Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR JAWAB No.

Absen: -
Ujian Tengah Semester Genap
Tahun Akademik :2019-2020
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Industri
Nama : Zatmiko Setiawan Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian
Nim : 20170201064
Kelas/Ruang : - Take Home Test Dosen : Dr. Ir. Nofi Erni, MM
Hari/Tanggal : Selasa/21, April 2020
Tanda Tangan Mahasiswa Nilai

1.) A. Definisi penelitian


Pengertian penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara aktif,
tekun, dan sistematis, dimana tujuannya untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi
fakta-fakta.
Pendapat lain mengatakan bahwa definisi penelitian adalah suatu proses investigasi secara
sistematis dengan cara mempelajari berbagai bahan dan sumber untuk membangun fakta-fakta dan
mencapai kesimpulan baru. Tujuan dari penelitian adalah untuk menemukan atau mendapatkan
suatu data untuk keperluan dan tujuan tertentu.

B. Penelitian ilmiah
Secara sederhana, pengertian metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan oleh para
peneliti dalam menjawab masalah yang ada. Dalam buku Schaum outline dijelaskan bahwa
pengertian metode ilmiah atau metode saintifik adalah langkah langkah kerja rutin dari saintis
saintis aktif seiring dibimbingnya mereka oleh keingintahuan untuk mempelajari keteraturan dan
hubungan di antara fenomena fenomena yang mereka pelajari.
Pengertian metode ilmiah menurut sumber luar bahwa metode ilmiah adalah proses dimana
para ilmuwan, secara kolektif dan dari waktu ke waktu, berusaha untuk membangun sebuah
representasi dunia atau jawaban dari fenomena fenomena yang ada secara akurat (dapat
diandalkan, konsisten dan sangat obyektif). The scientific method is the process by which
scientists, collectively and over time, endeavor to construct an accurate (that is, reliable, consistent
and non-arbitrary) representation of the world.

C. i. Ciri-ciri penelitian yang ilmiah, yaitu:


1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.

ii. Umumnya ada empat ciri penelitian ilmiah, yaitu :


1. Sistematik
Sistematik berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan
pola dan kaidah yang benar. Pelaksanaannya dimulai dengan menemukan masalah penelitian,
merumuskannya, dilanjutkan dengan langkah-langkah lain yang lebih kompleks dan diakhiri
dengan penyusunan laporan penelitian. Masing-masing langkah tersebut harus pula dilaksanakan
menurut pola tertentu, agar diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Logik
Suatu penelitian ilmiah harus logik, yaitu dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik.
Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau hukum yang menjadi kaidah
bekerjanya akal yaitu logik. Prosedur penalaran yang dipakai adalah prosedur induktif (cara
berpikir untuk menarik kesimpulan secara umum dari berbagai kasus individual) dan deduktif
(cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang umum). Akhir-
akhir ini sudah dikombinasikan kedua jenis prosedur penalaran tersebut menjadi prosedur
penalaran yang dinamakan deducto hypothetico verivicatif.

3. Empirik
Empirisme merupakan paham yang mendasari sekaligus menjadi karakteristik suatu penelitian
ilmiah yang menekankan unsur aposteriori atau unsur yang berasal dari kesan indrawi. Suatu
penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan dan diangkat sebagai
bahan penelitian. Tiga landasan yang mendasari karakteristik empirik itu sebagai berikut.
a. Hal-hal empirik selalu mempunyai persamaan dan perbedaan. Hal ini yang mendasari adanya
penggolongan atau klasifikasi serta adanya perbandingan satu sama lain.
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Setiap gejala empirik tidak dapat timbul secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya.

4. Replikatif
Suatu penelitian yang pernah dilaksanakan harus dapat diuji kembali oleh peneliti lain dan harus
memberikan hasil yang sama apabila dengan metode, kriteria dan kondisi yang sama. Oleh karena
itu, penyusunan definisi operasional variabel penelitian merupakan langkah yang penting agar
peneliti lain yang ingin mengulangi penelitian tersebut dapat mengetahui dengan pasti metode,
kriteria, maupun kondisi yang dimaksud peneliti pertama.
2.) Penalaran Deduktif dan Induktif

A. Penalaran Deduktif adalah penalaran dari yang umum ke yang detail/khusus. Artinya,
penalaran ini berdasarkan pada pengetahuan sebelumnya yang bersifat umum serta menyimpulkan
pengetahuan baru yang bersifat khusus. Penalaran deduktif ini bersifat silogisme, yang merupakan
suatu argumen yang terdiri dari premis-premis(proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan) dan
kesimpulan(konklusi).

• Ciri penalaran deduktif, yaitu:

* Analitis, yaitu Kesimpulan yang ditarik hanya dengan menganalisa proposisi atau
premis yang sudah ada.

* Tautologis, yaitu kesimpulan yang ditarik sesungguhnya secara tersirat sudah


terkandung dalam premis-premisnya.

* A priori, yaitu kesimpulan yang ditarik tanpa pengamatan inderawi atau observasi
empiris.

* Argumen deduktif selalu dapat dinilai sahih atau tidaknya.

B. Berbeda dengan penalaran deduktif, penalaran induktif alur pikirnya dimulai dari hal
yang spesifik (khusus) ke arah yang lebih umum. Dari yang khusus menghasilkan teori baru secara
umum. Kesimpulan yang ditarik bersifat induktif, meskipun premis yang dipakainya adalah benar
dan penalaran induktifnya adalah sah, namun kesimpulan nya bisa saja salah. Selain itu, penalaran
induktif tidak memberikan kepastian namun sekadar tingkat peluang bahwa premis-premis tertentu
dapat ditarik. Bahaya atau kekurangan menggunakan logika induktif yaitu terlalu cepat menarik
kesimpulan yang berlaku umum, sementara jumlah kasus yang digunakan dalam premis yang
memadai dan premis yang digunakan kurang memenuhi kaedah ke-ilmiahan.

• Ciri-ciri penalaran induktif :

*Sintesis, yaitu kesimpulan ditarik dengan cara mensintesakan kasus-kasus yang


digunakan dalam premis-premis.

* General, yaitu kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih
banyak.

* A posteriori : kasus-kasus yang dijadikan landasan argumen merupakan hasil


pengamatan inderawi.
* Kesimpulan tidak mungkin mengandung nilai kepastian mutlak (ada aspek
probabilitas).

3.) . Tiga tahap utama penelitian yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap penulisan
laporan. Masing-masing tahapan memiliki kegiatan-kegiatan yang berbeda.

1. Tahap Perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan diantaranya ialah:

i. Mengidentifikasi masalah/Mencari permasalahan: Tahap ini, peneliti harus terlebih


dahulu mencari apa masalah yang hendak diteliti.

ii. Merumuskan masalah: Dimana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari penemuan
masalah yang kemudian peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-masalah yang
akan diteliti. Buatlah secara operasional dan membuat batasan-batasan masalahnya terutama dalam
menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti.

iii. Mengadakan studi pendahuluan: Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi-informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat
dapat diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun praktis.
Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna untuk menyusun kerangka
teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui
pelaksanaan penelitian lapangan. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan
studi dokumenter, kepustakaan dan studi lapangan.

iv. Merumuskan hipotesis: Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian di lapangan.

v. Menentukan sampel penelitian: Pada tahap ini, ditentukan obyek yang akan diteliti.
Keseluruhan obyek yang akan diteliti disebut populasi penelitian. Bila dalam penelitian hanya
menggunakan sebagian saja dari populasi, maka dalam hal ini cukup menggunakan sampel.

vi. Menyusun rencana penelitian: Tahap ini merupakan pedoman selama melaksanakan
penelitian. Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan pelaksanaan penelitian, dan memuat hal-hal sebagai berikut:

• Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian;


• Bentuk atau jenis data yang dibutuhkan;
• Tujuan dilakukannya penelitian;
• Manfaat atau kegunaan penelitian;
• Dimana dilakukannya penelitian;
• Jangka waktu pelaksanaan penelitian;
• Organisasi kegiatan dan pembiayaan;
• Hipotesis yang diajukan;
• Teknik pengumpulan data dan pengolahan data;
• Sistematik laopran yang direncanakan;
• Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Dalam tahap ini, ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan dengan baik. Diantara kegiatan
dalam pelaksanaan penelitian diantaranya:

• Pengumpulan Data
Kegiatan ini harus didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan
penelitian. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penelitian dijadikan dasar dalam menguji
hipotesis yang diajukan.

• Analisis Data
Pengolahan data atau analisis ini dilakukan setelah data terkumpul semua yang kemudian
dianalisis, dan dihipotesis yang diajukan diuji kebenarannya melalui analisis tersebut. Jika jenis
data yang dikumpulkan itu berupa data kualitatif, maka pengolahan datanya dilakukan dengan
cara menarik kesimpulan deduktif-induktif, namun jika data yang dikumpulkan berupa jenis data
kuantitatif atau berbentuk angka-angka, maka analisis yang digunakan menggunakan analisis
kuantitatif atau statistika sebelum menarik kesimpulan secara kualitatif.

3. Laporan Penelitian
Untuk kepentingan publikasi, maka penelitian harus dilaporkan kepada orang-orang yang
berkepentingan. Bentuk dan sistematik laporan penelitian dapat berupa artikel ilmiah, laopran,
skripsi, thesis atau disertasi. Tahap laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dalam sebuah
proses penelitian.
4.) Diagram alir metode ilmiah dalam penelitian disertai dengan penjelasannya:

Proporsi

Kosep Konsep

Hipotesis

Variabel Variabel

Hipotesis Statistik

Definisi Oprasional Definisi Oprasional

1. Konsep : definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak; kejadian,


kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian. Melalui konsep, diharapkan akan dapat
menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang
berkaitan satu dengan lainnya.

2. Proposisi : hubungan yang logis antara 2 konsep yang bisa disajikan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Misalnya proposisi Harris dan Todaro (Singarimbun, 1989) yang banyak
digunakan dalam studi mobilitas penduduk berbunyi "proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh
perbedaan upah".

3. Teori : serangkaian asumsi, konsep, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep.

4. Variabel : hasil dari operasionalisasi konsep agar mempunyai variasi nilai sehingga
konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris. Misalnya, konsep penduduk dapat
dirumuskan dalam variabel-variabel jenis kelamin, suku bangsa, umur.

5. Hipotesis : pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih secara eksplisit
ataupun implisit yang siap diuji secara empiris (akan dijelaskan lebih detail pada modul
selanjutnya).

6. Definisi operasional: semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu


variabel. Misalnya, tingkat kecerdasan seseorang ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dari tes
kecerdasan, atau fertilitas seorang wanita adalah jumlah kelahiran hidup selama masa
reproduksinya.
Gambar Diagram alir metode ilmiah dalam penelitian

1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah


Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan.
Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan serta jelas. Sampai ke mana
luas masalah yang akan dipecahkan.
2. Mengadakan studi kepustakaan
Langkah kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya
yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. mencari bahan di perpustakaan
merupakan hal yang tak dapat dihindari oleh seorang peneliti.
3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut pautnya
dengan masalah yang ingin dipecahkan, maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-
hipotesa untuk penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubungan
sangkut paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan
tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan cara-cara
untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang, seperti ilmu
ekonomi misalnya, pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework)
yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan
antarfenomena yang secara implisit terdapat dalam hipotesa, untuk diuji dengan teknik statistik
yang tersedia.
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut
bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta
yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan.
Teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang dipilih serta metode
yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan metode percobaan, maka data diperoleh
dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Penelitian yang menggunakan metode
sejarah ataupun survei normatif, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questionair.
6. Menyusun, menganalisa, dan memberikan interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa. Sebelum
analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan
data dapat dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah
data dianalisa, maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan,
dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus
berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima, ataukah hipotesa tersebut
ditolak. Apakah hubungan-hubungan antarfenomena yang diperoleh akan berlaku secara umum
ataukah hanya berlaku pada kondisi khususnya saja.
8. Membuat laporan ilmiah
Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-
hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri
pula.

5.) Jenis-Jenis Penelitian:

1. Menurut Penggunaannya
Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni
LIPI memberi definisi penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu
tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian tidak segera dipakai, namun untuk
waktu jangka panjang akan segera dipakai.
Gay (dalam Sugiyono, 2009; 9) menyatakan bahwa penelitian dasar bertujuan untuk
mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Senada
dengan pendapat tersebut, Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009; 9) berpendapat
bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

b. Penelitian Terapan
Batasan yang diberikan LIPI bahwa setiap penelitian terapan adalah
setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan
praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya
penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk
melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator. Senada dengan pendapat tersebut,
Gay (dalam Sugiyono, 2009; 9) berpendapat bahwa penelitian terapan adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009;9)
menyatakan bahwa penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
kehidupan praktis. Sehingga, hubungan penelitian murni dan penelitian terapan sangat erat, karena
penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu, setelah ilmu
tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian
terapan.

2. Menurut Metodenya
Jenis penelitian dilihat pula dari segi metodenya sebagai berikut:
a. Penelitian Historis
Penelitian historis atau penelitian sejarah adalah kegiatan penelitian yang difokuskan
untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan keadaan yang telah lalu. Tujuan penelitian
historis adalah untuk merumuskan kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau
perkembangan dari kejadian yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadian
sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Contohnya penelitian untuk mengetahui
bagaimana perkembangan peradaban masyarakat tertentu, penelitian tentang mengapa suatu
produk dimasa lalu menjadi andalan.
b. Penelitian Survey
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Senada dengan pendapat
tersebut, prasetyo (2005;49) berpendapat bahwa penelitian survey umumnya dilakukan untuk
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Jika sampel yang diambil
adalah representatif maka generalisasinya kuat. Contoh penelitian tentang kecenderungan
masyarakat dalam memilih pemimpinnya, penelitian pengaruh anggaran pendidikan terhadap
kualitas SDM di negeri ini, penelitian tentang kecenderungan konsumem dalam memilih suatu
jenis produk.
c. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang guna mengetahui faktor-faktor penyebab
timbulnya kejadian. Penelitian ini menggunakan logika jika x maka y. Namun demikian dalam
penelitian tidak dilakukan manipulasi variabel. Contohnya penelitian untuk mengungkapkan sebab
terjadinya kerusuhan disuatu daerah, penelitian tentang sebab terjadinya banyak siswa yang tidak
lulus ujian, penelitian tentang sebab banyaknya produk yang tidak terjual.
d. Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Ada empat bentuk
eksperimen yaitu pre experimenta: true experimental, factorial, dan quasi experimental.
Contoh penelitian mengenai pengaruh penggunaan metode mengajar A terhadap hasil belajar
siswa, penelitian tentang pengaruh metode promosi terhadap jumlah penjualan, dan lain-lain.
e. Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian evaluasi adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau
mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.
Jadi penelitian evaluasi adalah penelitian yang dilakukan untuk pengambilan keputusan.
Contoh penelitian tentang efektivitas pelaksanaan KBK di sekolah X, penelitian tentang kebijakan
link and match, dan lain-lain.
f. Penelitian Pengembangan (research development)
Penelitian pengembangan adalah merupakan penelitian untuk mengembangkan produk
sehingga produk tersebut menjadi lebih baik. Tujuan penelitian pengembangan bukan untuk
memformulasi atau menguji hipotesis, melainkan untuk mendapatkan produk baru atau proses
baru. Contoh penelitian tentang kemungkinan mengembangkan produk A menjadi produk A plus.
g. Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan misalnya guru, siswa atau kepala sekolah, dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan). Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan masalah melalui aplikasi metode
ilmiah, bukan untuk memberi kontribusi pada ilmu pengetahuan. Contoh penelitian tentang
mencari mengajar yang paling tepat untuk siswa kelas II SMA, penelitian tentang prosedur dan
metode kerja dalam pelayanan masyarakat.
h. Penelitian Naturalistik
Penelitian Naturalistik adalah penelitian yang digunakan untuk kondisi obyektif alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna, bukan
generalisasi. Contoh penelitian tentang makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu,
penelitian untuk menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi, dan lain-lain.
i. Penelitian Kebijakan
Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang dilakukan untuk kepentingan pengambilan
kebijakan. Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah bagi organisasi atau para pengambil
keputusan. Penelitian ini dilakukan terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar sehingga
temuannya dapat direkomendasikan kepada pengambil keputusan. Contoh penelitian untuk
membuat undang-undang atau peraturan, penelitian untuk mengembangkan struktur organisasi,
dan lain-lain.

3. Menurut jenis data dan analisisnya


Menurut jenis data dan analisisnya, penelitian dibedakan menjadi:
a. Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang datanya adalah data kualitatif sehingga
analisisnya juga analisis kualitatif (deskriptif). senada dengan pendapat tersebut sukmadinata
(2009;18) berpendapat bahwa data kualitatif adalah data dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar.
Data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif dengan jalan diskoring. Contoh data kualitatif
adalah manis, pahit, rusak, gagal, baik sekali, baik, kurang baik, tidak baik, atau sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju, selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak
pernah.
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya merupakan data kuantitatif sehingga
analisis datanya menggunakan analisis kuantitatif (inferensi). Data kuantitatif adalah dalam bentuk
angka, atau data kualitatif yang diangkakan seperti: 1, 2, 3, 4, … dst, atau skor 5 = selalu, skor 4
= sering, skor 3 = kadang-kadang, skor 2 = jarang, dan skor 1 = tidak pernah. Data kuantitatif
dibedakan menjadi data diskrit atau nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data dalam
bentuk kategori atau diskrit.
c. Penelitian Gabungan Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian gabungan kualitatif dan kuantitatif adalah penelitian yang datanya terdiri dari
data kualitatif dan data kuantitatif sehingga analisis datanya pun menggunakan analisis data
kualitatif dan analisis data kuantitatif.

4. Menurut tingkat ekplanasi (penjelasannya)


Menurut tingkat ekplanasi (penjelasannya) penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengumpulkan data untuk menguji hipotesis
atau menjawab pertanyaan penelitian mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Penelitian
deskriptif berusaha untuk memperoleh deskriptif lengkap dan akurat dari suatu situasi. Kelemahan
utama penelitian deskriptif adalah kurangnya tanggapan subyek penelitian. Contoh: Penelitian
disiplin kerja pegawai negeri setelah otonomi daerah, penelitian profit guru yang profesional,
penelitian, kesiapan sekolah melaksanakan manajemen berbasis sekolah, kesiapan sekolah
melaksanakan KBK, dan lain-lain.
b. Penelitian Korelasional (Hubungan)
Penelitian korelasional (hubungan) adalah penelitian yang bertujuan untuk
menemukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa besar
korelasi dan yang ada diantara variabel yang diteliti. Penelitian korelasional tidak menjawab sebab
akibat, tetapi hanya menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Contoh:
penelitian tentang pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai, penelitian tentang
hubungan antara tingkat pendidikan dan kerukunan masyarakat didaerah tertentu, penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi merebaknya KKN di instansi tertentu, dan lain-lain.
c. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh:
penelitian tentang adakah perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan lulusan SMU,
penelitian tentang adakah perbedaan hasil belajar antara strategi belajar A dengan strategi belajar
B, penelitian tentang tingkat kesiapan sekolah negeri dan sekolah swasta dalam melaksanakan
manajemen berbasis sekolah.

5. Menurut Tingkat Kedalaman Analisis Data Penelitian


Berdasarkan tingkat kedalaman analisis data penelitian, dapat dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian yang analisis datanya hanya sampai pada deskripsi variabel satu demi satu.
Deskripsi berarti pemberian secara sistematik dan faktual tentang sifat-sifat tertentu populasi
tertentu (Hadeli, 2006;11).
b. Penelitian Eksplanatori
Penelitian yang analisis datanya sampai pada menentukan hubungan variabel dengan
variabel lainnya.

6. Menurut Sifat Permasalahannya


Margono (2009;6) menyatakan bahwa tugas penelitian yaitu untuk memberikan,
menerangkan dan meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka
penelitian dapat digolongkan pula dari sudut pandang ini. Berdasarkan penggolongan dapat dipilih
rencana penelitian yang sesuai. Ada 8 jenis penelitian itu, yakni:
a. Penelitian Historis
Penelitian ditunjukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif
memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar
dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan dengan metode ini pasti rendah. Data yang
dikumpulkan biasanya berupa hasil pengamatan orang, seperti surat-surat, arsip dan dokumen-
dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini bila ditunjukan kepada kehidupan pribadi seseorang
maka penelitian disebut penelitian biografi. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain.
2)Data yang baik adalah data yang otentik, tepat dan dari sumber-sumber penting.
3) Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif dan tuntas.
4)Data yang dikumpulkan dari sumber primer, yaitu langsung melakukan observasi atas peristiwa-
peristiwa yang dilaporkan.
5)Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.
b. Penelitian Deskripsi
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat serta fakta-fakta
aktual dan sifat populasi tertentu. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi sekarang.
2) Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis.
c. Penelitian Perkembangan
Penelitian ini menyelidiki pola dan proses pertumbuhan dan perubahan sesuai dengan
fungsi waktu. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan tertentu dan perkembangannya selama jangka
waktu tertentu.
2) Penelitian ini biasanya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.
d. Penelitian Kasus atau Penelitian Lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci
mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan. Kekhususan penelitian ini
adalah:
1) Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara mendalam, sehingga hasilnya
merupakan suatu gambaran lengkap atas kasus pada unit itu.
2) Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas, dari ubahan-
ubahan yang lebih besar jumlahnya, yang berpusat pada aspek yang menjadi kasus.
e. Penelitian Korelasional
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih. Misalnya, apakah
ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka. Kekhususan
penelitian ini adalah:
1) Gejala-gejala yang diteliti pelik, tidak dapat dikontrol sehingga tidak dapat dieksperimenkan.
2) Ubahan-ubahan yang akan diukur ada hubungannya serentak muncul dalam kenyataan.
3) Korelasi yang akan diukur adalah tingkat tinggi rendahnya hubungan bukan ada tidaknya
hubungan.
f. Penelitian Hubungan Sebab-Akibat
Penelitian untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara faktor tertentu yang mungkin
menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya: sikap santun siswa dalam kegiatan belajar,
mungkin dikarenakan banyaknya lulusan tertentu yang tidak mendapakkan lapangan kerja.
Kekhususan penelitian ini adalah:
1)Penelitian bersifat ex post fakto.
2)Suatu gejala yang diamati diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor pada masa
lampau.
g. Penelitian Eksperimen
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok
eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan tertentu dengan kondisi-
kondisi yang dapat dikontrol. Kekhususan penelitian ini adalah
1) Di dalam eksperimen terdapat kelompok yang dikenal perlakuan eksperimental dan kelompok
yang dikenal perlakuan pembanding.
2) Menggunkan sedikitnya dua kelompok eksperimen.
3) Harus memperhatikan benar-benar perbedaan pengaruh yang diakibatkan oleh perlakuan
eksperimental dengan perlakuan pembanding.
4) Menggunakan agar pengaruh perlakuan eksperimen maksimal dan pengaruh ubahan penyangga
menjadi minimal.
h. Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi
kebutuhan dalam dunia kerja atau bidang praktis lain. Misalnya: penelitian keterampilan kerja
yang sesuai bagi siswa yang putus sekolah di suatu daerah. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Disiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dangan dunia kerja.
2) Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku.
3) Bersifat fleksibel.

7. Menurut Tempat Penelitian


Hasan (2004;5) menyatakan bahwa berdasarkan tempat penelitian, penelitian dibedakan
atas tiga yaitu sebagai berikut:
1) Penelitian lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden.
2) Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan leteratur
(kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.
3) Penelitian Laboratorium (Laboratory Research)
Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilaksanakan pada tempat tertentu (laboratorium)
dan biasanya bersifat eksperimen atau percobaan

8. Menurut Keilmiahannya
Hasan (2004;5-6) menyatakan bahwa berdasarkan keilmiahannya, penelitian dibedakan
atas dua yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya menggunakan kaidah-
kaidah ilmiah, artinya pokok pikiran yang dikemukakan disimpulkan melalui suatu prosedur yang
sistematis dengan mempergunakan pembuktian yang meyakinkan (ilmiah).
Penelitian ilmiah didasarkan atas logika, terorganisasi, dan teliti dalam identifikasi
masalah, pengumpulan data, analisis data dan penarikan kesimpulan yang valid. Kadar (tinggi-
rendahnya) mutu ilmiah suatu penelitian ilmiah dapat diukur dengan dua kriteria, yaitu:
a. Kemampuannya untuk memberikan pengertian tentang masalah yang diteliti sehingga jelas.
b. Kemampuannya untuk meramalkan, artinya sampai di mana kesimpulan yang sama dapat
dicapai, apabila data yang sama ditemukan di tempat waktu lain.
Ciri-ciri penelitian ilmiah, adalah sebagai berikut:
a. Purposiveness, memiliki fokus tujuan yang jelas.
b. Rigor, teliti dan memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik.
c. Testability, prosedur pengujian hipotesis jelas.
d. Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau kasus sejenis lainnya.
e. Objectivity, berdasarkan atas fakta dari data actual, bukan penilaian yang subjektif dan
emosional.
f. Generalizability, semakin luas ruang lingkup penggunaan hasil penelitian semakin berguna.
g. Precision, mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat.
h. Parsimony, kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
b. Penelitian Nonilmiah
Penelitian nonilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan metode
atau kaidah-kaidah yang ilmiah.

9. Menurut (Ilmu) Garapannya


Hasan (2004;6) menyatakan bahwa spesialisasi bidang (ilmu) garapannya, penelitian
dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang bisnis, seperti berikut:
a. Akunting, contohnya prosedur, praktik dan sistem anggaran, metode pembiayaan dan
sebagainya.
b. Keuangan, contohnya operasi lembaga keuangan, rasio-rasio keuangan, merger dan akuisisi
dan sebagainya.
c. Manejemen, contohnya sikap dan perilaku karyawan, manajemen SDM, dan sebagainya.
d. Pemasaran, contonya citra produk, periklanan, distribusi, dan sebagainya.
b. Penelitian Komunikasi
Penelitian komunikasi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang komunikasi,
seperti:
a. Komunikasi massa
b. Komunikasi bisnis
c. Kehumasan (PR)
d. Periklanan
c. Penelitian Hukum
Penelitian hukum adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang hukum, seperti:
a. Hukum perdata
b. Hukum pidana
c. Hukum tata Negara
d. Hukum internasional
d. Penelitian Pertanian
Penelitian pertanian adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang pertanian, seperti:
a. Agrobisnis
b. Budidaya tanaman
c. Hama tanaman
d. Agronomi
e. Penelitian Ekonomi
Penelitian ekonomi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi, seperti:
a. Ekonomi mikro
b. Ekonomi makro
c. Ekonomi pembangunan

6.) Konsep dan Variabel

A. Konsep adalah abtraksi dari fenomena yang dirumuskan berdasarkan ciri-ciri khusus
dari fenomena itu dari hasil observasi lapangan. konsep- konsep yang ada pada umunya telah di
beri nama tertentu. sehingga kalau nama itu di sebut orang akan mengerti apa maksudnya,
contohnya : bila di sebut murid, pendidik, sekolah, maka orang telah mengerti maksudnya.

B. Variabel adalah segala sesuatu yang menunjukkan Variasi (bukan hanya satu macam),
baik bentuk, besar, kualitas, nilai dan warnanya, dsb. contohnya : konsep murid maka akan ada
variasinya. yaitu murid kelas 1, kelas 2, dsb. oleh sebab itu istilah konsep dapat di gunakan untuk
menyebut variabel. kalau konsep adalah maknanya, kalau variabel adalah bahwa konsep itu terdiri
dari beberapa variasi. Variabel : kualitas dan ciri-ciri dari populasi contohnya: Misal, penelitian
tentang pengaruh jumlah anak dan tingkat kebahagiaan rumah tangga. Jumlah anak di sini adalah
variabel bebas. Sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kebahagiaan rumah tangga.

7.) Pengertian Sampel dan tujuan pengambilan sampel

A. Pengertian Sampel

Sampel : himpunan bagian (subset) dari unit populasi

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,
ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang
ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu,
maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang akan
diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili.

B. Tujuan Pengambilan Sampel

“Tujuan pengambilan sampel adalah: (1) mengurangi jumlah objek/orang yang diteliti,
jumlah tenaga yang terlibat, waktu yang diperlukan, dengan biaya yang harus dikeluarkan; (2)
membuat simpulan ringkasan dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya; dan (3) menonjolkan
sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan (Soegeng dalam Tahir, 2011:37).
Tujuan pengambilan sampel menurut Sugiarto dalam Martono ( 2010:75 )
1. Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi yang ada, hal tersebut dapat
terjadi jika anggota populasi sangat banyak.
2. Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.
3. Menghemat biaya, waktu dan tenaga yang digunakan
4. Mampu memberikan suatu informasi yang akurat, lebih menyeluruh dan mendalam
(komprehensif). (Martono 2011:75).
Tujuan sampel adalah menggunakan sebagian dari individu-individu yang ingin diselidiki
untuk memperoleh informasi tentang populasi ( Darmadi 2011:46 ).
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh data yang akurat dan ada kaitannya
dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian, mampu memberikan informasi yang terkait
dengan populasi yang ingin diteliti, dan informasi yang diperoleh akan menjadi bahan baku dalam
mengambil keputusan.
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh suatu informasi mengenai populasi
yang ingin diteliti, oleh karena itu penarikan sampel sangat dibutuhkan untuk penelitian.
Adapun keuntungan jika penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel antara lain:

a. Sampel jumlahnya lebih sedikit,

b. Jika populasi terlalu besar, khawatir akan ada yang terlewatkan,

c. Lebih efisien,

d. Penelitian populas bisa bersifat merusak,

e. Penelitian populasi bisa terjadi ketidak akuratan data, dan

f. Lebih memungkinkan. (Arikunto, 2006:133).

8.) Kriteria sampling yang representatif, yaitu:

Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang


karakteristiknyahampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi, yang berarti item item
yang dijadikansampel populasi serupa dengan item item yang tidak dijadikan sampel.
Adapun kriterianya sebagai berikut:

1. Tidak Bias
Suatu penduga dikatakan tidak bias apabila nilai yang diharapkan (E=expected value)
dari satistik adalah sama dengan nilai parameternya.
Contoh:
Rata2 sampel = 50, sedang rata2 populasi yang diestimasi ternyata nilainya = 50, maka dapat
dikatakan bahwa rata2 sampel merupakan penduga yang baik atau tidak bias karena nilai yang
diharapkan dari statistik sama dengan nilai parameternya.
Apabila nilai rata2 populasi ternyata 40, maka terjadi bias karena nilai yang diharapkan dari
statistik lebih besardari nilai parameternya, maka disebut over estimate,sebaliknya bila nilai
parameternya 60 disebut under estimate.
2. Efisien
Suatu penduga dikatakan efisien apabila penduga tersebut dapat
menghasilkan standart error yang terkecil dibanding dengan standart error dari penduga
yang lain. Jika kita mempunyai dua penduga yang berasal dari sampel yang sama dan dicoba
untuk memutuskan mana diantara keduanya yang lebih efisien sebagai penduga, maka dapat
diputuskan sbb:
Seandainya penduga yang digunakan adalah rata2 sampel dengan hasil perhitungan standard
errornya sebesar 1, 05, sedang median sampel dengan hasil perhitungan standard
errornya sebesar 1, 6. Maka dapat dikatakan bahwa rata2 sampel lebih efisien sebagai penduga,
karena mempunyai standard error yang lebih kecil dibanding median sampel. Artinya bahwa
standard error yang kecil (kurang bervariasi) akan mempunyai kesempatan menghasilkan hasil
pendugaan yang lebih dekat dengan nilai sebenarnya (lebih efisien) dari yang diduga (parameter
populasi).
3. Konsisten
Suatu penduga dikatakan konsisten apabila peluang untuk memperoleh perbedaan
antara statistik dengan parameter mendekati nol jika jumlah individu sampel
bertambah. Artinya jika sampelnya diperbesar maka suatu nilai statistik tertentu semakin
mendekati nilai parameter yang diestimasi.

Anda mungkin juga menyukai