Absen: -
Ujian Tengah Semester Genap
Tahun Akademik :2019-2020
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Industri
Nama : Zatmiko Setiawan Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian
Nim : 20170201064
Kelas/Ruang : - Take Home Test Dosen : Dr. Ir. Nofi Erni, MM
Hari/Tanggal : Selasa/21, April 2020
Tanda Tangan Mahasiswa Nilai
B. Penelitian ilmiah
Secara sederhana, pengertian metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan oleh para
peneliti dalam menjawab masalah yang ada. Dalam buku Schaum outline dijelaskan bahwa
pengertian metode ilmiah atau metode saintifik adalah langkah langkah kerja rutin dari saintis
saintis aktif seiring dibimbingnya mereka oleh keingintahuan untuk mempelajari keteraturan dan
hubungan di antara fenomena fenomena yang mereka pelajari.
Pengertian metode ilmiah menurut sumber luar bahwa metode ilmiah adalah proses dimana
para ilmuwan, secara kolektif dan dari waktu ke waktu, berusaha untuk membangun sebuah
representasi dunia atau jawaban dari fenomena fenomena yang ada secara akurat (dapat
diandalkan, konsisten dan sangat obyektif). The scientific method is the process by which
scientists, collectively and over time, endeavor to construct an accurate (that is, reliable, consistent
and non-arbitrary) representation of the world.
2. Logik
Suatu penelitian ilmiah harus logik, yaitu dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik.
Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau hukum yang menjadi kaidah
bekerjanya akal yaitu logik. Prosedur penalaran yang dipakai adalah prosedur induktif (cara
berpikir untuk menarik kesimpulan secara umum dari berbagai kasus individual) dan deduktif
(cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang umum). Akhir-
akhir ini sudah dikombinasikan kedua jenis prosedur penalaran tersebut menjadi prosedur
penalaran yang dinamakan deducto hypothetico verivicatif.
3. Empirik
Empirisme merupakan paham yang mendasari sekaligus menjadi karakteristik suatu penelitian
ilmiah yang menekankan unsur aposteriori atau unsur yang berasal dari kesan indrawi. Suatu
penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan dan diangkat sebagai
bahan penelitian. Tiga landasan yang mendasari karakteristik empirik itu sebagai berikut.
a. Hal-hal empirik selalu mempunyai persamaan dan perbedaan. Hal ini yang mendasari adanya
penggolongan atau klasifikasi serta adanya perbandingan satu sama lain.
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Setiap gejala empirik tidak dapat timbul secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya.
4. Replikatif
Suatu penelitian yang pernah dilaksanakan harus dapat diuji kembali oleh peneliti lain dan harus
memberikan hasil yang sama apabila dengan metode, kriteria dan kondisi yang sama. Oleh karena
itu, penyusunan definisi operasional variabel penelitian merupakan langkah yang penting agar
peneliti lain yang ingin mengulangi penelitian tersebut dapat mengetahui dengan pasti metode,
kriteria, maupun kondisi yang dimaksud peneliti pertama.
2.) Penalaran Deduktif dan Induktif
A. Penalaran Deduktif adalah penalaran dari yang umum ke yang detail/khusus. Artinya,
penalaran ini berdasarkan pada pengetahuan sebelumnya yang bersifat umum serta menyimpulkan
pengetahuan baru yang bersifat khusus. Penalaran deduktif ini bersifat silogisme, yang merupakan
suatu argumen yang terdiri dari premis-premis(proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan) dan
kesimpulan(konklusi).
* Analitis, yaitu Kesimpulan yang ditarik hanya dengan menganalisa proposisi atau
premis yang sudah ada.
* A priori, yaitu kesimpulan yang ditarik tanpa pengamatan inderawi atau observasi
empiris.
B. Berbeda dengan penalaran deduktif, penalaran induktif alur pikirnya dimulai dari hal
yang spesifik (khusus) ke arah yang lebih umum. Dari yang khusus menghasilkan teori baru secara
umum. Kesimpulan yang ditarik bersifat induktif, meskipun premis yang dipakainya adalah benar
dan penalaran induktifnya adalah sah, namun kesimpulan nya bisa saja salah. Selain itu, penalaran
induktif tidak memberikan kepastian namun sekadar tingkat peluang bahwa premis-premis tertentu
dapat ditarik. Bahaya atau kekurangan menggunakan logika induktif yaitu terlalu cepat menarik
kesimpulan yang berlaku umum, sementara jumlah kasus yang digunakan dalam premis yang
memadai dan premis yang digunakan kurang memenuhi kaedah ke-ilmiahan.
* General, yaitu kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih
banyak.
3.) . Tiga tahap utama penelitian yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap penulisan
laporan. Masing-masing tahapan memiliki kegiatan-kegiatan yang berbeda.
1. Tahap Perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan diantaranya ialah:
ii. Merumuskan masalah: Dimana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari penemuan
masalah yang kemudian peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-masalah yang
akan diteliti. Buatlah secara operasional dan membuat batasan-batasan masalahnya terutama dalam
menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti.
iii. Mengadakan studi pendahuluan: Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi-informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat
dapat diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun praktis.
Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna untuk menyusun kerangka
teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui
pelaksanaan penelitian lapangan. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan
studi dokumenter, kepustakaan dan studi lapangan.
iv. Merumuskan hipotesis: Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian di lapangan.
v. Menentukan sampel penelitian: Pada tahap ini, ditentukan obyek yang akan diteliti.
Keseluruhan obyek yang akan diteliti disebut populasi penelitian. Bila dalam penelitian hanya
menggunakan sebagian saja dari populasi, maka dalam hal ini cukup menggunakan sampel.
vi. Menyusun rencana penelitian: Tahap ini merupakan pedoman selama melaksanakan
penelitian. Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan pelaksanaan penelitian, dan memuat hal-hal sebagai berikut:
• Pengumpulan Data
Kegiatan ini harus didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan
penelitian. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penelitian dijadikan dasar dalam menguji
hipotesis yang diajukan.
• Analisis Data
Pengolahan data atau analisis ini dilakukan setelah data terkumpul semua yang kemudian
dianalisis, dan dihipotesis yang diajukan diuji kebenarannya melalui analisis tersebut. Jika jenis
data yang dikumpulkan itu berupa data kualitatif, maka pengolahan datanya dilakukan dengan
cara menarik kesimpulan deduktif-induktif, namun jika data yang dikumpulkan berupa jenis data
kuantitatif atau berbentuk angka-angka, maka analisis yang digunakan menggunakan analisis
kuantitatif atau statistika sebelum menarik kesimpulan secara kualitatif.
3. Laporan Penelitian
Untuk kepentingan publikasi, maka penelitian harus dilaporkan kepada orang-orang yang
berkepentingan. Bentuk dan sistematik laporan penelitian dapat berupa artikel ilmiah, laopran,
skripsi, thesis atau disertasi. Tahap laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dalam sebuah
proses penelitian.
4.) Diagram alir metode ilmiah dalam penelitian disertai dengan penjelasannya:
Proporsi
Kosep Konsep
Hipotesis
Variabel Variabel
Hipotesis Statistik
2. Proposisi : hubungan yang logis antara 2 konsep yang bisa disajikan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Misalnya proposisi Harris dan Todaro (Singarimbun, 1989) yang banyak
digunakan dalam studi mobilitas penduduk berbunyi "proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh
perbedaan upah".
3. Teori : serangkaian asumsi, konsep, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep.
4. Variabel : hasil dari operasionalisasi konsep agar mempunyai variasi nilai sehingga
konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris. Misalnya, konsep penduduk dapat
dirumuskan dalam variabel-variabel jenis kelamin, suku bangsa, umur.
5. Hipotesis : pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih secara eksplisit
ataupun implisit yang siap diuji secara empiris (akan dijelaskan lebih detail pada modul
selanjutnya).
1. Menurut Penggunaannya
Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni
LIPI memberi definisi penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu
tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian tidak segera dipakai, namun untuk
waktu jangka panjang akan segera dipakai.
Gay (dalam Sugiyono, 2009; 9) menyatakan bahwa penelitian dasar bertujuan untuk
mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Senada
dengan pendapat tersebut, Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009; 9) berpendapat
bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
b. Penelitian Terapan
Batasan yang diberikan LIPI bahwa setiap penelitian terapan adalah
setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan
praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya
penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk
melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator. Senada dengan pendapat tersebut,
Gay (dalam Sugiyono, 2009; 9) berpendapat bahwa penelitian terapan adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009;9)
menyatakan bahwa penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
kehidupan praktis. Sehingga, hubungan penelitian murni dan penelitian terapan sangat erat, karena
penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu, setelah ilmu
tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian
terapan.
2. Menurut Metodenya
Jenis penelitian dilihat pula dari segi metodenya sebagai berikut:
a. Penelitian Historis
Penelitian historis atau penelitian sejarah adalah kegiatan penelitian yang difokuskan
untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan keadaan yang telah lalu. Tujuan penelitian
historis adalah untuk merumuskan kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau
perkembangan dari kejadian yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadian
sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Contohnya penelitian untuk mengetahui
bagaimana perkembangan peradaban masyarakat tertentu, penelitian tentang mengapa suatu
produk dimasa lalu menjadi andalan.
b. Penelitian Survey
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Senada dengan pendapat
tersebut, prasetyo (2005;49) berpendapat bahwa penelitian survey umumnya dilakukan untuk
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Jika sampel yang diambil
adalah representatif maka generalisasinya kuat. Contoh penelitian tentang kecenderungan
masyarakat dalam memilih pemimpinnya, penelitian pengaruh anggaran pendidikan terhadap
kualitas SDM di negeri ini, penelitian tentang kecenderungan konsumem dalam memilih suatu
jenis produk.
c. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang guna mengetahui faktor-faktor penyebab
timbulnya kejadian. Penelitian ini menggunakan logika jika x maka y. Namun demikian dalam
penelitian tidak dilakukan manipulasi variabel. Contohnya penelitian untuk mengungkapkan sebab
terjadinya kerusuhan disuatu daerah, penelitian tentang sebab terjadinya banyak siswa yang tidak
lulus ujian, penelitian tentang sebab banyaknya produk yang tidak terjual.
d. Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Ada empat bentuk
eksperimen yaitu pre experimenta: true experimental, factorial, dan quasi experimental.
Contoh penelitian mengenai pengaruh penggunaan metode mengajar A terhadap hasil belajar
siswa, penelitian tentang pengaruh metode promosi terhadap jumlah penjualan, dan lain-lain.
e. Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian evaluasi adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau
mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.
Jadi penelitian evaluasi adalah penelitian yang dilakukan untuk pengambilan keputusan.
Contoh penelitian tentang efektivitas pelaksanaan KBK di sekolah X, penelitian tentang kebijakan
link and match, dan lain-lain.
f. Penelitian Pengembangan (research development)
Penelitian pengembangan adalah merupakan penelitian untuk mengembangkan produk
sehingga produk tersebut menjadi lebih baik. Tujuan penelitian pengembangan bukan untuk
memformulasi atau menguji hipotesis, melainkan untuk mendapatkan produk baru atau proses
baru. Contoh penelitian tentang kemungkinan mengembangkan produk A menjadi produk A plus.
g. Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan misalnya guru, siswa atau kepala sekolah, dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan). Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan masalah melalui aplikasi metode
ilmiah, bukan untuk memberi kontribusi pada ilmu pengetahuan. Contoh penelitian tentang
mencari mengajar yang paling tepat untuk siswa kelas II SMA, penelitian tentang prosedur dan
metode kerja dalam pelayanan masyarakat.
h. Penelitian Naturalistik
Penelitian Naturalistik adalah penelitian yang digunakan untuk kondisi obyektif alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna, bukan
generalisasi. Contoh penelitian tentang makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu,
penelitian untuk menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi, dan lain-lain.
i. Penelitian Kebijakan
Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang dilakukan untuk kepentingan pengambilan
kebijakan. Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah bagi organisasi atau para pengambil
keputusan. Penelitian ini dilakukan terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar sehingga
temuannya dapat direkomendasikan kepada pengambil keputusan. Contoh penelitian untuk
membuat undang-undang atau peraturan, penelitian untuk mengembangkan struktur organisasi,
dan lain-lain.
8. Menurut Keilmiahannya
Hasan (2004;5-6) menyatakan bahwa berdasarkan keilmiahannya, penelitian dibedakan
atas dua yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya menggunakan kaidah-
kaidah ilmiah, artinya pokok pikiran yang dikemukakan disimpulkan melalui suatu prosedur yang
sistematis dengan mempergunakan pembuktian yang meyakinkan (ilmiah).
Penelitian ilmiah didasarkan atas logika, terorganisasi, dan teliti dalam identifikasi
masalah, pengumpulan data, analisis data dan penarikan kesimpulan yang valid. Kadar (tinggi-
rendahnya) mutu ilmiah suatu penelitian ilmiah dapat diukur dengan dua kriteria, yaitu:
a. Kemampuannya untuk memberikan pengertian tentang masalah yang diteliti sehingga jelas.
b. Kemampuannya untuk meramalkan, artinya sampai di mana kesimpulan yang sama dapat
dicapai, apabila data yang sama ditemukan di tempat waktu lain.
Ciri-ciri penelitian ilmiah, adalah sebagai berikut:
a. Purposiveness, memiliki fokus tujuan yang jelas.
b. Rigor, teliti dan memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik.
c. Testability, prosedur pengujian hipotesis jelas.
d. Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau kasus sejenis lainnya.
e. Objectivity, berdasarkan atas fakta dari data actual, bukan penilaian yang subjektif dan
emosional.
f. Generalizability, semakin luas ruang lingkup penggunaan hasil penelitian semakin berguna.
g. Precision, mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat.
h. Parsimony, kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
b. Penelitian Nonilmiah
Penelitian nonilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan metode
atau kaidah-kaidah yang ilmiah.
A. Konsep adalah abtraksi dari fenomena yang dirumuskan berdasarkan ciri-ciri khusus
dari fenomena itu dari hasil observasi lapangan. konsep- konsep yang ada pada umunya telah di
beri nama tertentu. sehingga kalau nama itu di sebut orang akan mengerti apa maksudnya,
contohnya : bila di sebut murid, pendidik, sekolah, maka orang telah mengerti maksudnya.
B. Variabel adalah segala sesuatu yang menunjukkan Variasi (bukan hanya satu macam),
baik bentuk, besar, kualitas, nilai dan warnanya, dsb. contohnya : konsep murid maka akan ada
variasinya. yaitu murid kelas 1, kelas 2, dsb. oleh sebab itu istilah konsep dapat di gunakan untuk
menyebut variabel. kalau konsep adalah maknanya, kalau variabel adalah bahwa konsep itu terdiri
dari beberapa variasi. Variabel : kualitas dan ciri-ciri dari populasi contohnya: Misal, penelitian
tentang pengaruh jumlah anak dan tingkat kebahagiaan rumah tangga. Jumlah anak di sini adalah
variabel bebas. Sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kebahagiaan rumah tangga.
A. Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,
ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang
ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu,
maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang akan
diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili.
“Tujuan pengambilan sampel adalah: (1) mengurangi jumlah objek/orang yang diteliti,
jumlah tenaga yang terlibat, waktu yang diperlukan, dengan biaya yang harus dikeluarkan; (2)
membuat simpulan ringkasan dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya; dan (3) menonjolkan
sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan (Soegeng dalam Tahir, 2011:37).
Tujuan pengambilan sampel menurut Sugiarto dalam Martono ( 2010:75 )
1. Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi yang ada, hal tersebut dapat
terjadi jika anggota populasi sangat banyak.
2. Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.
3. Menghemat biaya, waktu dan tenaga yang digunakan
4. Mampu memberikan suatu informasi yang akurat, lebih menyeluruh dan mendalam
(komprehensif). (Martono 2011:75).
Tujuan sampel adalah menggunakan sebagian dari individu-individu yang ingin diselidiki
untuk memperoleh informasi tentang populasi ( Darmadi 2011:46 ).
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh data yang akurat dan ada kaitannya
dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian, mampu memberikan informasi yang terkait
dengan populasi yang ingin diteliti, dan informasi yang diperoleh akan menjadi bahan baku dalam
mengambil keputusan.
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh suatu informasi mengenai populasi
yang ingin diteliti, oleh karena itu penarikan sampel sangat dibutuhkan untuk penelitian.
Adapun keuntungan jika penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel antara lain:
c. Lebih efisien,
1. Tidak Bias
Suatu penduga dikatakan tidak bias apabila nilai yang diharapkan (E=expected value)
dari satistik adalah sama dengan nilai parameternya.
Contoh:
Rata2 sampel = 50, sedang rata2 populasi yang diestimasi ternyata nilainya = 50, maka dapat
dikatakan bahwa rata2 sampel merupakan penduga yang baik atau tidak bias karena nilai yang
diharapkan dari statistik sama dengan nilai parameternya.
Apabila nilai rata2 populasi ternyata 40, maka terjadi bias karena nilai yang diharapkan dari
statistik lebih besardari nilai parameternya, maka disebut over estimate,sebaliknya bila nilai
parameternya 60 disebut under estimate.
2. Efisien
Suatu penduga dikatakan efisien apabila penduga tersebut dapat
menghasilkan standart error yang terkecil dibanding dengan standart error dari penduga
yang lain. Jika kita mempunyai dua penduga yang berasal dari sampel yang sama dan dicoba
untuk memutuskan mana diantara keduanya yang lebih efisien sebagai penduga, maka dapat
diputuskan sbb:
Seandainya penduga yang digunakan adalah rata2 sampel dengan hasil perhitungan standard
errornya sebesar 1, 05, sedang median sampel dengan hasil perhitungan standard
errornya sebesar 1, 6. Maka dapat dikatakan bahwa rata2 sampel lebih efisien sebagai penduga,
karena mempunyai standard error yang lebih kecil dibanding median sampel. Artinya bahwa
standard error yang kecil (kurang bervariasi) akan mempunyai kesempatan menghasilkan hasil
pendugaan yang lebih dekat dengan nilai sebenarnya (lebih efisien) dari yang diduga (parameter
populasi).
3. Konsisten
Suatu penduga dikatakan konsisten apabila peluang untuk memperoleh perbedaan
antara statistik dengan parameter mendekati nol jika jumlah individu sampel
bertambah. Artinya jika sampelnya diperbesar maka suatu nilai statistik tertentu semakin
mendekati nilai parameter yang diestimasi.