Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DESAIN RISET KUANTITATIF ESKPERIMENTAL DAN EKSPOSFAKTO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Riset


Dosen Pengampu Prof. Dr. Dyah Werdiningsih. M.Pd.

Dian Arifatul Faizah (22302071004)


Valliant Mulky Azzuri (22302071007)
()

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas karunia-Nya berupa nikmat
iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah Metodologi Riset
Penelitian. Makalah ini ditulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi Riset yang
dibina oleh Prof. Dr. Dyah Werdiningsih. M.Pd.
Makalah tentang “Desain Riset Kuantitatif Eksperimental dan Eksposfakto”
merupakan salah satu penjabaran desain penelitian kuantitatif. Makalah ini disusun
berdasarkan beberapa referensi yang kami kumpulkan menjadi bacaan yang bermanfaat.
Selanjutnya, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca. Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga dengan kelapangan hati, kami sangat menerima kritik dan saran yang disampaikan
untuk perbaikan makalah ini.

Malang, Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibrahim, dkk (2018) menjelaskan bahwa penelitian merupakan salah satu upaya
manusia dalam memecahkan masalah yang sering timbul di sekitarnya. Seorang peneliti pada
praktiknya di lapangan akan memilih salah satu metode yang dipandang paling cocok untuk
penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan dan masalah yang
akan dipecahkan (efektivitas). Oleh karena itu, pemilihan metode penelitian merupakan
penentu utama untuk menemukan fakta-fakta di lapangan.
Seorang peneliti akan menetukan metode yang tepat untuk digunakan dalam sebuah
penelitian. Metode tersebut tentunya disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Terdapat dua jenis penelitian yang sering digunakan, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Donatus (2016) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif merupakan satu metode ilmiah yang dipakai untuk menjaring pengalaman empiris
tentang realitas sosial dan Menyusun pengalaman empiris itu ke dalam satu sistem penalaran
yang logis. Kedua pendekatan itu tidak bisa dipisahkan secara ketat ketika si peneliti
berhadapan dengan peristiwa-peristiwa di lapangan penelitian. Pendekatan kuantitatif lebih
berhubungan dengan pengumpulan data, sementara pendekatan kualitatif lebih berhubungan
dengan pemahaman dan penafsiran subyek akan makna data-data.
Penelitian eksperimen merupakam penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
Penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis
guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship). Sedangkan penelitian eksposfakto merupakan penelitian dimana variabel-
variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel- variabel
terikat dalam suatu penelitian.
Penelitian dapat dilaksanakan dengan baik jika peneliti mampu memahami
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan komponen penelitian. Hal tersebut, baik yang
berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat penelitian, karakteristik, tujuan, syarat-
syarat penelitian, langkah-langkah penelitian dan bentuk-bentuk desain penelitian. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang desain riset kuantitatif eksperimen dan
eksposfakto.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desain penelitian eksperimental?
2. Apa karakteristik penelitian eksperimental?
3. Apa bentuk penelitian eksperimental?
4. Apa kelebihan dan kelemahan penelitian eksperimental
5. Apa pengertian penelitian eksposfakto
6. Apa karakteristik penelitian eksposfakto?
7. Apa saja bentuk penelitian eksposfakto?
8. Apa langkah-langkah penelitian eksposfakto?
9. Apa kelebihan dan kelemahan penelitian eksposfakto?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian desain penelitian eksperimental
2. Untuk mendeskripsikan karakteristik penelitian eksperimental
3. Untuk mendeskripsikan bentuk penelitian eksperimental
4. Untuk mendeskripsikan kelebihan dan kelemahan penelitian eksperimental
5. Untuk mendeskripsikan pengertian penelitian eksposfakto
6. Untuk mendeskripsikan karakteristik penelitian eksposfakto
7. Untuk mendeskripsikan bentuk penelitian eksposfakto
8. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penelitian eksposfakto
9. Untuk mendeskripsikan kelebihan dan kelemahan penelitian eksposfakto
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Penelitian Eksperimental


Rukminingsih (2018: 38) menjelaskan bahwa penelitian eksperimental atau
eksperimen adalah salah satu penelitian kuantitatif dimana peneliti memanipulasi satu
ataulebih variable bebas (independent variable), mengontrol variabel lain yang relevan,
dan mengamati efek dari manipulasi pada variabel terikat (dependen variable). Sebuah
eksperimen dengan sengaja dan sistematis memperkenalkan perubahan dan kemudian
mengamati konsekuensi dari perubahan itu. Hanya masalah penelitian yang
memungkinkan peneliti untuk memanipulasi kondisi yang tepat untuk penelitian
eksperimental. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menentukan hubungan
kausal (sebab-akibat) ada antara dua atau lebih variable.

B. Karakteristik Penelitian Eksperimental


Karakteristik penelitian eksperimen menurut Ary dalam Rukminingsih (2020: 41
– 42) bahwasannya terdapat tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen,
antara lain:
a) Variabel bebas yang dimanipulasi.
Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka
untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
b) Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.
Menurut Gay dalam Rukminigsih (2020: 42) menjelaskan bahwa control is an effort
on the part of researcher to remove the influence of any variable other than the
independent variable that ought affect performance on a dependent variable. Dengan
kata lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh
variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan
eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar
karakteristik keduanya mendekati sama.
c) Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan
mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan
diantara dua group.
C. Bentuk Penelitian Eksperimental
Dalam desain eksperimen ada empat prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Penempatan subjek secara acak


2. Adanya perlakuan
3. Adanya mekanisme kontrol
4. Adanya ukuran keberhasilan
Ada tidaknya keempat prinsip tersebut akan sangat menentukan kualitas eksperimen yang
dilakukan. Dengan dasar tersebut, desain eksperimen dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yakni praeksperimen, eksperimen murni dan eksperimen semu.

Keterangan :

X : Uji atau variabel bebas atau penyebab

O : Proses observasi atau pengukuran variabel tidak bebas atau efek atau akibat

R : Random atau acak yang menunjukkan bahwa subjek dalam kelompok itu dipilih

secara acak

1. Desain Pra-Eksperimental

Disebut pre-experimental karena desain ini belum merupakan desain sungguh-


sungguh. Masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak adanya
variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

a. Studi Kasus Satu Tembakan (The One Shot Case Study)

Sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan


tanpa pre-test. Dengan model ini, peneliti hanya ingin mengetahui efek dan
perlakuan yang diberikan pada kelompok tanpa mengindahkan pengaruh faktor lain.

X O2

b. Satu Kelompok Prates-Postes (The One Group Pretest-Posttest)


Eksperimen yang dilakukan tanpa adanya kelompok pembanding tetapi sudah
menggunakan pre-test, sehingga besarnya efek dari perlakuan dapat diketahui
dengan pasti.

O1 X O 2

c. Time Series Design

Dalam desain eksperimen ini, pengukuran variabel dependen dilakukan secara


periodik pada selang waktu tertentu. Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan grup
sebelum diberi perlakuan. Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti group tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten.
Setelah kondisi mulai tidak labil, maka perlakuan dapat mulai diberikan.
O1 O2 O3 O4 X O 5 O6 O7 O8

2. Desain Eksperimental Sebenarnya (True-Experimental Designs)

Desain ini disebut eksperimen murni karena mekanisme kontrol dilakukan


relatif memadai, terutama penempatan subjek secara random. Dengan penempatan
subjek secara random, maka diasumsikan ada kesetaraan awal setiap kelompok.

a. Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes (The Pretest-Posttest Control Group


Design ; Desain ini sering disebut juga desain eksperimen klasik)

R O 1 X O2

R O1 O2

Pada fase pascauji, dikaji apakah eksperimen tersebut berimbas pada


kelompok uji atau tidak, hasilnya dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ada
tidaknya perbedaan akibat eksperimen diuji dengan statistika.

b. The Posttest-Only Control Group Design


D.T Campbell dan Stanley (1996: 25) dalam Donna M.Mertens (2010: 136)
mengatakan bahwa pretest tidak dilakukan karena dimungkinkan bisa menimbulkan
bias.
R X O2

R O2
c. Single Factor Multiple-Treatment Design

Single Factor Multiple-Treatment Design sama seperti grup desain true-


experiment yang lain, tetapi disini digunakan tiga sampai empat kelas. Dua kelas
diberi perlakuan dan satu kelas menggunakan pembelajaran tradisional.

R O 1 X1 O2

R O 1 X2 O2

R O1 O2

d. Desain Solomon Empat Kelompok (The Solomon Four-Group Design)

Desain eksperimen ini merupakan kombinasi dari pretest-postest control


group design dengan posttest only group design. Kekurangan dari desain ini adalah
subjeknya sangat banyak.

R O 1 X O2

R O1 O2

R X O2

R O2

e. Desain Faktorial

Desain ini menggunakan dua atau lebih variabel independen (stimulus) yang
dikombinasikan. Kombinasi inilah yang disebut faktor. Contoh: Pada percobaan
study reading comprehension, variabel bebas pertama: strategi instruksional yang
memiliki dua level; kemudian variabel bebas kedua: jenis kelamin, yang juga
memiliki dua level. Jadi, penelitian tersebut memiliki desain faktorial 2x2.

A : Strategi instruksional

(A1 : succes for all dan A2 : tradisional reading comprehension instructional)

B : Jenis kelamin

(B1 : laki-laki dan B2 : perempuan)

Dalam melakukan analisis untuk desain faktorial, peneliti menguji pengaruh variabel
utama, serta interaksi yang mungkin:

AxB

A x B mengacu pada interaksi antara A dan B. Dalam penelitian Borman et al


(2007), pengujian ini digunakan untuk mengetahui: efek utama untuk strategi
pembelajaran (A), efek utama untuk jenis kelamin (B), dan efek interaksi (A x B).
Desain faktorial cukup umum digunakan dalam penelitian eksperimental karena
memungkinkan peneliti untuk menguji efek dari berbagai jenis variabel yang
mungkin diharapkan berpengaruh pada outcome-nya, yaitu : tingkat kelas, usia, jenis
kelamin, etnis atau ras, atau jenis kecacatan.

f. Cluster Randomization Design

Cluster Ramdomization Design yang berarti bahwa sekolah, bukan siswa,


secara acak ditugaskan untuk dikondisikan. Namun, data dikumpulkan pada individu
siswa, bukan tingkat sekolah karena sekolah adalah unit tugas. Peneliti perlu
melakukan analisis statistik (regresi linier hirarkis) yang memungkinkan untuk tes
efek tingkat sekolah. Kemudian siswa dapat dibandingkan setelah efek tingkat
sekolah dikendalikan.

3. Desain Eksperimental Semu (Quasi-Experimental Designs)


Quasi experimental disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain
ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk
mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain
digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang
berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya.
Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek
kesetaraan maupun grup kontrol.

a. Static Group Comparison Design

Static group comparison design melibatkan pemberian perlakuan pada


kelompok eksperimental dan membandingkan kinerjanya pada posttest dengan
kelompok kontrol.
X O2

O2

Dua ancaman utama untuk desain ini adalah: (1) differential selection, karena
kelompok memiliki perbedaan karakteristik pada awalnya; dan (2) experimental
mortality jika peserta di drop out dari penelitian. Padahal hal ini sangat penting
untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang latar belakang kedua
kelompok untuk menentukan bagaimana mereka berbeda.

Peneliti mengakui bahwa kelompok itu tidak sangat cocok, tapi cukup
asimiliar untuk meredakan kekhawatiran serius tentang diferensial sebagai ancaman
terhadap validitas. Sehingga, Bickman et al (2000) tidak menggunakan pretest.

b. The Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan static group design, tetapi menggunakan
pretest. Desain ini beranggapan bahwa differential selection dan experimental
mortality dapat dikontrol menggunakan pretest. Peneliti akan mampu menentukan
apakah dua kelompok berbeda awalnya pada variabel dependen. Karena ada pretest

O1 X O 2
dan posttest, mereka mampu membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum
intervensi.

O1 O2

c. Regression-Discontinuity (R-D) Design

Desain ini digunakan jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan


eksperimen. Ini sedikit rumit, tapi Mark dan Gramble (2009: 208) menjelaskan
sebagai berikut:

Dalam desain RD, perlakuan yang diterima siswa tergantung dari nilai mereka
sebelumnya yang disebut Quantitative Assigment Variabel (QAV). Siswa yang
nilainya di atas nilai speciffic cutoff pada QAV dijadikan kelompok pembanding,
dan siswa yang di bawah cutoff mendapatkan perlakuan. Dalam sebuah
compensatory afterschool reading program, misalnya, rata-rata skor membaca
adalah QAV, dengan skor siswa di bawah cutoff ditugaskan untuk mengikuti
program tersebut dan siswa di atas cutoff sebagai kelompok pembanding.
Kemudian, setelah program, siswa akan dinilai pada ukuran hasil (program
pasca skor reading). Logika dasar Desain RD adalah bahwa jika program ini
efektif, harus ada lompatan terdeteksi dalam skor di cutoff. Selain itu, umumnya
tidak ada ancaman validitas yang masuk akal yang bisa menjelaskan
diskontinuitas dalam skor yang terjadi tepatnya di cutoff.

Desain RD memang jarang dilaksanakan, tetapi desain ini telah mendapatkan


banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir dan telah masuk dalam kategori
penelitian dengan pendekatan analisis secara alternatif.

D. Kelebihan Penelitian Eksperimental


Berikut ini merupakan kelebihan dari penelitian eksperimental, antara lain:
a. Peneliti memiliki pegangan yang lebih kuat atas variabel untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan.
b. Subjek atau industri tidak mempengaruhi efektivitas penelitian eksperimental. Setiap
industri dapat menerapkannya untuk tujuan penelitian.
c. Hasilnya spesifik. Setelah menganalisis hasilnya, Anda dapat menerapkan temuan
Anda pada ide atau situasi serupa.
d. Anda dapat mengidentifikasi sebab dan akibat dari suatu hipotesis. Peneliti
selanjutnya dapat menganalisis hubungan ini untuk menentukan ide yang lebih
mendalam.
e. Penelitian eksperimental membuat titik awal yang ideal. Data yang Anda kumpulkan
adalah dasar untuk membangun lebih banyak ide dan melakukan lebih banyak
penelitian.

E. Pengertian Penelitian Eksposfakto


Rukminingsih (2020: 63) menjelaskan bahwa Penelitian dengan rancangan ex post
facto sering disebut dengan after the fact yang artinya adalah penelitian yang dilakukan
setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study, karena penelitian
ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian
dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kejadian tersebut.
Penelitian eksposfakto secara metodis merupakan penelitian experimen yang juga
menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu, karena sesuatu
sebab untuk memberikan perlakuan atau manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi
atau gejala atau peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor
penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya. Penelitian eksposfakto bertujuan
menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang
disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu
peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara
keseluruhan sudah terjadi secara alamiah.

F. Karakteristik Penelitian Eksposfakto


Berikut ini merupakan karakteristik penelitian eksposfakto, antara lain:
1. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk
menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
3. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.
4. Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang
diteliti.
5. Penelitian eksperimental dan eksposfakti berdasarkan logika yang digunakan dan
tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x
maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan eksposfakto adalah tidak ada
kontrol langsung variabel bebas dalam penelitian eksposfakto.
6. Penelitian eksposfakto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak
dapat dilaksanakan.

G. Bentuk Penelitian Eksposfakto


Rukminingsih (2020: 65) menjelaskan bahwasannya penelitian eksposfakto dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Causal Research (Penelitian Korelasi)
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data
guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih. Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang
hendak menggunakannya, yaitu:
a. Penelitian korelasi
Peneltian ini tepat jika variabel kompleks dan penelitian tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
b. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
c. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Contoh judul penelitian:
Korelasi antara Kebiasaan Membaca Koran dengan Kemampuan Menulis Teks Berita
pada Siswa Kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Wonosobo
(Skripsi oleh Khusna Amalia, 2013)

2) Causal Compararative Research (Penelitian Kausal Komparatif)


Penelitian kausal komparatif adalah pendekatan dasar yang melibatkan kegiatan peneliti
yang diawali denganmengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya,
kemudian dia berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Atau dengan kata
lain dalam penelitian kausal komparatif peneliti berusaha mencermati pertanyaan
penelitian atau what is the effect of X?
Contoh:
Perbedaan Kemampuan dan Displin Kerja antara Dosen Tetap dengan Dosen Kontrak.
Perbedaan Kualitas Manajemen antara Jurusan Syariah dan Tarbiyah.
Perbedaan Daya Beli antara Kelompok Masyarakat Petani dan Nelayan.
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya
masih sama dengan penelitian variable mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu,
atau dalam waktu yang berbeda. (Nurman, 2021: 173)

H. Langkah-Langkah Penelitian Eksposfakto


Menurut Ibrahim (2020: 70) untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti
perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah
Masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausal bagi
munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang
pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang
diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan.
Rumusan hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti
sebelum data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila
peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang
dibandingkan dalam variabel tertentu.
2. Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan peneliti harus mampu mengidentifikasikan
tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel
independen dan dependen.
3. Pengelompokkan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang
diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya
peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda
tingkatannya.
4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan hanya berupa data yang diperlukan, baik yang
berhubungan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang
dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki
fenomena yang sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga
peneliti tinggal memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen
seperti; tes, angket, maupun wawancara yang dapat digunakan untuk mengumpul data
bagi peneliti.
5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunaka snerupa dengan yang digunakan dalam
penelitian diferensial maupun eksperimen. Dimana perbandingan nilai variabel
dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen.
6. Penafsiran Hasil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati.
Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung pada
kemampuan peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen dan
keyakinan bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.

I. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Eksposfakto


Ibrahim, dkk (2018: 72 – 73) menjelaskan bahwasannya penelitian eksposfakti
memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini penjabarannya.
Kelebihan Penelitian Eksposfakto
a. Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian eksperimen.
b. Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah
kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena
terjadi kemajuan dalam teknik statistik membuat desain eksposfakto lebih bertahan

Kelemahan Penelitian eksposfakto


a. Kurang kontrol terhadap variable bebas
b. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan diidentifikasi
c. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa kombinasi
dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi tertentu menghasilkan
akibat tertentu.
d. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi juga dari
satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
e. Jika hubungan antara dua variabel ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab dan
mana yang akibat.
f. Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti
menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bias jadi berhubungan dengan
suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.
g. Mengklasifikasikan subyek kedalam kelompok dikotomi (misalnya yang siswa
berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh dengan
masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi, dan
sementara.
h. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi subyek yang
terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek yang sama dalam segala hal kecuali
pemaparan mereka terhadap satu variable.
i.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Khusna. 2013. Korelasi antara Kebiasaan Membaca Koran dengan Kemampuan
Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Wonosobo.
Skripsi, diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta.

Donatus, Sermada Kelen. 2016. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Ilmu
Sosial: Titik Kesamaan dan Perbedaan, dalam
ttps://ejournal.stftws.ac.id/index.php/spet/article/download/42/37, diakses tanggal 17
Oktober 2023.

Nurman. 2021. Penelitian Kuantitatif di Bidang Pendidikan Bahasa Arab (Teori dan Praktek).
Mataram: Sanabil.

Anda mungkin juga menyukai