Anda di halaman 1dari 28

JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN

Makalah disusun sebagai tugas pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Oleh:
M. Ariel Fazli
NIM 20700121047

Dosen Pengampu: Dr. Andi Ika Prasasti Abrar, S.SI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. ii

I. PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
II. PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
A. Pengertian Desain Penelitian...............................................................................................6
B. Desain Penelitian Expo Facto...............................................................................................7
C. Desain Penelitian Pengembangan........................................................................................9
D. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...........................................................................13
E. Desain Penelitian Eksperimen...........................................................................................15
F. Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)..............................................................17
G. Desain Penelitian Meta Analysis........................................................................................20
III. PENUTUP..........................................................................................................................24
A. Kesimpulan.........................................................................................................................24
B. Saran....................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................26

ii
iii
JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN

Oleh: M. Ariel Fazli

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desain penelitian adalah suatu struktur atau strategi terencana yang

membimbing para peneliti dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan

data guna menanggapi pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang telah

dirumuskan. Tahap awal ini memiliki peran krusial dalam jalannya proses

penelitian, sebab akan mempengaruhi cara pengumpulan dan analisis data serta,

pada akhirnya, pembentukan kesimpulan.

Desain penelitian memegang peran utama dalam menentukan metode yang

digunakan, menentapkan populasi atau sampel yang diselidiki, dan

mengidentifikasi instrumen atau alat pengukuran yang akan digunakan. Oleh

karena itu, pemilihan desain penelitian yang sesuai adalah tahap kunci untuk
memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian.

Desain penelitian dapat bervariasi tergantung pada tujuan penelitian, jenis

data yang terhimpun, serta isu penelitian yang ingin dipecahkan. Beberapa jenis

desain penelitian yang umum meliputi eksperimen, kualitatif, survei, tindakan

kelas, dan meta-analisis.

Dalam ranah ilmiah, desain penelitian turut andil dalam mengenrich

pengetahuan serta menggerakkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan

tertentu. Melalui desain penelitian yang tepat, para peneliti dapat mengeksplorasi

pengetahuan baru, menguji teori, serta memberikan kontribusi yang berharga

untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

4
5

Dengan mempertimbangkan latar belakang dan tujuan penelitian, serta

memahami ciri unik dari masing-masing desain penelitian, para peneliti dapat

membuat keputusan yang cerdas dalam memilih desain penelitian yang paling

sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian mereka. Dengan demikian, desain

penelitian menunjukkan pentingnya sebagai fondasi utama bagi kesuksesan dan

kualitas dari suatu penelitian ilmiah.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian desain penelitian!

2. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian expo facto?

3. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian pengembangan?

4. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian tindakan kelas (PTK)?

5. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian eksperimen?

6. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian single subject research

(SSR)?

7. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian mete analysis?


6

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Penelitian

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan rencana aksi penelitian


(action plan) berupa seperangkat kegiatan yang berurutan secara logis yang
menghubungkan antara pertanyaan penelitian yang hendak dijawab dan
kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban terhadap masalah penelitian. Di
beberapa buku tentang metodologi peneletian, desain penelitian diartikan sebagai
rencana yang memandu peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan
interpretasi data. Ada juga yang mendefinisikan desain penelitian sebagai
blueprint (cetak biru) penelitian, yang mencakup setidaknya empat hal, yaitu:
pertanyaan penelitian apa yang hendak dijawab, data apa saja yang relevan dengan
pertanyaan penelitian tersebut, data yang dikumpulkan seperti apa dan dengan
cara apa, dan bagaimana menganalisisnya.
Desain penelitian menurut Moh. Pabundu Tika (20015: 12) adalah suatu
rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara
sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan
efektif sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan utama desain penelitian ialah untuk membantu peneliti agar
terhindar dari data yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pertanyaan
penelitian. Ini perlu ditegaskan karena sering ditemukan peneliti memperoleh data
yang tidak ada hubungannya dengan fokus penelitian sehingga kesimpulan
penelitiannya tidak menjawab pertanyaan yang diajukan. Desain penelitian terkait
hal-hal yang logis (logical problems), bukan hal-hal yang bersifat logistik (logistical
problems).
Berkaitan dengan tipologi penelitian Studi Khusus, Yin (1994: 21)
mengajukan lima komponen penting untuk penyusunan desain penelitian Studi
Kasus, yaitu:
(1) pertanyaan-pertanyaan penelitian;
7

(2) proposisi penelitian (jika diperlukan), Proposisi ini diperlukan untuk


memberi isyarat kepada peneliti mengenai sesuatu yang harus diteliti
dalam lingkup studinya;
(3) unit analisis penelitian,
(4) logika yang mengaitkan data dengan proposisi,dan
(5) kriteria untuk menginterpretasi temuan.

B. Desain Penelitian Expo Facto

Desain penelitian expo facto, juga dikenal sebagai desain penelitian eks post
facto, merupakan metode penelitian yg memungkinkan peneliti buat menyelidiki
serta tahu korelasi karena-dampak antara variabel independen dan dependen
tanpa melakukan manipulasi eksklusif pada variabel independen. tidak sinkron
menggunakan desain eksperimen, di mana peneliti mempunyai kendali penuh atas
variabel independen, desain expo facto melibatkan observasi terhadap variabel
yang sudah ada atau terjadi sebelum penelitian dimulai.
Kata ex-post facto menunjukkan bahwa perubahan variabel bebas itu telah
terjadi, peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana memutuskan karena asal
akibat yang sedang diamati. sebab tidak adanya pengendalian, maka dalam
penelitian ex-post facto, lebih sulit bagi kita buat menyimpulkan bahwa variabel
bebas (X) sahih-benar ada hubungannya menggunakan variabel terikat (Y).
Penelitian ex-post facto meneliti korelasi sebab-dampak yg tidak
dimanipulasi atau tidak diberi perlakuan oleh peneliti. Penelitian sebab-dampak
dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yg telah berlangsung atau
telah terjadi. Adanya hubungan sebab-dampak didasarkan atas kajian teoretis,
bahwa sesuatu variabel ditimbulkan atau dilatarbelakangi oleh variabel eksklusif
atau menyebabkan variabel tertentu. contohnya: gizi yang cukup pada waktu ibu
hamil mengakibatkan bayi sehat, koperasi yg sehat dapat mempertinggi
kesejahteraan para anggotanya.
Adapun komponen-komponen desain penelitian expo facto sebagai berikut :
1. Variabel Independen
8

Ini adalah variabel yg tak bisa dimanipulasi oleh peneliti karena sudah
terjadi sebelum penelitian dimulai. Variabel independen adalah faktor
yg memicu perubahan di variabel dependen.
2. Variabel Dependen
Variabel ini ialah hasil atau respon yg diamati dan diukur oleh peneliti.
Variabel dependen adalah variabel yg ditentukan sang variabel
independen.
3. Sampel dan Populasi
Peneliti wajib menentukan grup atau subjek penelitian yg telah terpapar
variabel independen. Populasi merupakan gerombolan akbar berasal
mana sampel diambil.
4. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat berupa survei, wawancara,
pengamatan, atau analisis dokumen, tergantung di jenis penelitian yang
dilakukan.
5. Analisis Data
Data yang terkumpul lalu dianalisis memakai metode statistik atau
teknik analisis yg sesuai.
Tujuan Desain Penelitian Expo Facto
Tujuan penelitian expo facto ialah buat memahami serta
menganalisis hubungan karena-dampak antara variabel independen dan
variabel dependen tanpa melakukan manipulasi eksklusif terhadap variabel
independen. Meskipun tidak memungkinkan buat menetapkan sebab
eksklusif, penelitian ini bermanfaat dalam banyak sekali situasi di mana
eksperimen sejati sulit atau tidak etis dilakukan. Beberapa tujuan spesifik
asal penelitian expo facto termasuk:
1. Mengidentifikasi Korelasi
Expo facto memungkinkan peneliti buat mengidentifikasi apakah
ada hubungan atau hubungan antara variabel independen serta
variabel dependen.
2. Menggambarkan Hubungan Sebab-Akibat
9

Penelitian ini bertujuan buat mendeskripsikan serta memahami


akibat variabel independen terhadap variabel dependen pada
konteks yg lebih alamiah.
3. Memahami Fenomena Sosial
dalam banyak kasus, fenomena sosial kompleks yang tak dapat
dimanipulasi bisa dipelajari melalui penelitian expo facto.
4. Mengidentifikasi Pola Historis
Penelitian ini memungkinkan penggunaan data historis yg telah
terkumpul buat mengevaluasi hubungan karena-dampak.
5. Menguji Hipotesis Alternatif
Expo facto bisa digunakan buat menguji hipotesis cara lain pada
situasi pada mana eksperimen sejati tidak memungkinkan.

C. Desain Penelitian Pengembangan

Desain penelitian pengembangan adalah metode riset yang bertujuan untuk


menghasilkan atau mengubah produk, program, atau proses tertentu dengan
maksud meningkatkan mutu, kinerja, atau efisiensi dari yang sudah ada atau
menciptakan solusi baru guna memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah
tertentu.
Dalam pendekatan ini, peneliti terlibat dalam seluruh rangkaian tahap
pengembangan, dimulai dari analisis awal hingga implementasi dan evaluasi akhir.
Pendekatan ini memberikan kesempatan bagi peneliti untuk merancang, menguji,
dan mengevaluasi inovasi atau perubahan yang diinginkan dalam suatu konteks
atau lingkungan tertentu.
Tujuan pokok dari desain penelitian pengembangan adalah menghasilkan
atau memperbaiki sesuatu yang telah ada agar dapat beroperasi dengan lebih
efektif, efisien, dan sesuai dengan sasaran atau kebutuhan yang telah ditetapkan.
Pendekatan ini umumnya diterapkan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan,
teknologi, bisnis, kesehatan, dan berbagai bidang lainnya, untuk mencapai tujuan
10

tertentu dan memberikan solusi yang lebih optimal terhadap beragam masalah
atau tantangan yang dihadapi.
Fungsi Desain Penelitian Pengembangan
Desain penelitian pengembangan memiliki sejumlah fungsi utama yang
memberikan sumbangan yang penting di berbagai sektor. Dibawah ini adalah
beberapa fungsi dari desain penelitian pengembangan:
1. Peningkatan Kualitas dan Efektivitas. Melalui desain penelitian
pengembangan, peneliti dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas dari
produk, program, atau proses yang sudah ada. Dengan pendekatan
pengembangan yang terstruktur, perbaikan dapat diterapkan untuk
mencapai hasil yang lebih optimal.
2. Penciptaan Solusi Inovatif. Desain ini memberi kesempatan bagi peneliti
untuk menciptakan solusi baru atau inovatif yang dapat memenuhi
kebutuhan atau menangani masalah tertentu. Dengan fokus pada
pengembangan, peneliti dapat menemukan pendekatan baru untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi.
3. Pengembangan Berbasis Bukti. Desain penelitian pengembangan
melibatkan tahapan evaluasi yang cermat untuk mengukur kinerja dan
keberhasilan dari produk atau program. Hal ini memastikan bahwa solusi
yang dikembangkan didukung oleh bukti empiris yang kuat.
4. Mengurangi Pemborosan Sumber Daya. Dengan menggunakan metode yang
terstruktur dan sistematis, desain ini membantu mengurangi pemborosan
sumber daya. Ini memastikan bahwa proses pengembangan dilakukan
dengan efisiensi dan efektivitas yang maksimal.
5. Meningkatkan Kepuasan Pengguna. Produk atau program yang
dikembangkan melalui desain penelitian pengembangan cenderung lebih
sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna akhir. Hal ini dapat
menghasilkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi di antara para pengguna.
Manfaat Desain Penelitian Pengembangan
11

Desain penelitian pengembangan memberikan sejumlah manfaat penting


dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh dari desain penelitian pengembangan:
1. Penghasilan Inovasi dan Perbaikan Produk/Program. Melalui desain
penelitian pengembangan, memungkinkan untuk menciptakan atau
meningkatkan produk, program, atau proses yang sudah ada. Ini
menghasilkan ide baru atau peningkatan yang dapat memberikan solusi
yang lebih baik terhadap kebutuhan atau masalah tertentu.
2. Peningkatan Mutu dan Efisiensi. Proses pengembangan yang terstruktur
memberikan kesempatan bagi peneliti untuk meningkatkan kualitas dan
efektivitas dari produk, program, atau proses yang telah ada. Dengan
demikian, hasil akhir menjadi lebih optimal.
3. Solusi yang Dukung Bukti Empiris. Desain penelitian pengembangan
melibatkan evaluasi teliti untuk mengukur kinerja dan keberhasilan dari
produk atau program yang dikembangkan. Hal ini memastikan bahwa
solusi yang dihasilkan didukung oleh data empiris yang kuat.
4. Penggunaan Sumber Daya yang Efisien. Dengan menggunakan pendekatan
yang terstruktur, desain ini membantu dalam mengurangi pemborosan
sumber daya. Ini memastikan bahwa proses pengembangan dilakukan
dengan cara yang paling efisien dan efektif.
5. Pengembangan yang Lebih Sesuai dengan Kebutuhan Pengguna. Produk
atau program yang dikembangkan melalui desain penelitian pengembangan
cenderung lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna akhir.
Ini menghasilkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi di antara para
pengguna.
Langkah-Langkah Desain Penelitian Pengembangan
Desain penelitian pengembangan melibatkan serangkaian langkah-langkah
yang terstruktur untuk menciptakan atau memperbaiki produk, program, atau
proses tertentu. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam desain penelitian
pengembangan:
12

1) Analisis awal dan Identifikasi Kebutuhan. Tahap permulaan dari desain


penelitian pengembangan melibatkan kajian mendalam terhadap
kebutuhan atau permasalahan yang hendak diatasi. Peneliti harus
memahami dengan seksama konteks, audiens, dan tujuan dari
pengembangan yang direncanakan.
2) Perencanaan dan Desain. Setelah kebutuhan teridentifikasi, langkah
berikutnya adalah menyiapkan dan merancang solusi atau produk yang
akan dikembangkan. Hal ini mencakup penyusunan rencana kerja,
menetapkan sasaran yang jelas, dan menentukan metode atau teknologi
yang akan digunakan.
3) Pengembangan Prototipe atau Model. Pada tahap ini, peneliti memulai
proses membangun prototipe atau model awal dari produk atau
program yang telah direncanakan. Prototipe ini dapat berbentuk versi
premiliner dari produk atau program yang akan diuji.
4) Pengujian dan Evaluasi. Setelah prototipe tercipta, dilakukan pengujian
untuk menilai kinerja, efektivitas, atau kualitas dari produk atau
program tersebut. Evaluasi ini bisa melibatkan uji coba lapangan,
wawancara, atau pengumpulan data yang relevan.
5) Revisi dan Perbaikan. Berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi, peneliti
melakukan perubahan dan penyempurnaan pada produk atau program.
Tujuannya adalah memastikan bahwa solusi yang dikembangkan
memenuhi kebutuhan dan tujuan yang telah ditetapkan.
6) Implementasi dan Penyebaran. Setelah produk atau program
dikembangkan dan diuji, langkah berikutnya adalah
mengimplementasikannya di lapangan. Peneliti harus memastikan
bahwa solusi yang dikembangkan dapat diaplikasikan dengan efektif di
lingkungan atau konteks sebenarnya.
7) Evaluasi Akhir. Tahap terakhir dari desain penelitian pengembangan
adalah evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan keberhasilan produk
atau program. Hasil dari evaluasi ini dapat dimanfaatkan untuk menilai
13

apakah produk atau program memenuhi tujuan pengembangan yang


telah ditetapkan.

D. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Desain Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research, CAR) adalah


strategi penelitian yang diterapkan dalam dunia pendidikan guna meningkatkan
mutu proses belajar-mengajar di ruang kelas. Pendekatan ini melibatkan sinergi
antara guru dan peneliti dalam merancang, melaksanakan, serta menilai tindakan-
tindakan spesifik yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di
kelas.
Desain penelitian tindakan kelas adalah metode penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas melalui proses refleksi,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi tindakan konkret. Berikut adalah
pengertian desain penelitian tindakan kelas menurut beberapa para ahli:
1. Kemmis dan McTaggart
Desain penelitian tindakan kelas adalah proses reflektif yang dilakukan
bersama oleh para praktisi dan peneliti dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas praktik pembelajaran di kelas. Hal ini melibatkan pengamatan,
refleksi, dan aksi konkret yang diambil untuk merespon tantangan dalam
pembelajaran.
2. Elliott
Desain penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang dilakukan
oleh guru untuk mengidentifikasi masalah di dalam kelas dan mencari
solusi yang dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
3. Kemmis, Wilkinson, Hardy, dan Edwards
Desain penelitian tindakan kelas adalah metode penelitian yang
menggabungkan teori dan praktik untuk memahami dan memperbaiki
praktik pembelajaran di kelas. Ini melibatkan siklus refleksi, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi.
14

Secara umum, desain penelitian tindakan kelas merupakan pendekatan


kolaboratif yang memungkinkan para praktisi pendidikan untuk secara sistematis
memperbaiki praktik pembelajaran di kelas mereka melalui proses refleksi dan
aksi konkret. Pendekatan ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kualitas
pengajaran dan hasil belajar siswa.
Fungsi Desain Penelitian Tindakan Kelas
Desain penelitian tindakan kelas memiliki beberapa fungsi utama yang
sangat penting dalam konteks pendidikan. Berikut adalah beberapa fungsi dari
desain penelitian tindakan kelas:
1. Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Tujuan utama dari desain penelitian
tindakan kelas adalah memperbaiki mutu proses belajar-mengajar di kelas
melalui proses refleksi dan penerapan langkah-langkah konkret.
2. Pengembangan Kapasitas Guru. Melalui desain penelitian tindakan kelas,
guru memiliki kesempatan untuk memperluas keterampilan mereka dalam
perencanaan dan pengelolaan pembelajaran. Mereka dapat memanfaatkan
hasil evaluasi untuk mengimplementasikan praktik terbaik dalam
pengajaran.
3. Penyesuaian terhadap Kebutuhan Siswa. Pendekatan ini memungkinkan
adanya penyesuaian dalam pendekatan pembelajaran berdasarkan
karakteristik dan kebutuhan masing-masing siswa di dalam kelas. Guru
dapat menyesuaikan strategi pengajaran untuk memastikan semua siswa
mendapatkan manfaat maksimal dari pengalaman belajar.
4. Pengumpulan dan Analisis Data. Desain penelitian tindakan kelas
memerlukan pengumpulan data terkait proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa. Ini memungkinkan guru dan peneliti untuk melakukan
analisis mendalam terhadap kinerja siswa dan efektivitas pengajaran.
5. Pembaruan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Melalui evaluasi hasil
tindakan, guru dapat mengidentifikasi kekurangan dalam kurikulum atau
materi pembelajaran, dan melakukan perubahan yang diperlukan untuk
meningkatkan efektivitasnya.
Langkah-Langkah Desain Penelitian Tindakan Kelas
15

Desain penelitian tindakan kelas memiliki beberapa fungsi utama yang


sangat penting dalam konteks pendidikan. Berikut adalah beberapa fungsi dari
desain penelitian tindakan kelas:
1) Proses Perencanaan melibatkan kolaborasi antara guru dan peneliti
untuk menetapkan langkah-langkah yang akan diambil di kelas.
Mereka mengidentifikasi kendala atau situasi khusus dalam
pembelajaran dan merumuskan strategi untuk mengatasi hal
tersebut.
2) Pelaksanaan Tindakan melibatkan penerapan strategi atau
perubahan yang telah direncanakan di dalam kelas. Guru
menerapkan metode baru atau mempraktikkan perubahan dalam
pengajaran sehari-hari.
3) Pengamatan dan Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan
tindakan, di mana peneliti memantau proses pembelajaran. Mereka
mencatat kemajuan dan respon siswa terhadap tindakan yang
diambil.
4) Refleksi dan Evaluasi terjadi setelah tindakan dilaksanakan, di mana
guru dan peneliti bersama-sama mempertimbangkan hasil dari
tindakan tersebut. Mereka menilai apakah perubahan tersebut telah
membawa perbaikan dalam proses pembelajaran.
5) Perencanaan Tindakan Selanjutnya muncul berdasarkan evaluasi
hasil sebelumnya. Berdasarkan hasil ini, mereka membuat
keputusan untuk melanjutkan atau memodifikasi tindakan
selanjutnya. Proses perencanaan dan pelaksanaan kembali dapat
diulang beberapa kali.
6) Hasil dari setiap siklus tindakan kelas didokumentasikan secara
rinci. Laporan mencakup rencana awal, implementasi, hasil
pengamatan, dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

E. Desain Penelitian Eksperimen


16

Desain penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian yang


dimanfaatkan untuk menguji hubungan sebab-akibat atau kausalitas antara
variabel-variabel tertentu. Dalam eksperimen, peneliti mengontrol faktor-faktor
tertentu untuk mengamati dampak dari manipulasi tersebut terhadap variabel
yang diamati.
Perlu ditekankan bahwa dalam desain eksperimen, peneliti berusaha untuk
meminimalkan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak relevan dengan
variabel yang sedang diuji. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perubahan
yang diamati secara jelas dapat dikaitkan dengan manipulasi yang dilakukan.
Contohnya, dalam eksperimen untuk mengevaluasi efek dari suatu obat terhadap
suatu penyakit, kelompok kontrol mungkin diberi plasebo (pil tiruan) sementara
kelompok eksperimen menerima obat sebenarnya. Perbedaan dalam respons
antara kedua kelompok akan membantu menentukan apakah obat tersebut
memiliki efek terapeutik yang signifikan.
Dalam desain penelitian eksperimen, terdapat elemen-elemen kunci seperti
kelompok kontrol (yang tidak menerima perlakuan), kelompok eksperimen (yang
menerima perlakuan), randomisasi (pengacakan untuk mengurangi bias), dan
pengukuran variabel-variabel terkait. Semua ini bertujuan untuk memastikan
bahwa hasil dari eksperimen dapat diandalkan dan akurat. Desain eksperimen
umumnya digunakan di berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu sosial,
psikologi, kedokteran, dan sains alam, untuk menguji hipotesis dan mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan sebab-akibat antara variabel-
variabel tertentu.
Fungsi Desain Penelitian Eksperimen
Fungsi-fungsi dari desain penelitian eksperimen dalam konteks penelitian
ilmiah sangatlah signifikan. Berikut adalah beberapa fungsi dari desain penelitian
eksperimen:
1. Memverifikasi Hubungan Sebab-Akibat. Desain eksperimen memungkinkan
peneliti untuk menegaskan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel
tertentu. Hal ini memungkinkan penentuan apakah perubahan dalam satu
variabel menyebabkan perubahan pada variabel lain.
17

2. Mengukur Dampak Variabel Independen. Dalam eksperimen, variabel


independen (variabel yang dimanipulasi) dapat diukur dengan teliti untuk
mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap variabel dependen
(variabel yang diamati).
3. Pengontrolan Variabel Eksternal. Desain eksperimen memungkinkan
peneliti untuk mengontrol faktor-faktor eksternal atau variabel-variabel
lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hal ini membantu
memastikan bahwa hasil eksperimen dapat diatribusikan secara jelas
kepada manipulasi yang dilakukan.
4. Reproduksibilitas dan Reproduksibilitas. Eksperimen yang dirancang
secara cermat dapat direproduksi atau diulang oleh peneliti lain untuk
memverifikasi hasil yang diperoleh. Hal ini meningkatkan validitas dan
keandalan temuan penelitian.
5. Identifikasi Efek Interaksi. Desain eksperimen memungkinkan untuk
mengidentifikasi apakah terjadi interaksi antara variabel-variabel yang
sedang diteliti. Ini berarti bahwa pengaruh variabel independen mungkin
berbeda tergantung pada nilai atau kondisi dari variabel lainnya.
6. Menyediakan Fondasi untuk Umum. Hasil dari eksperimen yang dilakukan
dengan hati-hati dapat menjadi dasar untuk membuat generalisasi atau
kesimpulan yang lebih luas tentang populasi secara keseluruhan.
Langkah-Langkah Desain Penelitian Eksperimen
1) Tentukan Tujuan Penelitian: Jelaskan dengan jelas tujuan dari
eksperimen dan identifikasi hipotesis yang akan diuji.
2) Desain Eksperimen: Memilih pola eksperimen yang cocok dengan
tujuan penelitian, seperti uji pra-post, kontrol acak, atau rancangan
faktorial.
3) Seleksi Sampel: Menentukan sampel subjek atau unit penelitian
yang mewakili populasi yang akan diinvestigasi.
4) Implementasi Eksperimen: Melakukan manipulasi pada variabel
independen pada kelompok eksperimen dan mengamati responnya.
18

5) Pengumpulan Data dan Observasi: Menghimpun informasi terkait


variabel dependen selama dan setelah perlakuan dilaksanakan.
6) Analisis Data: Menerapkan teknik statistik untuk mengevaluasi hasil
dan menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kontrol.

F. Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)

Desain penelitian single-subject research (SSR) adalah suatu metode


penelitian yang berorientasi pada observasi dan pengukuran perilaku atau respons
dari satu individu saja. Berbeda dengan metode eksperimen konvensional yang
melibatkan sekelompok subjek, SSR memfokuskan perhatian pada satu subjek atau
unit penelitian pada satu waktu. Pendekatan ini sering digunakan untuk menggali
dan menguji efek dari intervensi atau perlakuan tertentu terhadap perilaku atau
respons individu.
SSR juga sering diaplikasikan dalam bidang psikologi, pendidikan khusus,
dan terapi perilaku, di mana penekanan pada individu sangat penting dalam
memahami dan menangani masalah perilaku atau klinis tertentu. Pendekatan ini
memberikan wawasan mendalam terhadap respon individu terhadap intervensi
khusus, serta dapat membantu dalam merancang program atau strategi yang
sesuai dengan kebutuhan subjek.
Menurut para ahli, berikut adalah beberapa definisi tentang desain
penelitian Single Subject Research:
1. Baer, Wolf, & Risley (1968)
SSR adalah metode ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan bukti
empiris tentang efektivitas intervensi atau perlakuan tertentu pada
individu tertentu.
2. Kazdin (1982)
SSR adalah pendekatan eksperimental yang memungkinkan untuk menguji
efek dari satu atau lebih variabel independen pada satu subjek atau unit
penelitian.
19

3. Kratochwill & Levin (2014)


SSR adalah metode penelitian yang didesain untuk mempelajari respons
individu terhadap manipulasi sistematis dari variabel independen.
4. Barlow & Hersen (1984)
SSR adalah metode penelitian yang memusatkan perhatian pada satu subjek
atau unit penelitian untuk memahami dan memodifikasi perilaku atau
respons tertentu.
Fungsi Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)
Desain penelitian Single Subject Research (SSR) memiliki beberapa fungsi
penting dalam konteks penelitian ilmiah. Berikut adalah beberapa fungsi utama
dari desain penelitian SSR:
1. Menganalisis Perilaku Individu: SSR memungkinkan untuk menganalisis
perilaku atau respons individu secara mendalam. Hal ini memungkinkan
peneliti untuk memahami variabilitas dan tren khusus dalam perilaku
subjek.
2. Memahami Efek Intervensi: Dengan menggunakan SSR, peneliti dapat
menguji efek dari intervensi atau perlakuan tertentu terhadap subjek. Ini
memungkinkan untuk menilai apakah perubahan dalam perilaku terjadi
sebagai akibat dari intervensi tersebut.
3. Kontrol Variabel Eksternal: SSR memungkinkan peneliti untuk
mengendalikan faktor-faktor eksternal atau variabel-variabel gangguan
yang dapat mempengaruhi respons subjek. Hal ini membantu memastikan
bahwa perubahan dalam perilaku dapat diatribusikan dengan jelas kepada
intervensi.
4. Pengamatan Intensif: SSR melibatkan pengamatan dan pengukuran
perilaku secara intensif. Data diambil secara berkala untuk memahami tren
dan pola dalam perilaku subjek.
5. Replikabilitas: Hasil dari SSR dapat direplikasi atau diulang kembali pada
subjek yang sama atau subjek yang berbeda untuk memastikan hasil yang
konsisten. Ini menambah validitas dan reliabilitas dari temuan penelitian.
Tujuan Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)
20

Tujuan dari desain penelitian Single Subject Research (SSR) adalah untuk
mendalami dan menganalisis perilaku atau respons individu dengan teliti. Dengan
pendekatan ini, peneliti dapat mencapai beberapa tujuan khusus:
1. Menganalisis Respons Individu: SSR bertujuan untuk memahami respons
atau perilaku individu dengan seksama, termasuk memahami pola,
frekuensi, dan intensitas perilaku tersebut.
2. Mengukur Efek Intervensi: SSR bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari
intervensi atau perlakuan tertentu terhadap subjek. Hal ini memungkinkan
penilaian terhadap efektivitas intervensi tersebut.
3. Memahami Variabilitas: SSR memungkinkan peneliti untuk memahami
variabilitas dalam perilaku subjek, termasuk analisis terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku tersebut.
4. Mengamati Perubahan dari Baseline: Tujuan dari SSR adalah
membandingkan perilaku subjek selama periode baseline (sebelum
intervensi) dengan perilaku selama dan setelah intervensi. Ini membantu
dalam menilai dampak intervensi secara objektif.
5. Mendukung Pengambilan Keputusan Klinis: Dalam konteks klinis, SSR
dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait dengan diagnosis,
perawatan, dan strategi intervensi untuk individu tertentu.

G. Desain Penelitian Meta Analysis

Desain Peneltian Meta-analisis adalah pendekatan penelitian yang


menggunakan analisis statistik untuk mengintegrasikan dan menyintesis hasil dari
sejumlah studi sebelumnya yang berfokus pada topik atau pertanyaan penelitian
serupa. Meta-analisis bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif dan
temuan yang lebih kuat dari berbagai studi yang ada.
Dalam proses meta-analisis, peneliti mengumpulkan data dari studi-studi
yang relevan dan menerapkan metode statistik khusus untuk mengkombinasikan
hasil-hasil tersebut. Hasil dari meta-analisis memberikan estimasi efek rata-rata
dari suatu intervensi atau hubungan antar variabel, sambil juga mengevaluasi
21

sejauh mana konsistensi hasil dari studi-studi yang berbeda atau seberapa
bervariasinya hasil tersebut.
Desain penelitian Meta-analisis adalah suatu metode statistik yang
mengintegrasikan hasil dari berbagai penelitian independen tentang topik atau
pertanyaan penelitian tertentu. Berikut adalah beberapa definisi dari para ahli
tentang desain penelitian Meta-analisis:
1. Cooper dan Hedges (2009)
Meta-analisis adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan peneliti
untuk mengintegrasikan hasil dari berbagai penelitian yang independen,
sehingga memungkinkan untuk menyusun kesimpulan yang lebih kuat
tentang fenomena atau efek yang diteliti.
2. Borenstein, Hedges, Higgins, dan Rothstein (2009)
Meta-analisis adalah suatu pendekatan statistik yang menggunakan
metode-metode statistik untuk menggabungkan dan menganalisis data dari
beberapa penelitian independen dengan tujuan untuk mendapatkan
estimasi efek yang lebih presisi.
3. Hunter dan Schmidt (2004)
Meta-analisis adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan para
peneliti untuk mengkombinasikan dan menganalisis temuan dari banyak
penelitian yang telah dilakukan pada suatu topik tertentu, sehingga dapat
menyediakan ringkasan kuantitatif dari bukti empiris yang ada.
Pada dasarnya, teknik Meta-analisis memungkinkan para peneliti untuk
menggabungkan dan menganalisis data dari berbagai penelitian untuk
mendapatkan kesimpulan yang lebih kuat dan generalisasi yang lebih dapat
diandalkan tentang suatu fenomena atau efek yang sedang diteliti. Dengan
melakukan ini, Meta-analisis dapat menyediakan bukti empiris yang lebih
komprehensif, yang dapat digunakan sebagai landasan untuk membimbing
kebijakan, praktik, atau penelitian lebih lanjut.
Fungsi Desain Penelitian Meta Analysis
Fungsi dari desain penelitian Meta-analisis mencakup:
22

1. Integrasi Bukti Ilmiah: Meta-analisis memungkinkan penggabungan dan


sintesis bukti ilmiah dari berbagai penelitian independen mengenai suatu
topik atau pertanyaan penelitian tertentu.
2. Penyediaan Estimasi Efek yang Lebih Akurat: Dengan mengkombinasikan
data dari banyak studi, Meta-analisis dapat memberikan estimasi efek yang
lebih tepat dibandingkan dengan apa yang dapat diperoleh dari satu
penelitian tunggal.
3. Identifikasi Variabilitas dalam Hasil: Meta-analisis memungkinkan
pengidentifikasian dan pemahaman mengenai variabilitas dalam hasil
penelitian, yang mungkin disebabkan oleh perbedaan metodologi, populasi,
atau konteks penelitian.
4. Pengujian Keandalan Temuan: Dengan menggabungkan data dari banyak
studi, Meta-analisis dapat membantu dalam menguji keandalan temuan dari
penelitian individual, memberikan panduan interpretasi yang lebih kuat.
5. Identifikasi Pola atau Tren: Melalui analisis data yang terkumpul, Meta-
analisis dapat membantu dalam mengidentifikasi pola atau tren dalam
temuan dari berbagai penelitian.
6. Dukungan dalam Pengambilan Keputusan Klinis atau Kebijakan: Hasil dari
Meta-analisis dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan
keputusan di bidang klinis, serta membentuk kebijakan atau praktik
berdasarkan bukti ilmiah yang solid.
Langkah-Langkah Desain Penelitian Meta Analysis
Berikut adalah tahapan dalam desain penelitian Meta-analisis:
1. Menetapkan Tujuan dan Cakupan: Jelaskan tujuan Meta-analisis dan
tentukan parameter cakupan penelitian, termasuk kriteria inklusi dan
eksklusi untuk studi yang akan dimasukkan.
2. Melakukan Pencarian Literatur: Lakukan pencarian sistematis dan
menyeluruh pada sumber-sumber literatur yang relevan terkait topik
penelitian. Manfaatkan berbagai basis data akademik dan perpustakaan
digital untuk mengidentifikasi studi-studi yang sesuai.
23

3. Menilai Kualitas Studi: Evaluasi kualitas dan risiko bias dari studi-studi
yang telah terpilih untuk dimasukkan dalam Meta-analisis. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penilaian kualitas studi yang sudah
tersedia.
4. Ekstraksi Data: Ambil data dari studi-studi yang memenuhi kriteria inklusi.
Data yang diambil dapat mencakup karakteristik studi, sampel populasi,
hasil, dan statistik yang relevan.
5. Menghitung Ukuran Efek: Lakukan perhitungan ukuran efek dari setiap
studi yang termasuk dalam Meta-analisis. Hal ini dapat berupa rasio risiko,
perbedaan rata-rata, atau ukuran efek statistik lainnya, tergantung pada
jenis data yang ada.
6. Melakukan Analisis Statistik: Terapkan metode statistik untuk menganalisis
data yang tergabung dari studi-studi yang terpilih. Ini termasuk penerapan
model Meta-analisis acak atau tetap, bergantung pada asumsi dan tujuan
penelitian.
7. Mengeksplorasi Heterogenitas: Identifikasi dan evaluasi heterogenitas di
antara studi-studi. Apabila terdapat variasi yang signifikan, pertimbangkan
untuk melakukan analisis subkelompok atau mempertimbangkan penyebab
heterogenitas.
8. Menginterpretasikan dan Memaparkan Hasil: Terjemahkan hasil Meta-
analisis dengan mempertimbangkan implikasi klinis dan praktis. Sajikan
temuan dalam bentuk grafik atau tabel yang informatif dan jelas.
9. Melakukan Evaluasi dan Sensitivitas Analisis: Lakukan uji kepekaan atau
analisis sensitivitas untuk menilai keandalan hasil Meta-analisis.
10. Menyusun Laporan Meta-analisis: Tulis laporan Meta-analisis dengan jelas
dan terstruktur, mencakup tujuan penelitian, metodologi, hasil, dan
kesimpulan. Pastikan laporan mematuhi pedoman dan standar penulisan
ilmiah.
11. Menjalani Tinjauan Sejawat dan Publikasi: Kirim laporan Meta-analisis
untuk tinjauan sejawat dan pertimbangkan publikasi dalam jurnal ilmiah
yang relevan.
24

12. Melakukan Pembaruan Sistematis: Jika diperlukan, lakukan pembaruan


Meta-analisis secara teratur dengan memasukkan studi baru yang terkini
dan relevan.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Desain penelitian pada hakikatnya merupakan rencana aksi penelitian (action

plan) berupa seperangkat kegiatan yang berurutan secara logis yang

menghubungkan antara pertanyaan penelitian yang hendak dijawab dan

kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban terhadap masalah penelitian.

2. Desain penelitian expo facto, juga dikenal sebagai desain penelitian eks post

facto, merupakan metode penelitian yg memungkinkan peneliti buat

menyelidiki serta tahu korelasi karena-dampak antara variabel independen dan

dependen tanpa melakukan manipulasi eksklusif pada variabel independen.

tidak sinkron menggunakan desain eksperimen, di mana peneliti mempunyai

kendali penuh atas variabel independen, desain expo facto melibatkan observasi

terhadap variabel yang sudah ada atau terjadi sebelum penelitian dimulai.

3. Desain penelitian pengembangan adalah metode riset yang bertujuan untuk

menghasilkan atau mengubah produk, program, atau proses tertentu dengan

maksud meningkatkan mutu, kinerja, atau efisiensi dari yang sudah ada atau

menciptakan solusi baru guna memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah

tertentu.
25

4. Desain Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research, CAR) adalah

strategi penelitian yang diterapkan dalam dunia pendidikan guna meningkatkan

mutu proses belajar-mengajar di ruang kelas. Pendekatan ini melibatkan sinergi

antara guru dan peneliti dalam merancang, melaksanakan, serta menilai

tindakan-tindakan spesifik yang bertujuan untuk memperbaiki proses

pembelajaran di kelas.

5. Desain penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian yang

dimanfaatkan untuk menguji hubungan sebab-akibat atau kausalitas antara

variabel-variabel tertentu. Dalam eksperimen, peneliti mengontrol faktor-faktor

tertentu untuk mengamati dampak dari manipulasi tersebut terhadap variabel

yang diamati.

6. Desain penelitian single-subject research (SSR) adalah suatu metode penelitian

yang berorientasi pada observasi dan pengukuran perilaku atau respons dari

satu individu saja. Berbeda dengan metode eksperimen konvensional yang

melibatkan sekelompok subjek, SSR memfokuskan perhatian pada satu subjek

atau unit penelitian pada satu waktu. Pendekatan ini sering digunakan untuk

menggali dan menguji efek dari intervensi atau perlakuan tertentu terhadap
perilaku atau respons individu.

7. Desain Peneltian Meta-analisis adalah pendekatan penelitian yang

menggunakan analisis statistik untuk mengintegrasikan dan menyintesis hasil

dari sejumlah studi sebelumnya yang berfokus pada topik atau pertanyaan

penelitian serupa. Meta-analisis bertujuan untuk memberikan gambaran

komprehensif dan temuan yang lebih kuat dari berbagai studi yang ada.

B. Saran
26

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat menambah ilmu

pengetahuan bagi kita semua. Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan

karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Sekian dan terima kasih.
27

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, J. (2018). Desain Penelitian Analisis Isi (Content Analysis). Jurnal Analisis
Isi, 5(9), 1–20.
https://www.academia.edu/download/81413125/DesainPenelitianConten
tAnalysis_revisedJumalAhmad.pdf

Dani, R., & Sakti, B. (2020). MIMBAR Jurnal Penelitian Sosial dan Politik. 9(2), 111–
128.

Dr.Marlina. (n.d.). Single Subject Research.

Fauziah, U. (2015). Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema
Cahaya dan Warna untuk Pembelajaran IPA SMP. 2015(Snips), 573–576.

Grafis, D. (n.d.). Desain Penelitian Expo Facto.

Harahap, T. O., & Mukhaiyar, R. (2020). Meta Analisis Efektivitas Model


Pembelajaran Project-Based Learning. 06(02), 433–441.

Hera, T., & Elvandari, E. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction
Pada Pembelajaran Tari Daerah Sebagai Dasar Keterampilan Menari
Tradisi. Jurnal Sitakara, 6(1), 40–54.
https://doi.org/10.31851/sitakara.v6i1.5286

Iii, B. A. B., & Penelitian, A. D. (2010). Desain penelitian.

Indah, R. N. (n.d.). Desain penelitian eksperimental kebahasaan. Semester 5, 1–9.

Kendari, R. D. I. (2018). PENGARUH POLA ASUH TERHADAP KETERAMPILAN


SOSIAL ANAK(PENELITIAN EXPOST FACTO PADA PAUD RINTISAN DI
KENDARI). 2, 127–145.

Kreano, J. (2012). Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Matematika. 3.

Kuncoro, K. S., Alghadari, F., Matematika, P., Tamansiswa, U. S., Luar, S., Yaketunis,
B. A., & Matematika, P. (2021). Single Subject Research : Alternatif Penelitian
Pendidikan Matematika di Masa New Normal. 2, 78–89.
https://doi.org/10.37640/jim.v2i2.1040

Manaf, A., & Natsir, S. R. (2022). Nilai Karakter Kemandirian Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa SD ( Meta-Analysis Fixed Effect Model ). 9(2).

Marlina, M., & Mahdi, A. (2022). Efektivitas Metode Struktual Analitik Sintetik Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Disleksia. 6(1), 1–10.

Nadia, H., & Murtiningsih, T. (n.d.). Pelatihan Desain Penelitian Tindakan Kelas bagi
Guru MGMP Bahasa Inggris SMA Kabupaten Barito Kuala. 2012, 63–70.

Pembelajaran, D., & Arab, B. (n.d.). Penelitian pengembangan.


28

Pembelajaran, D., & Kedua, B. (2010). EXPERIMENTAL RESEARCH IN SECOND


LANGUAGE. 6(11).

Pembelajaran, M., Based, P., Terhadap, L., Berpikir, K., & Dalam, K. (2022). DESAIN
KUASI EKSPERIMEN DALAM PENDIDIKAN : LITERATUR. 8(3), 2476–2482.
https://doi.org/10.36312/jime.v8i3.3800/http

Pengajar, S., Pendidikan, J., & Yogyakarta, U. N. (2008). Staf Pengajar Jurusan
Pendidikan Akuntansi – Universitas Negeri Yogyakarta 87. VI(1), 87–93.

Pengembangan, A. M. (2019). Gambar 1. Model Penelitian Pengembangan (Borg &


Gall, 1983). 10.

Priatna, T. (n.d.). Penelitian Tindakan Kelas.

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. S. (2017). Desain Penelitian Studi Kasus. 1–15.

Putri, I. A., Widiyanto, R., & Mahmud, M. (2021). Efektivitas Model Pembelajaran
SETS Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Berkemampuan
Rendah ( Single Subject Research ). 1(2), 141–160.

Putri, N. S., Juandi, D., & Jupri, A. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think-Talk-Write terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa :
Studi Meta-Analisis. 06(01), 771–785.

Ritonga, M., & Matondang, Y. (n.d.). PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MIN 1 PASAMAN BARAT. 76–
82.

Rusdi, M. (2020). DESAIN DAN PENGEMBANGAN KEPENDIDIKAN. September.

Sappaile, B. I., & Makassar, U. N. (2020). KONSEP PENELITIAN EX-POST FACTO. July
2010.

Setyanto, A. E. (n.d.). Memperkenalkan Kembali Metode Eksperimen dalam Kajian


Komunikasi. 37–48.

Studi, J., & Dan, K. (2012). RISET DESAIN DALAM METODOLOGI PENELITIAN
Mohammad Mulyadi (. 16(1), 71–80.

Tarbiyah, S. (2019). Desain Penelitian Tindakan Kelas …. ...................... 25, 135–158.

Yunani, S., & Widodo, U. (n.d.). Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana


Pembelajaran Dan Keaktifan Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Buddha ( Penelitian ex-post facto di Sekolah
Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 3 Kaloran ). 20–34.

Anda mungkin juga menyukai