DI SUSUN OLEH
Kelompok 2
Agnes Dorumeoko Simange (20160048)
Dede Ori Kusuma Juharto (20160052)
Evan Alvianri (20160040)
Juvita (20160035)
Ni Luh Putu Yulia Susanti (20160119)
Rizqi Wijayanti (20160114)
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
selesai pelayanan yang melibatkan ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur,
bermacam alat dengan teknologi, berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi
yang siap memberikan pelayanan 24 jam terus menerus. Kondisi ini dapat
kompetensi petugas yang tidak memadai, faktor teknis atau faktor organisasi.
Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut harus dikelola dengan baik supaya
dan Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh/Reduce the risk of patient harm
B. Rumusan Masalah
IPSG/SKP 4-6
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
pengkajian.
2. Tujuan Khusus
Pembedahan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pasien Safety
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental
atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan. Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk :
assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak
adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien
(patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
1. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
seharusnya diambil.
2. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
Standar IV : Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses
Kriteria:
1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perencanaan yang baik, mengacu
pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien petugas pelayanan
kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat dan faktor-faktor
lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai dengan ” langkah menuju
2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja antara lain
3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
KTD/KNC, dan secara proaktif melakukan evaluasi suatu proses kasus resiko
tinggi.
4. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji dan
Kriteria:
3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit
4. Tersedia prosedur ”cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien
yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi
termasuk penyediaan informasi yang benar danjelas tentang analisis akar masalah
6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden atau kegiatan proaktif
untuk memperkecil resiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan kejadian.
7. Terdapat kolaburasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
tersebut.
10. Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan criteria obyektif
untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien,
1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
Kriteria:
1. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi
bagi staf baru yang memuat topik tentang keselamatan paien sesuai dangan
2. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan inservice training dan member pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
pasien.
sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini
mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety
(2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI
(KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI). Maksud dari Sasaran
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas
permasalahan ini. Diakui bahwa desain system yang baik secara intrinsik adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin
TEPAT PASIENOPERASI
menkhawatirkan dan tidak jarang terjadi dirumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat
dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota tim bedah,
Di samping itu, asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan
medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar
anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak
kontribusi yang sering terjadi. Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam
bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient
Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada
tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit
dan harus dibuat oleh operator/orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan
saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan,danharus terlihat sampai saat akan
disayat. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel struktur (jari tangan , jari kaki, lesi) atau multipel level
(tulangbelakang).
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi
saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen
untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur
KESEHATAN
Standar SKP V
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi
pada aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia (sering kali
dihubungkan dengan ventilasi mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun
infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand
hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan
sakit.
yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient
Safety).
Standar SKP VI
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien rawat
dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk
riwayat jatuh, obat dan telaahterhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan,
serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan
melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan, danlain-lain.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
BAB III
Kesimpulan
patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera
mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
Saran
2. Ruang rawat
DAFTAR PUSTAKA
medik,Jakarta.
PharmaceuticalAssociation.
Pelaksanaan
No Komponen SKP IV
Ya Tidak
1 Keselematan Pasien di Kamar Operasi
a. Melakukan Penandaan lokasi operasi
b. Memverifikasi pasien sebelum induksi anastesi
c. Memverifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan
d. Memverifikasi pasien sebelum meninggalkan
ruangan operasi
Pelaksanaan
No Komponen SKP V
Ya Tidak
1 Pelaksanaan 5 momen cuci tangan
2 Pelaksanaan hand wash
3 Pelaksaan handscrub
4 Pelaksaan cuci tangan bedah
5 Pelaksanaan cuci tangan bedah
6 Pelaksanaan audit hand hygiene
Pelaksanaan
No Komponen SKP VI
Ya Tidak
1 Pencegahan pasien resiko jatuh
2 Penilaian Resiko Jatuh Pada Rawat Jalan dan Instalasi
Gawat Darurat
3 Prosedur Intervensi pasien Resiko Jatuh Rendah
4 Prosedur Intervensi pasien Resiko Jatuh Sedang
5 Prosedur Intervensi pasien Resiko Jatuh Tinggi
6 Assemen Ulang Resiko Jatuh
7 Pemasangan Dan Pelepasan Pita Kuning Di Rawat
Jalan,Stiker Fall Risk di Haemodialisa dan IGD
8 Pemasangan Dan Pelepasan Stiker Resiko Jatuh Pada
Gelang Pasien
9 Prosedur Penanganan Pasien Resiko Jatuh
SASARAN
KESELAMATAN
PASIEN (SKP)
SASARAN 4 : TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN YANG
MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR
Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur dan Tepat-
Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur.
Maksud dan Tujuan SKP 4
Rumah sakit diminta untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut :
• Beri tanda di tempat operasi
• Dilakukan verifikasi pra-operasi
• Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai
• Melakukan verifikasi pasca operasi
W Staf RS
4. Ada bukti staf melaksanakan lima W Staf RS 10 TL
saat cuci tangan. (W,O,S) 5 TS
O Lihat fasilitas untuk cuci tangan (1 tempat tidur satu 0 TT
handrub), lihat kepatuhan staf pada lima saat cuci
tangan.
W • PPJA
• Staf klinis