Oleh : Kelompok 1
1. Frida Indah Tri Utami
2. Kartika Dwi Suryani
3. Edhy Siwi P.
4. Umi Suswati
5. Cicik L.
6. Budianto
7. Irfan Fauzul M.
Kelas : Rembang
Point ke-2 dari SKP adalah Komunikasi Efektif dalam Patient Safety :
Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah sakit
menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dapat dipahami penerima. Hal itu untuk mengurangi kesalahan dan
menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Bentuk komunikasi yang rawan
kesalahan diantaranya adalah instruksi untuk penatalaksanaan pasien yang
diberikan secara lisan atau melalui telepon. Bentuk lainnya berupa pelaporan
hasil tes abnormal, misalnya petugas laboratorium menelepon ke ruang
perawatan untuk melaporkan hasiltes pasien. Rumah sakit perlu menyusun
kebijakan dan atau prosedur untuk mengatur pemberian perintah / pesan
secara lisan dan lewat telepon. Kebijakan dan atau prosedur itu harus memuat :
1. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si penerima.
2. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca-ulang si
penerima.
3. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah atau
hasil tes.
4. Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat-tidaknya komunikasi lisan
dan lewat telepon.
5. Alternatif yang di perbolehkan bila proses membaca-ulang tidak selalu
dimungkinkan, misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat di bagian
gawat darurat atau unit perawatan intensif.
Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient
safety). Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam
hubungan antar manusia. Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat,
lengkap, jelas, dan di pahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien.
Point ke-5 Standar SKP V Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan
untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Elemen Penilaian Sasaran V:
1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru
yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (dari WHO Guidelineson
Patient Safety).
2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.
Mutu pelayanan suatu Rumah Sakit akan semakin berkualitas apabila
didukung dengan manajement keperawatan yang komprehensif. Manajement
Keperawatan adalah suatu proses bekera melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional. (Nursalam, 2011, hal:57).
Manajemen keperawatan dilaksanakan oleh sekelompok perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan menggunakan
prinsip-prinsip manajement seperrti : merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, menentukan staf sampai mengevaluasi hasil asuhan keperawatan
yang diberikan kepada individu, keluarga atau masyarakat (Kuntoro, 2011,
hal:97).
Proses manajement keperawatan sejalan dengan proses proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Sebagai
proses keperawatan terdiri atas pengumpulan data identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Nursalam, 2011, hal:62).
Upaya yang dilakukan dengan praktek manajement keperawatan progsus
profesi Ners Universitas Muhammadiyah Kudus di Ruang Sofa-Marwah RSI
Arafah Rembang, diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman
dalam memberikan asuhan keperawatan yang nyata tenteng proses manajement
keperawatan di unit pelayanan kesehatan.
Ruang Sofa Marwah merupakan Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam,
Bedah, Orthopedi, Saraf yang terdiri dari Ruang Rawat Kelas II, Kelas III.
Terdapat 13 Kamar dan 36 Tempat Tidur. Ruang Sofa Marwah berada disebelah
selatan RS, sebelah utara ruangan Dzulkulaifah (Bangsal Rawat Inap Penyakit
Saraf untuk kelas I dan VIP) dan sebelah utara Ruang Muzdalifah (Bangsal
Rawat Inap obgyn dan anak).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum manajemen keperawatan, mahasiswa Ners
mampu mengaplikasikan kemampuan manajerial untuk meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang melalui praktek
Ners stase manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kepatuhan perawat Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah
Rembang dalam mengaplikasikan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) dalam
komunikasi Efektif RSI Arafah Rembang.
b. Mengimplementasikan standart Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) dalam
Komunikasi Efektif di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang
c. Mengevaluasi hasil dari Implementasi yang dilakukan di Ruang Sofa-Marwah
RSI Arafah Rembang
3. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi ners
dalam dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara
langsung
b. Manfaat praktisi
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di ruang sofa marwah RSI
Arafah Rembang untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan
yang mengacu pada model praktek keperawatan profesional (MPKP)
BAB II
GAMBARAN UMUM
Rencana Tindakan
f) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat profesional dengan kepala
ruang, dan juga melibatkan seluruh anggota tim.
Tujuan
a) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c) Meningkatkan validitas data klien.
d) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
Peran
a) Ketua Tim dan Anggota Tim
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
Menjelaskan masalah keperawatan utama.
Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan.
Menjelaskan tindakan selanjutnya.
Menjelaskan alasan ilmiah yang akan diambil.
b) Peran Ketua Tim lain dan atau Konselor
Memberikan justifikasi.
Memberikan Reinforcement.
Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
Mengarah pada koreksi.
Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
1) Persiapan
a) Menetapkan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde.
b) Pemberian Inform consent kepada klien atau keluarga.
2) Pelaksanaan
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat profesional (ketua tim)
b) Dalam hal ini penjelasan difokuskan dalam masalah keperawatan
dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
c) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Pemberian justifikasi oleh perawat profesional/ketua tim/perawat
konselor/kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang
akan dilakukan.
e) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan
ditetapkan.
g) Dokumentasi Proses keperawatan
a. Pengertian
Dokumentasi berasal dari kata ” document ” yang berarti semua
warkat asli yang dapat dibuktikan dalam persoalan hukum yang bersifat
kebenaran. Dokumentasi proses keperawatan adalah bahan komunikasi
yang terulis untuk mendukung informasi atau kejadian.
Jadi, dokumentasi asuhan keperawatan adalah dokumentasi tentang
fakta – fakta terhadap penyakit klien, gejala – gejala, diagnosa,
penatalaksanaan serta evaluasinya. Catatan tersebut harus lengkap,
akurat dan terbaru, mudah dan cepat diakses serta sistematis sehingga
dapat memberikan informasi yang akurat.
b. Tujuan Dokumentasi Proses Keperawatan
1) Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien
2) Memastikan kemajuan hasil yang berfokus pada klien
3) Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai konsistensi
tujuan dan kemajuan pengobatan
4) Teknik evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dibuat untuk mempermudah penilaian
terhadap perawatan yang telah diberikan pada klien dan dapat
dipastikan apakah rencana yang diimplementasikan sudah mencapai
kemajuan
5) Pembayaran kembali ( Reinforcement ).
Catatan perawatan merupakan sumber untuk mendapatkan informasi
tentang penanganan klien dan memberikan bukti adanaya pelayanan.
6) Akreditasi.
Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut
lembaga pemberi lisensi dan akreditasi adalah mempertahankan
rekam medik, termasuk dokumentasi asuhan keperawatan
c. Hal – hal yang Penting Diperhatikan dalam Pendokumentasian asuhan
Keperawatan
Elemen dari proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan eveluasi
Catatan data dasar awal menggunakan format yang sistematis, serta
berdasarkan sistem tubuh atau dari kepala sampai ke kaki.
Data pengkajian dikumpulkan dan diletakkan sesuai dengan format
yang dirancang oleh institusi
Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan
Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi
tujuan, hasil yang diharapkan dan aktifitas keperawatan yang
ditetapkan berdasarkan diagnosa keperawatan
Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang
membuat klien dapat berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan
dan restorasi kesehatan dan juga untuk memaksimalkan potensi
kesehatan
Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau
kurangnya perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang
diharapkan
Aktivitas, prioritas dan tujuan direvisi berdasarkan espon klien
terhadap perawatan atau perubahan dalam kondisi klien.
d. Pedoman Umum dalam Mendokumentasikan Proses Keperawatan
1) Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi
subjektif
2) Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil
pengamatan khusus
3) Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda
4) Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas
5) Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat
dibaca
6) Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin
7) Ejaan harus jelas
8) Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk
data biasa gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-
obatan
9) Apabila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi butlah garis
horizontal atau vertikal sepanjang bagian yang kosong
10) Jika ada kesalahan, pernyataan yang salah dicoret, tetapi harus dapat
dibaca selanjutnya diparaf
11) Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri
dengan tanda tangan, nama jelas serta jabatan perawat.
e. Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Pendokumentasian merupakan mekanisme komunikasi antara
anggota tim pelayanan kesehatan. Ada hubungan berbagai
disiplin ilmu yang terlibat dalam pelayanan kesehatan :
Masing-masing disiplin ilmu butuh informasi mutakhir dari
klien melalui pengkajian
Agar informasi terpelihara dengan baik perlu
didokumentasikan
2) Dengan catatan yang akurat dapat membantu tercapainya
hubungan yang kreatif antara klien dan provider
3) Dapat mempermudah pelaksanaan pelayanan klien, fokus asuhan
keperawatan dapat ditentukan
4) Sesuai dengan empat peran yang harus dijalankan perawat dan
tanggungjawab serta tanggung gugat
5) Data yang lengkap dapat digunakan untuk menentukan status
kesehatan klien dan tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat
diperkirakan jumlah kebutuhan teaga perawat
6) Bahan audit keperawatan, penghitung jasa, pertimbangan pihak
ketiga dan bukti tuntutan hukum
f. Unsus-Unsur Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses
keperawatan, dimana pada fase ini perawat mengumpulan data
tentang status kesehatan klien secara sistematis menyeluruh, akurat
dan berkesianambungan.
2) Mengumpulkan data
Meliputi pengumpulan data dasar mencakup informasi tentang
klien :
Riwayat kesehatan dulu, seperti riwayat alergi terhadap
makanan atau obat tertentu, riwayat pernah dilakukan
tindakan bedah, riwayat menderita penyakit kronis dan
lain-lain
Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya perasaan nyeri,
mual, gangguan tidur dan lain-lain
Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat
menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi (
IPPA ) dengan prinsip pemeriksaan ” head to toe ” atau
berdasarkan sistem tubuh seperti sistem pernapasan,
pencernaan, eliminasi dan lain-lain
Pemeriksaan penunjang seperti meliputi : pemeriksaan
laboratorium, radiologi, CT scan dan lain-lain.
Tipe data yang dikumpul yaitu :
Data subjektif yaitu:
Data yang meliputi gejala yang dirasa kan oleh
klien ,kebiasaan dan persepsi klien terhadap kesehatannya
saat ini. Selain klien ,informasi juga didapatkan dari
keluarga ,teman ,dan orang terdekat pasien atau tenaga
kesehatan yang mengetahui keadaan klien.
Data objektif yaitu:
Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi klien dapat
dilihat ,didengar ,dirasakan atau dicium serta data – data
lain yang dapat diperoleh dari observasi dan pemeriksaan
fisik.
3) Pengorganisasian data
Untuk mendapat data secara sistematik ,perawat menggunakan
format pengkajian atau disebut juga pengkajian perawat .format
pengkajian dapat dimodifikasi dengan keadadan klien .Dalam
keperawatan format pengkajian yang di gunakan dapat
didasarkan ada berbagai teori keperawatan ,diantaranya:
Teori gordon tentang fungsi kesehatan
Teori orem tentang perawatan diri
Teori roy tentang model adaptasi
Teori maslow berdasarkan tingkat kebutuhan manusia
4) Validasi data
Informasi yang telah dikumpulkan harus slengkap ,akurat dan
sesuai dengan keadaan klien sehingga harus dilakukan validasi
atau pemeriksaan kembali terhadap data yang telah dikumpulkan
tersebut
5) Pencatatan data
Untuk melengkapi pengkajian ,dokumentasi data akurat dan
mencakup semua keadaan kesehatan klien dan tidak berdasarkan
hasil intervensi perawat
6) Diagnosa keperawatan
Diagnsa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang
individu ,keluarga atau masyarakat yang aktual, resiko dari status
kesehatan seseorang. Diagnosa keperawatan ini merupakan dasar
untuk melakukan intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan
dan dapat dievalusi ( NANDA, 2016).
Tipe diagnosa keperawatan yaitu:
1. Aktual
Pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya saat ini
berdasarkan hasil pengkajian yang meliputi tanda dan gejala
seperti jalan nafas tidak efektif dan ansietas
2. Resiko
Resiko penyertaan klinis dari kondisi kesehatan klien dimana
masalah lebih beresiko untk menjadi aktual pada klien tersebut
dibanding dengan orang lain pada kondisi atau situasi yang
sama.
Komponen dari diagnosa keperawatan yaitu:
Problem
Menggambarkan masalah kesehatan klien atau responnya
terhadap terapi yang diberikan oleh perawat yang di tuliskan
dalam beberapa kata antara lain:
1. perubahan (perubahan dari sebelumnya)
2. gangguan (kelemahan , kerusakan dan pengurangan)
3. penurunan (pengecilan , dari segi ukuran , jumlah atau
tingkat /derajat )
4. tidak efektif (tidak menghasilkan efek yang sesuai)
5. akut (terjadi dalam waktu yang mendadak dan pendek)
6. kronis (terjadi dalam waktu yang lama , berulang dan tetap)
Etiologi
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah
kesehatan dalam melakukan intervensi keperawatan yang
mencakup tingkah laku , lingkungan disekitar atau gabungan
dari keduanya .
Signtom
Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan bagian dari
diagnosa keperawatan.
7) Perencanaan
Perencanaan adalah tahap sistematik pross keperawatan yang
melibatkan perbuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Dalam
perencanaan , perawat mengacu pada pengkajian dasar klien dan
pernyataan diagnostik sebagai acuan dalam meujudkan tujuan
klien dan mendesain strategi keperawatan untuk mencegah,
mengurangi masalah kesehatan klien .
Proses perencanaan keperawatan meliputi
1. Membuat prioritas perencanaan
Prioritas perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan
strategi keperawatan
A. HASILPENGKAJIAN
1. Man
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul
karena adanya orang – orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.
a. Pasien
Ruang Sofa-Marwah merupakan ruang rawat inap untuk pasien
dengan kasus bedah, dalam, orthopedi, syaraf dan mata yang terdiri dari
kelas II, III dan isolasi. Jumlah pasien di Ruang sofa-marwah ditampilkan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Jumlah Pasien di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang Periode
November 2021-Januari 2022
Rawat Inap
Bulan Jumlah
November 2021 135
Desember 2021 143
Januari 2022 137
Jumlah 415
Rata-rata 138.3
Sumber: Dokumentasi Rekam Medis RSI Arafah Rembang
b. Perawat
Beberapa metode perhitungan tenaga keperawatan
1) Kuantitas Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut:
Tenaga perawat = A x B x 365
Tabel 3.3
Nilai BOR, LOS, BTO, TOI, NDR, GDR Pasien Di Ruang Sofa-Marwah
RSI Arafah Rembang Periode November 2021-Januari 2022
Rawat Inap
No. Bulan BOR LOS BTO TOI NDR GDR
1 November 2021 85.71 4.09 6.62 0.60 7.19 35.94
2 Desember 2021 80.03 3.71 6.62 0.83 7.19 14.39
3 Januari 2022 75.08 4.38 6.24 0.59 0.00 0.00
Jumlah 240.82 12.18 19.48 2.02 14.38 50.36
Rata-rata 80.27 4.06 6.50 0.67 4.38 16.78
Sumber: Hasil observasi data status pasien Di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang
Tabel 3.7
Mebeler Di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang Periode
November 2021-Januari 2022
Nama Barang Jumlah Keadaan Barang
Baik Kurang baik Rusak
Lemari besi pasien 21 21
Rak besi 3 3
Lemari kayu 1 1
Lemari petugas 1 1
Lemari kaca 1 1
Lemari obat pasien 1 1
Lemari linen 1 1
Kursi kayu 2 2
Tempat tidur 21 21
Meja perawat 2 2
Kursi biasa 35 35
Sofa 1 1
Tabel 3.8
Laporan Pemeliharaan Sarana Linen Di Ruang Sofa-Marwah RSI
Arafah Rembang Periode November 2021-Januari 2022
Nama Barang Jumlah Rusak Perbaikan Penambahan Jumlah
Awal Ringan Berat Akhir
Baju pasien 15 0 0 0 0 15
Bantal busa 34 0 0 0 0 34
Guling busa 0 0 0 0 0 0
Handuk 0 0 0 0 0 0
Kasur busa 34 0 0 0 0 34
Korden jendela 0 0 0 0 0 0
Korden sketsel 34 0 0 0 0 34
Lemek 34 0 0 0 0 34
Perlak 105 0 0 0 0 105
Selimut 105 0 0 0 0 105
Sprei kasur 105 0 0 0 0 105
Sarung bantal 105 0 0 0 0 105
Sarung guling 0 0 0 0 0 0
Sumber : Hasil observasi data Di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang
Kebutuhan persediaan sarana linen di Ruang Sofa-Marwah sudah cukup
memadai, akan tetapi persediaan sarung bantal masih kurang, hal ini dibuktikan pada
saat perawat melakukan perbeden di pagi hari masih sering kekurangan sarung bantal,
sehingga di beberapa ruangan ada yang tidak diganti sarung bantalnya.
Tabel 3.9
Alat Listrik / Elektronik Di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah
Rembang Periode November 2021-Januari 2022
Nama Barang Jumlah Keadaan Barang
Baik Kurang baik Rusak
Lemari es 2 2
Kipas angin 26 26
Televisi 7 7
AC 12 12
Dispenser 1 1
Komputer 1 1
Telepon 1 1
Sumber : Hasil observasi data Di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang
Tabel 3.10
SAK (Standar Asuhan Keperawatan) Berdasarkan Kasus Penyakit
Di Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang
No. Standar Asuhan Keperawatan Ketersediaan
1. Tuberculosis Paru Ada
2. Hipertensi Ada
3. Diabetes Militus Ada
Sumber : Data Prime Ruang Sofa-Marwah RSI Arafah Rembang
Berdasarkan kasus yang ada saat ini SAK yang tersedia sudah ada untuk 3 kasus
besar di Ruang Sofa-Marwah saat ini. Namun ada kemungkinan kondisi keluar
masuk pasien setiap bulan berbeda sehingga 3 kasus besar di ruangan pun juga
berbeda setiap bulannya. Akan tetapi penilaian , pada kelengkapan SAK yang
sesuai dengan ruangan tidak dapat dijadikan patokan dikarenakan observasi yang
dilakukan hanya 6 hari saja.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Suatu ruangan perawatan didalam sebuah rumah sakit idealnya mempunyai
Standar Operational Prosedur (SOP) tindakan yang berlaku secara resmi dan
dipahami serta diterapkan cleh seluruh staf ruangan. SOP yang dipakai
di RuangSofa-Marwah RSI Arafah Rembang tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 3.11
Daftar Standar Operational Prosedur (SOP) Di Ruang Sofa-Marwah
RSI Arafah Rembang
Prosedur Tetap Pengoperasian dan Pemeliharaan Alat
Penggantian suku cadang PT. IPS. 02
Prosedur pengoperasian AC PT. IPS. 03
Prosedur pengoperasian TV PT. IPS. 04
Prosedur pengoperasian kipas angin PT. IPS. 05
Prosedur pengoperasian lemari es PT. IPS. 06
Prosedur pengoperasian dispenser PT. IPS. 07
Pengoperasian Tensimeter PT. IPS. 20
Pengoperasian Stetoskop PT. IPS. 21
Pengoperasian lampu tindakan PT. IPS. 22
Pengoperasian timbangan badan PT. IPS. 23
Pengoperasian suction pump PT. IPS. 25
Pengoperasian ECG PT. IPS. 26
Pengoperasian electro lauter PT. IPS. 27
Pengoperasian kompresor PT. IPS. 37