A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang ada di negara maju dan berkembang. Hal ini karena tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat ISPA pada balita. Selain itu juga apabila ISPA tidak ditangani dengan baik
Pneumonia menyumbang 15% dari semua kematian anak dibawah usia 5 tahun dan pada
ISPA disebabkan oleh virus atau bakteri. Penyakit ini diawali dengan panas disertai
dengan satu atau lebih gejala: tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau
berdahak. Period prevalence ISPA dihitung dalam kurun waktu satu bulan terakhir
Kemenkes RI (2019). Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor resiko terjadinya ISPA yaitu
faktor lingkungan, faktor individu anak dan faktor perilaku (Maryunani, 2013). Faktor perilaku
namun belum terprogram secara khusus dan berkelanjutan sehingga sampai saat ini upaya
tersebut belum memperlihatkan hasil yang signifikan terbukti dengan masih tingginya kasus
1. Tujuan umum
memahami kondisi lingkungan polusi yang tercemar agar tidak terserang ISPA, dan bisa
mencegah dari penyakit tersebut dengan upaya kuratif dan preventif agar keluarga
sehat sejahtera.
2. Tujuan khusus
c) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang yang terinfeksi saluran
pernapasannya akut dan dapat menyebutkan upaya pencegahan dari infeksi saluran
pernapasan akut.
D. Sasaran
E. Metode
F. Media/alat bantu
pernapasan,upaya
pencegahan dan
pengobatan ISPA
2. Memberikan kesempatan
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
penyuluhan aktif
H. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
1. Pengertian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang menyerang salah
satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan andeksanya, seperti sinus rongga telinga tengah, dan
pleura. ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada
balita dan anak-anak mulai dari ISPA ringan sampai berat. ISPA yang berat jika masuk
2. Penyebab
Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus dan
riketsia. ISPA bagian atas disebabkan oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat
disebabkan oleh bakteri dan virus. ISPA bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri
masalah dalam penganannya. (Peduli kasih, 2013). Etiologi ISPA terdiri dari 300 jenis
bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antaralain Genus streptokokus,
Terjadinya ISPA tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu kondisi lingkungan (polutan
udara seperti asap rokok dan asap bahan bakar memasak, kepadatan anggoata keluarga,
kondisi ventilasi rumah kelembaban, kebersihan, musim, suhu), ketersediaan dan efektifitas
penyebaran (vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang isolasi),
faktor penjamu (usia, kebiasaan merokok, kemampuan penjamu menularkan infeksi, status
gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang disebabkan oleh pathogen lain, kondisi
kesehatan umum) dan karakteristik pathogen (cara penularan, daya tular, faktor virulensi
misalnya gen, jumlah atau dosis mikroba). Kondisi lingkungan yang berpotensi menjadi
faktor firiko ispa adalah lingkungan yang banyak tercemar oleh asap kendaraan bermotor,
bahan bakar minyak, asap hasil pembakaran serta benda asing seperti mainan plastik kecil
(Aisah et al., n.d.2019)
Tanda dan gejala ISPA biasanya muncul dengan cepat, yaitu dalam beberapa jam
sampai beberapa hari. Penyakit ISPA pada balita dapat menimbulkan bermacam macam
tanda dan gejala. Tanda dan gejala ISPA seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit
tenggorokan, pilek, sakit telinga dan demam (Rosana, 2016). Gejala ISPA berdasarkan
Terapi untuk ISPA atas tidak selalu dengan antibiotik karena sebagian besar kasus
ISPA atas disebabkan oleh virus. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) atas yang
disebabkan oleh virus tidak memerlukan antiviral, tetapi cukup dengan terapi suportif.
a. Terapi Suportif Berguna untuk mengurangi gejala dan meningkatkan performa pasien
berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin.
b. Antibiotik Hanya digunakan untuk terapi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab, utama ditujukan pada pneumonia,
influenza, dan aureus.
Menurut (Oktaviani, 2009) untuk perawatan ISPA di rumah ada beberapa hal yang
dapat dilakukan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA yaitu dengan
cara :
a. Mengatasi panas (demam) Untuk anak usia dua bulan sampai lima tahun, demam dapat
diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi di bawah dua
bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan sehari empat kali
setiap enam jam untuk waktu dua hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih dengan cara kain dicelupkan pada air (tidak perlu di tambah
air es).
b. Mengatasi batuk Dianjurkan untuk memberikan obat batuk yang aman misalnya ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis setengah sendok teh dicampur dengan kecap atau madu
setengah sendok teh dan diberikan tiga kali sehari.
c. Pemberian makanan Dianjurkan memberikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit
tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika terjadi muntah.
Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
d. Pemberian minuman Diusahakan memberikan cairan (air putih, air buah dan
sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan membantu mengencerkan dahak,
selain itu kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
5. Pencegahan penyakit ISPA
A. Identitas
Nama :
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah doa sebelum mengisi lembar jawaban sesuai dengan keyakinan
anda
2. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
3. Jawablah setaiap URAIAN pada kolom pilihan jawaban BENAR atau SALAH
dengan memberikan tanda √
4. Hal-hal yuang kurang jelas dapat dipertanyakan.
selama 14 hari
suhu)
3 Jika ada orang yang merokok, anak – anak boleh saja duduk