Anda di halaman 1dari 8

SATUAN PENYULUHAN ACARA (SAP)

ISPA

Disusun oleh :

Agnes Dorumeoko simange (20160048)


Amelya Megayanti Br. Sembiring (20160020)
Astri Nofitasari (20160032)
Defrina Angreo (20160011)
Doni Kusuma Putra (20160057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok bahasan : ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)

Penyuluhan : Mahasiswa

Sasaran : keluarga pasien X

Target : pasien yang mengalami ispa

Waktu : 30 menit

Hari Tanggal : Rabu 23 Maret 2021

Tempat : RS Medika Respati Yogyakarta

A. Latar belakang
Ispa merupakan infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari. Ispa
adalah penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak dengan gejala batuk, pilek,
demam atau ketiga gejala tersebut muncul bersamaan. Infeksi saluran pernafasan
dimana saluran pernafasan (hidung faring laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadi obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding
dada pada saat melakukan pernafasan. Ispa dapat ditularkan melalui air ludah, darah
bersin yang mengandung kuman dan dapat tertularkan pada orang yang sehat.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah diberikan penkes diharapkan keluarga dapat memahami tentang
penyakit ISPA
2) Tujuan Khusus
a) Menjelaskan pengertian ISPA
b) Menyebutkan kembali tanda dan gejala ISPA
c) Menyebutkan kembali macam-macam ISPA
d) Menjelakan bahaya dari ISPA
e) Menjelaskan kembali cara perawatan ISPA di rumah
f) Menjelaskan pencegahan ISPA
g) Menjelaskan Penularan ISPA
C. Metode
Diskusi dan Ceramah
D. Media
Lembar balik dan Liflet
E. Kegiatan penyuluhan

No Tahapan Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta waktu


1 Pembukaan 1. Salam 1. Menjawab 5 menit
pembukaan salam
2. Perkenalan 2. Berkenalan
3. Tujuan 3. Mendengark
4. Kontrak an
waktu dan 4. menyetujui
topik
2 pelaksanaan 1. Menjelaskan Memperhatikan dan 15 menit
pengertian mendengarkan
ISPA
2. Menyebutkan
kembali tanda
dan gejala
ISPA
3. Menyebutkan
kembali
macam-
macam ISPA
4. Menjelakan
bahaya dari
ISPA
5. Menjelaskan
kembali cara
perawatan
ISPA di
rumah
6. Menjelaskan
pencegahan
ISPA
7. Menjelaskan
penularan
ISPA
3 penutup 1. evaluasi 1. menjawab 10 menit
kegiatan pertanyaan
2. kesimpulan 2. mendengark
3. salam penutup an
kesimpulan
3. menjawab
salam

F. Kriteria Evaluasi
1. Penyuluhan sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Alat dan tempat sudah siap sebelum dilaksanakan
G. Evaluasi proses
1. Media dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
2. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan
H. Evaluasi hasil
1. Metode evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
2. Jenis pertanyaan : Lisan
3. Pasien mampu menjelaskan kembali hasil dari penyuluhan

Lampiran Materi
1. Definisi
ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan
oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, tanpa atau disertai parenkim paru. ISPA
merupakan suatu kelompok penyakit sebagai penyebab angka absensi tertinggi bila
dibandingkan dengan kelompok penyakit lain. Penyakit ISPA sering terjadi pada anak-
anak, hal tersebut diketahui dari hasil pengamatan epidemiologi bahwa angka kesakitan
di kota cenderung lebih lebih besar dari pada didesa. Hal tersebut mungkin disebabkan
oleh tingkat kepadatan tempat tinggal dan pencemaran lingkungan di kota yang lebih
tinggi dari pada didesa (Masriadi, 2014).
ISPA merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang menyebar melalui
udara. Penyakit ini dapat menular apabila virus atau bakteri yang terbawa dalam droplet
terhirup oleh orang sehat. Droplet penderita dapat disebarkan melalui batuk atau bersin.
Proses terjadinya penyakit setelah agent penyakit terhirup berlangsung dalam masa
inkubasi selama 1 sampai 4 hari untuk berkembang dan menimbulkan ISPA. Apabila
udara mengandung zat – zat yang tidak diperlukan manusia dalam jumlah yang
membahayakan Oleh karena itu kualitas lingkungan udara dapat menentukan berbagai
macam transmisi penyakit (Shibata et al dalam Nur, Sonia A. 2017).
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
2. Etiologi ISPA
terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia Bakteri penyebab ISPA seperti :
Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus, Streptococcus
aureus, Hemophilus influenza, Bacillus Friedlander. Virus seperti : Respiratory syncytial
virus, virus influenza, adenovirus, cytomegalovirus. Jamur seperti : Mycoplasma
pneumoces dermatitides, Coccidioides immitis, Aspergillus, Candida albicans
3. Gejala ispa
Penyakit ISPA adalah penyakit yang sangat menular, hal ini timbul karena menurunnya
sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Pada
stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang
kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta
demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak.
Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah.
Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi
yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran
tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia (radang paru). Secara umum gejala
ISPA meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak
napas, mengi atau kesulitan bernapas).
4. Penularan ispa
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit penyakit
masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA ini
termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara
penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah
karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme
penyebab
5. Klasifikasi ispa
a. Klasifikasi berdasarkan umur
1) Kelompok umur < 2 bulan, diklasifikasikan
Pneumonia berat: bila disertai dengan tanda-tanda klinis seperti berhenti menyusu
(jika sebelumnya menyusu dengan baik), kejang, rasa kantuk yang tidak wajar
atau sulit bangun, stridor pada anak yang tenang, mengi, demam (38ºC atau lebih)
atau suhu tubuh yang rendah (di bawah 35,5 ºC), pernapasan cepat 60 kali atau
lebih per menit, penarikan dinding dada berat, sianosis sentral (pada lidah),
serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang.
2) Bukan pneumonia: jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per
menit dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.
b. Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun,
1) Pneumonia sangat berat: batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan
sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak
kejang dan sulit dibangunkan.
2) Pneumonia berat: batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada,
tetapi tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.
3) Pneumonia: batuk (atau kesulitan bernapas) dan pernapasan cepat tanpa
penarikan dinding dada.
4) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa): batuk (atau kesulitan bernapas) tanpa
pernapasan cepat atau penarikan dinding dada.
5) Pneumonia persisten: anak dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun
telah diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang 14 adekuat dan
antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada, frekuensi
pernapasan yang tinggi, dan demam ringan.
Daftar Pustaka

Kementrian kesehatan RI (2011) Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan


Akut. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Wijaya A.S & Putri (2013) KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).
Yogyakarta: Nuhu Medika

Syamsuhidayat.R.,& Jong (2011) Buku Ajaran Ilmiah Bedah. Edisi3 Jakarta.EGC

Yuhendri p .,& Sekar W (2019). Faktor Penyebab Kejadian Ispa. JURNAL


KESEHATAN : STIKES PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI - VOL. 10 NO.
01 (2019) 37-40

Anda mungkin juga menyukai