DOI: https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2.524
Abstrak
Latar belakang: Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah
kesehatan utama yang sangat umum terjadi di berbagai negara dan diperkirakan sekitar 12%
menjadi beban penyakit secara global. Salah satu cara untuk menanggulangi permasahan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara psikofarmakologi dan nonfarmakologi.
Terapi nonfaramakologi yang terbukti efektif untuk mengatasi gejala gangguan jiwa adalah
dengan menggunakan terapi aktivitas kelompok dalam bentuk permainan ular tangga pintar.
Tujuan: Memperbaiki tanda dan gejala resiko perilaku kekekerasan pada orang dengan gangguan
jiwa di Wisma Arjuna Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY.
Metode: Penelitian ini menggunakan case study dalam bentuk terapi aktivitas kelompok melalui
media permainan ular tangga yang sudah dimodifikasi.
Hasil: Hasil penelitian ini secara signifikan menunjukkan bahwa penggunaan ular tangga pintar
terhadap tanda dan gejala resiko perilaku kekekerasan pada orang dengan gangguan jiwa
mengalami perubahan hasil yang positif.
Kesimpulan: Terapi aktivitas kelompok yang dilakukan di Wisma Arjuna Rumah Sakit Jiwa
Grhasia dengan menggunakan media ular tangga pintar efektif dalam menurunkan beberapa tanda
dan gejala resiko perilaku kekekerasan pada orang dengan gangguan jiwa.
Kata Kunci: Terapi Aktivitas Kelompok, Ular Tangga Pintar, Tanda dan Gejala Perilaku
Kekerasan, Orang dengan Gangguan Jiwa.
Snakes And Ladders As A Media Improving The Signs And Symptoms Of Risk Behavior Risk In Odgj Grhasia
Mental Hospital DIY
Abstract
Introduction: Mental disorder is one of the four major health problems that are very common in
various countries and it is estimated that around 12% is a burden of disease globally. One way to
overcome this problem can be done using a combination of psychopharmacology and
nonpharmacologic. Nonpharmacologic therapy that is proven effective for treating symptoms of
mental disorders is to use group activity therapy in the form of a smart snake ladder game.
Aims: Improve the signs and symptoms of the risk of violent behavior in people with mental
disorders at Wisma Arjuna Grhasia DIY Mental Hospital.
Methods: This study uses a case study in the form of group activity therapy through the modified
media of snakes and ladders.
Results: The results of this study significantly indicate that the use of snakes and ladders is smart
against the signs and symptoms of the risk of violent behavior in people with mental disorders
experiencing positive results.
Conclusions: Therapy of group activities carried out at Wisma Arjuna Grhasia Mental Hospital
using smart snake ladder media is effective in reducing some signs and symptoms of the risk of
violent behavior in people with mental disorders.
Keywords: Therapy Group Activities, Smart Ladder Snakes, Signs and Symptoms of Violent
Behavior, People with Mental Disorders.
Januari 2019. Tempat kegiatan di Wisma Tabel 2 Hasil Observasi Terapi Aktivitas Kelompok
(Tanggal 16 Januari 2019)
Aspek yang dinilai dari Non
Arjuna Rumah Sakit Jiwa Ghrasia DIY. Ekspresi Verbal
Kontak Bahasa
Sampel Wajah Mata Tubuh Hari
Pasien 1 Tegang Ada Tidak
Teknik Pengumpulan Data kontak gelisah
mata
Teknik pengumpulan data yang digunakan Pasien 2 Tegang Tidak Tidak
ada gelisah
Pasien 3 Tenang Ada Tidak
dalam penelitian adalah observasi dan tes. kontak gelisah
mata Hari 2
Pasien 4 Tenang Ada Tidak
Teknik observasi digunakan untuk kontak gelisah
mata
mengumpulkan data dari aktivitas pasien Pasien 5 Tenang Kontak Tidak
mata gelisah
Sedikit
selama mengikuti proses kegiatan TAK,
sedangkan tes digunakan untuk Tabel 3 Hasil Observasi Terapi Aktivitas Kelompok
(Tanggal 17 Januari 2019)
mengumpulkan data dari hasil sebelum dan Aspek yang dinilai dari Non
Sampel Verbal Hari
2012).
Pembahasan
Hasil dari case study yang dilakukan Art Terapi
menunjukkan bahwa terapi aktivitas Penggunaan art terapi memiliki manfaat lain
kelompok dengan menggunakan media ular seperti meningkatan harga diri, komunikasi
tangga pintar melalui pendekatan metode dan mengurangi kecemasan, agitasi dan
rekreasi terapi, art terapi, humor terapi dan depresi. Hal ini dikarenakan art terapi
play terapi, efektif dalam memperbaiki tanda melibatkan perhatian, kesenangan dan
dan gejala resiko perilaku kekekerasan pada perilaku individu. Selain itu penggunaan
orang dengan gangguan jiwa. media artistic juga mampu sebagai sarana
terapi yang bisa memfasilitasi seseorang perasaan dan kebutuhan mereka yang sulit
kualitas hidup (Lam MH dkk, 2017). Hal ini ataupun konflik secara emosional maupun
didukug dengan hasil penelitian Fitzsimmons masalah spiritual atau eksistensial (K.B dkk,
Terapi tawa juga sangat membantu dalam Terapi ini merupakan salah satu jenis terapi
meningkatkan laju pernapasan, aliran darah yang mampu meningkatkan aspek regulasi
dan pelepasan adrenalin dalam darah dan metakognitif dan perilaku executive function
akhirnya mengarah kepada perasaan sukacita (Esmaili SK dkk, 2017). Terapi jenis ini juga
dan kebahagiaan. Jenis terapi ini merupakan memiliki efektivitas dalam mengurangi
obat yang bersifat murah untuk mencegah agresi pada individu yang agresif,
dan melawan banyak penyakit Terapi tawa mengurangi gangguan perilaku pada remaja,
Selain itu tawa telah diindikasikan memiliki diri dan mengeksternalisasi emosi yang
beberapa efek fisiologis yang baik, salah positif dan negatif (Kasmaei SK & Asghari
fisiologis terrnyata juga bisa meningkatkan Pelaksanaan terapi aktivitas kelompok yang
fungsi kognisi, meningkatkan aktivitas sel dilakukan dengan menggunakan media ular
pembunuh alami dan menstimulasi sirkulasi tangga pintar menjadi salah satu cara yang
didalam tubuh (Bains MD dkk, 2014). efektif dalam menurunkan beberapa tanda
Saran
852
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No.2 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI: https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Penggunaan Ular Tangga Pintar Sebagai Media Memperbaiki Tanda Dan Gejala Resiko Perilaku Kekekerasan Pada
ODGJ Dirumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta
1. Kedepannya resiko perilaku kekekerasan
Keterbatasan
Penelitian
peneliti kekerasan. pada orang
Peneliti
berharap selain 2. Adanya dengan
menyadari
instrumen yang kesediaan gangguan jiwa
didalam
sudah tempat yang 2. Selain itu
pelaksanaan
digunakan dibuat secara penelitian ini
proses penelitian
untuk kondusif dan bisa dijadikan
yang dilakukan
mengukur rekreatif bagi sebagai media
melaksanakan atasi.
kekerasan pelaksanaan
856
Kasmaei SK, Asghari F. Comparative study
of the effects of narrative therapy and
play therapy by group approach on
inhibiting impulsivity, reducing
aggression and increasing interpersonal
relations. Middle East J Fam Med
[Internet]. 2017;15(4):24–33. Available
from:
http://search.ebscohost.com/login.aspx
?direct=true&db=a9h&AN=123580166
&site=ehost-live&scope=site.
jalannya permainan agar sesuai dengan peraturan yang ada dan membantu
3. Pada setiap sesi, kartu yang dimainkan harus disesuaikan dengan tujuan per
sesi. Misalnya, pada sesi 7 akan dimainkan kartu self control, sehingga
bersama.
5. Setelah melempar dadu pemain menjalankan pion menuju kolom yang telah
10. Seluruh peserta harus dilibatkan dalam merespon pertanyaan atau perintah
menjawab.
11. Terapis memberi feed back kepada pemain setelah melakukan perintah yang
ada di kolom, bisa dengan pujian jika pemain melakukannya dengan benar.
12. Jika mendapat kolom naik tangga, silahkan naik sesuai jalur tangga. Jika
mendapat kolom kepala ular, silahkan turun hingga kolom ekor ular tersebut.
13. Jika mendapat kolom pengambilan kartu, silahkan ambil satu kartu yang telah
14. Pada setiap kolom game time fasilitator dapat memberikan permainan
sederhana untuk membuat para peserta terhibur dan menjalin hubungan satu
15. Proses bermain bergiliran, pemain satu main pemain lainnya menunggu.
16. Pemenang permainan adalah peserta yang paling cepat mencapai finish.
17. Pemain lain yang belum sampai finish tetap melanjutkan permainannya,
sedang berlangsung.
19. Jika dalam 30 menit permainan belum selesai, maka permainan akan disudahi
20. Pada setiap penghujung pertemuan, terapis memberi feed back dan mengulas
Waktu : ± 30 menit
Target :
1. Dapat berekspresi apa yang sedang dirasakan dan menolak dengan cara
yang baik
meminta tolong
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan
Membuka dengan ceria dan penuh semangat serta mengucapkan terima kasih
2. Kegiatan kelompok
control) dalam sesi ini dengan para peserta, misalnya dengan mengatakan
“tadi kita sudah belajar apa saja, ya ? Siapa tadi yang mendapat kartu untuk
memberi pujian ? coba berikan lagi kata-kata pujian untuk A”, dsb.
d. Memberikan pujian atas usaha yang telah dilakukan para peserta selama
bermain
4. Penutup
Self Control
1. Apa yang kamu lakukan jika orang tua atau seseorang yang dekat dengan
3. Bagaimana sikap anda jika perawat menegur anda karena ribut di ruangan
saat kegiatan?
4. Ketika anda di tuduh memukul teman, bagaimana sikap anda untuk membela
minta maaf”
6. Seorang teman mengambil barang milik anda tanpa meminta ijin, bagaimana
7. Katakan pada diri sendiri “Saya adalah orang yang baik dan tidak mudah
marah” sebanyak dua kali dan majulah sebanyak dua kali ke kolom
berikutnya.
2. Di bangsal saat pembagian snack pagi teman anda ingin mengambil jatah
3. Di bangsal ini ada teman yang selalu mengejek anda. Tunjukkan bagaimana
4. Jika anda di bully oleh teman-teman, minta lah bantuan kepada perawat atau
5. Anda sedang tidak ingin bermain tetapi teman anda datang dan mengajak
melakukan hal yang lain? Tunjukkan pada kami apa yang akan kamu lakukan!
6. Tunjukkan satu ekspresi (anak memilih sendiri seperti ekspresi marah, sedih,
takut, gembira, dsb.) kami akan mencoba menebak ekspresi apakah itu!
rehabilitasi, ada seorang teman anda yang ingin mengajak untuk bercerita.
Anda tahu jika guru akan marah ketika ada yang bercerita di ruangan saat ada
8. Anda dan teman anda sedang berada di kantin. Teman anda mengambil
makanan dan menyuruh anda untuk menyembunyikan coklat itu agar tidak
Rahman, S., Irawati, K., & Prianto, Y. (2019). Penggunaan Ular Tangga Pintar Sebagai
Media Memperbaiki Tanda Dan Gejala Resiko Perilaku Kekekerasan Pada ODGJ
Dirumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta. Dinamika Kesehatan:
Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(2), 847-855.
Saputri, H. R. (2019). Pengembangan Permainan Ular Tangga Modifikasi (Socio Snake And
Ladder) Untuk Meningkatkan Social Skill Anak Intellectual Developmental Disorder
(Idd) Ringan (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).