PENYAKIT ISPA
DISUSUN OLEH:
JURURSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017/2018
27
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TOPIK : ISPA
WAKTU : 40 menit.
A. Tujuan penyuluhan
1. tujuan umum : Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu mengenal, memahami,
apa itu ispa.
2. tujuan khusus:
Setelah diberikan penjelasan dan demonstrasi selama 20 menit diharapkan sasaran
dapat :
1. Menjelaskan pengertian ISPA
2. Menjelaskan tanda dan gejala ISPA
3. Menjelaskan cara mengatasi penyakit ISPA
4. Memberi penyuluhan kesehatan
B. Isi / Materi
1. Definisi ISPA
2. Tanda dan gejala ISPA.
3. Penyebab ISPA.
4. Akibat ISPA.
5. Cara mengatasi ISPA
6. Cara mencegah ISPA
7. Pelayanan Kesehatan
28
8. Metode dan Cara Berhenti Merokok
9. Modifikasi Lingkungan
C. Rencana kegiatan penyuluhan
1. Persiapan
Membuat satuan penyuluhan perawatan luka.
Mempersiapkan materi dan alat peraga.
Mempersiapkan keluarga yang akan diberika penyuluhan.
2. Pelaksanaan
Proses acara dimulai pukul 10.00 WIB, Bertempat di Rumah Tn.M , di Perum Puri
Sejahtera blok S no.4. Langkah-langkah kegiatan strategi
29
(5Menit) lisan. pertanyaan
Menyimpulkan materi Mendengarkan dan
penyuluhan. memperhatikan
Memberi salam penutup. Menjawab salam
Ceramah,Tanya Jawab
E. Media
F. Evaluasi
a. Struktur
1. Kesiapan mahasiswa memberikan penyuluhan
2. Media yang dipakai memadai
3. Setting sesuai dengan kegiatan
b. Proses
1. Pelaksanaan preplanning sesuai dengan alokasi waktu
2. keluarga penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
3. keluarga penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan penyaji pada saat
evaluasi
c. Hasil
keluarga mampu menjawab 80%pertanyaan yang diajukan penyuluh pada saat
evaluasi.
keluarga dapat menjelaskan kembali pengertian ISPA
Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit ISPA
Keluarga dapat mengetahui cara pencegahan penyakit ISPA
30
G. lampiran materi
a. Pengertian ISPA
ISPA adalah kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang berarti terjadinya
infeksi yang parah pada bagian sinus, tenggorokan, saluran udara, atau paru-paru. ISPA
seringkali disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Seseorang yang terkena ISPA maka fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak
segera ditangani, ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan tubuh. Tubuh tidak
bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang terjadi dan kondisi ini bisa
berakibat fatal, bahkan mungkin bisa berujung pada kematian.
Seseorang bisa tertular infeksi saluran pernapasan akut ketika orang tersebut menghirup
udara yang mengandung virus atau bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh
penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk.
Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:
1. Kesulitan bernapas.
2. Demam tinggi dan menggigil.
3. Tingkat oksigen dalam darah rendah.
4. Kesadaran yang menurun dan bahkan pingsan
31
c. Penyebab ISPA
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ISPA ditularkan oleh virus dan bakteri. Berikut
ini adalah beberapa mikroorganisme yang menjadi penyebab munculnya ISPA:
ISPA juga akan lebih mudah menjangkiti orang yang menderita penyakit jantung atau
memiliki gangguan dengan paru-parunya. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi
saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.
d. Akibat ISPA
1. Gangguan pernapasan
2. Sakit tenggorokan
3. Sakit kepala
4. Menyebabkan aktivitas terganggu
5. Menyebabkan tubuh menjadi kurang prima
6. Dapat diisolasi jika termasuk ISPA yang mengkhawatirkan
7. Dapat menular pada orang di sekitar
8. Dapat membuat penderita harus istirahat penuh
9. Dapat menyebabkan kematian
32
1. Mengatasi panas (demam)
2. Mengatasi batuk
3. Pemberian makanan
4. Pemberian minuman
5. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu yang berventilasi cukup,
dengan pencahayaan yang memadai, dan tidak berasap.
6. Apabila selama perawatan dirumah keadaan memburuk, maka dianjurkan untuk
membawa ke dokter.
7. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, obat yang diperoleh tersebut
harus diberikan dengan benar sampai habis.
Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah
beberapa pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap
ISPA.
Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata dengan tangan agar
Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.
Hindari merokok.
Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan
tubuh.
Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini dilakukan
untuk mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.
Berolahraga secara teratur juga bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan
mengurangi risiko penularan infeksi. Semakin sering berolahraga, semakin kecil pula
risiko tertular ISPA.
g. Modifikasi lingkungan
33
1. Memelihara dan memodifikasi lingkungan fisik keluarga sehingga dapat meningkatkan
kesehatan keluarga
2. Mengusahakan membuat lingkungan rumah senyaman mungkin , dengan tidak merokok
di dalam rumah.
3. Berusaha mengurangi aktifitas merokok di dalam rumah
4. Membersihkan rumah sehingga terhindar dari debu-debu dan kotoran-kotoran yang bisa
nyebabkan jalan napas terggangu
5. Memberi pengertian tentang bagaimana cara mengurus rumah dengan ventilasi rumah
yang terbatas
h. Pelayanan kesehatan
1. Penderita ISPA ringan cukup dilakukan perawatan di rumah tidak perlu dibawa ke dokter
atau puskesmas. Perawatan di rumah dapat diberikan obat penurun panas yang dijual di
toko obat atau apotik terdekat. Akan tetapi jika dalam 2 hari gjala belum hilang makan
penderita dibawa ke dokter atau puskesmas.
2. Untuk penatalaksanaan ISPA sedang maka harus segera periksa ke pelayanan kesehatan
masyarakat untuk mendapatkan terapi obat .
3. Untuk penatalaksanaan ISPA berat harus segera dirawat di rumah sakit atau puskesmas
unruk mendapatkan perawatan khusus seperti oksigen dan infus.
h. Modifikasi lingkungan
34
5. Memberi pengertian tentang bagaimana cara mengurus rumah dengan ventilasi rumah
yang terbatas
1. Memahami keuntungan dan kerugian berhenti merokok dengan metode cold turkey.
Berhenti dengan cold turkey berarti memutuskan untuk berhenti merokok sepenuhnya
tanpa bantuan obat-obatan atau terapi pengganti nikotin. Usaha ini memerlukan
ketekunan dan kemandirian.
2. Menyusun rencana. Membuat rencana yang tersusun akan membantu Anda menjadi
lebih tegas dan membuat Anda lebih berkomitmen pada prosesnya. Anda harus memilih
hari dalam kalender untuk mulai berhenti, dan tandai setiap hari yang berhasil Anda lalui
tanpa rokok.
3. Mengendalikan stres. Jika Anda bisa mengendalikan stres, keinginan untuk merokok
akan berkurang. Anda mungkin merokok sebagai cara menghadapi stres, jadi Anda harus
mencari cara lain untuk mengatasi stres sehingga Anda tidak akan tergoda untuk merokok
lagi. Contoh : lakukan aktifitas yang menyenangkan , banyak istirahat dan terbuka kepada
seseorang tentang perasaan anda
4. Menjalani hidup yang sibuk dan aktif. Jika ingin berhenti merokok, Anda harus selalu
aktif sehingga hanya sedikit waktu bagi Anda untuk memikirkan keinginan untuk
merokok. Selalu aktif tidak hanya membuat Anda lebih sehat, tetapi juga akan
menggantikan kebiasaan merokok dengan kebiasaan lain. Contoh : mengunyah permen ,
berolahraga , berjalan-jalan .
5. Menghindari godaan. Ini wajib. Begitu tahu apa pemicu yang membuat Anda merokok,
hindarilah setiap situasi yang membuat Anda kambuh, atau hal yang membuat Anda
memikirkannya. Contoh : Usahakan untuk sebisa mungkin tidak menghabiskan waktu
dengan sesama perokok , Hindari situasi di mana Anda cenderung untuk merokok ,
6. Temukan hobi atau ketertarikan baru. Menemukan "ketergantungan" baru untuk
mengganti kebiasaan merokok dapat membantu Anda memfokuskan kembali energi, dan
Anda akan bersemangat melakukan rutinitas baru alih-alih bersusah payah melewati hari-
hari tanpa rokok. Contoh : Coba berlari , Jadilah petualang , Tumbuhkan kecintaan baru
pada makanan.
35
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT ISPA
36
Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
Tahun 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan luka merupakan salah satu bentuk asuhan keperawatan medikal bedah yang
utama dan rutin dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien melakukan perawatan luka.
Dengan tindakan perawatan luka yang tepat, maka akan dapat disembuhkan dengan cepat
sehingga sebagai implikasinya waktu hospitalisasi akan pendek dan biaya yang ditanggung
pasien semakin murah.
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar
suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh terhadap
berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan
pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan penyembuhan luka
(Joyce M. Black, 2001). Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi
organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan
37
dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal.
Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan.
B. Masalah keperawatan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana melakukan perawatan luka di rumah
secara mandiri.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum : Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan
melakukan perawatan luka secara mandiri.
b. Tujuan Khusus:
Setelah diberikan penjelasan dan demonstrasi selama 20 menit diharapkan sasaran
dapat :
1. Menyebutkan pengertian luka .
2. Menyebutkan hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka .
3. Menyebutkan tujuan perawatan luka di rumah.
4. Menyebutkan alat dan bahan dalam perawatan luka .
5. Memperagakan cara perawatan luka dengan benar .
D. Rencana Kegiatan
1. Topik
Resiko ISPA
2. Metode
Ceramah , tanya jawab.
3. Media
M: Lembar Balik dan leaflet
4. Waktu Dan Tempat
Waktu : 40 menit
Tempat : rumah Tn. M ( perum puri sejahtera blok S no.4 )
5. PengorganisasiaN
o Penanggung Jawab : Nadila Okti Fariza
o Moderator : Adhaini Widiawati
38
o Penyaji : Indana Zulfa
o Notulen : Indana Zulfa
o Perlengkapan : Fictor Yusman Agung
E. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Kesiapan mahasiswa memberikan penyuluhan
2. Media dan alat memadai
3. Setting sesuai dengan kegiatan
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan preplanning sesuai dengan alokasi waktu
2. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
3. Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan penyaji pada saat
evaluasi
c. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab 85%pertanyaan yang diajukan penyuluh pada saat
evaluasi.
39