PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Point ke-2 dari SKP adalah Komunikasi Efektif dalam Patient Safety :
Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah
sakit menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan dapat dipahami penerima. Hal itu untuk mengurangi kesalahan
dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien.Bentuk komunikasi yang
rawan kesalahan diantaranya adalah instruksi untuk penatalaksanaan
pasien yang diberikan secara lisan atau melalui telepon.Bentuk lainnya
berupa pelaporan hasil tes abnormal, misalnya petugas laboratorium
menelepon ke ruang perawatan untuk melaporkan hasil tes pasien.Rumah
sakit perlu menyusun kebijakan dan atau prosedur untuk mengatur
pemberian perintah / pesan secara lisan dan lewat telepon. Kebijakan dan
atau prosedur itu harus memuat:
1. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si
penerima.
2. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca-ulang
si penerima.
3. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi
perintah atau hasil tes.
4. Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat-tidaknya komunikasi
lisan dan lewat telepon.
5. Alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca-ulang tidak selalu
dimungkinkan, misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat di
bagian gawat darurat atau unit perawatan intensif.
Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien
(patient safety). Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan
berarti dalam hubungan antar manusia. Komunikasi yang efektif yang tepat
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi
kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Point ke-5 Standar SKP V Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.
Elemen Penilaian SasaranV :
1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum
(a.l dari WHO Guidelines on Patient Safety.
2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Mutu pelayanan suatu Rumah Sakit akan semakin berkualitas apabila
didukung dengan manajement keperawatan yang komprehensif. Manaement
Keperawatan adalah suatu proses bekera melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. (Nursalam,
2011, hal : 57). Manaemen keperawatan dilaksanakan oleh sekelompok
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan
keperawatan menggunakan prinsip-prinsip manajement seperrti :
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, menentukan staf sampai
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu,
keluarga atau masyarakat. (Kuntoro, 2011, hal : 97).
Proses manajement keperawatan sejalan dengan proses proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung.
Sebagai proses keperawatan terdiri atas pengumpulan data identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. (Nursalam, 2011, hal :
62)
Upaya yang dilakukan dengan praktek manajement keperawatan
progsus profesi Ners STIKES Muhammadiyah Kudus di Ruang Sofa Marwah
RSI Arafah Rembang, diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan
pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan yang nyata tenteng
proses manajement keperawatan di unit pelayanan kesehatan.
Ruang Sofa Marwah merupakan Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam,
Bedah, Orthopedi, Saraf yang terdiri dari Ruang Rawat Kelas II, Kelas III.
Terdapat 12 Kamar dan 36 Tempat Tidur. Ruang Sofa Marwah berada di
sebelah selatan RS, sebelah utara ruangan Dzulkulaifah (Bangsal Rawat
Inap Penyakit Saraf untuk kelas I dan VIP ) dan sebelah utara Ruang
Muzdalifah (Bangsal Rawat Inap obgyn dan anak).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui gambaran umum manajemen keperawatan,
mahasiswa Ners mampu mengaplikasikan kemampuan manajerial untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di Ruang Sofa Marwah RSI
Arafah Rembang melalui praktek Ners stase manajement keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kepatuhan perawat Ruang Sofa Marwah RSI
Arafah Rembang dalam mengaplikasikan Sasaran Keselamatan
Pasien (SKP) dalam komunikasi Efektif RSI Arafah Rembang.
b. Mengimplementasikan standart Sasaran Keselamatan Pasien
(SKP) dalam Komunikasi Efektif di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah
Rembang Mengevaluasi hasil dari Implementasi yang dilakukan di
Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang Ruang Sofa Marwah RSI
Arafah Rembang.
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi
ners dalam dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen
keperawatan secara langsung
2. Manfaat praktisi
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di ruang sofa marwah
RSI Arafah Rembang untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan yang mengacu pada model praktek keperawatan
profesional (MPKP)
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. HASIL PENGKAJIAN
1. Man
a. Pasien
Ruang Sofa Marwah merupakan ruang rawat inap untuk pasien
dengan kasus bedah, dalam , orthopedi, syaraf dan mata yang terdiri
dari klas II, III dan isolasi.
Jumlah pasien di Ruang sofa marwah ditampilkan dalam tabel berikut
ini:
Tabel 3.2
Jumlah Pasien di Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Periode agustus-oktober 2018
Rawat Inap
No Bulan Jumlah
1. Agustus 135
2. September 143
3. Oktober 137
Jumlah 415
Rata-rata 138.3
Sumber : Dokumentasi Rekam Medis RSI Arafah Rembang
Tabel 3.7
Nilai BOR, LOS, BTO, TOI, NDR, GDR
Pasien Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Periode agustus-oktober 2018
Rawat Inap
No Bulan BOR LOS BTO TOI NDR GDR
1. Agustus 85.71 4.09 6.62 0.60 7.19 35.97
2. September 80.03 3.71 6.62 0.83 7.19 14.39
3. Oktober 75.08 4.38 6.24 0.59 0.00 0.00
Jumlah 240.82 12.18 19.48 2.02 14.38 50.36
Rata-rata 80.27 4.06 6.50 0.67 4,38 16.78
Sumber : Hasil observasi data status pasien Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah
Rembang
= 9844312
Asuransi
Bulan Umum BPJS Total
lain
Agustus 11 26 34 94
September 17 9 41 141
Oktober 5 11 41 98
Total 34 46 116 368
Sumber: Data primer Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Berdasarkan data tabel di atas pasien yang dirawat Sumber: Data primer
Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang Oktober 2018 sebagian besar
merupakan pasien dengan sumber pembiayaan sukarela.
3. Material
a. Inventaris Alat Kesehatan dan Kedokteran
Tabel 3.18
Alat Kesehatan dan Kedokteran Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah
Rembang Periode oktober 2018
Rusak Perbaikan
Jumlah Jumlah
Nama Barang Baik Penambahan
Awal Ringan Berat Akhir Akhir
Akhir
Baju pasien 15 0 0 0 0 0 15
Bantal Busa 34 0 0 0 0 0 34
Guling Busa 0 0 0 0 0 0 0
Handuk 0 0 0 0 0 0 0
Kasur Busa 34 0 0 0 0 0 34
Korden Jendela 0 0 0 0 0 0 0
Korden Sketsel 34 0 0 0 0 0 34
Lemek 0 0 0 0 0 0 0
Perlak 105 0 0 0 0 0 105
Sarung O2 10 0 0 0 0 0 10
Selimut 105 0 0 0 0 0 105
Selimut Bayi 0 0 0 0 0 0 0
Sprei brankar /
105 0 0 0 0 0 105
Kasur
Sarung Bantal 105 0 0 0 0 0 105
Sarung Guling 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Hasil observasi data Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Kebutuhan persediaan sarana linen di Ruang Cempaka sudah cukup
memadai, akan tetapi persediaan sarung bantal masih kurang, hal ini
dibuktikan pada saat perawat melakukan perbeden di pagi hari masih sering
kekurangan sarung bantal, sehingga di beberapa ruangan ada yang tidak
diganti sarung bantalnya.
c. Inventaris Alat Listrik / Elektronik
Tabel 3.21
Alat Listrik / Elektronik Di Ruang Sofa Marwah RSI Arafah Rembang
Periode oktober 2018
5. Market
Ruang sofa marwah menerima pasien BPJS dan umum dengan fasilitas
klas III ber AC dan prifasi pasien terjamin
1. Permasalahan
Rankin Pengelolaan Risk Owner/
Identifikasi Resiko Analisis Resiko
g Resiko PIC
Insiden/ Sebab Insiden/ Dampa Probab Risk
Nama Unit Efek/ Dampak
Kejadian Kejadian k ilitas Score
Rekam Medis Kesalahan Kurang telitinya Diagnosis dan 5 4 20 1 Perlu doble Ka RM
identifikasi petugas dalam perawatan cheking dari
pasien rawat identifikasi pasien pasien tertukar petugas RM
jalan saat
pendaftaran
Poli Rawat Kesalahan Tidak teliti dalam Diagnosis dan 4 4 16 2 Perlu Ka ru Poli Rawat
Jalan identifikasi identifikasi pasien terapi pasien meningkatkan Jalan
pasien tertukar ketelitian dalam
identifikasi
pasien
1 Komunikasi 1. Mencegah dan meminimalisir 1. Terjadinya kesalahan Adanya Mahasiswa -Listrik mati
Efektif terjadinya kesalahan dalam ketika pemberian praktekan Ners di -Kabel telp.
pemberian tindakan asuhan tindakan medis ruangan diharapkan - Alat-alat tulis
keperawatan dengan penerapan dapat membantu lengkap
komunikasi efektif SBAR dalam pelaporan
2. Terjadi komplain kondisi
2. Mencegah dan meminimalkan
komplain dari pasien dan keluarga
pasien
3. Terjadi salah paham
3. Membina TRUSH antara perawat dalam berkomunikasi
dengan pasien, perawat dengan
dokter
2 Mencuci Tangan Mencegah infeksi nosocomial Kurangnya kebiasaan Adanya Mahasiswa Perawat pasien dan
Hand Higiens dalam pelaksanaan praktekan Ners dapat keluarga pasien
mencuci tangan memberikan edukasi kurangnya
sehingga beresiko tentang cuci tangan membiasakan diri
terjadi penyebarkan kepada pasien dan untuk mencuci
infeksi nosokomial keluarga tangan 6 benar
Mensosialisasikan
kembali 5 moment dan
6 langkah cuci tangan
Kepada perawat
ruangan
3. POA (Plan Of Action)
Indikator
No Masalah Program Sasaran Tujuan Kegiatan Waktu PJ Tempat
Keberhasilan