Anda di halaman 1dari 3

Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modem dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan
ilmiah, Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian
(researc methodology). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), Ia adalah
seorang tokoh yang mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-mula ia mengadakan
pengamatan langsung rhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan. Kemudian hasil
Lengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum.
Kemudian metode berpikir induktif yang dikembangkan oleh Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold van
Dallen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
Objek yang diamatinya Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni:

a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan
pengamatan.

c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-
kondisi tertentu

Berdasarkan hasil pencatatan ini kemudian ditetapkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada
sesuatu gejala. Selanjutnya hal tersebut dijadikan dasar pengambilan kesimpulan atau generalisasi.
Prinsip-prinsip umum yang dikembangkan oleh Bacon ini kemudian dijadikan dasar untuk
mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis. Selanjutnya diadakan penggabungan antara
proses berpikir deduktif induktif verivikatif seperti yang dilakukan oleh Newton dan Galileo. Akhirnya
lahir suatu cara melakukan penelitian, yang dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah
(scientific research method).

C. METODE ILMIAH

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah yang
pertama kali dikenalkan oleh John Dewey adalah perpaduan proses berpikir deduktif-induktif guna
pemecahan suatu masalah. John Dewey di dalam bukunya How We Think (1910) mengatakan bahwa
langkah langkah pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut

a. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini mendorong
perlunya pemecahan.
b. Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut. Dalam hal ini diperlukan
observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu.
c. Mencoba mengajukan pemecahan masalah/kesuhtan tersebut dalam bentuk hipotesis-
hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu
pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah tersebut.
d. Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang di- rumuskan secara deduktif.
e. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta yang
dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil pembuktian hipotesis ini bisa
menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis diterima, dan dapat pula memperlemah hipotesis,
dalam arti hipotesis ditolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan
pemecahan masalah yang telah dirumuskan tersebut.
Almack (1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-
prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan enjelasan kebenaran. Dengan demikian maka
penelitian pada dasarnya adalah proses penerapan metode ilmiah tersebut yang hasilnya adalah
Ilmu (kebenaran). Bahasan metode ilmiah sekurang-kurangnya mencakup dua hal yakni
menyangkut masalah kriteria dan langkah-langkah.

1. Kriteria Metode Ilmiah

a.Berdasarkan Fakta

Informasi-informasi atau keterangan-keterangan yang akan diperoleh penelitian, baik yang akan
dikumpulkan maupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan bukan
berdasarkan pemikiran-pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan.

b. Bebas dari Prasangka

Penggunaan fakta atau data metode ilmiah hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan objektif,
bebas dari pertimbangan- pertimbangan subjektif. Oleh karena itu metode ilmiah ini harus bersifat
bebas dari prasangka-prasangka atau dugaan-dugaan.

c. Menggunakan Prinsip Analisis

Fakta atau data yang diperoleh melalui penggunaan metode ilmiah tidak hanya apa adanya. Fakta
serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya atau alasan-alasannya dengan
menggunakan prinsip analisis.

d. Menggunakan Hipotesis

Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk memandu jalan pikiran ke arah tujuan
yang ingin dicapai. Dengan hipotesis peneliti akan dipandu jalan pikirannya ke arah mana hasil
penelitiannya akan dianalisis.

e. Menggunakan Ukuran Objektif

Pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data harus menggunakan ukuran-ukuran yang objektif.
Ukuran tidak boleh dinyatakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subjektif (pribadi)..

2. Langkah-langkah Metode Ilmiah

Langkah umum metode ilmiah menurut Almack tersebut di atas dapat disederhanakan sebagai
berikut:

a. Memilih dan/atau Mengidentifikasi Masalah

Memilih masalah penelitian memang tidak mudah, oleh sebab itu diperlukan pemikiran-pemikiran
yang cermat. Untuk mempermudah pemilihan masalah, kita harus banyak membaca buku, baik yang
mencakup teori maupun hasil-hasil penelitian lain. Pengalaman- pengalaman lapangan pun sangat
membantu dalam pemilihan masalah penelitian

b. Menetapkan Tujuan Penelitian

Setelah masalah dipilih (ditetapkan), selanjutnya tujuan penelitian dirumuskan. Tujuan penelitian
pada hakikatnya adalah sub pernyataan tentang informasi (data) apa yang akan digali melal
penelitian tersebut,
c. Studi Literatur

Untuk memperoleh dukungan teoretis terhadap masalah penelitian yang dipilih, maka peneliti perlu
banyak membaca buku literatur, baik berupa buku teks (teori) maupun hasil penelitian orang lain,
majalah, jurnal, dan sebagainya. Dari studi literatur atau sering juga orang menyebut tinjauan
teoretis, akan mempermudah dalam merumuskan kerangka konsep penelitian.

d. Merumuskan Kerangka Konsep Penelitian

Agar memperoleh gambaran secara jelas ke arah mana penelitian itu berjalan, atau data apa yang
dikumpulkan, perlu dirumuskan kerangka konsep penehtian. Kerangka konsep penelitian pada
hakikatnya adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan
diukur (diteliti).

e. Merumuskan Hipotesis

Agar analisis penelitian itu terarah, maka perlu dirumuskan hipotesis rerlebih dahulu. Hipotesis pada
hakikatnya adalah dugaan sementara terhadap terjadinya hubungan variabel yang akan diteliti.

f. Merumuskan Metode Penelitian

Dalam merumuskan metode penehtian ini mencakup jenis dan metode penehtian yang akan
digunakan, populasi, dan sampel penehtian, cara (metode) dan alat ukur (pengumpul data), serta
rencana pengolahan dan analisis data.

g. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan berdasarkan cara dan alat pengumpul data seperti diuraikan dalam
buku ini juga.

h. Mengolah dan Menganalisis Data Setelah data terkumpul maka tahap selanjutnya adalah
mengolah dan menganalisis data. Pengolahan dan analisis data dapat dilaksanakan secara
manual atau dengan bantuan komputer,
i. Membuat Laporan

Laporan penehtian pada dasarnya adalah penyajian data. Artinya dalam laporan hasil
penelitian akan disajikan data hasil penelitian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai