PENELITIAN
Metodologi Penelitian Pendidikan
Kelompok 4 :
1. Hanna Zakiyatunnisa (1953052008)
2. Dwi Putri Raya (1913052030)
Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Nurwahidin, M.Si.
Rasa syukur kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pengasih, karena berkat-Nya
makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami
membahas “Desain dan Variabel Penelitian”, suatu penjelasan tentang bagaimana konsep
dasar mengenai desain dan variabel penelitian.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB 1
PENDAHULUAN....………………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………..
BAB 2
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………...
BAB 3
PENUTUP…………………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan………………….………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………….………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu penelitian perumusan variabel merupakan salah satu unsur yang
penting karena suatu proses pengumpulan fakta atau pengukuran dapat dilakukan dengan
baik, bila dapat dirumuskan variabel penelitian dengan tegas. Proses perumusan variabel
ini diawali dari perumusan konsep tentang segala sesuatu yang menjadi sasaran
penelitian. Konsep yang dimaksud adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak tentang kejadian dan keadaan suatu kelompok atau
individu tertentu yang menjadi sasaran penelitian. (Effendi: 1989: 3)
Desain penelitian pada hakikatnya merupakan rencana aksi penelitian (action plan)
berupa seperangkat kegiatan yang berurutan secara logisyang menghubungkan antara pertanyaan
penelitian yang hendak dijawab dan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban terhadap
masalah penelitian. Di beberapa buku tentang metodologi peneletian, desain penelitian diartikan
sebagai rencana yang memandu peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi
data. Ada juga yang mendefinisikan desain penelitian sebagai blueprint (cetak biru) penelitian,
yang mencakup setidaknya empat hal, yaitu: pertanyaan penelitian apa yang hendak dijawab, data
apa saja yang relevan dengan pertanyaan penelitian tersebut, data yang dikumpulkan seperti apa
dan dengan cara apa, dan bagaimana menganalisisnya.
Tujuan utama desain penelitian ialah untuk membantu peneliti agar terhindar dari data
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pertanyaan penelitian. Desain penelitian terkait
hal-hal yang logis (logical problems), bukan hal-hal yang bersifat logistik (logistical problems).
Sebagai sebuah rencana, desain penelitian menurut Morse (Denzin dan Lincoln, 1994: 222)
mencakup banyak unsur, meliputi pemilihan situs dan strategi penelitian, persiapan penelitian,
menyusun dan memperbaiki pertanyaan penelitian, menyusun proposal, dan jika perlu
memperoleh ijin penelitian dari lembaga yang berwenang mengeluarkannya.
Berkaitan dengan tipologi penelitian Studi Khusus, Yin (1994: 21) mengajukan lima
komponen penting untuk penyusunan desain penelitian Studi Kasus, yaitu: (1) pertanyaan-
pertanyaan penelitian; (2) proposisi penelitian (jika diperlukan), Proposisi ini diperlukan untuk
memberi isyarat kepada peneliti mengenai sesuatu yang harus diteliti dalam lingkup studinya; (3)
unit analisis penelitian, (4) logika yang mengaitkan data dengan proposisi,dan
(5) kriteria untuk menginterpretasi temuan. Komponen 1-3 membantu peneliti dalam
mengumpulkan data. Sedangkan komponen 4-5 membantu peneliti dalam langkah-
langkah analisis data.
Pertanyaan penelitian sebagai komponen pertama. Di muka telah dijelaskan jenis
pertanyaan yang tepat untuk penelitian Studi Kasus, yakni “bagaimana” dan “mengapa”, selain
“apa”. Semua pertanyaan tersebut mengarah kepada kasus yang hendak diangkat. Misalnya,
tentang pengambilan keputusan oleh seorang pimpinan perusahaan, tentang program kerja,
implementasi atau pelaksanaan program, dan perubahan organisasi.
Komponen kedua ialah proposisi penelitian. Proposisi terkait dengan kecakapan peneliti
menganalisis data. Sebagaimana diketahui tata urutan proses penelitian Studi Kasus dan penelitian
kualitatif pada umumnya ialah perolehan data, data diolah untuk menjadi fakta/realita/ untuk
selanjutnya menjadi konsep/ konsep menjadi proposisi, dan proposisi menjadi teori.
Komponen ketiga ialah unit analisis. Komponen ketiga ini merupakan persoalan
fundamental dalam menentukan apa “kasus” yang diteliti. Di metode penelitian kuantitatif, unit
analisis disebut sebagai “objek” penelitian. Umpama peneliti akan meneliti seseorang yang
memiliki perilaku menyimpang dari orang-orang pada umumnya dalam interaksi sosial. Unit
analisisnya adalah individu, sehingga segala informasi tentang individu tersebut wajib
dikumpulkan selengkap mungkin.
Komponen keempat dan kelima biasanya kurang memperoleh perhatian peneliti Studi
Kasus. Komponen ini menyajikan tahap analisis data, dan desain penelitian harus menjadi dasar
analisis. Desain penelitian yang tepat akan memudahkan peneliti bisa sampai tujuan penelitian
dengan tepat pula. Terkait dengan komponen kelima, yakni kriteria untuk menginterpretasi
temuan penelitian hingga kini tidak ada pola yang baku. Tetapi Campbell, sebagaimana dikutip
Yin, menyarankan dengan cara mengkontraskan dan membandingkan pola-pola yang berbeda
yang telah ditemukan. Dengan mengkontraskan dan membandingkan, akan ditemukan temuan
konseptual sebagai tujuan akhir penelitian.
1. Pendekatan kuantitatif. Jumlah yang terukur disebut sebagai "kuantitas." Jadi, sesuatu
yang dapat diungkapkan seseorang dalam hasil dengan jumlah tertentu yang dapat dibandingkan
dapat disebut sebagai penelitian kuantitatif.
Pengertian variabel dapat dirumuskan sebagai variasi dari sesuatu yang menjadi gejala
penelitian. Gejala penelitian dimaksudkan adalah suatu yang menjadi sasaran penelitian.
Prestasi belajar adalah sasaran penelitian, maka prestasi belajar disebut gejala. Apabila gejala
tersebut dapat diklasifikasikan, dikelompokkan kedalam beberapa hal ataupun tingkat, maka
gejala itu dikatakan sebagai variabel penelitian. Jadi tidak semua gejala penelitian dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa hal atau tingkat (Hadi: 1981: 2).
Dua rumusan di atas sebenarnya tidak mengandung hakekat yang berbeda, karena
keduanya mempunyai makna sebagai sesuatu yang bervariasi. Pada rumusan yang pertama
dipandang yang bervariasi itu sebagai nilai, sementara yang kedua memandangnya (variasi)
sebagai bahagian-bahagian atau tingkat-tingkat tertentu. Ringkasnya variabel adalah sasaran-
sasaran penelitian yang mempunyai variasi nilai.
2. Hubungan timbal balik yaitu suatu variabel dapat menjadi sebab sekaligus akibat bagi
variabel lain. Contohnya, pengaruh tingkat pendidikan. Apabila tingkat pendidikan
ekonomi meningkat, maka akan meningkat pula tingkat pendidikan. Pada gilirannya
dengan meningkatnya tingkat pendidikan akan meningkat pula tingkat pertumbuhan
ekonomi. Dengan konsep hubungan yang demikian hubungan timbal balik ini pada
waktu tertentu tidak lebih juga merupakan hubungan asimetris
3. Hubungan asimetris yaitu suatu hubungan yang menunjukkan adanya antara satu
variabel dengan yang lain atau suatu variabel dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Hubungan ini memepunyai beberapa tipe yakni
Jadi setiap yang harus dilewati oleh variabel independent dalam hubungannya
dengan variabel dependent dikatakan variabel antara. Variabel antara dalam
mempengaruhi tingkat prestasi belajar antara lain adalah kerajinan, kecerdasan,
suasana belajar dan suasana batin dalam situasi belajar.
Setiap variabel independent harus melewati variabel-variabel ini dalam
hubungannya dengan variabel prestasi belajar.
b. Variable Antecedent (Variabel Pendahulu)
Variable Antecedent adalah variabel yang mendahului variabel independent.
Mengamati hubungan satu atau dua variabel dengan variabel lain, sebenarnya
merupakan upaya mencari penggalan hubungan sebab akibat dari suatu tantangan
sebab akibat yang lain. Sebab-sebab yang mendahului sebab-sebab yang diamati
itulah variable antecedent.
Sebagai contoh, Pengaruh gizi keluarga terhadap prestasi belajar anak. Dengan
contoh ini, pertanyaan yang pertama timbul apakah terdapat pengaruh secara
langsung dua variabel ini atau ada yang mengantarai. Pertanyaan yang kedua
apakah tidak ada sebab lain dibelakang gizi keluarga. Gizi keluarga tidak secara
langsung mempengaruhi prestasi belajar tetapi lebih dahulu mempengaruhi gairah
hidup, daya tahan fisik, suasana batin dan kecerdasan. Variabel inilah yang
menyebabkan gizi keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Meningkatnya gizi keluargapun ada sebab yang mempengaruhi yaitu tingkat
pendidikan dan pendapatan. Pendidikan dan pendapatan merupakan variable
antecedent dalam pengamatan terhadap masalah di atas.
BAB 3
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat
desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak
akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai
pedoman arah yang jelas. Manfaat desain penelitian akan dirasakan oleh semua pihak yang
terlibat dalam proses penelitian, karena dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
proses penelitian.
Raudhah Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA)ISSN: 2338-2163 – Vol.
05, No. 02 Juli-Desember 2017
Desain penelitian studi kasus (pengalaman empirik) oleh Prof. Dr. H Mudjia Rahardjo, M,Si.
Tahun terbit 2017
Arie, Donald, et-al, (1982), Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Terjemahan : Arief
Fruchan, Surabaya : Usaha Nasional.
Effendi, Sofyan, (1989), Unsur-Unsur Penelitian Survey, Masri Singarimbun dan Sofyan
Effendi (Ed), Jakarta : LP3ES.
Hadi, Sutrisno, (1981), Metodologi Research II, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada.
More, Janice M. 1994. “Designing Funded Qualitative Research” in Norman K.
Denzin and Yvonna S. Lincoln (eds.). “Handbook of Qualitative Research”,
Thousand Oaks,California: SAGE Publications, Inc.
Hagul, Peter, et.al, (1989), Penetuan Variabel Penelitian dan Hubungan Antar Variabel
“Metode Penelitian dan Survey”, Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (Ed),
Jakarta : LP3ES.
Passay, N. Haidi Ahmad, (1984), Kupasan Sidik Ringan Berjalur, Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi U.I.
Rahmat, Jalaluddin, (1989), Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta : Remaja.