Anda di halaman 1dari 6

Nama : Raudhatul jannah

Nim : C1B018121

Kelas : R-001

Matkul : Metodologi penelitian

Dosen : Dr. Ade Octavia, S.E., M.M

Resume Desain Penelitian

A. Pengertian desain penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan suatu rancangan yang dapat menuntun
peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap petanyaan penelitian. Dalam pengertian yang luas
desain penelitian mencangkup berbagai hal yang dilakukan peneliti, mulai dari identifikasi
masalah, rumusan hipotesis, operasionalisasi hipotesis, cara pengumpulan data, hingga analisis
data.

Desain penelitian membantu peneliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan peneliti
yang sahih, objektif, akurat, serta hemat. Desain penelitian harus disusun dan dilaksanakan
dengan penuh perhitungan agar dapat memperhatikan bukti empiris yang kuat relevansinya
dengan pertanyaan penelitian. Desain yang direncanakan dengan baik sangat membantu peneliti
untuk mengandalkan observasi dan intervensi, serta untuk melakukan inferensi atau generalisasi
hasil penelitian.

B. Ruang lingkup design penelitian terdiri dari :

a)      Penentuan Judul Penelitian

Penentuan judul penelitian sangat penting karena dapat mengetahui objek penelitian, subjek
apa yang akan diteliti, dimana lokasi penelitian, tujuan yang ingin di capai dan sasarannya. Ada
beberapa petunjuk bagi seorang peneliti yang akan melakukan penelitian dalam menentukan
judul, yaitu :

1. Keterjangkauan
2. Ketersedian Data
3. Signifikansi Judul yang dipilih

Beberapa syarat yang diperlukan untuk memilih judul penelitian, yaitu :

1. Judul ditetapkan setelah peneliti mengetahui permasalahan pokok objek yang akan diteliti
2. Judul penelitian mencerminkan keseluruhan isi penulisan
3. Judul harus mengemukakan kalimat singkat dan jelas

b) Penentuan masalah penelitian.

Masalah penelitian itu merupakan pedoman kegiatan penelitian. Dalam penelitian, masalah
berperan untuk mengarahkan kegiatan penelitian. Tanpa rumusan masalah, peneliti akan
kesulitan dalam pelaksanaan dan penulisan penelitiannya. Beberapa syarat yang harus
diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:

1. Masih berhubungan dengan judul utama


2. Mendukumg tujuan penelitian
3. Mengembangkan atau memperluas cara-cara pengujian suatu teori
4. Memberikan sumbangan terhadap metodelogi penenelitian

5. Menunjukan variable-variabel yang diteliti

c) Penentuan tujuan penelitian.

Tujuan penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mencapai sasaran dan target yang ingin
dicapai. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan utam dan tujuan sekunder. Tujuan utama sangat erat
kaitannya dengan judul dan masalah penelitian, sedangkan tujuan sekunder sangat tergantung
pada keinginan pribadi seorang peneliti, dengan kata lain lebih bersifat subjektif bagi peneliti.

d) Penentuan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan namun perlu menguji kebenarannya.
Ada beberapa cara untuk merumuskan hipotesis anatara lain yaitu sebagai berikut:

1. Hipotesis yang baik harus searah dan mendukung Judul, Masalah, dan Tujuan Penelitian
2. Hipotesis harus dapat diuji dengan data empiris
3. Hipotesis harus bersifat spesifik
Dalam statistik dikenal ada dua macam hipotesis yaitu:

1. Hipotesis nol (H0): hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan dan tidak ada
perbedaan atau tidak ada pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
2. Hipotesis alternative (Ha): hipotesis yang menyatakan adannya ketidaksamaan atau
adanya perbedaan dan saling mempengaruhi anatara variabel satu dengan variable yang
lain

e) Penentuan populasi dan sampel penelitian.

Yang harus diperhatikan dalam menentukan sampel penelitian, adalah :

1. Tentukan populasi di daerah penelitian.


2. Tentukan jumlah sampel yang akan diteliti
3. Tentukan metode pengambilan sampel

f) Penentuan metode dan teknik pengumpulan data. Metode pengumpulan data terdiri atas
beberapa cara yaitu :

1. Osevasi

2. Wawancara

3. Angket

4. Pengumpulan data skunder

5. Pengumpulan data melalui penginderaan jauh

g) Penentuan cara mengolah dan menganalisis data.

C. Jenis desain penelitian

1. Desain penelitian eksperimental

a. Desain eksperimental adalah desain riset yang diterapkan untuk penjajagan atau
memperoleh pengetahuan awal. Eksperimen dalam riset sosial tak jarang digunakan untuk
mengetahui aspek kausal atau penyebab terjadinya fenomena sosial. Sering pula, desain
eksperimen dilakukan sebagai landasan menerapkan program atau kebijakan. Contoh sederhana
penelitian eksperimental misalnya, peneliti ingin mengetahui efektifitas penggunaan alarm rokok
di ruang publik untuk mengurangi konsumsi rokok penduduk di ruang publik.

Dalam penelitian sosial kualitatif, desain eksperimental sangat jarang dilakukan. Hal ini
umumnya disebabkan oleh pertimbangan etis. Untuk melakukan eksperimen, pemberitahuan
pada individu atau kelompok yang diteliti bisa dilakukan di depan atau disembunyikan. Dalam
penelitian kualitatif, pemberitahuan yang dilakukan di depan akan menghasilkan data yang bias.
Jika disembunyikan cenderung dianggap tidak elok secara etis.

b. Riset survey disebut juga cross-sectional. Desain penelitian survey dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh informasi dari responden melalui sampel yang diteliti. Survey atau cross-
sectional bisa pula dilakukan dengan menerapkan konten analisis jika sampel yang digunakan
adalah dokumen. Sebagai contoh, penelitian sosial tentang pengaruh rokok terhadap budaya
konsumsi seseorang. Desain survey dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Dalam penelitian kualitatif, desain survey bisa diterapkan ketika peneliti menerapkan metode
analisis wacana. Misalnya, penelitian tentang diskriminasi Islam di media massa. Riset kualitatif
dengan desain survey bisa diterapkan dengan metode analisis wacana untuk mengetahui
bagaimana citra Islam yang sampaikan oleh media massa tertentu. Survey dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara memilih beberapa media massa yang menjadi sampel dari keseluruhan
populasi media massa.

c. Desain penelitian longitudinal

Desain penelitian longitudinal pada umumnya menerapkan metode survey. Perbedaannya


adalah desain riset longitudinal dilakukan secara berkala dalam waktu yang relatif lama dengan
sampel yang sama. Riset longitudinal dilakukan untuk melihat tren atau perkembangan suatu
fenomena berdasarkan sampelnya. Contoh, penelitian tentang karakteristik kekerasan pemuda di
Ibu Kota Jakarta. Beberapa sampel disurvey. Secara berkala, sampel yang sama disurvey
kembali untuk dilihat perkembangannya.

Dalam penelitian kualitatif, desain penelitian longitudinal juga bisa dilakukan dengan
menerapkan metode studi kasus, mirip dengan desain survey. Jadi, bisa disebut pula riset
kualitatif yang menggunakan metode analisis wacana dengan desain longitudinal. Memang tidak
banyak riset macam ini. Peneliti yang melakukan penelitian ini secara berkala meneliti dokumen
sampel yang terbit dalam periode waktu tertentu.

d. Desain penelitian studi kasus

Desain penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi isu yang spesifik dan
kontekstual secara mendalam. Lingkup desain penelitian studi kasus sangat terbatas dan hasilnya
hampir selalu tidak bisa diaplikasikan pada konteks atau tempat yang lain. Misalnya, penelitian
tentang pola konsumsi fashion komunitas seni di Pacitan. Penelitian ini bisa dilakukan dengan
desain penelitian studi kasus.

e. Desain penelitian komparatif

Desain penelitian ini diterapkan pada penelitian yang memiliki fokus pembahasan lebih dari
satu kasus. Di sini terlihat jelas perbedaannya dengan studi kasus. Penelitian komparatif adalah
perbandingan antara dua kasus atau lebih yang dijadikan fokus penelitiannya. Misalnya
penelitian tentang pembentukan negara merdeka antara Indonesia dan Malaysia. Kasus yang
diteliti di sini adalah proses kemerdekaan dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia.

Desain penelitian komparatif bisa diterapkan dalam riset kualitatif. Sama seperti studi kasus,
metode yang sering digunakan adalah etnografi. Proses pengumpulan data umumnya dilakukan
dengan wawancara, observasi dan studi literatur. Studi komparatif lebih luas cakupannya dari
pada studi kasus. Peneliti pada akhirnya membandingkan antara kasus yang satu dengan yang
lain.

D. Design Dalam Merencanakan Penelitian

Dalam memecahkan masalah, design dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan evaluasi
terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui. Dari penyelidikan itu, akan terjawab
bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh untuk memcahkan suatu
masalah. Dari sini pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang design yang akan dibuat untuk
penelitian yang akan dikembangkan.

E. Design Pelaksanaan Penelitian

Design pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau pengamatan serta
memilih pengukuran,-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat
untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding dan editing, serta memproses data yang
telah dikumpulkan.

Suchman (1967) telah membagi design dalam pelaksanaan penelitian, yaitu :

1. Design sampel
2. Design alat (instrument)
3. Design administrasi
4. Design analisis

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai