Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENELITIAN BAHASA, SASTRA DAN PENGAJARANNYA


“Desain Penelitian Deskripstif Dan Korelasional:

Dosen Pengampu:
Ibu Dr.Dyah Werdiningsih, M.Pd

Disusun Oleh :

Nabilatur Rahmah 22001071069


Rafi Alfian Muttaqin 21901071095

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya mungkin kami tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisikan tentang “Desain Penelitian Deskripstif Dan
Korelasional.” Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.

Malang, 29 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Desain Penelitian Deskriptif .................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Penelitian Deskriptif ........................................................ 3
2.1.2. Ciri-ciri Penelitian Deskriptif ............................................................ 3
2.1.3. Langkah-langkah Penelitian Deskriptif ............................................. 5
2.1.4. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif ........................................................ 5
2.1.5. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian Deskriptif ............................ 6
2.1.6. Contoh Penelitian Deskriptif ............................................................. 7
2.2 Desain Penelitian Korelasional ................................................................ 7
2.2.1 Pengertian dan Tujuan Penelitian Korelasional ................................. 7
2.2.2 Ciri-ciri Penelitian Korelasional ........................................................ 8
2.2.3 Langkah-langkah Penelitian Korelasional ......................................... 8
2.2.4 Jenis-jenis Penelitian Korelasional .................................................... 9
2.2.5 Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian Korelasional ........................ 11
2.2.6 Contoh Penelitian Korelasional ......................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

2.1LATAR BELAKANG
Penelitian adalah mencari fakta-fakta untuk dikembangkan menjadi suatu
teori yang menjadi wawasan dengan dipertanggungjawabkan oleh peneliti.
Sedangkan, Penelitian kuantitatif adalah investigasi sistematis mengenai suatu
fenomena dengan data yang diukur secara statistik atau numeral. (Ramdhan:
2021) Setiap penelitian diawali dari sebuah pertanyaan yang ingin dicari
jawabannya dengan data-data yang ditemukan secara langsung maupun tidak
langsung oleh peneliti. Desain penelitian merupakan perencanaan dan struktur
investigasi yang didapatkan untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan dalam sebuah penelitian.(Fauzan: 2012 ) Jadi, desain penelitian
adalah garis besar kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan hipotesis dan
impilikasi operasional analisis akhir dari data penelitian.

Desain penelitian bertujuan agar mudah bagi peneliti dalam menemukan


data- data yang dibutuhkan dalam penelitiannya khususnya dalam penelitian
kuantitatif yang diukur dalam suatu skala numerik atau angka. Desain
penelitian kuantitatif sesuai teori Mark R. Leary (1995) digolongkan menjadi
deskriptif, eksperimental, korelasional, dan ekspos-facto. (Intansari: 2018)
Desain-desain penelitian tersebut bertujuan untuk memudahkan bagi peneliti
dalam mengidentifikasi variabel-variabel utama dalam penelitian dan mudah
untuk variabel-variabel tersebut diukur dan diamati. Penelitian kuantitatif ini
difokuskan dengan pengukuran dan analisis sebab- akibat antara variabelnya
bukan prosesnya. (Kusumastuti: 2020)
Desain riset kuantitatif adalah metode penelitian ilmiah yang digunakan
untuk mengumpulkan data secara sistematis dan terukur dengan tujuan untuk
menguji hipotesis atau mencari pola dalam data. Desain riset kuantitatif sering
digunakan dalam bidang ilmu sosial, ekonomi, dan sains untuk mengumpulkan
data dalam jumlah besar yang dapat dianalisis secara statistik.

1
Pada umumnya, desain riset kuantitatif terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu merumuskan pertanyaan riset, menentukan populasi dan sampel,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil riset. Selain
itu, peneliti juga perlu memperhatikan etika dalam riset dan mengikuti standar
penulisan ilmiah yang berlaku. Penelitian kuantitatif memiliki desain penelitian
berupa: deskriptif, korelasional, eksperimental, expost-facto. Untuk lebih
mendalami mengenai desain riset kuantitatif maka penulis mengambil rumusan
masalah dari 2 desain yaitu deskriptif serta korelasional sebagai berikut:

2.2 RUMUSAN MASALAH


2.1 Apa yang dimaksud penelitian deskriptif?
1. Bagaimana ciri-ciri penelitian deskriptif?
2. Langkah apa yang diperlukan untuk penelitian deskriptif?
3. Apa saja jenis penelitian deskriptif?
4. Kelebihan serta kekurangan penelitian deskriptif beserta contohnya.
2.2 Apa pengertian serta tujuan penelitian korelasional?
1. Apa saja ciri dari penelitian korelasional?
2. Langkah yang diperlukan dalam penelitian korelasional
3. Apa saja jenis penelitian korelasional?
4. Kelebihan serta kekurangan penelitian korelasional beserta contonya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Desain Penelitian Deskripstif


1. Pengertian Penelitian Deskriptif
Desain penelitian deskriptif adalah menjelaskan penemuannya
sebagaimana yang diamati dengan fokus utamanya dalam kebenaran dan
bukan pemahaman. Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa
metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Whitney
(1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang
terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual. Sedangkan Menurut Nazir
(1988: 63) dalam “Buku Contoh Metode Penelitian”, metode deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki. Metode ini biasanya digunakan guna
memecahkan atau menjawab suatu persoalan dengan mengumpulkan data-
data, melakukan analisis, klasifikasi, membuat kesimpulan, dan laporan.
2. Ciri-ciri Penelitian Deskriptif
Pada suatu penelitian tentu memiliki ciri khusus atau ciri khas yang
kemudian membedakan desain penelitian deskriptif dengan yang lainnya.
Di bawah ini ciri khas dari penelitian deskriptif adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan Variabelnya

3
Ciri khas yang pertama dari penelitian deskriptif adalah
variabelnya. Variabel utama yang akan digunakan dalam penelitian
deskriptif ini akan dideskripsikan atau digambarkan dan dijelaskan
secara mendetail dan terperinci. Jadi, peneliti yang menggunakan
metode penelitian ini harus menjelaskan mengenai jenis kelamin,
umur, tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan, status marital, dan
variabel utama lainnya dengan detail tanpa melewatkan satu pun.
2. Terdapat Dua Hubungan Sebab dan Akibat
Ciri berikutnya dari penelitian ini adalah adanya dua
hubungan sebab akibat. Hubungan keterikatan inilah yang
kemudian akan peneliti sajikan secara mendalam dan bagaimana
mendapatkan solusi dari adanya kedua hubungan ini.
3. Hasil Penelitiannya Harus Disajikan Sesuai Data
Setelah peneliti menyajikan hubungan sebab akibat dari
penelitian deskriptif ini, maka kemudian peneliti harus menyajikan
hasil kerja, studi pustaka, dan observasinya di lapangan sesuai
dengan data dan fakta yang ada. Ini dilakukan guna menjaga
kemurnian dari data yang didapatkan langsung di lapangan oleh
peneliti. Setelah itu, barulah peneliti bisa mengembangkan kasus
atau permasalahan penelitian ini secara lebih jelas, terperinci, dan
sedetail mungkin.
4. Data penelitian dikumpulkan pada periode tertentu
Dalam melakukan penelitian deskriptif, perlu ditentukan
rentan waktu tertentu guna melakukan pengamatan khusus.
Pasalnya, suatu peristiwa atau fenomena biasanya akan semakin
mudah untuk diamati jika diambil dalam suatu periode waktu
tertentu. Penentuan periode waktu yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil yang akan
didapatkan akurat dan sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari
itu, penting untuk mengumpulkan data penelitian dalam periode
waktu tertentu saja.
5. Memiliki wilayah penelitian yang fleksibel

4
Wilayah penelitian deskriptif adalah fleksibel. Hal ini
berarti wilayah penelitiannya dapat dimana saja karena tidak ada
ketentuan khusus yang spesifik. Maka, wilayah mana saja dapat
digunakan peneliti sebagai lokasi penelitian deskriptif. Namun,
dalam laporannya, peneliti tetap harus membatasi wilayah atau
lokasi penelitian. Bisa saja peneliti membatasi wilayah penelitian
tersebut untuk satu desa, satu kecamatan, bahkan satu negara
sekalipun. Hal yang penting adalah peneliti dapat bertanggung
jawab atas masalah apa yang diangkatnya.
3. Langkah-langkah Penelitian Deskriptif
Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut Notoatmodjo dalam
Metodologi Penelitian Kesehatan sebagai berikut:
1. Memilih masalah yang akan diteliti.
2. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah. Kemudian
mengadakan studi pendahuluan berdasarkan masalah untuk
menghimpun informasi dan teori yang digunakan dalam kerangka
konsep penelitian.
3. Membuat asumsi atau anggapan yang menjadi dasar hipotesis
penelitian.
4. Merumuskan hipotesis penelitian.
5. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.
6. Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi data.
7. Menentukan teknik dan alat pengumpul data yang digunakan.
8. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan.
9. Melakukan pengolahan data dan analisis data.
10. Menarik kesimpulan.
11. Menyusun dan mempublikasi laporan penelitian.

4. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif


Desain penelitian deskriptif ini memiliki jenis yang cukup variatif. Di
bawah ini adalah beberapa jenis yang biasa atau umum digunakan pada
penelitian-penelitian.

5
1. Studi kasus
Jenis penelitian studi kasus ini merupakan metode yang berfokus
pada suatu objek untuk mempelajari kasus tertentu yang berkaitan.
Tujuannya adalah supaya dapat memberi gambaran atau deskripsi yang
rinci mengenai sifat, karakter, latar belakang, dari suatu kasus,
kemudian dikaitkan dengan hal-hal yang umum. Subjek pada
penelitian ini bisa berupa individu, kelompok, lembaga, dan
masyarakat.
2. Survei
Jenis penelitian dekriptif survei ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi dengan menggunakan, jajak pendapat, atau
survei dalam pengumpulan datanya. Survei dapat dikatakan baik ketika
peneliti memilih pertanyaan yang baik pula, sehingga hasil yang
didapatkan bisa mencakup seluruh informasi mengenai suatu
permasalahan.
5. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dalam penerapannya memiliki kelebihan dan
kekurangan.
1. Kelebihan Penelitian Deskriptif
a. Jenis penelitian ini dapat menganalisa topik atau isu yang
jarang, sulit, dan menyimpang terjadi di masyarakat
b. Penelitian deskriptif ini juga dapat melakukan pengamatan
dalam kondisi sosial yang alami dan apa adanya
c. Tidak banyak memakan waktu seperti penelitian kuantitatif
d. Jenis riset ini mempunyai potensi untuk menggabungkan antara
penelitian kuantitatif dengan kualitatif
2. Kekurangan Penelitian Deskriptif
a. Jenis riset ini tidak bisa menghasilkan temuan yang signifikan
secara statistik
b. Jenis riset ini riskan atau rentan dengan opini subjektif,
sehingga hasilnya bisa menjadi bias

6
c. Jenis riset ini tidak bisa menjelaskan penyebab di balik
fenomena tersebut
d. Jenis riset ini bersifat kontekstual dan observasional, sehingga
sulit untuk diverifikasi
6. Contoh Penelitian Deskriptif
Pengaruh Citra Merk dan Persepsi Kualitas terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mayoutfit Bandung melalui Instagram
Penelitian Pengaruh Citra Merk dan Persepsi Kualitas terhadap
Keputusan Pembelian Produk Mayoutfit Bandung melalui Instagram
dilakukuan oleh Ine Aprianti & Jihan Putri Krismawati dari Universitas
Sangga Buana YPKP Bandung tahun 2020. Penelitian tersebut termasuk
penelitian deskriptif verifikatif karena menganalisis suatu permasalahan
dengan cara mendalam. Penelitian di atas menggunakan metode deskriptif
verifikatif, yakni mendeskripsikan hasil temuan penelitian berupa
fenomena, kemudian menguji hipotesis penelitian tersebut dengan
perhitungan statistika. Deskriptif verifikatif digunakan karena dapat
menyelidiki fenomena atau kunci permasalahan secara mendalam
(Aprianti & Krismawati, 2020)

2.2 Desain Penelitian Korelasional


1. Pengertian dan Tujuan Penelitian Korelasional
Desain penelitian korelasional merupakan penelitian yang menggunakan
dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang saling
berhubungan. Selain itu, desain penelitian ini mencari hubungan kausal
fenomena yang akan diteliti. Menurut Winarsunu penelitian korelasional
ini adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan
atau korelasi antara 2 variabel atau lebih disebut dengan teknik korelasi. 2
variabel yang diteliti hubungannya itu masing-masing disebut dengan
variabel bebas (variabel X) dan variabel bebas (variabel Y). Sedangkan
tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang
memiliki hubungan dengan variabel lainnya, apakah ada perubahan pada
suatu variabel tertentu atau tidak, dan apakah variabel tersebut

7
menciptakan perubahan pada variabel lainnya. Contohnya adalah
mengukur kaitan hubungan antara kecerdasan dengan usia, kreativitas
dengan motivasi, dan sebagainya. Penelitian korelasional ini termasuk
penelitian deskriptif yang dapat mengungkapkan hubungan secara statistik.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian eksperimen yang mengandalkan
sepenuhnya pada hipotesis dan metodologi ilmiah. Contoh sederhana
penelitian dapat mengungkapkan hubungan statistik antara seseorang
dengan berpenghasilan tinggi dan kepindahan. Artinya makin banyak
penghasilan seseorang, maka makin besar juga kemungkinan pindah atau
tidaknya orang tersebut.
2. Ciri-ciri Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional memiliki ciri-ciri yang bisa dipahami seperti
berikut.
1. Penelitian ini cocok untuk diterapkan pada variabel-variabel yang sulit
diteliti dengan menggunakan eksperimen.
2. Penelitian ini dapat menunjukkan tingkat tinggi rendahnya suatu
hubungan antarvariabel.
3. Penelitian ini dapat memungkinan seorang peneliti untuk menguji
beberapa variabel berbeda dalam penelitian dengan waktu yang sama.
4. Penelitian ini berguna untuk meramalkan atau memprediksi suatu
variabel berdasarkan variabel bebasnya.
3. Langkah-langkah Penelitian Korelasional
1. Penentuan Masalah
Pertama, yaitu menentukan masalah. Tidak semua permasalah bisa
diteliti dengan korelasional, karena pada korelasional hanya mengukur
tingkat hubungannya, bukan sebab atau akibat dari permasalahan
tersebut. Permasalahan yang diteliti dengan penelitian korelasional
haruslah memberikan dampak atau manfaat pada hasilnya. Penentuan
masalah berdasarkan adanya fenomena yang kompleks, sehingga perlu
diketahui hubungannya.
2. Studi Kepustakaan

8
Kedua, mencari referensi atau landasan teori untuk penelitian tersebut.
Pada studi kepustakaan ini, peneliti mencari sumber referensi yang bisa
digunakan sebagai acuan penelitian, sehingga penelitian tersebut dapat
dilakukan secara sistematis berdasarkan urutan dari acuan. Referensi
yang bisa digunakan bisa berupa artikel jurnal, buku, prosiding, dan
sebagainya.
3. Metodologi Penelitian
Ketiga, menentukan metode penelitian yang digunakan. Pada metode
penelitian korelasional, peneliti harus menentukan subjek yang akan
digunakan pada penelitian tersebut. Pemilihan subjek penelitian harus
didasarkan pada variabel-variabel yang ditentukan, sehingga hasil yang
didapatkan bisa valid dan relevan.

4. Pengumpulan Data
Keempat, mengumpulkan data-data yang dibutuhkan penelitian.
Pengumpulan data-data berdasarkan atau menyesuaikan variabel yang
dipilih. Pengumpulan data tersebut bisa menggunakan tes, angket,
wawancara, observasi. Data-data yang dikumpulkan haruslah bentuk
angka, karena dalam pengukurannya adalah dengan metode statistika.
5. Analisis Data
Kelima, menganalisis data yang telah didapatkan. Analisis data pada
penelitian korelasional yaitu dengan cara mengkorelasikan variabel
satu dengan variabel yang lain, sehingga mendapatkan hasil penelitian
yang sesuai. Peneliti dapat menyesuaikan penelitiannya dengan
menggunakan teknik hubungan, prediksi, atau korelasi bivariat.
6. Simpulan
Keenam, yaitu merangkum atau mengambil simpulan secara umum
dengan deksripsi dan pembahasan hasil mengenai penemuan tersebut.
Deskripsi simpulan haruslah ringkas, relevan, dan runtut berdasarkan
permasahalan penelitian.
4. Jenis-jenis Penelitian Korelasional
1. Penelitian Hubungan

9
Penelitian hubungan dilakukan dalam usaha mendapatkan pemahaman
dari variabel-variabel atau faktor-faktor yang berhubungan dengan
faktor lainnya yang kompleks. Selain tujuan di atas, studi hubungan
juga dapat memberikan arah penelitian untuk melanjutkan pada studi
eksperimental atau komparatif. Penelitian hubungan juga dapat
memberikan gambaran pada peneliti mengenai tingkat hubungan
antara sepasang variabel atau bivariat dalam suatu penelitian. Studi ini
penting digunakan ketika seorang peneliti membutuhkan atau meneliti
mengenai suatu hubungan sepasang variabel yang berbeda, namun
dalam waktu yang sama.
2. Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan
suatu simpulan mengenai individu atau pada pemilihan individu.
Selain tujuan di atas, studi prediksi dapat berguna untuk menguji
hipotesis dan menentukan validitas prediktif. Menguji hipotesis
maksudnya adalah menguji hipotesis teoretis variabel yang dipercaya
untuk menjadi prediktor. Penelitian prediktif ini juga dapat
membuktikan bahwa, ketika ada variabel yang diteliti tersebut muncul
terlebih dahulu, maka variabel yang diteliti harus urut. Pada studi
prediksi ini juga bisa menentukan atau memprediksi kejadian yang
akan terjadi di masa mendatang atau variabel tertentu.
3. Penelitian Mulvariat
Penelitian multivariat meneliti variabel yang berjumlah tiga atau lebih
dalam penelitian. Korelasi multivariat dilakukan untuk mengukur dan
menyelidiki tingkat hubungan yang terdapat pada variabel-variabel
yang dikombinasikan. Ada 2 teknik pada penelitian multivariat, yaitu
sebagai berikut.
a. Regresi Ganda (Multiple Regression) digunakan untuk
memprediksi fenomena-fenomena yang kompleks, karena jika
hanya menggunakan satu variabel prediktor, maka hasilnya
seringkali kurang akurat. Maka dari itu, regresi ganda ini

10
digunakan ketika banyak informasi maka makin akurat prediksi
yang dibuat.
b. Penelitian Kanonik berfungsi untuk menjawab mengenai
bagaimanakah variabel prediktor dapat memprediksi variabel
kriteria, sehingga korelasi kanonik dapat dikatakan sebagai
perluasan dari regresi ganda tersebut.

5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Korelasional


1. Kelebihan atau keunggulan penggunaan penelitian korelasional adalah
seperti berikut.
a. Mampu menyelidiki hubungan dua variabel atau lebih dalam
waktu yang bersamaan
b. Mampu memberikan informasi mengenai tingkat kekuatan
hubungan antarvariabel yang diteliti
c. Mampu mengatasi masalah berkaitan dengan bidang sosial,
ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.
d. Memungkinkan untuk memberikan prediksi tanpa
menggunakan sampel besar
e. Memungkinkan untuk menyelidiki variabel-variabel dengan
intensif atau mendalam
2. Kekurangan Kekurangan atau kelemahan penggunaan penelitian
korelasional adalah sebagai berikut.
a. Tidak bisa menjelaskan sebab atau akibat dari hubungan antara
dua variabel atau lebih yang diteliti
b. Hasil hanya mengidentifikasi hubungan satu dengan yang lain
c. Tidak bisa menunjukkan hubungan yang bersifat kausalitas
d. Kurang ketat dan tertib, karena tidak ada kontrol pada variabel-
variabel bebas yang diteliti
e. Pola dalam hubungan tidak jelas atau kabur
f. Seringkali membuat peneliti mengambil simpulan secara sekali
tembak

11
g. Memasukkan data-data penelitian tanpa mempertimbangkan
atau pemilihan
h. Interptertasi yang kurang jelas atau bermakna
6. Contoh Penelitian Korelasional
Hubungan antara Pendidikan dalam Keluarga dengan Sikap
Rasa Hormat Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Kota Pagar Alam
Penelitian mengenai Hubungan antara Pendidikan dalam Keluarga dengan
Sikap Rasa Hormat Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Kota Pagar Alam di
atas, telah dilakukan oleh Frizka Wahyuni, Dalifa, dan Abdul Muktadir
dari Program Studi PGSD FKIP Universitas Bengkulu tahun 2017.
Korelasi antara Minat Belajar Fisika dan Perhatian Orang tua
dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP N 1 Depok
Tahun Pelajaran 2015/2016
Penelitian mengenai Korelasi antara Minat Belajar Fisika dan Perhatian
Orang tua dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP N 1 Depok
Tahun Pelajaran 2015/2016 di atas, telah dilakukan oleh Ginanjar Alvi
Mubaroq dari Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta tahun 2016.

12
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Penelitian kuantitatif adalah investigasi sistematis mengenai suatu
fenomena dengan data yang diukur secara statistik atau numeral. Dalam
penelitian kuantitatif terdapat beberapa desain penelitian meliputi desain
deskriptif serta korelasional, desain penelitian adalah garis besar kegiatan yang
akan dilakukan berdasarkan hipotesis dan impilikasi operasional analisis akhir
dari data penelitian.
Desain penelitian deskriptif adalah menjelaskan penemuannya
sebagaimana yang diamati dengan fokus utamanya dalam kebenaran dan bukan
pemahaman.
Desain penelitian korelasional merupakan penelitian yang menggunakan
dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang saling berhubungan.
Selain itu, desain penelitian ini mencari hubungan kausal fenomena yang akan
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Suherman, E. (2017). Desain Penelitian Deskriptif dalam Pendidikan:


Karakteristik dan Kelebihannya. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 23(1).

Putri, A. W., & Lutfiani, N. (2020). Desain Penelitian Deskriptif dalam


Pendidikan: Pengertian, Karakteristik, dan Prosedurnya. Jurnal Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran, 5(2).

Rachmawati, E. (2018). Desain Penelitian Korelasional dalam Pendidikan:


Pengertian, Karakteristik, dan Prosedurnya. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 24(1).

Indriani, D., & Zainuddin, H. (2017). Desain Penelitian Korelasional dalam


Pendidikan: Metode Penelitian di Bidang Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 4(2)

Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed


methods approaches. Sage publications.

Anda mungkin juga menyukai