRS/048
Pencegahan dan pengendalian sepsis PT/PPIRS/049
Alat pelindung diri (APD) PT/PPIRS/050
Pemakaian dan melepaskan sarung tangan PT/PPIRS/051
(handscoon)
Memakai dan melepaskan masker PT/PPIRS/052
Memakai dan melepaskan gaun pelindung PT/PPIRS/053
Memakai dan melepaskan alat pelindung mata PT/PPIRS/054
Memakai dan melepaskan alat pelindung kaki PT/PPIRS/055

Panduan Keselamanan Pasien


Identifikasi Pasien SPO.SKP.01
Pemasanean Gelang identifikasi SPO.SKP.02
Komunikasi Efektif Saat Pelaporan kondisi Pasien SPO.SKP.06
Dan Hasil Pemeriksaan Kritis
Komunikasi Efektif Via Telepon SPO.SKP.07
Komunikasi Efektif Saat Serah Terima Pasien (Hand SPO.SKP.08
off)
Meningkatkan Keamanan Obat Dengan SPO.SKP.09
Kewaspadaan Tinggi (High Alert Medication)
Kepastian Tepat Lokasi. Tepat Prosedur, Tepat SPO.SKP.10
Pasien Operasi
Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) SPO.SKP.11
Menurunkan Resiko Cedera Pasien Akibat Jatuh SPO.SKP.12
Sumber: Data primer RSI Arafah Rembang

5. Market
Ruang sofa marwah menerima pasien BPJS dan umum dengan fasilitas
klas III ber AC dan prifasi pasien terjamin
1. Permasalahan
Rankin Pengelolaan Risk Owner/
Identifikasi Resiko Analisis Resiko
g Resiko PIC
Insiden/ Sebab Insiden/ Dampa Probab Risk
Nama Unit Efek/ Dampak
Kejadian Kejadian k ilitas Score
Rekam Medis Kesalahan Kurang telitinya Diagnosis dan 5 4 20 1 Perlu doble Ka RM
identifikasi petugas dalam perawatan cheking dari
pasien rawat identifikasi pasien pasien tertukar petugas RM
jalan saat
pendaftaran

Poli Rawat Kesalahan Tidak teliti dalam Diagnosis dan 4 4 16 2 Perlu Ka ru Poli Rawat
Jalan identifikasi identifikasi pasien terapi pasien meningkatkan Jalan
pasien tertukar ketelitian dalam
identifikasi
pasien

Farmasi Kesalahan Kurang telitinya Menimbulkan 4 4 16 3 Perlu Ka. Farmasi


pemberian petugas dalam efek obat yang dilakukanya
obat menggidentifikasi tidak diinginkan double check
pasien dalam
pemberian obat
PPI Infeksi Kurangnya Meningkatnya 4 4 16 5 Sosialisasi dan PPI
nosokomial kesadaran cuci angka Length of komitmen untuk
tangan Stay cuci tangan
Instalasi rawat Kurangnya di Kurang kesadaran Menimbulkan 4 4 20 4 Perlu sosialisasi SKP
inap jalankan komunikasi efektif kurang ulang tehnik
komunikasi optimalnya SBAR
efektif pasien safety
TANGGAL PENANGGUNG PRIORITAS
NO PERMASALAHAN RENCANA TINDAKAN
PELAKSANAAN JAWAB MASALAH

1. Berdasarkan hasil observasi Mensosialisasikan kembali dengan Jumat,


selama 6 hari, pada saat ketika perawat untuk komunikasi 03 Agustus 2018 Kelompok 3
melakukan tindakan keperawatan terapeutik SBAR dalam komunikasi
seperti efektif
memberikan obat melalui suntikan, 1
pengambilan sampel darah,
indakan invasif sudah melakukan
komunikasi terapeutik akan tetapi
pada saat komunikasi efektif (lapor
dokter jaga) SBAR (cabak) tidak di
lakukan dengan sempurna yaitu
reviuw baca ulang terapi yang
sudah disebutkan dokter

2. Berdasarkan hasil observasi 1. Memberikan edukasi kepada Sabtu,


selama 6 hari kebanyakan perawat pasien tentang 5 moment, dan 04Agustus 2018 Kelompok 3
yang bertugas diruang cempaka prosedur dalam melakukan
dalam mencuci tangan. tidak langkah cuci
sesuai dengan 6 langkah benar tangan.
cuci tangan, tidak memberikan 2
contoh serta edukasi tentang 2. Meningatkan kualitas cuci
mencuci tangan dengan 6 langkah tangan untuk perawat ruangan
benar kepada pasien dan keluarga agar selalu membiasakan
melaksanakan dan melakukan 5
moment 6 langkah cuci tangan
dengan benar dan
mendemonstrasikan bersama
setiap akhir dari meeting morning.
2. Analisa SWOT
NO MASALAH S(KEKUATAN) W(KELEMAHAN) O(KESEMPATAN) T(TAMBAHAN)

1 Komunikasi 1. Mencegah dan meminimalisir 1. Terjadinya kesalahan Adanya Mahasiswa -Listrik mati
Efektif terjadinya kesalahan dalam ketika pemberian praktekan Ners di -Kabel telp.
pemberian tindakan asuhan tindakan medis ruangan diharapkan - Alat-alat tulis
keperawatan dengan penerapan dapat membantu lengkap
komunikasi efektif SBAR dalam pelaporan
2. Terjadi komplain kondisi
2. Mencegah dan meminimalkan
komplain dari pasien dan keluarga
pasien
3. Terjadi salah paham
3. Membina TRUSH antara perawat dalam berkomunikasi
dengan pasien, perawat dengan
dokter

2 Mencuci Tangan Mencegah infeksi nosocomial Kurangnya kebiasaan Adanya Mahasiswa Perawat pasien dan
Hand Higiens dalam pelaksanaan praktekan Ners dapat keluarga pasien
mencuci tangan memberikan edukasi kurangnya
sehingga beresiko tentang cuci tangan membiasakan diri
terjadi penyebarkan kepada pasien dan untuk mencuci
infeksi nosokomial keluarga tangan 6 benar

Mensosialisasikan
kembali 5 moment dan
6 langkah cuci tangan
Kepada perawat
ruangan
3. POA (Plan Of Action)

Indikator
No Masalah Program Sasaran Tujuan Kegiatan Waktu PJ Tempat
Keberhasilan

1. Asesmen Tingkatkan Perawat, Pelaksanaan 1.Menyamakan persepsi 1. Perawat Melakukan 10


Komunikasi Pelaksanaan SKP Pasien pastientsafety tentang Standart komunikasi Agustus Kelompok
Efektif (Pasien Safety) dan difokuskan Keselamatan efektifsesuai SOP 2018 3
Komunikasi efektif keluarga untuk Pasien komunikasi efektif
pasien komunikasi 2. CABAK sudah
Tingkatkan efektif 2.Evaluasi tentang dilakukan apa belum
Pemahaman sop komunikasi efektif via telp
komunikasi efektif (konsul dokter)

Pelaksanaan 1. Pasien dan keluarga


2. Cuci Tangan Sosialisasi cucitangan difokuskan pasien mengerti dan Ruang
Hand 5 moment 6 langkah Perawat, cuci tangan tahu pentingnya cuci 11 Kelompok Sofa
Higiens Pasien sesuai SOP 1. Mengajarkan cuci tangan dan langkah- Agustus 3 marwah
dan Hand wash tangan kepada pasien langkah cuci tangan 2018
keluarga Hand scrup dan keluarga pasien
pasien 2. Perawat ruangan
melakukan Hand
Hygiens sesuai SOP
cuci tangan 5
2. Me-Reviuw ulang dan moment 6 langkah
sosialisasi hand hygiens dengan benar
kepada perawat ruangan

Anda mungkin juga menyukai