Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Ilmiah, Prinsip dan Etika Penelitian
2.1.1 Pengertian Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu
pengetahuan yang funsional terhadap masalah tertentu. Pendekatan ilmiah
wujudnya adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur
dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapat melalui metode ilmiah. 

2.1.2 Karakteristik Pendekatan Ilmiah


1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan
sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung
menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur
penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir
untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual
(khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-
hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan
atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil
penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain)
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada
penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali
oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila
dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar
bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi
langkah penting bagi seorang peneliti.
Pendekatan ilmiah memiliki perbedaan dengan pendekatan non
ilmiah. Beberapa perbeaan tersebut diantaranya:
a. Perumusan masalah yang jelas dan spesifik.
b. Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara
empiris.
c. Jawaban permasalahan didasarkan pada data dan fakta.
d. Proses pengumpulan data dan analisis data, serta pengambilan
keputusan berdasarkan logika yang benar
e. Kesimpulan yang di dapat siap atau terbka untuk diuji oleh orang
lain
2.1.3 Tahapan Penelitian
Sesuai dengan ciri-ciri dari penelitian yaitu analitis, bahwa penelitian
yang dilakukan harus dapat dibuktikan dan diuraikan dengan
menggunakan metode ilmiah dan harus ada sebab akibat antara variabel-
variabelnya. Untuk melaksanakan penelitian diperlukan beberapa tahap
yang harus dilakukan. Terdapat tiga garis besar tahap-tahap penelitian,
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan penelitian dan tahap pelaporan
penelitian. Kegiatan penelitian merupakan suatu proses yangg digunakan
untuk memperoleh atau mendapatkan suatu pengetahuan atau
memecahkan permasalahan yang di hadapi yang dilakukan secara
sistematis, dan logis. Tahap-tahap penelitian ini pada umumnya dilakukan
untuk semua jenis penelitian apapun, karena secara garis besar tahapan-
tahapan ini memiliki kesamaan unsur, walaupun terdapat beberapa
perbedaan seperti terjadi pemodofikasian dalam pelaksanaannya oleh
peneliti sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi tanpa
mengabaikan prinsip-prinsip umum yang digunakan dalam proses
penelitian.

Berikut ini merupakan tahapan – tahapan dalam penelitian.

1. Tahapan Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus melaksanakan
beberapa persiapan yang terdiri dari:
a. Tema/Topik Penelitian
Untuk memilih tema atau topik penelitian, seorang peneliti haus
memiliki kepekaan terhadap kehidupan yang dihadapi. Seorang
peneliti dapat memilih tema dari berbagai sumber seperti:
1) Fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan
2) Kajian kepustakaan
3) Informasi yang diberikan oleh pihak lain.
b. Mengidentifikasi Masalah
Pada tahap ini, seorang peneliti harus terlebih dahulu mencari apa
masalah yang akan di teliti.
c. Merumuskan Masalah
Dalam tahapan ini, peneliti membuat rumusan masalah dari
penemuan masalah yang ada berdasarkan masalah-masalah yang
akan diteliti. Buatlah secara operasional dan membuat batasan-
batasan masalahnya terutama dalam menentukan ruang lingkup
masalah yang diteliti
d. Mengadakan studi Pendahuluan
Tahapan ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti, dengan begitu maka akan
diketahui keadaan atau kedudukan masalah yang akan diteliti. Hasil
yang didapat dari studi pendahuluan berguna untuk menyusun
kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis
yang akan di uji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian
lapangan. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan melakukan
studi dokumenter, kepustakaan dan studi lapangan.
e. Merumuskan Hipotesis
Hipotesa merupakan dugaan sementara yang akan dibuktikan
kebenarannya dari masalah yang sedang di teliti.
f. Menentukan Sampel Penelitian
Dalam tahapan ini merupakan untuk menentukan obyek yang akan
diteliti. Keseluruhan obyek yang diteliti disebut sebagai populasi
penelitian.
g. Menyusun Rencana Penelitian
Tahap ini merupakan pedoman selama melaksanakan penelitian
sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal-hal
yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian yang
memuat hal-hal berikut :
1) Masalah yang diteliti dan alasan mengapa melakukan penelitian
2) Bentuk atau jenis data yang dibutuhkan
3) Tujuan dilakukannya penelitian
4) Manfaat atau kegunaan penelitian
5) Dimana dilakukannya penelitian
6) Jangka waktu pelaksanaan penelitian
7) Organisasi kegiatan dan pembiayaan
8) Hipotesis yang di ajukan
9) Teknik pengumpulan dan pengolahan data
10) Sistematis laporan yang di rencanakan
11) Merumuskan alat penelitian
2. Tahapan Pelaksanaan
Setelah melakukan tahap persiapan, seorang peneliti selanjutnya
melakukan tahap pelaksanaan kegiatan penelitian yang meliputi,
pengumpulan data dan menganalisis data.
a. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data didasarkan pada pedoman yang sudah
dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Data yang dikumpulkan
melalui kegiatan penelitian dan dijadikan sebagai dasar untuk
menguji hipotesis yang diajukan.
b. Analisis Data
Tahapan ini dilakukan setelah data terkumpul semua kemudian
dilakukan analisis dan hipotesis yang diajukan dan diuji
kebenarannya melalui analisis tersebut. Jika jenis data yang
dikumpulkan itu berupa data kualitatif, maka pengolahan datanya
dilakukan dengan cara menarik kesimpulan deduktif-induktif, namun
jika data yang dikumpulkan berupa jenis data kuantitatif atau
berbentuk angka-angka, maka analisis yang digunakan menggunakan
analisis kuantitatif atau statistika sebelum menarik kesimpulan
secara kualitatif.
3. Tahapan Penulisan Laporan
WAWPenulisan pelaporan merupakan tahap akhir dari rangkaian
proses penelitian. Tahapan ini yaitu membuat laporan mengenai hasil
penelitian secara tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar
peneliti dapat mengkomunikasikan hasil penelitiannya kepada para
pembaca atau penyandang dana. Untuk kepentingan publikasi, maka
penelitian harus dilaporkan kepada orang-orang yang berkepentingan.
Bentuk dan sistematik laporan penelitian dapat berupa artikel ilmiah,
laopran, skripsi, thesis atau disertasi. Tahap laporan penelitian ini
merupakan tahap akhir dalam sebuah proses penelitian.

2.1.4 Pengertian Etika


Aristoteles membahas ”etika” sebagai ilmu pengetahuan praktis,
berbeda dengan fisika dan metafisika sebagai ilmu pengetahuan teoretis
juga etika itu berbeda dengan seni dan teknik sebagai ilmu pengetahuan
produktif. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, etika mempelajari perilaku
manusia dengan tujuan mengarahkan perilaku yang baik yang diterima
oleh masyarakat berdasarkan paham publik mengenai apa yang secara
rasional dan umum dibenarkan. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, etika
memberi pedoman bagi perilaku bahwa yang baik secara publik harus
dilakukan dan apa yang secara publik dipahami jahat dilarang. Perintah
dan larangan etis dengan demikian memandu pencapaian tujuan dari
semua jenis aktivitas manusia, kebaikan.
2.1.5 Prinsip – Prinsip Dasar Etika Penelitian
Kewajiban moral dan pemahaman metodologis bagi seorang peneliti
dimaksudkan untuk memastikan bahwa seorang peneliti menjunjung tinggi
rasionalitas publik mengenai apa yang harus dan boleh dilakukan dalam
penelitian:
a. Prinsip menghormati martabat manusia dan hak masyarakat yakni
perlakuan terhadap manusia sebagai individu (unik, identik dengan
dirinya sendiri, tidak ada rangkapnya) dan pribadi (yang memiliki
nilai-nilai kultural dalam memahami dan mengarahkan tujuan
hidupnya sendiri). Pengakuan terhadap otonomi subjek penelitian ini
mengharuskan peneliti menghormati hak-hak privacy dan
konfidensialitas subjek terkait latar belakang budaya, status ekonomi,
usia, gender, orientasi seksual,dll., sehingga menghindari
kemungkinkan tindakan yang merugikan subjek penelitian.
b. Prinsip berbuat baik (beneficence) yang mewajibkan peneliti secara
maksimal mengusahakan kebaikan terbesar bagi subjek penelitian dan
meminimalkan sebisa mungkin akibat yang merugikan subjek
penelitian. Prinsip ini menyatakan perilaku aktif peneliti
mengupayakan kebaikan bagi subjek penelitian bukan sebuah sikap
yang pasif.
c. Prinsip keadilan (fairness) yakni perlakuan yang adil dari peneliti
terhadap semua pihak menurut keterlibatannya dalam penelitian.
Beban dan manfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian dibagi
menurut prinsip keadilan dalam arti fairness.
d. Prinsip integritas keilmuan yang mewajibkan peneliti untuk
menjunjung tinggi objektivitas dan kebenaran yang megharuskan
peneliti untuk selalu bersikap cermat, jujur, teliti, dan terbuka dalam
proses penelitian sehingga menghindarkannya dari bersikap gegabah
yang berakibat pelanggaran hak kekayaan intektual dan hukum.
e. Prinsip kepercayaan dan tanggungjawab yang mewajibkan peneliti
membangun, mendorong, dan menjaga hubungan saling percaya
antara peneliti dengan semua pihak yang terlibat. Kepekaan terhadap
hubungan saling percaya ini menjadi penting untuk mendaptakan
dukungan masyarakat yang mempercayai kredibilitas dan
profesionalitas peneliti.
2.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian
2.2.1 Identifikasi Masalah
Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti
melakukan tahap pertama dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan
masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting
dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh
perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti
akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.
2.2.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal utama yang ditentukan pada saat
pertama kali akan dilakukan riset. Suriasumantri (2003: 312) menyebutkan
bahwa rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara
tersurat pernyataan-peryataan apa saja yang ingin kita cari jawabannya.
Dapat dinyatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan
spesifik mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
Rumusan masalah diperoleh dari identifikasi masalah yang sudah
diajukan. Jika identifikasi masalah masih sangat luas cakupannya, maka
rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang sudah dibatasi untuk
diteliti lebih lanjut oleh peneliti.
Dalam rumusan masalah yang dibuat, sudah tergambar dengan jelas
desain penelitian yang akan dilakukan, apakah menggunakan desain
kualitatif, kuantitatif (korelasional, komparasi, dan deskriptif), dan
seterusnya.
Bentuk – bentuk Rumusan Masalah penelitian:
a. Rumusan masalah Deskriptif : rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri)
b. Rumusan Masalah Komparatif: rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif: suatu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menannyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
1) Hubungan Simetris : suatu hubungan antara dua variabel atau lebih
yang kebetulan munculnya bersama.
2) Hubungan Kausal : hubungan yang bersifat sebab akibat. Variabel
independent (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependent
(variabel yang di pengaruhi).
3) Hubungan interaktif/reciprocal/timbal balik: hubungan yang saling
mempengaruhi.
Langkah – langkah perumusan masalah.
a. Langkah 1: Tentukan fokus penelitian
b. Langkah 2: Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan
focus tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus.
c. Langkah 3: Dari antara faktor – faktor yang terkait adakan pengkajian
mana yang sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana
yang dipilih.
d. Langkah 4: kaitkan secara logis faktor – faktor subfokus yang dipilih
dengan focus penelitian.
Rumusan masalah yang baik.
a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti
masalah tersebut.
b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap
masyarakat.
c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah
tersebut.
e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat,
ideologi, dan kepercayaan agama.
2.3 Landasan Teori, Kerangka Berpikir, Variabel Penelitian dan Hipotesis
2.3.1 Landasan Teori
DAFTAR PUSTAKA
Sudarto. 1996.  Metodologi Penelitian Filsafat.  Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Salam, Burhanudin. 2008.  Pengantar Filsafat.  Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Suriasumantri, Jujun S.  2007.  Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer.  Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Salam, Burhanudin. 2003.  Logika Materiil Filsafat Ilmu
Pengetahuan.  Jakarta: PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai