Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

RESUME
RANCANGAN PENELITIAN KUALITATIF

Resume ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Oleh:
Zatul Helmi
NIM. 21147071

Dibimbing oleh:
Ibu Dr. Rifma, M. Pd

JURUSAN MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
RANCANGAN PENELITIAN KUALITATIF
I. Pengertian Rancangan Penelitian Kualitatif
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses
pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi
proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam rancangan perencanaan dimulai
dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan
diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu
pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat
percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik
sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil
penelitian.
Rancangan penelitian sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan
tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam
hubungan dengan unsurnya masing-masing. Moleong (2004: 236) mengartikan rancangan
penelitian sebagai usaha merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan
perlengkapan yang diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif yang terdiri dari tahap pra
lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data.
Lincoln dan Guba (1985:226) mendefinisikan rancangan penelitian sebagi usaha
merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara
pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing.
Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana
dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam
menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut
desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan
validitas internal maupun eksternal.
Secara umum, Rancangan Penelitian adalah pokok-pokok perencanaan seluruh
penelitian yang tertuang dalam satu kesatuan naskah secara ringkas, jelas dan utuh.
Rancangan penelitian dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan
dengan baik, benar dan lancar.
1. Tahap Pra-lapangan. 
Pada tahap Pra-Lapangan ini terdapat tujuh tahap kegiatan yag harus dilakukan oleh
peneliti yaitu: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus
perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan,
menyiapkan perlengkapan penelitian, dan persoalan etika penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan. 
Setelah melakukan tahap Pra-Lapangan selanjutnya melakukan tahap Pekerjaan
Lapangan yang meliputi: memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki
lapangan, dan berperanserta dalam lapangan sambil mengumpulkan data.
3. Tahap Analisis Data. 
Tahap yang terakhir adalah tahap analisis darta yang meliputi kegiatan: analisis domain,
analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema.
Mengingat sifat rancangan penelitian kualitatif yang fleksibel dan dapat berubah
tersebut, maka dapat diputuskan bahwa rancangan penelitian kualitatif pada awalnya dapat
disusun tidak terlalu rinci, lengkap dan pasti sebagaimana pada rancangan penelitian
kuantitatif yang membutuhkan rincian pasti dari suatu rancangan yang akan digunakan.
Untuk mengantipasi kemungkinan adanya perubahan dan penyesuaian antara rancangan
penelitian dan kondisi lapangan yang akan diteliti, peneliti perlu memahami berbagai model
rancangan dalam penelitian kualitatif.
Para ahli penelitian kualitatif mengingatkan kepada peneliti bahwa rancangan
penelitian kualitatif berbeda dengan rancangan penelitian kuantitatif, terutama dari segi
metodologis dimana rancangan penelitian kualitatifsifatnya lebih fleksibel. Walaupun pada
proposalnya peneliti sudah menetapkan akan menggunakan metode tertentu, tetapi pokok-
pokok pendekatan tetap dapat berubah pada waktu penelitian berlangsung. Artinya, ketika
peneliti kualitatif memasuki lapangan dengan membawa rancangan yang sudah
direncanakan, dan ternyata tidak sesuai dengan kondisi objektif atau tidak relevan dengan
situasi yang diteliti, maka peneliti harus merevisi dengan membuat formulasi rancangan baru
atau menyempurnakan rancangan yang sudah ada. Asumsi utama dalam penelitian kualitatif
meliputi:
1. Peneliti memfokuskan pada proses
2. Memperhatikan pemaknaan terhadap sesuatu
3. Peneliti merupakan instrument utama
4. Melibatkan penelitian lapangan
5. Bersifat deskriptif, harus memperhatikan proses, makna dan pemahaman melalui kata
atau gambar
6. Bersifat induktif, dengan membangun abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori dari data
yang diperoleh
7. Fleksibel
Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan pengertian rancangan penelitian
kualitatif adalah proses yang terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh, menganalisis,
dan menginterpretasi data. Sumber data penelitian kualitatif memiliki setting alami sebagai
sumber data langsung. Rancangan penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses kerja
yang berkaitan secara langsung dengan berbagai bentuk masalah dalam lingkungan
masyarakat. Adalah proses yang terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh,
menganalisis, dan menginterpretasi data.

II.   Rancangan Penelitian Kualitatif


Pada penelitian kualitatif, bentuk desain penelitian dimungkinkan bervariasi karena
sesuai dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai sifat emergent
dimana phenomena muncul sesuai dengan prinsip alami yaitu pehenomena apa adanya
sesuai dengan yang dijumpai oleh seorang peneliti dalam proses penelitian dilapangan.
Penelitian kualitatif dapat dipandang juga sebagai penelitian partisipatif yang desain
penelitiannya memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan
dari rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang
sebenarnya. Oleh karena seorang peneliti belum mengetahui tentang responden dan apa
yang akan ditanyakan kepada mereka, maka mereka diperbolehkan melakukan perubahan.
Sedangkan posisi perencanaan sebelum peneliti terjun dilapangan adalah untuk meyakinkan
bahwa mereka mengetahui kegiatan minimal apa yang perlu dilakukan di lapangan.
Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Desain penelitian kualitatif non standar
Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif bersifat terstandar,
artinya ada aturan yang sama yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mengadakan
penelitian dalam bidang apapun juga. Pelaksanaan penelitian dimulai dari adanya
masalah, membatasi obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan,
mendesain metode penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat
kesimpulan, ada yang menambah dengan implikasi, saran dan atau rekomendasi.
Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari segi
konstrak teori, isi maupun empiriknya.
Sistematika penulisan sudah terstandar, yaitu:
a. Bab I. Pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan/batasan
masalah, dst.).
b. Bab II. Kajian teori atau kajian pustaka (kajian teori yang sesuai dengan masalah
yang diteliti, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, hipotesis/pertanyaan
penelitian).
c. Bab III. Metode penelitian (Desain, tempat dan waktu penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, instrumen dan teknik analisis data).
d. Bab IV. Hasil penelitian.
e. Bab V. Kesimpulan (ada yang menambah, implikasi, keterbatasan penelitian dan
saran).
Desain penelitian kualitatif non standar sebetulnya menggunakan standar seperti
kuantitatif tetapi bersifat flesibel (tidak kaku). Dengan kata lain model ini merupakan
modifikasi dari model penelitian paradigma positivistik kuantitatif dengan
menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab yang
sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I. Desain penelitian kualitatif
non standar ini digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigma positivistik dan
penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.
2. Desain penelitian kualitatif tentative
Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian
terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan
sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif
disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian,
desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan kondisi realitas
lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung
pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas
yang dihadapi.
Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat dibakukan dengan
istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan dan
lainnya. Model tentatif menggunakan dasar sistematika yang berbeda. Sistematika
model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika substantif
obyeknya.

III. Karakteristik Penelitian Kualitatif


Desain penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian
lainnya. Adapun karakteristik dari desain penelitian kualitatif adalah :
Obyek
1. Lingkungan alamiah merupakan sumber data langsung. Atau dengan kata lain
peristiwa merupakan kajian utama peneliti kualitatif. Dalam hal ini peneliti berusaha
untuk memahami dan mempelajari perilaku insani dalam konteks lingkungan yang
diteliti. 
2. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. Dalam pemikiran fokus meliputi
perumusan latar belakang studi dan permasalahan. Fokus juga berarti penentuan
keluasan (scope) permasalahan dan batas penelitian.
3. Penelitiaan bersifat menyeluruh (holistik) dan mendalam. Penelitian kualititatif
memandang bahwa keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih penting dari pada satu-satu
bagian. Berbagai variabel tidak dapat dipelajari secara terpisah dari keterkaitan dalam
kesatuan konteksnya. Karena itu setiap variabel memiliki makna.
4. Perencanaan dalam penelitian kualitatif bersifat lentur dan terbuka. Perencanaan
disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan studi. Perencanaan tidak
dilakukan secara apriori dan bersifat definitif karena peneliti memilik pandangan bahwa
ia tidak mengetahui secara pasti apa yang belum dilakukannya. Namun dalam hal ini,
peneliti dapat saja menyusun perencanaan pemandu sebelum perencanaan sebenarnya
dengan tetap menyediakan keterbukaan akan peruabahan dan penyesuaian selama
diadakannya penelitian.
5. Manusia merupakan alat (instrument) utama pengumpul data. Hal ini dimaksudkan
agar lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan-kenyataan yang ada di
lapangan.
6. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan karena:
a. lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda,
b. lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan
subyek penelitian,
c. memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul
dari pola-pola nilai yang dihadapi
7. Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi
teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari,
menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Sehingga temuan penelitian di lapangan yang kemudian dibentuk
dalam bangunan teori,
8. Penelitian bersifat dekriptif analitik. Data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar,
perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap
dalam bentuk kualitatif yang memilik arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi.
Peneliti melakukan analisis data dengan memberi pemaparan gambaran mengenai situasi
yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
9. Teknik sampling bersifat purposive. Sampel di sini tidak mewakili populasi dengan
dikaitkan pada generalisasi tetapi lebih mewakili informasi yang untuk memperoleh
kedalaman studi dalam konteksnya. Peneliti memilih informasi yang dipandang paling
mengetahui masalah yang akan dikaji. Pilihan peneliti dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan kemantapan data yang dikumpulkan.
10. Tekanan penelitian berada pada proses. Penelitian kualitatif lebih banyak
mementingkan segi proses dari pada hasil. Proses yang terjadi tanpa control dan inteaksi
peneliti, tetapi bersifat alamiah (berlangsung apa adanya).laporan naratif tersebut
diupayakan sama dengan apa yang terjadi.
11. Makna sebagai perhatian utama peneliti. Penelitian kualitatif mengarahkan pusat
perhatiaanya pada cara bagaimana orang memberi makna pada kehidupan. Peneliti
berusaha mencara makna melalui pertanyaan.  Lebih lanjut, pemaparan hasil penelitian
berdasarkan data dan informasi lapangan dengan menarik makna dan konsep.
12. Hasil penelitan merupakan kesepakan bersama. Pemaparan sebagai hasil interpretasi
dalam penelitian kualitatif yang dikehandaki merupakan kesepakatan yang perundingkan
dengan subjek-subjek yang dijadikan sumber data[1].

IV. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif


Menurut Sudarwan Danim mengemukakan bahwa, langkah-langkah penelitian
kualitatif bersifat khas, prinsipnya tetap mengikuti langkah-langkah tertentu, seperti:
1. Memilih masalah
2. Mengumpulkan bahan yang relevan
3. Menentukan strategi dan mengembangkan instrument
4. Mengumpulkan data
5. Menafsirkan data
6. Melaporkan hasil penelitian.
1. Memilih Masalah
Untuk mengawali penelitian, hal utama yang harus dilakukan adalah memilih
permasalahan dilapangan, akan tetapi kebanyakan para mahasiswa dalam melakukan
penelitian terlebih dahulu menentukan judul sehingga diantara mereka dengan judul itu
tidak mengetahui permasalahan yang dihadapinya. Sebenarnya permasalahan dapat
diketahui jika terdapat perbedaan antara teori dan praktik atau antara das sain dan solen.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih masalah, diantaranya dengan
menjawab beberapa pertanyaan:
a. Apakah permasalahan itu merupakan sesuatu yang baru, relative belum banyak
diteliti oleh orang lain?
b. Apakah permasalahan itu mengundang rasa ingin tahu (curiosity) diri calon,
maupun pihak luar yang bakal membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu?
c. Apakah masalah yang dipilih berbeda dalam ruang lingkup ilmu yang
dipelajarinya?
d. Apakah kemampuan dan latar belakang pendidikan calon mendukung tujuan-tujuan
itu?
e. Apakah alat materi, kondisi fisik psikologis dan metode yang dipakai
memungkinkan terlaksanakannya penelitian itu?
f. Apakah penelitian mempunyai waktu yang cukup?
g. Apakah tersedia dana penunjang bagi terlaksanakannya penelitian itu?
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah merumuskan masalah.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem,
diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam
kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai
fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik
sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Dalam perumusan masalah penelitian dapat
dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak
menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila
rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih
fenomena.
2. Mengumpulkan bahan yang relevan
Dalam mencari dan pengumpulan bahan ini mengambil bahan-bahan yang
berkaitan dengan permasalah penelitian sebagai acuhan dalam penelitian yang akan
dilaksanakan. Mengadakan survey terhadap data yang telah ada, peneliti bertugas
menggali teori-teori yang telah berkembang social dan pendidikan ilmu yang relevan,
mencari metode-metode serta mencari tehnik-tehnik penelitian, memperoleh orientasi
yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih, serta menghindari terjadinya dublikasi
yang tidak dingginkan, termasuk kemungkinan tudingan plagiatisme.[4] Pengumpulan
data yang relevan dapat mengambil sumber pustaka yang umum misalnya, buku, jurnal,
laporan periodic, bulletin majalah, laporan penelitian dll.    
3. Menentukan strategi dan mengembangkan instrument
Secara umum, instrumen penelitian dapat dikatakan baik jika memenuhi:
a. Bentuk insturmen relevan dengan  jenis data yang dikumpulkan dan peneliti sebagai
instrument utama harus menguasai permasalahan
b. Setiap instrumen harus mamapu menjaring data penelitian dan dapat berkembang
dalam proses
c. Duplikasi antara setiap butir instrument dimungkinkan untuk pendalaman atau
divergenitas berpikir
d. Tata instrument bersifat sederhana dan mudah dimengerti oleh subjek dan peneliti
harus paham fokusnya
e. Antara butir instrument yang satu dengna yang lain harus saling mengisi untuk
menjaring data sebanyak mungkin
f. Jumlah butir instrument kualitatif tidak dapat dipastikan
Kemudian langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memenuhi kriteria di atas
adalah :
a. Rumuskan pertanyaan penelitian secara divergen, probing, inspiratif, dan atau
alternatif
b. Tentukan “variabel pokok” yang memuat dalam pertanyaan penelitian itu dengan
segala ikutannya
c. Tentukan “subvariabel” termuat dalam focus penelitian
d. Jabarkan “subvariabel”  itu dalam butiran-butiran data yang akan dikumpulkan seluas
dan sedalam mungkin
e. Tentukan sumber data untuk setiap butiran-butiran yang dimaksud, baik berupa
individu atau kondisi lapangan.
Kemudian jenis-jenis instrument yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah :
a. Angket terbuka
b. Wawancara pendalaman
c. Observasi partisipan
d. Format-format untuk data lapangan
4. Mengumpulkan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah:
a. Observasi (Pengamatan)
Yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung tanpa pertolongan alat
standar lain dengan mengunakan pengamatan mata. Observasi (Pengamatan)
merupakan cara yang sangat baik untuk meneliti tingkah laku manusia. Dalam
melakukan pengamatan sebaiknya peneliti sudah memahami terlebih dahulu
pengertian-pengertian umum dari objek penelitiannya. Observasi yang lazim
digunakan penelitian kualitatif adalah observasi partisipasif, yaitu tehnik
pengumpulan data dengan focus perhatian pada kemampuan dalam membuat makna
atas suatu kejadian atau fenomena pada situasi yang tampak. Dengan demikian
peneliti harus mampu melakukan perenungan dan pemaknaan atas data yang
didapat.  
b. Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, sehingga dalam
wawancara ini ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil wawancara
beberapa factor tersebut, seperti: pewawancara, responden, topik penelitian yang
tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara. Pada penelitian kualitatif
ada dua jenis wawancara, yaiti pertama, wawancara tertutup, yaiti pertanyaan-
pertanyaan dalam difokuskan pada topic-topik khusus atau umum. Kedua,
wawancara yang terbuka, pada wawancara ini peneliti memberikan kebebasan diri
dan mendorongnya untuk berbicara secara luas dan mendalam[6]. 
c. Dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan
sebagainya[7]. Artinya dokumentasi merupkan teknik pengumpulan data dan
informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini
merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia.
Sumber-sumber informasi non-manusia ini seringkali diabaikan dalam penelitian
kualitatif, padahal sumber ini kebanyakan sudah tersedia dan siap pakai. Dokumen
berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok
penelitian.
5. Analisis data
Dalam analisis data, terdapat dua tahap yaitu tahap analisis data dilapangan dan
tahap analisis data pasca pendataan di lapangan. Yang pertama dimaksudkan agar
peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut untuk kemudian
menyajikannya kepada orang lain dengan lebih jelas tentang apa yang telah ditemukan
atau didapatkan dari lapangan. Proses analisis ini meniscayakan pergulatan peneliti
dengan data, menyintesiskan menemukan pola-pola, mencari pokok-pokok persoalan
yang penting untuk kemudian disajikan kepada orang lain[8].
Tahap selanjutnya adalah menganalisis data dan menginterpretasikan data
tersebut. Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data
yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun
lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang
telah disajikan. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna
dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah
difahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai
kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan
konsistensinya terhadap judul, tujuan, perumusan masalah yang telah ada.       

6. Melaporkan hasil penelitian.


Tahap akhir dari penelitian adalah melaporkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta mempublikasikan hasil temuannya untuk menambah pengetahuan
pembaca atau diaplikasikan oleh pengguna hasil penelitian.             
Sumber Bacaan:
Huda, Fatkhan Amirul. 2018. Pengertian Rancangan Penelitian Kualitatif.
https://fatkhan.web.id/pengertian-rancangan-penelitian-kualitatif/. Diakses 16 Desember
2021 Pukul 10.30
Septila, Mira. 2013. Rancangan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. http://mira-
seplita.blogspot.com/2013/03/rancangan-penelitian-kualitatif-dan.html. Diakses 16
Desember 2021 Pukul 10.40
Wardoyo, Ari. 2017. DESAIN DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF.
https://langkahislamindonesia.blogspot.com/2017/03/desain-dan-langkah-langkah-
penelitian.html. Diakses 16 Desember 2021 Pukul 10.40

Anda mungkin juga menyukai