Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENDALAMAN 3

Nama : Putri Suwandari


NIM : 1110122121 (UNNES) / 1701620011 (UNJ)
Matakuliah : Metodologi Penelitian Kuantitatif – Permata LPTK
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Haryono M. Psi

Rangkuman Desain dan Metode Penelitian


A. DESAIN PENELITIAN
1) Pengertian
Desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan
penganalisaan data. Desain tersebut meliputi variabel-variabel kerja dan bagaimana
variabel tersebut dapat diukur, memilih sampel, mengumpulkan data yang digunakan
untuk uji hipotesis, dan analisis data atau hasilnya. Desain ini membentu ilmuwan
dalam mengalokasi sumber daya yang terbatas dengan mengemukakan pilihan-
pilihan penting (Thyer, 1993).
Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat
sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Desain ini merupakan program menyeluruh dari penelitian. Dalam rencana tersebut
tercakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan
implikasinya sacara operasional sampai kepada analisis akhir data. Suatu desain
penelitian menyatakan baik struktur masalah penelitian maupun rencana penyelidikan
yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai hubungan dalam
masalah (Keringler, 1986).
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
merupakan sebuah rencana prosedural yang menjadi panduan peneliti untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid, obyektif, akurat dan
ekonomis. Dengan kata lain desain penelitian sangat diperlukan oleh peneliti untuk
mengarahkan kerja penelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.
2) Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan desain penelitian ada tiga yaitu:
 Studi kasual yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat
(menjawab pertanyaan apakah dan mengapa) atau berusaha untuk
menjelaskan hubungan-hubungan antara variable.
 Studi korelasional yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan
antara variabel yang diteliti (menjawab pertanyaan sejauh mana pengaruh).
 Studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari tahu tentang siapa, apa,
dimana, bilamana, dan berapa banyak.
b. Manfaat Desain Penelitian
 Terkait dengan identifikasi dan/atau pengembangan prosedur dan pengaturan
logistik yang diperlukan dalam kerja penelitian,
 Menekankan pada pentingnya kualitas prosedur-prosedur tersebut dalam
kaitannya dengan validitas, obyektivitas dan keakuratan kerja penelitian.
3) Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Desain Penelitian
Desain penelitian dalam menentukan kesimpulan lebih mementingkan keluasaan
dan bukan kedalaman. Desain ini berusaha untuk mengetahui ciri-ciri populasi
melalui penarikan kesimpulan secara inferensi berdasarkan ciri-ciri sampel.
Hipotesis diuji secara kuantitatif, dan kesimpulan mengenai hasil-hasil temuan
disajikan berdasarkan tingkat sejauh mana sampel adalah reprensentatif dan
tingkat validitas/keaslian sampel.
b. Lingkungan Desain Penelitian
Desain-desain juga berbeda sesuai dengan kondisi lingkungan actual atau
kondisi-kondisi yang lain. Hal ini disebut kondisi lapangan dan kondisi
laboratorium. Ciri-ciri pokok dari berbagai kondisi dan hubungan dalam situasi
actual sering dinyatakan dalam model-model matematis yang dipandang sebagai
simulatis.
4) Jeni-Jenis
a. Desain Penelitian Eksperimental
Menurut Arifin (2009), penelitian eksperimental merupakan penelitian yang di
dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti serta
adanya upaya kontrol yang ketat terhadap berbagai faktor luar yang melibatkan
subjek pembanding. Desain penelitian eksperimental dijadikan sebuah metode
ilmiah yang sistematis dan dilakukan untuk membangun hubungan yang
melibatkan fenomena sebab-akibat. Selain itu, desain penelitian eksperimental ini
juga ditentukan oleh bagaimana cara peneliti dapat mengatur subjek ke dalam
kondisi dan juga kelompok yang berbeda. Oleh sebab itu, desain pada penelitian
eksperimental dibagi lagi menjadi beberapa kelompok.
 Desain Penelitian Pre-Eksperimental
Desain penelitian pre-eksperimental baik dari satu atau berbagai kelompok
variabel terikat diamati untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
dari suatu aplikasi dari variabel bebas yang sebelumnya dianggap dapat atau
menyebabkan perubahan. Sehingga desain ini menjadi desain penelitian
eksperimental yang paling sederhana dan tidak memiliki kelompok kontrol.
Desain penelitian pre-eksperimental ini dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. One-shot Case Study Research Design.  Hanya ada satu kelompok
variabel terikat yang dipertimbangkan dan dilakukan setelah memberi
perlakukan yang dianggap menimbulkan perubahan.
2. One-group Pretest-posttest Research Design. Mengkombinasikan
posttest dan pretest study dengan mengadakan suatu tes pada satu
kelompok sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakukan.
3. Static-group Comparison. Ada 2 lebih atau kelompok diberikan
pengawasan dan hanya ada satu kelompok yang diberikan perlakuan,
sementara kelompok lainnya dibiarkan statis.
 True Expirimental Research Design
Penelitian ini bergantung terhadap bagaimana analisis statistik untuk
menerima atau menolak suatu hipotesis. True experimental research
design menjadi desain penelitian eksperimen yang paling akurat dan juga
dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok
subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.
Penelitian ini harus memiliki kelompok kontrol dan juga variabel yang
dapat dimanipulasi oleh peneliti dan distribusinya harus secara acak. Ada pun
di bawah ini merupakan beberapa klasifikasi dari desain penelitian, yaitu:
1. The Posttest-only Control Group Design. Desain yang memilih subjek
secara acak dan kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok, namun
hanya kelompok eksperimental yang diberi perlakuan.
2. The Pretest-posttest Control Group Design. Subjek dipilih dan dibagi
menjadi 2 kelompok secara acak dan dua kelompok diberikan pretest,
tetapi hanya ada satu kelompok yang diberi perlakuan.
3. Solomon Four-group Design. Kombinasi dari pretest-only dan pretest-
posttest control group yang subjeknya dipilih secara acak dan dibagi
menjadi 4 kelompok.
 Desain Penelitian Quasi-Eksperimental
Penelitian quasi-eksperimental ini memiliki kemiripan dengan true
experimental research. Akan tetapi, pada quasi-eksperimen ini, partisipan
tidak dipilih secara acak, sehingga desain penelitian ini digunakan pada
kondisi yang random atau sulit bahkan tidak mungkin dilakukan.
b. Desain Penelitian Survey
Desain penelitian ini paling sesuai untuk metode penelitian yaitu fase
penyelidikan atau studi kasus karena mengutamakan survei dan proses historis
sebagai jalan untuk menjelaskan sebab dan kausalitas. Meski begitu, metode ini
hanya merupakan persiapan metode penelitian dan tidak dapat digunakan untuk
menggambarkan atau menguji suatu masalah.
c. Desain Penelitian Longitudinal
Desain penelitian ini menggunakan data dengan rentang waktu yang paling
panjang akan tetapi sifatnya tetap relatif. Meski demikian, diperlukan penekanan
terhadap riset longitudinal yang dilakukan pada ekstensi atau perpanjangan dari
survei yang dilakukan dan perpanjangannya sendiri bersifat periodik. Sehingga
desain ini dapat dipahami sebagai proses perpanjangan penelitian survei yang
sifatnya periodik dan dapat dilakukan survei dua kali tergantung rentang waktu
yang ditentukan dari awal menggunakan teknik pengumpulan data baik kuesioner
maupun interview terstruktur.
Langkah pertama yang dilakukan dalam metode ini adalah survei dengan
kuesioner atau wawancara, kemudian dilakukan riset dengan variabel yang sudah
disusun matang dengan rentang waktu yang jelas, tetapi tidak ada ketentuan
berapa kali partisipan harus disurvei kembali. Dan setelah survei, maka terjadi
perubahan karakteristik yang menjadi fokus penelitian dalam desain penelitian
longitudinal.
d. Desain Penelitian Studi Kasus
Desain penelitian survei dilakukan pada populasi yang besar atau kecil dan
datanya diambil dari sampel yang diambil dari populasi yang ada untuk
menemukan berbagai kejadian yang relatif, distribusi, dan hubungan antara
berbagai variabel sosiologis maupun psikologis. Desain penelitian ini dibagi
menjadi dua yaitu desain penelitian silang dan juga survei berkepanjangan.

B. METODE PENELITIAN
1) Pengertian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2013, hlm. 3)
menyatakan bahwa: Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-
ciri keilmun, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data
rasional,empiris (teramati) dan sistematis yang mempunyai kriteria tertentu yaitu
valid. Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
2) Jenis
Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan, dan
tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian
terapan (applied research) dan penelitian pengembangan (research and development)
Borg and Gall dalam Sugiyono (2013, hlm. 9) menyatakan bahwa, “Penelitian dan
pengembangan (research and development/R&D). merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran”.
Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam Sugiyono (2013, halaman 9)
menyatakan bahwa “Penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan
menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan
penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan
praktis. Hubungan antara penelitian dasar, penelitian pengembangan (R&D) dan
penelitian terapan”. Berikut jenis-jenis Metode Penelitian Kuantitatif:
a. Korelasi
Metode Korelasional merupakan salah satu dari macam-macam metode
penelitian kuantitatif yang digunakan dalam evaluasi. Terutama untuk
mendeteksi sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefesian korelasi.
Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti korelasional adalah
penelitian dengan tujuan untuk mendeteksi tingkat kaitan variasi-variasi yang
ada dalam suatu faktor dengan variasi-variasi dalam faktor yang lain dengan
berdasarkan pada koefisien korelasi.
b. Deskriptif
Metode deskriptif merupakan salah satu macam-macam metode penelitian
kuantitatif dengan suatu rumusan masalah yang memadu penelitian untuk
mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas, dan mendalam. Macam-macam metode penelitian kuantitatif
seperti deskriptif ini bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.
c. Kausal Komparatif
Metode penelitian kausal komparatif merupakan salah satu dari macam-macam
metode penelitian kuantitatif. Nama populer dari macam-macam metode
penelitian kuantitatif ini adalah ex-post facto. Metode Kausal komperatif
digunakan dalam evaluasi untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab-
akibat.
d. Komparatif
Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti yang komparatif berfungsi
membandingkan dua perlakuan atau lebih dari suatu variable, atau beberapa
variabel sekaligus. Tujuan macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti
komparatif ini untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa,
kegiatan, atau program. Perbandingan yang dilihat dari bagaimana seluruh unsur
dalam komponen penelitian terkait antara satu sama lain. Perhitungan yang
digunakan macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti komparatif
adalah berupa persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta
faktor pendukung hasil.
e. Eksperimen
Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu dari macam-macam
metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini dilakukan untuk menguji
efektif atau tidaknya variabel eksperimen. Penelitian eksperimen biasanya lebih
banyak digunakan dalam bidang eksak. Ada dua jenis penelitian eksperimen,
semu dan sungguhan.
Metode eksperimen semu digunakan dalam evaluasi untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan yang dapat diperoleh data sebenarnya.
Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti eksperimen ini biasanya
digunakan dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau
memanipulasikan variable yang relevan.
f. Survei
Metode Survei digunakan dalam evaluasi untuk membuat pencanderaan secara
sistematis, faktual, dan akurat terhadap fakta-fakta serta sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu. Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti survei
digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data informasi tentang
populasi yang besar. Biasanya menggunakan sampel yang relatif lebih kecil.
Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti survei digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah isu skala besar yang aktual dengan populasi
sangat besar, sehingga diperlukan sampel ukuran besar.
g. Inferensial
Inferensial merupakan salah satu macam-macam metode penelitian kuantitatif
yang melakukan analisis hubungan antar variable dengan pengujian hipotesis.
Maka, kesimpulan penelitian jauh melampaui sajian data kuantitatif saja. Dalam
penelitian inferensial dapat membahas tentang besarnya peluang kesalahan
dalam pengambilan kesimpulan.
3) Model
Sugiyono (2013, hlm. 12) menyatakan bahwa “Metode penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment
(perlakuan) tertentu”. Misalnya pengaruh ruang ber AC terhadap efektivitas
pembelajaran. Sugiyono (2013, hlm. 12) menyatakan bahwa “Metode survey
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya
dengan mnegedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya
(perlskusn tidsk seperti dalam eksperimen).
Sugiyono (2013, hlm. 12) menyatakan bahwa “Metode penelitian
naturalistic/kualitatif, digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah, dan
penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam mengumpulkan data
bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan
peneliti. Dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa yang termasuk dalam
metode kuantitatif adalah metode penelitian eksperimen dan survey, sedangkan yang
termasuk dalam metode kualitatif yaitu metode naturalistic. Penelitian untuk basic
research pada umumnya menggunakan metode eksperimen dan kualitatif, applied
research menggunakan eksperimen dan survey, dan R&D dapa menggunakan survey,
kualitatif dan eksperimen.
 Pengertian Kuantitatif
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah
cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk
penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan
filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sugiyono
(2013, hlm. 14) mengatakan bahwa: Metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pendapat diatas data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan tekhnik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif
berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari subjek yang diteliti.
 Pengertian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena
populeritasnya belum lama, dinakam metode postpositivistik karena
berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai
metode artistik, karna proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan
disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan
dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Sugiyono (2013,
hlm. 15) mengatakan bahwa: Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi. Berdasarkan pendapat diatas bahwa data kualitatif dapat
diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya
wawancara, analisis, diskusi, atau observasi. Data kualitatif berfungsi untuk
mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.

Anda mungkin juga menyukai