Mk Metodologi Penelitian
Program/Prodi: Matematika
Skor Nilai :
TUGAS 6
1
Tugas:
Jelaskan dengan detail tentang Desain Peneletian Eksperimen, Kutip
sebanyak-banyaknya mulai dari pengertian sampai Jenis Peneletian.
Jawaban:
2
Selain itu, penelitian eksperimen di laboratorium juga memiliki keunggulan yang
utama adalah bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang
berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan. Hal ini
dikarenakan dua alasan sebagai berikut:
1. Metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam
keadaan yang tidak bias;
2. Penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan
yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah
3
tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa
yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.
4
3. Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4. Pemilihan desain penelitian.
5. Eksekusi prosedur.
6. Melakukan analisis data.
7. Memformulasikan simpulan.
E. Rancangan Penelitian Eksperimen
Rancangan penelitian secara luas adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen rancangan dapat mencakup
semua struktur penelitian diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian
merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan permasalahan,
merumuskan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi dan melakukan kajian
dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan, analisis data dan mengetes
hipotesis untuk mendapatkan hasil penelitian, dan sebagainya.
Rancangan penelitian secara sempit dapat diartikan sebagai penggambaran secara jelas
tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan
adanya desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai
gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian
dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang penelitidalam melaksanakan penelitian.
Ada beberapa rancangan ekperimen yang dapat dikategorikan dalam penelitian jenis
ini. Rancangan penelitian ini meliputi:
5
ini, perlakuan atau treatment (X) hanya diberikan kepada satu kelompok subjek.
Pengamat atau observasi (O) dilakukan terhadap anggota kelompok untuk menentukan
atau menilai efek atau pengaruh perlakuan. Tidak adanya kelompok pengendali atau
control, yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan (X) dan informasi lain, misalnya
tentang bagaimana sampel atau subjek ditetapkan menyebabkan tidak mudahnya
membuat keputusan atau justifikasi terhadap kesimpulan penelitian bahwa perlakuan
(X) menyebabkan hasil (O). Rancangan penelitian one-shot case study ini
direpresentasikan seperti berikut.
O1 X O2
Rancangan penelitian one-group pretest-posttest ini menurut Gall, Gall & Borg
(2003) meliputi 3 langkah, yaitu (1) pelaksanaan prates untuk mengukur variabel
terikat; (2) pelaksanaan perlakuan atau eksperimen; dan (3) pelaksanaan pascates
untuk mengukur hasil atau dampak terhadap variabel terikat. Dengan demikian,
dampak perlakuan ditentukan dengan cara membandingkan skor hasil pretes dan
pascates.
6
Sebelum subjek dikenai perlakuan terlebih dahulu, kita sebagai peneliti
melakukan observasi yang berupa pretes (O 1), kemudian dilakukan perlakuan (X), dan
setelah itu diadakan observasi atau pascates (O 2). Rancangan ini sudah lebih baik dari
pada rancangan one-shot case study, karena adanya informasi tentang sampel atau
subjek penelitian yang berkaitan dengan hasil pretes. Namun demikian, rancangan ini
memiliki kelemahan dalam hal tidak memberikan informasi apapun berkenaan dengan
sejarah, maturasi, testing, dan regresi statistik.
R O2
Kedua kelompok subjek penelitian dipilih secara random (tanda R). Rancangan
diatas berbeda dengan rancangan sebelumnya sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas. Bedanya kelompok pertama dikenai perlakuan dan kelompok lain ditetapkan
sebagai kelompok pengendali atau kontrol. Pada akhir perlakuan, kedua kelompok
dikenai pengikuran yang sama. Penetapan kelompok dilakukan secara random, untuk
mengendaliakan seleksi dan mortalitas. Untuk mengendaliakn dampak testing secara
sederhana dan interaksi antara testing perlakuan, tidak ada prates yang diberikan
kepada kedua kelompok.
Untuk melakukan analisis data yang diambil dari rancangan posttest-only
control group dilakukan perbandingan antara skor rata-rata antara O 1 dan O2.Skor
rata-rata hasil observasi dua kelompok itu selanjutnya dipakai untuk menentukan
efektivitas perlakuan.
7
Model rancangan di atas dapat dikembangkan, misalnya kita menguji pengaruh
strategi pembelajaran membaca terhadap prestasi belajar peresta didik. Strategi
pembelajaran diidentifikasi sebagai variabel bebas, yang dipilih menjadi tiga
katagori, yaitu: (1) membaca keras; (2) membaca pelan; dan (3) membaca dalam hati
(Tuckman, 1988). Dan, prestasi belajar peserta didik diidentifikasi sebagai variabel
terikat. Rancangan penelitian yang diaplikasikan digambarkan sebagai berikut:
R X1 O1 (membaca keras)
R X2 O2 (membaca pelan)
R X3 O3(membacdalam hati)
R O1 X O2 (kelompok eksperimen)
R O3 O4 (kelompok kontrol)
Langkah-langkah:
(1) Pilih sejumlah subjek secara acak dari suatu populasi.
(2) Secara acak, golongkan subjek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang dikenal variabel perlakuan X dan kelompok kontrol yang tidak
dikenal variabel perlakuan.
(3) Berikan pretest O1untuk kelompok eksperimen dan O3 untuk kelompok kontrol
untuk mengukur variabel tergantung pada kedua kelompok itu, lalu hitung mean
masing-masing kelompok.
(4) Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar tetap sama, kecuali
pada satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenal variabel perlakuan X untuk
jangka waktu tertentu.
8
(5) Berikan posttest O2untuk kelompok eksperimen dan O4 untuk kelompok kontrol
untuk mengukur variabel tergantung; lalu hitung meannya untuk masing-masing
kelompok.
(6) Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing kelompok.
R X1 O1 (membaca keras)
R X2 O2 (membaca pelan)
9
kelompok 3 dan 4 (jika kelompok itu mengambil prates) akan sama hasilnya dengan
kelompok 1 dan 2. Hanya saja kelompok 3 dan 4 tidak mengambilnya sehingga tidak
ada alasan untuk merefleksikan skor prates, dengan perlakuan penelitian
digambarkan sebagai berikut:
R O1 X O2
R O2 O2
R - X O2
R - O2
10
Rancangan-rancangan yang tergolong ke dalam kelompok ini adalah:
1. The time series experiment.
2. The equivalent time samples design.
3. The equivalent materials design.
4. The non-equivalent control-group design.
5. Counterbalanced design.
6. The separate-sample pretest-posttest design.
7. The separate-sample pretest-posttest control group design.
8. The multiple time-series design.
9. The recurrent institutional cycle design: A “patchup” design.
10. Regression-discontinuity analysis.
11. Correlational and ex post facto designs.
F. Perumusan Hasil Eksperimen
Hasil eksperimen dengan subjek manusia atau tingkah laku mempunyai kemungkinan
besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa memisahkan antara variabel yang diperlukan dari
variabel luar di sekitar proses eksperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan
valid apabila:
1. Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi
secara sistematis,
2. Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasikan pada kondisi eksperimen yang
berbeda.
Untuk mencapai hal yang ideal di atas, ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen
dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi. Kedua syarat yang dimaksud adalah
perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang terjaga salama proses penelitian.
Suatu penelitian dikatakan mempunyai validitas internal tinggi, apabila kondisi
berbeda pada variabel terikat dari subjek yang diteliti merupakan hasil langsung dari 2
adanya manipulasi variabel bebas. Misal, penelitian pendidikan tentang pengaruh metode
mengajar alternatif terhadap metode mengajar yang biasa diberikan guru terhadap hasil
belajar siswa. Jika validitas internal tinggi, maka perbedaan hasil belajar di antara grup
eksperimen dan grup kontrol, hanya disebabkan adanya pengaruh dari kedua variabel metode
mengajar.
Variabel internal penelitian eksperimen dapat terjadi karena adanya delapan faktor
pentng sebagai sumber variasi. Kedelapan faktor tersebut, yaitu
11
1. Faktor sejarah atau history dari subjek yang diteliti,
2. Proses kematangan,
3. Prosedur pretesting,
4. Instrumen pengukuran yang digunakan,
5. Adanya kecenderungan terjadinya statistik regresi pada individu,
6. Perbedaan pemilihan subjek,
7. Perbedaan lainnya disebabkan adanya mortalitas dalam proses eksperimen, dan
8. Terjadinya interaksi di antara faktor-faktor di atas, termasuk kematangan, sejarah,
pemilihan, dan sebagainya.
Variabel eksternal tinggi merupakan kondisi di mana hasil penelitian yang di lakukan
dapat digeneralisasi dan digunakan pada kelompok lain di luar setting eksperimen, ketika
keadaan serupa dengan kondisi peneliitian eksperimen. Jika hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasi pada situasi lain, maka dapat diartikan bahwa orang lain tidak dapat mengambil
keuntungan dari hasil penelitian yang ada. Akibatnya mereka harus terus-menerus melakukan
penelitian sendiri untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Validitas eksternal pada umumnya dibedakan menjadi empat macam faktor, yaitu:
1. Adanya interaksi pengaruh bias pemilihan dan X,
2. Pengaruh interaksi pretesting,
3. Pengaruh reaktif proses eksperimen, dan
4. Adanya interferensi antarperlakuan selama dalam proses penelitian eksperimen.
G. Penyimpangan penelitian
Penyimpangan penelitian terjadi apabila peneliti secara tidak pada tempatnya
mempengaruhi tingkah subyek.Penyimpangan ini bisa juga terjadi apabila peneliti membua
suatu “kesalahan” sementara dia mengamati atau merekam suatu eksperiman. Penyimpangan
mungkin berasal dari pengetahuan peneliti tentang hipotesis atau pengetahuan tentang
hipotesis atau pengetahuan tentang kelompok kendali ataukah kelompok kendali ataukah
kelompok eksperimen dari setiap subyek peneliti tersebut.
13