Anda di halaman 1dari 13

TUGAS HARIAN

Mk Metodologi Penelitian
Program/Prodi: Matematika
Skor Nilai :

TUGAS 6

NAMA MAHASISWA : AHMAD DIN HAREFA


NIM : 182117003
SEMESTER : V (Lima)
DOSEN PENGAMPU : Drs. AMIN OTONI HAREFA, M.Pd.
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
TAHUN 2020/2021

1
Tugas:
 Jelaskan dengan detail tentang Desain Peneletian Eksperimen, Kutip
sebanyak-banyaknya mulai dari pengertian sampai Jenis Peneletian.
Jawaban:

A. Pengertian Metode Penelitian Eksperimen


Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada
seluruh proses penelitian. Desain penelitian merupakan penggambaran secara jelas tentang
hubungan antara variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan desain yang
baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang
bagaimana keterkaitan antar variabel, bagaimana mengukurnya.
Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan
penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan
model atau blue print penelitian.
B. Pengertian Metode Penelitian Eksperimen
Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif,
karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang
utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Disamping itu, penelitian eksperimen
juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat
jika dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya.
Dengan kata lain suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan
sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab
akibat (Causal-effect relationship). Dalam penelitian eksperimen lapangan pada umumnya
dapat berupa kegiatan kelas, sekolah, kegiatan praktik dibengkel atau pertemuan sekolah
lainnya diambil secara alami.
Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling
banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa
keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium, diantaranya:
1. Variabel eksperimen dapat lebih kuat di lapangan di banding penelitian di laboratorium;
2. Lebih mudah dalam memberikanperlakuan;
3. Dapat melakukan setting yang mendekati keadaan sebenarnya; dan
4. Hasil eksperimen lebih aktual.

2
Selain itu, penelitian eksperimen di laboratorium juga memiliki keunggulan yang
utama adalah bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang
berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan. Hal ini
dikarenakan dua alasan sebagai berikut:
1. Metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam
keadaan yang tidak bias;
2. Penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan
yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah

C. Karakteristik Penelitian Eksperimen


Penelitian Ekperimen pada umumnya menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga
karakteristik penting yaitu :
1. Variabel bebas yang dimanipulasi;
2. Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan; dan
3. Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara
langsung oleh peneliti.

Ketiga karaktristik tersebut dapat diuraikan secara singkat, sebagai berikut :


1. Memanipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah tindakan
memanipulasi variabel secara terencana diakukan oleh peneliti, yang dimaksud dengan
manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna
memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
2. Mengontrol variabel
Karakteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya
kontrol yang selalu sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang
ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain
pada variabe terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut.
3. Melakukan Observasi
Karakteristik yang ketiga dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan
observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung. Selama
proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok

3
tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa
yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.

D. Proses Penelitian Eksperimen


Langkah-langkah penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian
lainnya, dapat diterangkan sebagai berikut.
1. Melakukan kajian induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan;
2. Mengidentifikasi masalah;
3. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel;
4. Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:
a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan
terjadinya kontaminasi proses eksperimen;
b. Menentukan cara untuk mengontrol;
c. Memilih desain riset yang tepat;
d. Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih (desain)
sejumlaah subjek penelitian;
e. Membagi subjek ke dalam kelompok kontrol atau ke dalam kelompok eksperimen;
f. Memberi instrumen yang sesuai, memadai instrumen dan melakukan plot storyagar
memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang
diperlukan; dan
g. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.
5. Melakukan eksperimen;
6. Mengumpulkan data kasar dari eksperimen;
7. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan;
8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan; dan
9. Membuat laporan eksperimen.
Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu
ditekankan adalah sebagai berikut.
1. Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.

4
3. Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4. Pemilihan desain penelitian.
5. Eksekusi prosedur.
6. Melakukan analisis data.
7. Memformulasikan simpulan.
E. Rancangan Penelitian Eksperimen
Rancangan penelitian secara luas adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen rancangan dapat mencakup
semua struktur penelitian diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian
merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan permasalahan,
merumuskan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi dan melakukan kajian
dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan, analisis data dan mengetes
hipotesis untuk mendapatkan hasil penelitian, dan sebagainya.
Rancangan penelitian secara sempit dapat diartikan sebagai penggambaran secara jelas
tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan
adanya desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai
gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian
dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang penelitidalam melaksanakan penelitian.
Ada beberapa rancangan ekperimen yang dapat dikategorikan dalam penelitian jenis
ini. Rancangan penelitian ini meliputi:

1. Rancangan Pra-eksperimen (Non-desain)


Rancangan yang dibicarakan pada saat ini berkaitan dengan rancangan penelitian
yang tidak memerlukan persyaratan tertentu yang harus diikuti oleh peneliti. Persyaratan
tertentu yang dimaksud misalnya prosedur penentuan subjek atau partisipan penelitian,
penetapan homogenitas varian, dan persyaratan lain. Rancangan penelitian ini banyak
mengandung kelemahan-kelemahan. Rancangan pra-eksperimen atau non desain ini tidak
memerlukan rancangan yang cermat, dan bahkan setiap orang bisa melakukan dengan
mudah.
a. Rancangan hanya satu kali pascates terhadap satu kelompok (one-shot case
study)
Salah satu rancangan penelitian yang hanya melibatkan satu kelompok adalah
one-shot case study. Rancangan penelitian one-shot case study disebut juga sebagai
rancangan one-group posttest-only desaign (Asher & Vockell,1995). Dalam rancangan

5
ini, perlakuan atau treatment (X) hanya diberikan kepada satu kelompok subjek.
Pengamat atau observasi (O) dilakukan terhadap anggota kelompok untuk menentukan
atau menilai efek atau pengaruh perlakuan. Tidak adanya kelompok pengendali atau
control, yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan (X) dan informasi lain, misalnya
tentang bagaimana sampel atau subjek ditetapkan menyebabkan tidak mudahnya
membuat keputusan atau justifikasi terhadap kesimpulan penelitian bahwa perlakuan
(X) menyebabkan hasil (O). Rancangan penelitian one-shot case study ini
direpresentasikan seperti berikut.

X O (hanya satu kelompok)

Setelah dilakukan perlakuan (treatment) tertentu (X) diberikan kepada


kelompok subjek, kemudian langsung diadakan observasi (O). Pemberian perlakuan
dilakukan selama periode waktu tertentu. Sebagai contoh, kita ingin meneliti tentang
pengaruh pembelajaran pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa. Kita memberikan perlakuan tentang pembelajaran pemecahan masalah (X),
dalam kurun waktu tertentu kemudian kita adakan tes atau observasi (O).

b. Rancangan satu kelompok dengan prates-pascates (one group pretest-posttest


design)
Rancangan penelitian lain yang hanya melibatkan satu kelompok adalah one-
group pretest-posttest design. Rancangan penelitian ini sedikit berbeda dengan
rancangan one-shot case study di atas, karena rancangan ini memberikan tes awal
sebelum perlakuan. Rancangan penelitian ini sering dipakaidalam kegiatan penelitian.
Rancangan penelitian semacam ini dapat digambarkan seperti berikut ini.

O1 X O2

Rancangan penelitian one-group pretest-posttest ini menurut Gall, Gall & Borg
(2003) meliputi 3 langkah, yaitu (1) pelaksanaan prates untuk mengukur variabel
terikat; (2) pelaksanaan perlakuan atau eksperimen; dan (3) pelaksanaan pascates
untuk mengukur hasil atau dampak terhadap variabel terikat. Dengan demikian,
dampak perlakuan ditentukan dengan cara membandingkan skor hasil pretes dan
pascates.

6
Sebelum subjek dikenai perlakuan terlebih dahulu, kita sebagai peneliti
melakukan observasi yang berupa pretes (O 1), kemudian dilakukan perlakuan (X), dan
setelah itu diadakan observasi atau pascates (O 2). Rancangan ini sudah lebih baik dari
pada rancangan one-shot case study, karena adanya informasi tentang sampel atau
subjek penelitian yang berkaitan dengan hasil pretes. Namun demikian, rancangan ini
memiliki kelemahan dalam hal tidak memberikan informasi apapun berkenaan dengan
sejarah, maturasi, testing, dan regresi statistik.

2. Rancangan Eksperimen Murni (True Experimental Design)


a. Rancangan kelompok kontrol dengan pascates (posttest-only control group
design)
Rancangan posttest-only control group design ini sangat sering dipakai dalam
penelitian eksperimen.Rancangan ini cukup ideal bahwa rancangan ini juga
mengontrol semua ancaman terhadap validitas dan semua sumber bias. Rancangan
ini menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya diberikan perlakuan
sedangkan kelompok lain tidak diberikan perlakuan, dengan dmikian dapat
mengendalikan sejarah dan maturasi. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
R X O1

R O2

Kedua kelompok subjek penelitian dipilih secara random (tanda R). Rancangan
diatas berbeda dengan rancangan sebelumnya sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas. Bedanya kelompok pertama dikenai perlakuan dan kelompok lain ditetapkan
sebagai kelompok pengendali atau kontrol. Pada akhir perlakuan, kedua kelompok
dikenai pengikuran yang sama. Penetapan kelompok dilakukan secara random, untuk
mengendaliakan seleksi dan mortalitas. Untuk mengendaliakn dampak testing secara
sederhana dan interaksi antara testing perlakuan, tidak ada prates yang diberikan
kepada kedua kelompok.
Untuk melakukan analisis data yang diambil dari rancangan posttest-only
control group dilakukan perbandingan antara skor rata-rata antara O 1 dan O2.Skor
rata-rata hasil observasi dua kelompok itu selanjutnya dipakai untuk menentukan
efektivitas perlakuan.

7
Model rancangan di atas dapat dikembangkan, misalnya kita menguji pengaruh
strategi pembelajaran membaca terhadap prestasi belajar peresta didik. Strategi
pembelajaran diidentifikasi sebagai variabel bebas, yang dipilih menjadi tiga
katagori, yaitu: (1) membaca keras; (2) membaca pelan; dan (3) membaca dalam hati
(Tuckman, 1988). Dan, prestasi belajar peserta didik diidentifikasi sebagai variabel
terikat. Rancangan penelitian yang diaplikasikan digambarkan sebagai berikut:

R X1 O1 (membaca keras)

R X2 O2 (membaca pelan)

R X3 O3(membacdalam hati)

b. Rancangan kelompok control prates-pascates (pretest-posttest control group


design)
Rancangan penelitian pretest-posttest control group design adalah suatu
rancangan eksperimen (true experimental design) karena kedua kelompok dipilih
sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan penelitian. Rancangan penelitian jenis ini
digambarkan sebagai berikut:

R O1 X O2 (kelompok eksperimen)

R O3 O4 (kelompok kontrol)

Langkah-langkah:
(1) Pilih sejumlah subjek secara acak dari suatu populasi.
(2) Secara acak, golongkan subjek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang dikenal variabel perlakuan X dan kelompok kontrol yang tidak
dikenal variabel perlakuan.
(3) Berikan pretest O1untuk kelompok eksperimen dan O3 untuk kelompok kontrol
untuk mengukur variabel tergantung pada kedua kelompok itu, lalu hitung mean
masing-masing kelompok.
(4) Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar tetap sama, kecuali
pada satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenal variabel perlakuan X untuk
jangka waktu tertentu.

8
(5) Berikan posttest O2untuk kelompok eksperimen dan O4 untuk kelompok kontrol
untuk mengukur variabel tergantung; lalu hitung meannya untuk masing-masing
kelompok.
(6) Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing kelompok.
R X1 O1 (membaca keras)

R X2 O2 (membaca pelan)

R X3 O3 (membaca dalam hati)

(7) Bandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah penerapan


perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok
eksperimental.
(8) Kenakan test statistik yang cocok untuk rancangan ini untuk menentukan apakah
perbedaan dalam skor seperti dihitung pada langkah ke-7 itu signifikan, yaitu
apakah perbedaan tersebut cukup besar untuk menolak hipotesis nol bahwa
perbedaan itu cuma terjadi secara kebetulan.
Kedua kelompok sama-sama dipilih secara acak (random assignment), yang
ditandai R. Pada awalnya, keduanya diberi pratest (O 1 dan O3). Bedanya kelompok
yang satu diberi perlakuan (X), sedangkan kelompok yang lain tidak dikenai
perlakuan tetapi dijadikanatau diperlakukan sebagai kelompok kontrol. Sebenarnya
kedua kelompok tersebut sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi keduanya
mendapat perlakuan yang berbeda.Setelah perlakuan (pada kelompok yang satu)
selesai, kedua kelompok sama-sama mendapatkan pengukuran pascates atau posttest
(O2 dan O4).
Dengan menggunakan kelompok kontrol, kedua kelompok sama-sama
memiliki atau mengalami hal yang sama kecuali perlakuan. Dengan demikian, kedua
kelompok ini dapat mengendalikan adanya faktor-faktor: sejarah, maturasi, dan
regresi, mortalitas, seleksi, testing, instrumentasi dan interaksi antar faktor.

c. Rancangan empat kelompok random (randomized solomon four group design)


Sebenarnya rancangan ini merupakan perluasan dari rancangan
sebelumnya.Rancangan ini mempersyaratkan bahwa subjek ditempatkan secara
rambang menjadi empat kelompok. Penempatan kelompok-kelompok secara
rambang tersebut memungkinkan untuk membuat asumsi, bahwa slor prates untuk

9
kelompok 3 dan 4 (jika kelompok itu mengambil prates) akan sama hasilnya dengan
kelompok 1 dan 2. Hanya saja kelompok 3 dan 4 tidak mengambilnya sehingga tidak
ada alasan untuk merefleksikan skor prates, dengan perlakuan penelitian
digambarkan sebagai berikut:

R O1 X O2

R O2 O2

R - X O2

R - O2

d. Rancangan Faktorial (Factorial Design)


Rancangan-rancangan di atas biasanya dilalukan oleh peneliti, ketika penelitian
hanya memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Peneliti tidak
melibatkan variabel lain dalam penelitiannya. Dengan demikian, setelah perlakuan
peneliti melakukan pengukuran terhadap variabel terikat (dependent variables).
Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai peneliti sering melibatan
variabel bebas lain yang dipertimbangkan pengaruhnya pada variabel terikat.
Berkenaan dengan hal tersebut peneliti tidak lagi menggunakan rancangan-rancangan
tersebut, tetapi menggunakan rancangan faktorial.Rancangan faktorial ini yang
paling sederhana menggunakan dua faktor, dan masing-masing faktor menggunakan
dua katagori. Rancangan vaktorial (factorial design) ini digunakan apabila peneliti
mempertimbangkan variabael bebas lain (biasanya variabel moderator)dalam
peneliatiannya. Variabel bebas (independent variable) memiliki dimensi atau dipilih
menjadi 2, 3, 4 dan seterusnya. Variabel bebas lain, yang kita sebut sebagai variabel
moderator dikatagorikan lagi menjadi 2, 3, 4 dan seterusnya. Dalam rancangan
dibawah ini variabel moderator dilambangkan dengan Y, yaitu Y1 dan Y2.

3. Rancangan Eksperimen Semu (Quasi-Experimental Design)


Banyak rancangan yang disusun menurut model rancangan eksperimental oleh
banyak orang dianggap belum dapat dikatakan memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen
yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi
tak dapat dikontrol atau tak dapat dimanipulasi, sehingga validitas penelitian menjadi
tidak cukup memadai untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

10
Rancangan-rancangan yang tergolong ke dalam kelompok ini adalah:
1. The time series experiment.
2. The equivalent time samples design.
3. The equivalent materials design.
4. The non-equivalent control-group design.
5. Counterbalanced design.
6. The separate-sample pretest-posttest design.
7. The separate-sample pretest-posttest control group design.
8. The multiple time-series design.
9. The recurrent institutional cycle design: A “patchup” design.
10. Regression-discontinuity analysis.
11. Correlational and ex post facto designs.
F. Perumusan Hasil Eksperimen
Hasil eksperimen dengan subjek manusia atau tingkah laku mempunyai kemungkinan
besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa memisahkan antara variabel yang diperlukan dari
variabel luar di sekitar proses eksperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan
valid apabila:
1. Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi
secara sistematis,
2. Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasikan pada kondisi eksperimen yang
berbeda.

Untuk mencapai hal yang ideal di atas, ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen
dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi. Kedua syarat yang dimaksud adalah
perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang terjaga salama proses penelitian.
Suatu penelitian dikatakan mempunyai validitas internal tinggi, apabila kondisi
berbeda pada variabel terikat dari subjek yang diteliti merupakan hasil langsung dari 2
adanya manipulasi variabel bebas. Misal, penelitian pendidikan tentang pengaruh metode
mengajar alternatif terhadap metode mengajar yang biasa diberikan guru terhadap hasil
belajar siswa. Jika validitas internal tinggi, maka perbedaan hasil belajar di antara grup
eksperimen dan grup kontrol, hanya disebabkan adanya pengaruh dari kedua variabel metode
mengajar.
Variabel internal penelitian eksperimen dapat terjadi karena adanya delapan faktor
pentng sebagai sumber variasi. Kedelapan faktor tersebut, yaitu

11
1. Faktor sejarah atau history dari subjek yang diteliti,
2. Proses kematangan,
3. Prosedur pretesting,
4. Instrumen pengukuran yang digunakan,
5. Adanya kecenderungan terjadinya statistik regresi pada individu,
6. Perbedaan pemilihan subjek,
7. Perbedaan lainnya disebabkan adanya mortalitas dalam proses eksperimen, dan
8. Terjadinya interaksi di antara faktor-faktor di atas, termasuk kematangan, sejarah,
pemilihan, dan sebagainya.

Variabel eksternal tinggi merupakan kondisi di mana hasil penelitian yang di lakukan
dapat digeneralisasi dan digunakan pada kelompok lain di luar setting eksperimen, ketika
keadaan serupa dengan kondisi peneliitian eksperimen. Jika hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasi pada situasi lain, maka dapat diartikan bahwa orang lain tidak dapat mengambil
keuntungan dari hasil penelitian yang ada. Akibatnya mereka harus terus-menerus melakukan
penelitian sendiri untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Validitas eksternal pada umumnya dibedakan menjadi empat macam faktor, yaitu:
1. Adanya interaksi pengaruh bias pemilihan dan X,
2. Pengaruh interaksi pretesting,
3. Pengaruh reaktif proses eksperimen, dan
4. Adanya interferensi antarperlakuan selama dalam proses penelitian eksperimen.

G. Penyimpangan penelitian
Penyimpangan penelitian terjadi apabila peneliti secara tidak pada tempatnya
mempengaruhi tingkah subyek.Penyimpangan ini bisa juga terjadi apabila peneliti membua
suatu “kesalahan” sementara dia mengamati atau merekam suatu eksperiman. Penyimpangan
mungkin berasal dari pengetahuan peneliti tentang hipotesis atau pengetahuan tentang
hipotesis atau pengetahuan tentang kelompok kendali ataukah kelompok kendali ataukah
kelompok eksperimen dari setiap subyek peneliti tersebut.

Ada beberapa teknik yang biasanya dipakai untuk memperkecil penyimpangan


tersebut. (1) Orang yang bertugas memberi petunjuk-petunjuk atau mengadakan pengamatan
tiak diberitahu tentang hipotesis yang akan diuji. (2) Kecuali itu orang-orang sampel tersebut
juga tak diberitahu ke dalam kelompok manakah subyek-subyek penelitian kita masukkan.
Istilah yang lazim untuk kedua teknik ini adalah bahwa mereka yang melaksanakan
12
eksperimen hendaklah “buta” hipotesis dan/atau manipulasi. (3) Alat-alat yang otomatis
sebaiknya dipakai bila mungkin. Misalnya video tape, data recorders dan sebagainya.

13

Anda mungkin juga menyukai