Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhamad Supiandi

NPM : 225139031

SATUAN ACARA ISPA

Pokok Bahasan : Promosi Prilaku Upaya Kesehatan

Sub Pokok Bahasan : Cara Memberikan Kompres Air Hangat

Hari/tanggal :

Waktu : 1 x 60 menit

A. HASIL PENGKAJIAN
Di Perum pesona kahuripan, Ds. Cikahuripan, Kecamatan Kelapa Nunggal terdapat
keluarga yang berjumlah 3 orang yang salah satunya menderita ISPA. Bapak Zulfian
yang berusia 31 tahun merupakan kepala keluarga tersebut. Beliau mempunyai
seorang anak yang menderita ISPA, bernama Tiara, usia 8 bulan. Keluhan An. Tiara
saat ini demam, dan bapil, dengan TTV S : 38.4°C, N : 110x/menit, RR : 42x/menit .
An. T sudah dibawa ke Puskesmas dan dapat obat syrup. Menurut Bapak Zulfian,
jika An. Tiara sakit, selain dibawa ke puskesmas, terkadang suka manggil paraji
untuk diurut sambal diolesi campuran minyak dan parutan bawang merah.

B. DIAGNOSA
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117)
C. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 60 menit tentang therapi
komplementer ISPA dengan terapi uap diharapkan seluruh anggota keluarga mau dan
mampu melakukan tindakan perawatan ISPA.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ISPA diharapkan seluruh keluarga mau dan
mampu
a. Mengetahui dan memahami apa itu ISPA secara jelas dan detail
b. Mengetahui apa yang harus dilakukan pada keluarga yang sakit ISPA
c. Mengetahui bagaimana cara membuat terapi uap dirumah

D. METODE PELAKSAAAN

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Praktik membuat terapi UAP

E. MATERI

Terlampir

F. SASARAN DAN TARGET

Keluarga Bapak Zulfian

G. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Waktu : 60 menit

2. Tempat : Rumah Bapak Zulfian


3. Pelaksanaan : Sabtu, 08 Juli 2023
H. MEDIA DAN ALAT BANTU

1. Minyak Kayu Putih


2. Kompor & gas
3. Panci
4. Ember atau Baskom
5. Air

I. KEGIATAN
No Tahapan Kegiatan mahasiswa Kegiatan masyarakat Media
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Pengajaran
2. Evaluasi validasi 2. Menjawab pertanyaan
15 menit
3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan
4. Kontrak waktu 4. Mengemukakan
5. Apersepsi pendapat

2. Penyajian 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan Laptop dan PPT


2. Mendemonstrasikan memperhatikan Alat tulis
30 menit
Pembuatan UAP 2. Memperhatikan
4. Penutup 1. Memberikan kesempatan 1. Memberikan pertanyaan Pengajaran
untuk bertanya 2. Menjawab Pertanyaan
15 menit
2. Menanyakan kembali terkait 3. Mempraktikan kembali
materi dan praktik yang 4. Memperhatikan
sudah disampaikan 5. Menjawab salam
3. Meminta salah satu anggota 6. Menyetujui kontrak
keluarga untuk yang akan datang
mendemonstrasikan
pembuatan UAP
4. Memberikan kesimpulan
5. Memberikan salam
penutup
6. Kontrak yang akan datang

J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Menyiapkan materi PPT, SAP, Leaflet
 Persiapan penyaji

2. Evaluasi Proses
 3/3 keluarga menghadiri kegiatan dari awal hingga akhir
 Anggota keluarga yang hadir terlihat antusias, sangat menyimak materi dan
praktik yang disampaikan

3. Evaluasi hasil
 Pengetahuan
Anggota keluarga mengetahui, memahami, dan dapat menjelaskan kembali
tentang penyakit ISPA secara jelas dan detail
 Sikap
Anggota keluarga dapat menyebutkan kembali apa yang harus dilakukan pada
anggota keluarga yang ISPA
 Keterampilan
Anggota keluarga dapat mempraktikan kembali pembuatan UAP secara mandiri
sebagai cara untuk menurunkan gejala ISPA
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN ISPA
Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi pada anak-anak (Wong,
2016). Infeksi saluran pernafasan akut menurut Sari (2015) adalah radang akut saluran
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus,
maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya
mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala
penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
merupakan suatu infeksi yang bersifat akut yang menyerang salah satu atau lebih saluran
pernafasan mulai dari hidung sampai alveolus termasuk (sinus, rongga telinga tengah, pleura)
(Depkes, 2017).

B. TANDA DAN GEJALA


Saluran Pernafasan merupakan bagian tubuh yang seringkali terjangkit infeksi oleh berbagai
jenis mikroorganisme. Tanda dan gejala dari infeksi yang terjadi pada sluran pernafasan
tergantung pada fungsi saluran pernafasan yang terjangkit infeksi, keparahan proses infeksi,
dan usia seseorang serta status kesehatan secara umum (Porth, 2014). Djojodibroto (2016),
menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai dengan anatomi saluran pernafasan yang terserang
yaitu:
1) Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang sering timbul yaitu pengeluaran
cairan (discharge) nasal yang berlebihan, bersin, obstruksi nasal, mata berair, konjungtivitis
ringan, sakit tenggorokan yang ringan sampai berat, rasa kering pada bagian posterior
palatum mole dan uvula, sakit kepala, malaise, lesu, batuk seringkali terjadi, dan terkadang
timbul demam.
2) Gejala infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Gejala yang timbul biasanya didahului
oleh gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas seperti hidung buntu, pilek, dan sakit
tenggorokan. Batuk yang bervariasi dari ringan sampai berat, biasanya dimualai dengan
batuk yang tidak produktif. Setelah beberapa hari akan terdapat produksi sputum yang
banyak; dapat bersifat mucus tetapi dapat juga mukopurulen. Pada pemeriksaan fisik,
biasanya akan ditemukan suara wheezing atau ronkhi yang dapat terdengar jika produksi
sputum meningkat.
Dan juga tanda dan gejala lainnya dapat berupa batuk, kesulitan bernafas, sakit
tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian besar dari gejala saluran pernapasan
hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek, demam
dan sakit kepala tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotic (Rahmayatul, 2016).
Adapun tanda dan gejala ISPA yang seering ditemui adalah :
1) Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak
sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul
sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,50C-40,50C.
2) Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya
terjadi selama periodik bayi mengalami panas, 11 gejalanya adalah nyeri kepala, kaku
dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3) Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi
susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4) Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut
mengalami sakit.
5) Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan
akibat infeksi virus.
6) Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
7) Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah
tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8) Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
9) Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan (Wong, 2015).

C. FAKTOR RESIKO
ISPA bisa disebabkan beberapa faktor dan disebarkan dari satu orang ke orang lainnya melalui
udara pada saat penderita bersin atau batuk. Penularan bisa terjadi bila ada kontak lewat
makanan yang terkontaminasi tangan penderita. Paru-paru yang normal adalah bersih dari
bakteri, mulai dari trakea sampai alveoli di paru-paru. Mekanisme untuk pembersihan bakteri
normal ada dua, yaitu: non-spesifik (batuk reflek dan fagositosis) dan spesifik (berasal dari
antibodi terutama dari igG dan IgA). Mekanisme ini hanya terjadi ketika jaringan yang dimulai
dari trakea sampai alveoli diserang bakteri.
D. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Menurut WHO (2017), penatalaksanaan ISPA meliputi :
1) Suportif
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin
2) Antibiotik
a) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
b) Utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan Aureus
c) Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1mg, amoksisillin 3 x ½ sendok teh,
amplisillin (500mg) 3 tab puyer/x bungkus / 3x sehari/8 jam, penisillin prokain 1 mg.
d) Pneumonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, gentamisin (100 mg) 3 tab puyer/x
bungkus/3x bungkus/3x sehari/8 jam.
e) Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x ½ sendok teh, quinolon 5 mg,dll.
f) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x ½ sendok teh.
Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama ganti antibiotik atau rujuk
dan jika anak membaik teruskan antibiotik 12 sampai 3 hari (Kepmenkes RI, 2017).
2. Tradisional
a) Larutan Jeruk nipis dan Kecap
Diberikan 3x1 sendok teh
b) UAP
 Masukan air panas kedalam ember atau wadah dengan penampang besar
 Campurkan minyak kayu putih beberapa tetes
 Gendong anak dan arahkan mukanya kebawah menghadap wadah
DAFTAR PUSTAKA

Adina AB, Handoko FF, Setyarini II. 2015.“Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)” CCRC
Farmasi UGM.Yogyakarta
Gia Putri Sunarta. 2018. Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Penanganan Batuk Pada Balita
Dengan ISPA. Skripsi Program Studi S1Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Ester Ratnaningsih & Nita Ivana Benggu, 2020. Terapi Komplementer Dalam Mengatasi Ispa Pada
Ibu Yang Memiliki Balita Di Dusun Setan Desa Maguwoharjo, Kelurahan Depok, Kabupaten
Sleman, “Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 11 No 2, Hal 08 - 18, Juli 2020
ISSN: 2087-4154”. Tersedia pada : https://jurnal.stikesbup.ac.id/index.php/jks/article/view/66/59
(Diakses : 06 Juli 2023).

Anda mungkin juga menyukai