Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH METODOLOGI POSITIF

DESAIN PENELITIAN

Oleh

KELOMPOK 3

M. Arya Syaikhul Arief 196020300111024

Raudhah Trisna Wardhani 196020300111026

KELAS EF

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada era globalisasi yang modern ini dan perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin meningkat ini Setelah seseorang banyak menemukan berbagai permasalahan
yang hendak diteliti, merumuskan masalah dan menyusun pernyataan dugaan, asumsi
perkiraan yang merupakan jawaban sementara, hal yang selanjutnya dilakukan oleh
peneliti tersebut adalah menentukan desain penelitiannya.

Desain penelitian erat hubungannya dengan proses penelitian karena merupakan


tuntunan bagi seorang peneliti agar bisa mendapatkan jawaban-jawaban yang telah
dimunculkan. Tidak hanya menjadi tuntunan bagi para peneliti, desain penelitian juga
mempermudah peneliti untuk menggunakan suatu metode dalam mencari jawaban.

Pada bagian desain penelitian terdapat tuntunan bagi peneliti mengenai apa yang
harus dicari untuk menyempurnakan komponen penelitian, maupun apa yang
seharusnya dikerjakan dan apa pula yang seharusnya tidak dikerjakan. Pada makalah
ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai desain penelitian. Seperti apa definisi dari
desain penelitian, manfaat serta tujuan dari desain penelitian, macam-macam desain
penelitian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, serta bagaimana membuat desain
penelitian yang baik.

2. RUMUSAN MASALAH
A. Apakah pengertian desain penelitian?
B. Bagaimana klasifikasi desain penelitian?
C. Apa saja Tingkat Penyelesaian Pertanyaan Penelitian?
D. Apakah Tujuan Studi Desain Penelitian?
E. Apa saja Tingkat Intervensi peneliti terhadap studi?
F. Bagaimana Situasi Studi?
G. Bagaiamana Strategi penelitian?
H. Apa saja Unit Analisis?
I. Bagaimana Horizon Waktu Desain Penelitian?
J. Bagaimana Kesadaran Persepsi Partisipan?

3. TUJUAN
A. Mengetahui mengenai desain penelitian
B. Mengerti klasifikasi desain penelitian
C. Memahami tingkatan tingkatan penyelesaian pertanyaan penelitian
D. Mengetahui tujuan dari studi desain penelitian

2
E. Memahami Tingkatan Intervensi peneliti terhadap studi
F. Mengetahui bagaimana situasi studi desain penelitian
G. Mengerti strategi penelitian
H. Mengerti apa saja unit analisis desain penelitian
I. Mengetahui Horizon Waktu Desain Penelitian
J. Mengetahui bagaimana kesadaran partisipasi partisipan

3
A. DESAIN PENELITIAN

Terdapat banyak definisi desain penelitian tetapi tidak ada satu definisi yang memberikan
informasi lengkap terkait aspek-aspek penting.

 Desain penelian meliputi rencana awal pengumpulan, pengukuran dan analisis data.
 Desain penelitian membantu peneliti dalam mengalokasikan sumber daya yang
terbatas dengan membuat pilihan-pilihan penting metodologi
 Desain penelitiam merupakan suatu perencanaan dan struktur dari investigaso yang
disusun untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. Perencanaan
merupakan skema menyeluruh atau program dari penelitian. Perencanaan mliputi
garis besar dari apa yang ingin dilakukan oleh peneliti dari penulisan hipotesis, dan
bagaimana implikasi operasional hipotesis tersebut untuk analisis data akhir.
 Desain penelitian menunjukkan, baik struktur permasalahan penelitian-kerangka
kerja, organisasi, atau konfigurasi dari hubungan antarvariabel studi yang diteliti
maupun perencanaan investigasi yang dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai hubungan tersebut.

Definisi tersebut berbeda secara detail, tetapi secara umum definisi-definisi tersebut
memberikan inti dari makna desain penelitian:

 Perencanaan berdasarkan aktivitas dan waktu.


 Perencanaan selalu berdasarkan pertanyaan peneliti.
 Petunjuk untuk memilih sumber dan jenis informasi
 Kerangka kerja untuk menjelaskan hubungan variabel-variabel penelitian.
 Garis besar prosedur untuk setiap aktivitas penelitian.

Dalam buku Uma Sekaran Desain penelitian (research design) diartikan sebagai rencana
untuk pengumpulan,pengukuran, dan analisis data berdasarkan pertanyaan penelitian dari
studi. Sebelum sampai dalam tahap desain penelitian, sebelumnya sudah ada beberapa tahap
yang dilalui yaitu :

1. Membuat rumusan masalah


2. Melakukan tinjauan literatur kritis
3. Membuat latar belakang konseptual (dalam penelitian induktif) atau kerangka teoritis
(dalam penelitain deduktif)

4
Desain penelitian adalah langkah selanjutnya dari tahapan yang telah dilalui tersebut,
dimana dalam tahap ini data yang dibutuhkan dapat dikumpulkan dan dianalisis hingga
mencapai solusi untuk masalah yang mengkatalisasi proyek penelitian.

Desain penelitian akan membahas persoalan yang telah ditunjukan secara komprehensif
pada gambar 6. Desain penelitian berdasarkan gambar di atas terkait dengan :

1. Tujuan studi (eksplorasi, deskripsi, pengujian, hipotesis)


2. Keputusan strategi penelitian (eksperimen, survei, wawancara, studi kasus)
3. Tingkat dimana studi bisa dikendalikan atau dimanipulasi oleh peneliti (tingkat
intervensi peneliti)
4. Lokasi penelitian (situasi penelitian)
5. Data yang akan dianalisi (unit analisis),
6. Apek temporal (horizon waktu)

Poin-poin di atas merupakan hal penting dalam desain penelitian. Selain hal yang telah
disebutkan, keputusan juga harus dibuat sesuai dengan jenis sampel yang akan digunakan
(desain pengambilan sampel), bagaimana variable diukur (pengukuran), dan bagaimana
vairabel-variabel tersebut akan dianalis untuk menguji hipotesis (analisis data).

Tiap-tiap komponen desain penelitian memberikan poin-poin pilihan penting. Kualitas


sebuah studi penelitian bergantung pada bagaimana ketelitian manajer/peneliti memilih
alternatif desain yang tepat, dengan mempertimbangkan tujuan khususnya.

5
Semakin ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar waktu, biaya, dan suumber
daya lain yang akan digunakan. Oleh karena itu, menjadi relevan untuk bertanya kepada diri
sendiri pada setiap poin pilihan apakah manfaat yang berasal dari desain yang lebih canggih
untuk memastikan akurasai, keyakinan, generalisasi, dan seterusnya, sepadan dengan
investasi sumber daya yang lebih besar.

B. Klasifikasi Desain

Pada awal studi penelitian, sesorang akan menghadapi tugas memilih desain tertentu
untuk digunakan. Terdapat berbagai dimensi desain yang berbeda-beda.

Proposal
disetujui

Strategi Desain Penelitian


Desain (jenis,tujuan,kerangka Desain
pengumpulan waktu,lingkup, dan pengambilan
data lingkungan) sampel

Pengembangan instrumen

C. Tingkat Penyelesaian Pertanyaan Penelitian


Suatu studi dapat dipandang sebagai studi ekploratif atau formal. Perbedaan utama
dari kedua pilihan tersebut adalah tingkatan struktur dan tujuan studi. Studi
eksploratif cenderung memiliki struktur yang lebih longgar dengan tujuan untuk
menemukan tugas penelitian selanjutnya. Tujuan utama eksplorasi adalah untuk
mengembangkan hipotesis atau pertanyaan dalam penelitian selanjutnya. Studi
formal dimulai saateksplorasi berakhir- studi formal dimulai dengan hipotesis atau
pertanyaan penelitian dan melibatkan prosedur yang tepat serta spesifikasi sumber

6
data. Tujuan dari desain studi formal adalah untuk menguji hipotesis dan menjawab
semua pertanyaan penelitian yang dikemukakan.
Dikotomi studi eksploratif-formal kurang tepat dibandingkan dengan klasifikasi
lainnya. Semua studi memiliki elemen eksplorasi didalamnya, dan beberapa studi
sama sekali belum diklasifikasikan.
D. Tujuan Studi

Studi dapat bersifat eksploratif, deskriptif, atau kausal. Sifat studi baik itu eksploratif,
deskriptif, maupun kausal bergantung pada tahap dimana peningkatan pengetahuan mengenai
topik yang akan diteliti. Keputusan desain menjadi semakin ketat saat kita berlanjut dari
tahap eksploratif, di mana kita berusaha untuk mengeksplorasi bidang penelitian bisnis baru
ke tahap deskriptif, dimana kita mencoba untuk menjelaskan karakteristik tertentu dari
fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap kausal, yaitu tahap pengujian hipotesis,
dimana kita menguji apakah hubungan yang diperkirakan telah terbukti.

1. Studi eksploratif

Studi eksploraitf (exploratory study) dilakukan ketika tidak banyak diketahui


mengenai situasi yang akan terjadi, atau tidak ada informasi yang teresedia mengenai
bagaiamna masalah atau persoalan penelitian yang hampir sama diselesaikan di
masala lalu. Studi ekploratif diperlukan ketika sejumlah fakta diketahui, tetapi
diperlukan lebih banyak informasi untuk menyusun kerangka teoritis yang kuat.

Melalui eksplorasi, peneliti membangun konsep dengan lebih jelas, mambuat


prioritas, membangun definisi operasional, dan memperbaiki desain penelitian akhir.
Eksplorasi juga dapat menghemat waktu dan dana penelitian. Eksplorasi juga
membantu dalam mencapai tujuan penelitian yang lain. Walaupun eksplorasi
mempunyai banyak manfaat, peneliti dan manajer kurang tertarik untuk melakukan
hal tersebut. Terdapat tekanan yang besar untuk menemukan jawaban dengan cepat.
Terlebih, terkadang eksplorasi dihubungkan dengan bias mengenai penelitian
kualitatif; subjektifitas, tidak respresentatif, dan desain yang tidak sistematis. Akan
tetapi faktanya, ekplorasi akan menghemat waktu serta dana penelitian.

Penelitian eksploratif seringkali bergantung pada penelitian sekunder (seperti


tinjauan literatur) dan/atau pendekatan kualitatif untuk pengumpulan data seperti
diskusi informal (dengan konsumen, karyawan, manajer) dan lebih banyak

7
pendekatan formal seperti wawancara, kelompok focus, metode proyektif, atau studi
kasus. Hasil dari penelitiann eksploratif secara umum tidak dapat digeneralisasikan
untuk populasi.

a. Analisis Data Sekunder

Langkah awal dalam studi eksploratif adalah pencarian literatur sekunder.


Penelitian yang dilakukan oleh orang lain untuk tujuan mereka sendiri mewakili
data sekunder. Tidak akan efisien untuk menemukannya lagi melalui
pengumpulan data primer atau penelitian asli yang telah dilakukan dan dilaporkan
pada tingkat yang cukup untuk pembuatan keputusan dari manajemen.

Sumber kedua dari data sekunder adalah dokumen yang dipublikasikan dan
telah disiapkan oleh penulis diluar organisasi sponsor. Ketika seseorang kreatif,
pencarian sumber sekunder akan memberikan informasi latar belakang yang tetap
seperti halnya informasi bagus lainnya. Begitu juga saat kita membatasi
investigasi terhadap subjek yang jelas dalam sumber di biografi, kita akan sering
kali kehilangan informasi terbaik.

b. Survei Pengalaman

Saat kita mewawancarai seseorang dalam sebuah survei pengalaman, kita


harus mencari tau pemikiran mereka mengenai masalah atau aspek penting dari
subjek serta menemukan apakah hal penting didalam berbagai pengetahuan dari
subjek tersebut.

- Apa yang sedang dilakukan?


- Usaha apa yang gagal dilakukan pada masa lalu? Usaha apa yang berhasil
dilakukan dimasalalu?
- Bagaimana hal-hal berubah?
- Elemen apa yang menyebabkan perubahan dalam situasi tersebut?
- Siapakah yang terlibat dalam keputusan dan peran apa yang setiap orang
lakukan?
- Apa area dan batasan permasalahan yang dapat dilihat?
- Berapa biaya proses tersebut selama penelitian?
- Siapakah yang dapat diandalkan untuk membantu dan turut dalam
berpartisipasi dalam penelitian?
- Apakah saja area prioritas?

8
Hasil dari pertanyaan tersebut bisa jadi merupakan hipotesis baru,
penghapusan hipotesis yang lama, atau informasi mengenai pelaksanaan penelitian
secara praktis. Penemuan dapat dilakukan lebih mudah jika peneliti dapat
menganalisis permsaalahan yang memberikan pemahaman khusus. Seperti
eksplorasi, kita tidak begitu tertarik untuk sumber yang mungkin sudah jelas.
Orang-orang yang mungkin dapat memberikan informasi akurat adalah :

 Pendatang baru di lokasi tersebut


 Individu yang memiliki peran kecil atau tidak begitu penting
 Seseorang yang berada dalam transisi
 Orang-orang yang menyimpang dan diasingkan
 Masalah murni atau masalah yang menunjukan contoh ekstrem dari kondisi
yang akan diteliti
 Orang-orang yang sangat tepat dan yang sangat tidak tepat
 Orang-orang yang mewakili posisi berbeda dalam sistem

c. Kelompok Fokus
Kelompok fokus adalah sekelompok orang yang dipimpin oleh moderator
berpengalaman. Fasilitator atau moderator menggunakan prinsip kelompok
dinamis untuk berdiskusi atau memandu kelompok yang saling bertukara ide,
perasaan, dan pengalaman mengenai topik tertentu. Dalam penelitian eksploratif,
data kualitatif yang dihasilkan pada kelompok fokus dapat digunakan untuk
memperkaya tingkat penelitian dan hipotesis, serta membandingkan efektivitas
pilihan desain.

d. Desain Dua Tahap


Cara yang baik untuk mendesain studi penelitian adalah dengan desain dua
tahap. Dengan pendekatan ini, eksplorasi akan menjadi tahap awal yang terpisah
dengan tujuan yang terbatas: (1) mendefinisikan pertanyaan penelitian dengan
jelas dan (2) menge,bangkan desain penelitian.

Berdasarkan perdebatan desain dua tahap, kita menyadari bahwa terdapat


banyak hal tentang permaslahan yang tidak diketahui, namun harus diketahui
sebelum usaha dan sumber ditentukan. Dalam keadaan ini, seseorang bekerja
diarea yang tidak diketahui, dimana sulit untuk memprediksi masalah dan biaya
penelitian. Proposal yang menerima kepraktisan penelitian ini biasanya berguna

9
ketika anggaran penelitian tidak fleksibel. Misalnya, eksplorasi terbatas untuk
biaya tertentu yang rendah akan memiliki resiko kecil baik untuk sponsor maupun
peneliti; dan sering kali mengungkap informasi yang mengurangi total biaya
penelitian.

Studi ekploratif selesai ketika peneliti telah mencapai hal-hal berikut:

 Membuat dimensi urtama dari tugas penelitian


 Menentukan serangkaian peertanyaan penyelidikan tambhaan yang dapat
digunakan sebagai pedoman untuk desain penelitian yang lebih detail.
 Menggembangkan beberapa hipotesis tetang kemungkinan penyebab dilema
manajemen.
 Mengetahui bahwa hipotesis tertentu merupakan kemungkinan lain yang
aman untuk dapat mereka abaikan dalam studi selanjutnya.
 Menyimpulkan penelitian tambahan tidak dibutuhkan atau tidak mungkin
lagi.

2. Studi Deskriptif

Studi deskriptif sering kali didesain untuk mengumpulkan data yang menjelaskan
karateristik orang, kejadian, atau situasi. Studi deskriptif sering digambarkan atau
dirancangkan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan karakteristik objek
(seperti orang, organisasi-organisasi, produk atau merek), kejadian atau situasi.
Penelitian deskriptif juga bersifat qualitatif atau quantitative

Terkadang peneliti juga tertarik pada hubungan antara variabel untuk


mendeskripsikan populasi, kejadian atau situasi. Contohnya seperti, ketertarikan
peneliti dalam terhadap hubungan antara keterlibatan kerja dan kepuasan kerja, atau
kepercayaan diri dan adopsi produk-produk inovatif. Studi semacam itu sifatnya
korelasional. Studi korelasional menggambrakan atau menjelaskan hubungan antara
variabel-variabel.

Studi deskriptif dapat membantu peneliti untuk :

a. Memahami karakteristik suatu kelompok dalam situasi tertentu (penjelasan


segmen pasar tertentu)
b. Berfikir secara sistematis tentang aspek-aspek dalam situasi tertentu
(misalnya, faktor yang terkait dengan kepuasan kerja)
10
c. Menawarkan ide untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut
d. Membantu membuat keputusan (sederhana) tertentu (seperti keputusan yang
terkait dengan penggunaan saluran komunikasi tertentu tergantung profil
pelanggan, jam buka, pengurangan biaya, pekerja staff dan sejenisnya)
3. Kausal

Studi kausal adalah inti dari pendekatan ilmiah untuk peneltian. Studi kausal
menguji apakah satu variabel menyebakan variabel lain berubah. Dalam studi kausal
peneliti tertarik untuk menggambarkan satu atau lebih faktor yang menyebabkan
suatu masalah. Dengan kata lain, maksud peneliti adalah agar mampu menyatakan
bahwa variable x mempengaruhi/menyebabkan variable y.

Dalam membangun hubungan sebab akibat, maka ada empat kondisi yang harus
dipenuhi, sebagai berikut :

a. Independen dan dependen variabel harus covary .


b. Independen variabel (faktor penyebab yang diduga) harus mendahului
variabel dependen
c. Tidak ada faktor lain yang mungkin menjadi penyebab kemungkinan
terjadinya perubahan dalam variabel dependen.
d. Diperlukan penjelasan logis (teori) dan harus menjelaskan mengapa
variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

Dalam menguji hipotesis kausal, kita membutuhkan tiga jenis bukti berikut:

a. Kovarians antara A dan B


- Apakah kita menentukan bahwa A dan B muncul bersamaan dalam
hal yang dihipotesiskan (hubungan simetris)?
- Ketika A tidak terjadi, apakah B juga tidak?

- Ketika A lebih banyak atau sedikit, apakah kita juga menemukan B


lebih banyak atau sedikit?
b. Urutan waktu perubahan kejadian sesuai dengan arahan hipotesis,
- Apakah A terjadi sebelum B?
c. Tidak ada penyebab B lain yang memungkinkan.

11
- Dapatkah kita menentukan bahwa C, D dan E berkovarian dengan
B dalam hal yang menunjukan hubungan kausal yang
memungkinkan?

Jika kita mempertimbangkan hubungan yang mungkin terjadi antara dua variabel,
kita daropat menyimpulkan adanya tiga kemungkinan, yaitu :

a. Simetris

Hubungan simetris adalah hubungan dimana dua variabel bergerak bersama,


namun kita mengansumsikan tidak ada perubahan variabel yang disebabkan oleh
perubahan variabel yang lain.

b. Resiprokal

Hubungan Resiprokal hadir ketika dua variabel saling memengaruhi atau


saling menguatkan satu sama lain. Hal ini dapat terjadi jika bacaan iklan
menyebabkan penggunaan merek suatu produk. Penggunaan ini, disisi lain,
menyebabkan orang untuk menyadari dan membaca lebih banyak iklan dari
produk tertentu.

c. Asimetris

Kebanyakan penelitian mencari hubungan Asimetris. Dengan hubungan ini


kita menyimpulkan bahwa perubahan dalam satu variabel bertanggung jawab atas
perubahan dalam variabel lainnya.

E. Tingkat Intervensi peneliti terhadap studi

Tingkat intervensi oleh peneliti memiliki keterkaitan langsung dengan apakah studi yang
dilakukan apakah korelasioan atau kausal. Studi korelasional dilakukan dalam lingkungan
alam (misalnya, supermarket, atau ruang karyawan produksi) dengan intervensi minimum
dari peneliti dan arus kejadian yang cenderung normal.

Berdasarkan kemapuan untuk memanipulasi/intervensi variabel, kita membedakan antara


experimental dan ex post fact. Dalam experimen (experiment), peneliti berusaha untuk
mengontrol dan/atau memanipulasi variabel-variabel dalam studi. Pemanipulasian ini dapat
menyebabkan perubahan pada variabel-variabel atau menjaga konsistensi tujuan penelitian.
Desain eksperimental cocok ketika seseorang ingin mengetahui apakah suatu variabel tertentu

12
akan memberikan pengaruh terhadap variabel lainnya. Eksperimen memberikan bukti paling
kuat yang memungkinkan untuk hipotesis sebab akibat.

Dengan desain ex post facto, peneliti tidak memiliki kontrol terhadap variabel-variabel,
dalam arti memanipulasi. Peneliti hanya dapat melaporkan paa yang telah terjadi. Menjadi hal
penting bahwa peneliti yang menggunakan desain penelitian ini tidak mempengaruhi varibel
yang diteilti; sehingga tidak ada bias. Peneliti memiliki keterbatasan untuk mengendalikan
faktor-faktor konstan dengan pemilihan subjek secara bijak berdasarkan prosedur
pengambilan sampel yang ketat dan manipulasi statistik penemuan.

F. Situasi Studi

Penelitian bisnis dapat dilakukan dalam lingkungan yang alami, di mana kejadian
berlangsung secara normal (situasi tidak diatur) atau dalam keadaan artifisial (situasi yang
diatur). Perbedaan desain penelitian juga ditentukan dari apakah desain tersebut muncul
dalam kondisi lingkungan aktual atau pada kondisi yang direkayasa atau dimanipulasi.

1. Situasi tidak diatur

Situasi tidak diatur biasanya kon disi yang sering digunakan dalam melakukan studi
korelasional yang biasa disebut dengan studi lapangan. Studi yang dilakukan untuk
menemukan hubungan sebab-akibat menggunakan lingkungan alami yang sama,
dimana subjek dalam studi (karyawan, pelanggan, manajer, dan lainnya) berfungsi
secara normal yang sering disebut dengan eksperimen lapangan

2. Situasi diatur

Peneliti melakukan intervensi terhadao terjadinya peristiwa alami karena variable


bebas dimanipulasi. Eksperimen yang dilakukan untuk menemukan hubungan sebab-
akibat yang lebih jauh dari kemungkinan keraguan terkecil memerlukan penciptaan
lingkungan yang artifisial dan diatur, di mana semua faktor asing dikontrol dengan
ketat.

G. Strategi penelitian
1. Eksperimen

13
Eksperimen biasanya berrhubungan dengan penelitian deduktif dan pendekatan
ilmiah atau hipotesis-deduktif untuk penelitian. Desan eksperimen kurang berguna
untuk banyak studi eksploratif, deskriptif, pertanyaan bisnis dan manajemen lainnya.

2. Penelitian Survei

Survei adalah sebuah system untuk mengumpulkan informasi dari atau tentang
orang-orang untuk mendeskripsikan, membandingkan, atau menjelaskan pengetahuan,
sikap, dan perilaku mereka (Fink, 2003). Strategi survei sangat popular dalam
penelitian bisnis, karena hal ini membuat peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif
dan kuantitatif untuk banyak jenis pertanyaan penelitian. Digunakan dalam penelitian
eksploratif, deskriptif, dan kausal.

Studi Statistik didesain untuk cakupan yang lebih luas dan bukan lebih mendalam.
Studi ini berusaha untuk menangkap karakteristik populasi dengan membuat
kesimpulan dari karakteristik sampel. Hipotesis diuji secara kuantitatif. Generalisasi
tentang penemuan penelitian disajikan berdasarkan representasi sampel dan validitas
desain Observasi

Strategi yang berguna untuk mengumpulkan data pada tindakan dan perilaku orang-
orang. Dalam melakukan observasi, peneliti dating langsung ke lingkungan alami dari
orang-orang, melihat apa yang mereka kerjakan , menganalisis, dan
menginterpretasikan apa yang seseorang lihat.

3. Studi Kasus

Studi kasus dibuat lebih menekankan pada analisis kontekstual secara menyeluruh
terhadap beberapa kejadian atau kondisi dan hubungan timbal baliknya. Walaupun
hipotesis sering kali digunakan, ketergantungan pada data kualitatif akan membuat
dukungan atau penolakan lebih sulit.

Studi kasus berfokus pada pengumpulan informasi terkait objek tertentu, acara atau
kegiatan, seperti unit atau organisasi bisnis tertentu. Dalam studi kasus, kasus adalah
invidu, kelompok organisasi, acara, atau situasi yang diminati oleh peneliti. Ide di
balik studi kasus adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas akan suatu masalah,

14
seseorang harus mengamati situasi di kehidupan nyata dari berbagai sudut pandan dan
perspektif dengan menggunakan berbagai meode pengumpulan data.

4. Teori Dasar

Teori dasar merupakan serangkaian prosedur sistematis untuk mengembangkan


teori yang dibuat secara induktif dari data (strauss & Corbin,1990). Alat penting dari
teori dasar adalah pengambilan sampel teoritis, pengkodean, dan perbandingan
konstan.

5. Penelitian tindakan

Penelitian tindakan terkadan dilakukan oleh konsultan yang ingin memprakarsai


proses perubahan dalam organisasi. Dengan kata lain, penelitian tindakakn adalah
metodologi paling tepat ketika berkenaan dengan perubahan yang direncanakan.
Penelitian tindakan merupakan proyek yang berkembang secara terus-menerus dengan
saling mempengaruhi antara masalah, solusi, pengaruh atau konsekuensi, dan solusi
baru. Definisi masalah yang baik dan realistis serta cara pengumpulan data yang
kreatif merupakakn hal penting dalam penelitian tindakan.

6. Metode campuran

Triangulasi merupakan Teknik yang juga sering dihubungkan dengan penggunaan


metode campuran. Ide dibalik triangulasi dalah bahwa seseorang dapat lebih yakin
dengan temuan jika penggunaan metode atau sumber yang berbeda menghasilkan
temuan yang sama. Triangulasi mengharuskan bahwa penelitian berhubungan denga
berbagai perspektif. Beberapa jenis triangulasi dapat berupa :

a. Metode triangulasi
Menggunakan berbagai metode pengumpulan data dan analisis
b. Data triangulasi
Mengumpulkan data dari berbagai sumber dan/atau periode waktu yang
berbeda
c. Penelitian triangulasi : banyak peneliti mengumpulkan dan/atau
menganilisis data
d. Teori triangulasi : berbagai teori dan/atau perspektif digunakan untuk
menginterpretasikan dan menjelaskan data.

15
H. Unit Analisis

Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap
analisis data selanjutnya. Pertanyaan penelitian kita menentukan unit analisis.
Diperlukan keputusan analisis dikarenakan saat kita merumuskan pertanyaan
penelitian karena metode pengumpulan data, ukuran sampel, dan bahkan variable
yang termasukdalam kerangka terkadang dapat ditentukan atau diarahkan berdasarkan
tingkat di mana data dikumpulkan untuk analisis.

I. Horizon Waktu
1. Studi Cross-Sectional

Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin
selama periode hari, minggu, bulan, atau tahun, dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian. Studi cross-sectional dilakukan satu kali dan menyajikan potret satu
kejadian dalam satu waktu. Studi semcam itu disebut studi one-shoot atau cross-
sectional.

2. Studi Longitudinal

Studi longitudinal adalah studi yang melintasi suatu periode waktu, dimana data
dikumpulkan pada dua batas waktu yang berbeda, dilakukan berulang-ulang dalam
waktu yang Panjang. Data pada variable terikat dikumpulkan pada dua batas waktu
atau lebih untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Studi longitudinal membutuhkan lebih banyak waktu, usaha, dan biaya


dibandingkan studi cross-sectional. Studi longitudinal yang direncanakan dengan baik
dapat membantu mengidentifikasi hubungan sebab-akibat. Keuntungan dari studi
longitudinal adalah studi ini dapat menelusuri perubahan disepanajang waktu.

J. Kesadaran Persepsi Partisipan

Fungsi desain mungkin akan berkurang karena adanya kesadaran persepsi partisipan
ketika orang-orang didalam lingkungan studi yang disamarkan merasakan bahwa

16
penelitian sedang dilakukan. Kesadaran persepsi partisipan mempengaruhi hasil
penelitian secara tidak langsung atau bahkan lebih jelas, seperti yang dipelajari dalam
penelitian Hawthrone pada akhir 1920-an. Terdapat tiga tingkat persepsi:

1. Partisipan tidak merasakan adanya penyimpangan dalam rutinitas


kesehariannya.
2. Partisipan merasakan adanya penyimpangan, namun tidak ada hubungannya
dengan peneliti.
3. Partisipasi merasakan adanya penyimpangan ketika terlibat dengan peneliti.

KESIMPULAN
a. Desain penelitian merupakan rancangan penelitian untuk mengarahkan kerja
penelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.
b. Hasil peneilitian bersifat terbuka dan tidak membatasi variabel.

17
c. Pengelompokan dapat dilihat dari sudut pandang perumusan masalah, metode
pengumpulan data, pengendalian variabel-variabel, oleh peneliti, tujuan, dan
lingkungan studi.
d. Sumber potensial kesalahan dalam penelitian adalah kesalahan dalam
perencanaan, pengumpulan data, melakukan analisis, dan pelaporan

DAFTAR PUSTAKA
1. Cooper and Schindler (2011). Business Research Methods. 12th edition.
McGrawHill, International edition.

18
2. Sekaran, Uma. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis. Edisi 6. Penerbit Salemba
Empat 1.

19

Anda mungkin juga menyukai