Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“PENELITIAN DESKRIPTIF”

HILKYA KEMBUAN
MARIA WINDA GALLA’

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FISIKA

2019

1
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PENELITIAN DESKRIPTIF” ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan penulis Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari Mata Kuliah METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penulisan Makalah ini,
penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran dari berbagai pihak dalam bentuk moril
maupun material. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih Penulis berharap
Makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk hasil yang lebih baik.

Tondano , 6 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang .............................................................. Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5

A. Pengertian Penelitian Deskriptif ..................................................................................... 5

B. Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif ..................................................................................... 6

C. Langkah-Langkah Umum dalam Penelitian Deskriptif ................................................ 15

D. Kriteria Pokok Penelitian Deskriptif ............................................................................. 15

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 17

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17

B. Saran ............................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering
disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol
dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian
memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis,
mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas
universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan
penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau
hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan
keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Penelitian Deskriptif ?
2. Apa saja jenis-jenis Penelitian Deskriptif ?
3. Bagaimana Langkah-Langkah dalam Penelitian Deskriptif ?
4. Bagaimana kriteria pokok dalam Penelitian Deskriptif ?

C. TUJUAN
Tujuan pembahasan makalah ini adalah Menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objekatqau subjek yang diteliti secara tepat, misalnya dalam penelitian
penggambaran sertqa factual tentang perkembangan sekolah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENELITIAN DESKRIPTIF


Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau
hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat
atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian


yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian
dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang
diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada
penelitian eksperiman. Penelitian lebih jauh mengenai apa dan bagaimana yang disebut
dangan metode penelitian deskriptif ini akan menjadi lebih jelas bilamana kita melihat
berbagai pandangan para pakar mengenai metode tersebut, diantaranya:

1. Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan


interprefasi yang tepat.
2. Menurut Moh.Nazir menerangkan bahwa penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku di
masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-
kegiatan, skiap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.
3. Menurut Mely. G. Tan yang mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat
deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat suatu sifat-sifat individu,
keadan, gejala atau kelompok-kelompok tertentudalam suatau masyrakat.

5
B. JENIS –JENIS PENELITIAN DESKRIPTIF
Menurut Nazir (1988: 64-65) mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah
yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka
penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Metode survei
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-
fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok
ataupun suatu daerah. (Nazir, 1988: 65)Kerlinger mengemukakan bahwa
metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan
hubungan antar variabel. Sosiologi, maupun psikologis.
Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian
kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan
mengenai ruang lingkup. Research memusatkan diri pada salah satu atau
beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang
kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada aspek tertentu bilamana
diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007: 11).Lebih lanjut lagi
Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk dalam
metode survei yakni:
a. Survei kelembagaan (institutional survei)
b. Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
c. Analisis dokumen (documentary analysis)
d. Analisis isi (content analysis)
e. Survei pendapat umum (public oppinion survey)
f. Survey kemasyarakatan (community survey)

Nazir (1988: 65) dalam bukunya Metode Penelitian, mengemukan terdapat


banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode
survei, diantaranya adalah survei masalah kemasyarakatan, survei komunikasi
dan pendapat umum, survei masalah politik, survei masalah pendidikan, dan
lain sebagainya.

2. Metode deskriptif kesinambungan

6
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan
secara terus menerus atau berkesinambungan sehingga diperoleh pengetahuan
yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan kekuatan-kekuatan sosial
yang diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu periode
yang lama.
Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan metode deskriptif
berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai kerja meneliti
secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek
penelitian. Salah satu contoh metode penelitian deskriptif berkesinambungan
ini dilakukan oleh Whitney dan Milholland (1930) yang mempelajari status
akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State College of
Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun,
dengan menelusuri status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan
lulus sarjana muda
.
3. Penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek
tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial
seperti seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga,
sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain
dapat diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun mengenai
aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara rinci
terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan
dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Menurut Maxfield (1930: 117-122) dalam Nazir (1988: 66) mendefinisikan
penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang
berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus,
ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan
dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian
studi kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni:
7
1. Penelitian studi kasus mendalam
2. Penelitian studi kasus instrumental
3. Penelitian studi kasus jamak

Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi


kasus menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-
langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat langkah-langkah dalam melakukan
penelitian studi kasus yakni secara singkat seperti di bawah ini:

a) Merancang studi kasus


Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni
melakukan pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta
melakukan pengembangan dan pengkajian ulang penelitian.
b) Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1)
penentuan teknik pengumpulan data; 2) penyebaran alat
pengumpulan data; dan 3) penganalisisan bukti studi kasus yang
terkumpul.
c) Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai
upaya melaporkan hasil penelitiannya kepada semua orang.

Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam


meneliti kasus adalah sebagai berikut: 1) menemukan rumusan tujuan
penelitian; 2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang
akan menuntun penelitian; 3) tentukan rancangan serta pendekatan dalam
memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang digunakan.
Sumber-sumber data apa yang tersedia; 4) kumpulkan data; 5) organisasikan
informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat interpretasi
serta generalisasi; 6) susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta
implikasi dari hasil penelitian

4. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas


Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan
bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang

8
ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia,
dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi
untuk keperluan masa yang akan datang.Lebih lanjut Nazir mengemukakan
bahwa studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja,
buruh, petani, guru, dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam
melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif

5. Penelitian tindakan (action research)


Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan
tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan
permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat
keberhasilannya atau dampak dari tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis
(1990: 322) mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan
pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Maksudnya,
penelitian tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan
pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi
tempat praktik dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan
pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, maka
pihak terkait antara lain adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan
orang tua siswa.Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang
pendidikan yang sering disebut sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research).

6. Penelitian Perpustakaan
Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur
yagn berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa
buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono
(1986: 28) dalam buku Pengantar Metodologi Research Sosial
mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam
material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat
utama bagi praktek penelitian di lapangan.

9
7. Penelitian Komparatif
Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian
yang
bersifat membandingkan.Dalam buku metode penelitian karangan M. Nazir
(1988: 69-70) terdapat keunggulan dan kelemahan dari metode penelitian
komparatif. Keunggulannya adalah sebagai berikut:
Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena
beberapa alasan: 1) jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang
ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya; 2) apabila teknik
untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena
secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal;
3) penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik
karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.Dengan adanya
teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju, membuat
penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-
parameter hubungan kausal secara lebih efektif.Sedangkan kelemahannya
adalah sebagai berikut:Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto,
mengakibatkan penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel
bebas.Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu
hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan..Interaksi antarfaktor-
faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena
menjadi sukar untuk diketahui..Ada kalanya dua atau lebih faktor
memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang
diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.Mengkategorisasikan subjek
dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat menjurus pada
pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya kategori
dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar,
menghendaki value judgement dan tidak kokoh.Lebih lanjut lagi Nazir (1988:
70) menjabarkan beberpa langkah pokok dalam studi komparatif, yaitu: 1)
rumuskan dan definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur yang ada; 3)
rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang
dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang
digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan
mengkategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai
10
dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab
akibat; 5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik
statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi
kebijakan; dan 7) menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam


penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu
laporan dari atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up
study), dan studi sosiometrik.

1. Penelitian Laporan Dari (Self-Report research)


Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif
mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri
dengan menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi
dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti
Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik
observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan
dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung
adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan
dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga
dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk
misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera,
dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan
ketika mereka harus menjaring data dari lapangan.
Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report
adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan
wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk
memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh penelitian
menggunakan self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi
Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.
2. Studi Perkembangan (Developmental Study)

11
Studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh
peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan
tingkah laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya
menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun dalam
kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik
dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur,
pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal
dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan
demensi yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi
perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan
tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa
dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada
waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel
untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat
dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya.
Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti
menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu
sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara
continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu
tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan
sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.

3. Studi Kelanjutan (Follow-up study)


Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status
responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan,
misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk
melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau
responden menerima program di suatu lembaga pendidikan.Sebagai contoh
Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat
serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai
program pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya

12
peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran)
berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah suatu program yang
diberikan kepada subjek sasaran di selesaikan.Sedangkan yang dimaksud
dengan data yang di ambil dari outcome (hasil) biasanya menyangkut
pengaruh suatu perlakuan, misalnya program pendidikan kepada subjek
yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.
4. Studi Sosiometrik (Sociometric study)
Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan antarpribadi
dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu atas
dasar idola atau penolakan sesorang terhadap orang lain dalam suatu
kelompok dapat di tentukan.
Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada
masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga
siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada
kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap
anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan
menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan
kedudukannya dalam kelompok organisasi. Dalam sosiogram tersebut
pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat
menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut
seperti misalnya:
“Bintang” diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para
anggotanya,
“Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para
anggota dalam kelompok,
“Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih
masing orang dalam kelompoknya.
Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk
menentukan hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin
formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam
kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan. Penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan
objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan

13
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di
teliti secara tepat.

C. LANGKAH-LANGKAH UMUM DALAM PENELITIAN DESKRIPTIF


Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama metode
penelitian deskriptif, yakni
1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan
melalui metode deskriptif;
2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas;
3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian;
4) melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan;
5) menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis penelitian;
6) mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan
data, dan menganalisis data;
7) mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistik yang relevan; dan
8) membuat laporan penelitian.

Untuk lebih rincinya, Nazir (1988: 73-74) mengungkapakan terdapat berbagai


langkah yang sering diikuti adalah sebagai berikut:

a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada


kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
c. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah
geografis di mana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis,
ukuran tentang dalam dangkal serta sebarapa utuh daerah penelitian
tersebut akan dijangkau
d. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian

14
diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk diverifikasikan. Bagi
ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisa dapat
dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika
e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan
f. Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupun secara implisit
g. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik
pengumpulan data yang cocok untuk penelitian
h. Membuat tabulasi serta analisa statistik dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas
yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran sepadan
i. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi
sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi
khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan
j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-
hipotesa yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk
kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian
k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah

D. KRITERIA POKOK PENELITIAN DESKRIPTIF


Nazir (1988: 72-73) dalam buku Metode Penelitian, terdapat dua kriteria pokok
dalam metode penelitian deskriptif, yakni kriteria umum dan kriteria khusus.
1. Kriteria umum Penelitan Metode Deskriptif
Kriteria umum dari penelitan dengan metode deskriptif adalah:
a. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu
luas
b. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum
c. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan
merupakan opini

15
d. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai
validitas
e. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan
f. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi
kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya
dengan kerangka teoritis yang digunakan, jika kerangka teoritis untuk itu
telah dikembangkan
2. Kriteria khusus Penelitan Metode Deskriptif
Kriteria khusus dari penelitian dengan metode deskriptif adalah:
a. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai
(value)
b. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai
masalah status
c. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap
variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi
terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk


mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau
hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat
atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

B. SARAN
Peneliti yang metode deskriptif, sebaiknya memperhatikan hubungan antar
variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori
yang memiliki validitas universal. Serta melakukan pengumpulan data untuk
mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan
kejadian sekarang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Penelitian Suatu Pemikiran Dan Penerapan, 2005 : PT.Rineka Cipta Dan PT.Bina Adiaksara

Soejono,S.H,M.H dan H.Abdurrahman,S.H,M.H

Dr. Saifudin Azwar, MA. Metodologi penelitian.2010. celaban timur UH III/548


Yogyakarta.Pustaka pelajar

https://dekabopass2.blogspot.com/2014/03/makalah-metode-penelitian-deskriptif.html?m=1

https://bangpiung.blogspot.com/2017/06/metode-penelitin-deskriptif-makalah.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai