Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

“ANALISIS DESKRIPTIF”

Dosen Pengampu:

Dr. Sri Rahayu, S.E., MSA., Ak.

Disusun Oleh:

Muhamma Hatta W C1C018067

Roy Yustano C1C018142

R.M. Ardian Cholik C1C018158

KELAS R10 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas izin dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Analisis Deskriptif”
ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam kami hantarkan kepada Junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Dan saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Hj. Sri Rahayu, S.E.,
MSA., Ak, CA. sebagai dosen pada mata kuliah Metologi Penelitian.
Pada penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang kami sajikan, baik itu yang berkaitan dengan pemaparan materi dan cara
kami menulis. Namun, ini adalah hasil yang telah kami lakukan sendiri dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi
kami dan kepada para pembaca yang budiman. Kritik dan saran dari pembaca sangat
membantu kami dalam membangun tulisan yang lebih baik lagi.

Jambi,11 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4

2.1 Definisi Metode Deskriptif..........................................................................................4

2.2 Ciri-Ciri Metode Deskriptif.........................................................................................4

2.3 Jenis Penelitian Deskriptif...........................................................................................5

2.4 Kriteria Pokok Metode Deskriptif.............................................................................11

2.5 Langkah-Langkah Umum dalam Metode Deskriptif................................................12

2.6 Contoh Metode Penelitian Deskriptif........................................................................14

BAB III PENUTUP................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan................................................................................................................20

3.2 Saran..........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha


menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian
ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak
melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.

Banyak analisis data bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan


antara dua atau lebih peubah. Bila hubungan demikian ini dapat dinyatakan dalam
bentuk rumus matematik, maka kita akan dapat menggunakannya untuk keperluan
identifikasi selanjutnya. Masalah identifikasi dapat dilakukan dengan menerapkan
persamaan regresi dan menentukan korelasi (hubungan) data.

Analisis deskriptif menurut (Sugiono: 2009; 29) adalah suatu metode yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang
diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Pada
makalah ini akan dibahas lebih lengkap mengenai materi analisis deskriptif.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Metode Deskriptif?

2. Apa Saja Ciri-ciri Metode Deskriptif?

3. Apa Saja Jenis dari Penelitian Deskriptif?

4. Bagaimana Kriteria Pokok dalam Metode Deskriptif?

5. Bagaimana Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif?

6. Bagaimana Contoh Metode Penelitian Deskriptif?

2
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian metode deskriptif.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri metode deskriptif.

3. Untuk mengetahui jenis dari penelitian deskriptif.

4. Untuk mengetahui kriteria pokok dalam metode deskriptif.

5. Untuk mengetahui langkah-langkah umum dalam metode deskriptif.

6. Untuk mengetahui contoh metode penelitian deskriptif.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Deskriptif

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah


yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam
penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

Menurut Nazir (1988:63) dalam Buku Metode Penelitian, metode


deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Menurut Sugiyono (2005:21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah


suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas.

Menurut Whitney (1960:160) metode deskriptif adalah pencarian fakta


dengan interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang
terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.

2.2 Ciri-Ciri Metode Deskriptif

Terdapat ciri-ciri yang pokok pada metode deskriptif, antara lain :

1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian


dilakukan atau permasalahan yang bersifat aktual.

2. Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana


adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.

4
3. Pekerjaan peneliti bukan saja memberika gambaran terhadap fenomena-
fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat
prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah.

2.3 Jenis Penelitian Deskriptif

Menurut Nazir (1988:64-65) mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis


masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu,
maka penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Metode Survei

Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh


fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok
ataupun suatu daerah. (Nazir, 1988:65)

Kerlinger mengemukakan bahwa metode survei adalah penelitian yang


dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan antar variabel. Sosiologi,
maupun psikologis.

Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian).


Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan
penekanan mengenai ruang lingkup. Research memusatkan diri pada salah satu
atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang
kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan
studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007:11). Lebih lanjut lagi Zulnaidi
(2007:11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk dalam metode survei
yakni :

1. Survei kelembagaan (institutional survei)

2. Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)

3. Analisis dokumen (documentary analysis)

4. Analisis isi (content analysis)

5
5. Survei pendapat umum (public oppinion survey)

6. Survey kemasyarakatan (community survey)

Nazir (1988:65) dalam bukunya Metode Penelitian, mengemukan terdapat


banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode
survei, diantaranya adalah survei masalah kemasyarakatan, survei komunikasi dan
pendapat umum, survei masalah politik, survei masalah pendidikan, dan lain
sebagainya.

b. Metode Deskriptif Kesinambungan

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan secara


terus menerus atau berkesinambungan sehingga diperoleh pengetahuan yang
menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan kekuatan-kekuatan sosial yang
diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu periode yang
lama.

Menurut Nazir (1988:65) mendefinisikan metode deskriptif


berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai kerja meneliti
secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian.
Salah satu contoh metode penelitian deskriptif berkesinambungan ini dilakukan
oleh Whitney dan Milholland (1930) yang mempelajari status akademis dari
mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State College of Education  pada
tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menelusuri
status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.

c. Penelitian Studi Kasus

Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu


objek tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial
seperti seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah
kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat
diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek
tertentu yang mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007:13)

6
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara rinci
terhadap satu latar atau satu orang  subjek atau satu tempat penyimpanan
dokumen atau satu peristiwa tertentu.

Menurut Maxfield (1930:117-122) dalam Nazir (1988:66) mendefinisikan


penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang
berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun
status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal
yang bersifat umum.

Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian


studi kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni :

 Penelitian studi kasus mendalam

 Penelitian studi kasus instrumental

 Penelitian studi kasus jamak

Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi kasus
menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-
langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat langkah-langkah dalam melakukan
penelitian studi kasus yakni secara singkat seperti di bawah ini :

a) Merancang studi kasus

Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan


pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pengembangan dan
pengkajian ulang penelitian.

b) Melakukan studi kasus

Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni : (1) penentuan
teknik pengumpulan data, (2) penyebaran alat pengumpulan data, dan (3)
penganalisisan bukti studi kasus yang terkumpul.

c) Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran

7
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya
melaporkan hasil penelitiannya kepada semua orang. Nazir (1988:68)
mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah
sebagai berikut :

1. Menemukan rumusan tujuan penelitian.

2. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang akan


menuntun penelitian.

3. Tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik


pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang
tersedia.

4. Kumpulkan data.

5. Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk


membuat interpretasi serta generalisasi.

6. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil


penelitian.

d. Penelitian Analisa Pekerjaan Dan Aktivitas

Menurut Nazir (1988:71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan


bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang
ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia,
dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
keperluan masa yang akan datang.

Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam dilakukan


terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain sebagainya
terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara
efisien dan efektif.

e. Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan


tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan
pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau

8
dampak dari tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis (1990:322)
mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu
meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian
tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman
praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik
dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait,
jika penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain
adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa. Penelitian ini
sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan yang sering disebut
sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).

Menurut Kemmis dan McTaggart (1982) mengungkapkan bahwa dalam


penelitian tindakan kelas ini terdapat model yang digunakan yakni siklus yang
akan selalu berputar, seperti pada gambar berikut ini :

Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa model di atas merupakan
model siklus yang akan selalu berputar. Di awali oleh langkah perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Bilamana peneliti belum puas dengan
hasil yang diperoleh, maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan
seterusnya dengan langkah-langkah yang sama sampai peneliti tersebut puas
dengan hasil yang diperoleh.

f. Penelitian Perpustakaan

Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur


yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa
buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986:28)
dalam buku Pengantar Metodologi Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan

9
penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan
bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan
fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan.

g. Penelitian Komparatif

Menurut Sugiono (2005:11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian


yang bersifat membandingkan. Dalam buku metode penelitian karangan M. Nazir
(1988:69-70) terdapat keunggulan dan kelemahan dari metode penelitian
komparatif.

Keunggulannya adalah sebagai berikut :

 Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena


beberapa alasan :

1. jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui
atau diselidiki hubungan sebab akibatnya.

2. apabila teknik untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi


penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya
interaksi secara normal.

3. penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik


karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.

 Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih
maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap
parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :

 Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan


penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas

 Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu


hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan.

 Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat


terjadinya suatu fenomena menjadi sukar untuk diketahui.

10
 Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan,
tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab
akibat.

 Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan


dapat menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah,
akibatnya kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi,
samar, menghendaki value judgement dan tidak kokoh.

Lebih lanjut lagi Nazir (1988:70) menjabarkan beberpa langkah pokok


dalam studi komparatif, yaitu :

1. Rumuskan dan definisikan masalah.

2. Jajaki dan teliti literatur yang ada.

3. Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang


dipakai.

4. Buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn


dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan sifat-
sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang
ingin dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab akibat.

5. Uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik


yang tepat.

6. Membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan.

7. Menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

2.4 Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Nazir (1988:72-73) dalam buku Metode Penelitian, terdapat dua kriteria


pokok dalam metode penelitian deskriptif, yakni kriteria umum dan kriteria
khusus.

Kriteria Umum

Kriteria umum dari penelitan dengan metode deskriptif adalah :

11
1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.

2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.

3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan
opini.

4. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai


validitas.

5. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan.

6. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan
yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka
teoritis yang digunakan, jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangkan

Kriteria Khusus

Kriteria khusus dari penelitian dengan metode deskriptif adalah :

1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value)

2. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah


status

3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap
variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

2.5 Langkah-Langkah Umum dalam Metode Deskriptif

Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama


metode penelitian deskriptif, yakni :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan


melalui metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.

3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

12
5. menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.

6. mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk menentukan


populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan
menganalisis data.

7. mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan


teknik statistik yang relevan.

8. membuat laporan penelitian.

Untuk lebih rincinya, Nazir (1988:73-74) mengungkapakan terdapat berbagai


langkah yang sering diikuti adalah sebagai berikut :

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan


masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.

2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari


penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.

3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis
di mana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis, ukuran tentang
dalam dangkal serta sebarapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.

4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian
diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk diverifikasikan. Bagi ilmu
sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisa dapat dijabarkan
dalam bentuk-bentuk model matematika.

5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan


masalah yang ingin dipecahkan.

6. Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun


secara implisit

7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik


pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.

13
8. Membuat tabulasi serta analisa statistik dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang
dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran sepadan.

9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial


yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas
terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-hipotesa


yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-
kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

2.6 Contoh Metode Penelitian Deskriptif

Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap


ahli penelitian sering dalam memberikan informasi tentang pengelompokan jenis
penelitian deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya
dipengaruhi oleh pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para
ahli tersebut.

Perbedaan pandang tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari aspek
bagaimana proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dilakukan oleh
peneliti.

Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, contoh penelitian


deskriptif minimal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan diri (self-
report), studi perkembangan, studi kelanjutan (follow-up study), dan studi
sosiometrik.

a. Penelitian Laporan Diri (Self-Report Research)

Dalam kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif


mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan
menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan
oleh orang tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti.

14
Dalam penelitian self-report ini peneliti dianjurkan menggunakan teknik
observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat
kegiatannya dalam situasi yang alami. Tujuan observasi langsung adalah untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain
untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan
lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama
untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan.

Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report
adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dan melakukan wawancara,
para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data
yang maksimal. Salah satu contoh penelitian menggunakan self-report dapat
dilihat dalam laporan tentang Studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha
Kecil dan Menengah.

Contoh Penelitian Deskriptif Menggunakan Self-Report : Studi Kelembagaan dan


Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah

Studi banding tentang Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan
Menengah ini mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor pengembangan usaha mikro, kecil, dan


menengah melalui sistem kelembagaan.

2. Memperoleh informasi tentang faktor-faktor pengembangan kelembagaan bagi


koperasi usaha kecil dan menengah.

3. Meningkatkan kerja sama lembaga pemerintah agar secara komprehensif


mempunyai sistem pembiayaan yang relevan dengan kebutuhan para
pengusaha.

4. Merumuskan kebijakan, implementasi, dan sistem monitoring yang relevan


dengan kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah.

5. Memperoleh model best practice tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan


di negara Filipina yang mungkin dapat diterapkan sesuai dengan budaya
masyarakat Indonesia.

15
Penelitian studi banding ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan self-report. Tempat penelitian adalah lembaga tinggi departemen
Perdagangan dan Industri dan lembaga lain yang menangani pertumbuhan dan
perkembangan usaha kecil dan menengah. Lembaga-lembaga lain tersebut
termasuk Kantor Biro Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (BSMD),
Kantor Technology Livelihood Resource Center (TLRC), Colombo Plan Staff
College (CPSC), dan Technology University of Philippines (TUP). Subjek
penelitiannya adalah narasumber yang memiliki informasi yang diperlukan dan
mereka yang berhasrat dan bersedia bekerja sama dalam memberikan informasi.

Studi banding ini mempunyai hasil yang dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu lembaga pengelolaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan
menengah. Yang berkaitan dengan Lembaga Pengelola UKM diantaranya adalah
termasuk :

1. Pengembangan usaha kecil dan menengah di Filipina di bawah Department of


Trade and Industry (DTI), dengan melibatkan beberapa biro yang ada di
tingkat nasional dan regional.

2. Yang termasuk pengusaha kecil dan menengah di Filipina, adalah para


pengusaha atau entrepreneur, baik individual maupun kelompok warga negara
Filipina yang memiliki ciri-ciri seperti berikut: pengusaha mikro mempunyai
aset < P 1,500,001; pengusaha kecil mempunyai aset P 1,500,001 - P
15,000,000; dan pengusaha menengah mempunyai P 15,000,001- P
60,000,000.

3. Ada enam lembaga tinggi negara dan beberapa kantor yang relevan dengan
macam-macam kegiatan bisnis sebagai tempat pendaftaran.

4. Program pemerintah yang terkait dengan usaha kecil dan menengah


dilaksanakan oleh semua lembaga yang relevan termasuk kantor yang berada
di bawah tanggung jawab departemen perdagangan dan industri, departemen
keuangan, anggaran dan manajemen, pertanian, reformasi agraria, lingkungan
dan sumber daya alam, tenaga kerja dan perburuhan, transportasi dan
komunikasi, pekerjaan publik dan jalan raya, pemerintah daerah dan ekonomi

16
nasional dan otoritas pengembangan dan semua Bank Central Filipina baik
tingkat nasional, regional, dan provinsi.

5. Pada masing-masing kantor lembaga mempunyai prosedur, wewenang, dan


dugaan jumlah pembiayaan pendaftaran yang dicantumkan secara jelas.
Wewenang, prosedur, dan jumlah biaya yang jelas tersebut, pada prinsipnya
adalah untuk mempermudah bagi para pengusaha, ketika mereka melakukan
pendaftaran ke kantor lembaga tersebut.

b. Studi Perkembangan (Developmental Study)

Studi perkembangan atau developmental study banyak dilakukan oleh peneliti


di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku.
Sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah
laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan
tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang utamanya membedakan antara
tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.

Studi perkembangan biasanya dilakukan dalam periode longitudinal dengan


waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan dimensi yang terjadi
pada seorang responden. Dimensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini,
(CPSC), misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadap perlakuan tertentu,
dan a adalah perkembangan sosial anak. Studi perkembangan ini bisa dilakukan
baik secara berhasrat cross-sectional atau longitudinal.

Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu


yang sama dan simultan menggunakan berbagai tingkatan variabel untuk
diselidiki.

Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat di deskripsi dan


kemudian dikomparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian
perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan responden sebagai
sampel tertentu, misalnya: satu kelas dalam satu sekolah, kemudian dicermati
secara intensif perkembangannya secara kontinu dalam jangka waktu tertentu
seperti 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Semua fenomena yang muncul
didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna
mencapai hasil penelitian.

17
c. Studi Kelanjutan (Follow-up Study)

Studi kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden


setelah beberapa periode waktu tertentu memperoleh perlakuan, misalnya program
pendidikan. Studi kelanjutan ini dilakukan untuk melakukan evaluasi internal
maupun evaluasi eksternal, setelah subjek atau responden menerima program di
suatu lembaga pendidikan. Sebagai contohnya, Badan Akreditasi Nasional
menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia
kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya.

Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara


output dan outcome. Output (keluaran) berkaitan dengan informasi hasil akhir
setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran diselesaikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan data yang diambil dari outcome (hasil)
biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program pendidikan
kepada subjek yang diteliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu
masyarakat.

d. Studi Sosiometrik (Sociometric Study)

Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antar-pribadi


dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu atas dasar idola
atau penolakan seseorang terhadap orang lain dalam satu kelompok dapat
ditentukan.

Prinsip teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah menanyakan pada


masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan dengan siapa
dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia
dapat memilih 1 atau 3 orang dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti
akan memperoleh jawaban yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar
sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam
kelompok organisasi.

Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah


yang dapat menunjukkan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah
tersebut seperti misalnya:

18
• "bintang" diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para
anggotanya

• "terisolasi" diberikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para
anggota dalam kelompok

• "klik" diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing
orang dalam kelompoknya

Di bidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan


hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam
lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel
lain dalam kegiatan pendidikan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif itu merupakan


prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan
subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan
yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
apa adanya. Ada 7 jenis peneitian deskriptif yaitu metode survei, metode
deskriptif kesinambungan, penelitian studi kasus, penelitian analisa pekerjaan dan
aktivitas, penelitian tindakan (Action Research), penelitian perpustakaan, dan
penelitian Komparatif. Sedangkan kriteria pokok metode deskriptif dibedakan
menjadi dua kategori yaitu kriteria umum dan kriteria khusus.

Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, contoh penelitian


deskriptif minimal dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu laporan diri
(self-report), studi perkembangan, studi kelanjutan (follow-up study), dan studi
sosiometrik.

3.2 Saran

Saran penyusunan terhadap makalah yang berjudul “Analisis Deskriptif”


yakni masih banyaknya teori-teori yang berkaitan, sehingga kami menyarankan
untuk mencari lagi teori-teori tersebut. Selain itu kami juga mengharapkan
masukan terhadap makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai Analisis Deskriptif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.
https://idtesis.com/metode-deskriptif/ (diakses pada tanggal 10 November 2020)

http://adityaleksmana14.blogspot.com/2013/04/penjelasan-metode-penelitian-
deskriptif.html?m=1 (diakses pada tanggal 10 November 2020)

21

Anda mungkin juga menyukai