PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
2. Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantittatif ?
3. Apa yang dimaksud dengan penelitian gabungan?
1
4. Apa- apa saja instrumen penelitian kualitatif?
5. Apa- apa saja instrumen penelitian kuantitatif?
6. Apa- apa saja instrumen penelitian gabungan?
7. Bagaimana pengumpulan data dan analisis data penelitian kualitatif?
8. Bagaimana pengumpulan data dan analisis data penelitian kuantitatif?
9. Bagaimana pengumpulan data dan analisis data penelitian gabungan?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami maksud dari penelitian kualitatif
2. Memahami maksud dari penelitian kuantitatif
3. Memahami maksud dari penelitian gabungan
4. Memahami instrumen penelitian kualitatif
5. Memahami instrumen penelitian kuantitatif
6. Memahami instrumen penelitian gabungan
7. Memahami pengumpulan data penelitian kualitatif
8. Memahami pengumpulan data penelitian kuantitatif
9. Memahami pengumpulan data penelitian gabungan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENELITIAN KUALITATIF
1. Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif atau qualitative research merupakan jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan
cara kuantitatif lainnya. Menurut Strauss dan Corbin (2007:1), penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang dapat digunakan untuk meneliti
kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,
gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan. Sementara itu, menurut
Bogdan danTaylor (1992:21), bahwa penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang mampu menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan, tulisan, dan perilaku dari orang-orang yang diamati. Melalui
penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek,merasakan apa yang
dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari (Basrowi & Suwandi,
2008:2).
Dalam penelitian kualitatif, peneliti terlibat dalam konteks, dengan
situasi dan setting fenomena alami sesuai yang sedang diteliti. Setiap
fenomena merupakan sesuatu yang unik, yang berbeda dengan lainnya
karena berbeda konteksnya. Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah
untuk memahami kondisi suatu konteks dengan mengarahkan pada
pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi
dalam suatu konteks yang alami (natural setting), tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studi.Dasar penelitian
kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu
berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial
yang diinterpretasikan oleh setiap individu (Sukmadinata, 2005).
Ada lima ciri pokok sebagai karakteristik penelitian kualitatif
yaitu:
3
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
2. Memiliki sifat deskriptif analitik
3. Tekanan pada proses bukan hasil
4. Bersifat induktif
5. Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai
sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi
sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke
lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan
pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti
mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat
hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang
diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati
pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah
laku berlangsung. Misalnya peneliti ingin mengetahui peran kepala
sekolah dalam pembinaan guru. Peneliti harus mendatangi suatu
sekolah kemudian mengali informasi yang terkait dengan peran kepala
sekolah dalam pembinaan guru baik itu dari kepala sekolah, guru,
maupun dokumen sekolah.
4
Misalnya ketika peneliti ingin mengetahui peran kepala sekolah dalam
pembinaan guru, berdasarkan data/informasi yang ada peneliti harus
mampu menguraikan tujuan kepala sekolah dalam pembinaan guru,
langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam pembinaan
guru, serta bagaimana respon guru terhadap pembinaan yang
dilakukan oleh kepala sekolah.
5
tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan
tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain
baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep,
prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan
bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data
yang terpisah namun saling berkaitan. Misalnya ketika meneliti peran
kepala sekolah dalam membina guru, peneliti harus berusaha
menemukan prinsip dan konsep-konsep atas dasar fakta. Peneliti tidak
berupaya menerapkan teori/konsep yang terkait dengan pembinaan,
akan tetapi berusaha menemukan konsep berdasarkan fakta dari
lapangan.
6
interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang
kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di
lapangan.
7
setelah data itu jenuh sehingga kepastian data dapat diperoleh.
Misalnya untuk mencari gaya kepemimpinan seperti apa yang
sebaiknya diterapkan kepala sekolah dalam membina guru, sebelum
ditemukan gaya yang tepat maka penelitian belum dinyatakan selesai.
5) Bila ingin meneliti tentang sejarah atau perkembangan. Sejarah
atau perkembangan kehidupan seseorang atau kelompok orang dapat
dilacak melalui pendekatan kualitatif. Misalnya sejarah perkembangan
sekolah sehingga sekolah tersebut menjadi sekolah favorit dalam
padangan masyarakat dan orang tua siswa.
8
Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data.
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah
penelitian, tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama
jika peneliti menggunakan metode yang rawan terhadap masuknya
unsur subjektif peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen
pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil
yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang
tepat. Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data
yang diperoleh dapat terjaga tingkat pvaliditas dan reliabilitas.
Walaupun telah menggunakan instrumen yang valid dan reliabel tetapi
jika dalam proses penelitian tidak diperhatikan bisa jadi data yang
terkumpul hanya onggokkan sampah. Untuk menentukan bentuk
teknik pengumpulan data yang dibutuhkan, peneliti hendaknya
mengidentifikasi pertanyaan-prtanyaan yang dirumuskan dalam fokus
penelitian. Setiap rumusan pertanyaan yang ada dalam fokus
penelitian, boleh jadi membutuhkan teknik pengumpulan data yang
berbeda- beda pula. Misalnya rumusan pertanyaan nomor satu hanya
membutuhkan teknik wawancara, rumusan pertanyaan nomor dua
selain membutuhkan teknik wawancara juga membutuhkan teknik
observasi dan dokumentasi.
9
Menurut Gulo, Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis
tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar prtanyaan, yang
dipersiapkan untuk mendapatkan informasi. Instrumen itu disebut
pedoman pengamatan atau pedoman wawancara atau kuesioner atau
pedoman dokumenter, sesuai denganmetode yang dipergunakan
(Gulo, 2000). Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan
penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006).
Instrumen pengumpul data menurut sumadi suryabrata adalah alat
yanng digunkan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif
keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikolog. Atribut-atribut
psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut
kognitif dan atribut non kognitif (Suryabrata, 2008) . Ibnu hadjar
berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik
variabel secara objektif (Ibnu Hadjar, 1996)
10
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau
dipergunakan untuk mengumpulkan data. Ini berarti, dengan
menggunakan alat-alat tersebut data dikumpulkan. Ada perbedaan
antara alat-alat penelitian dalam metode kualitatif dengan yang dalam
metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, atau
instrumen utama dalam pengumpulan data adalah manusia yaitu,
peneliti sendiri atau orang lain yang membantu peneliti. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti sendiri yang mengumpulkan data dengan
cara bertanya, meminta, mendengar, dan mengambil. Peneliti dapat
meminta bantuan dari orang lain untuk mengumpulkan data, disebut
pewawancara. Dalam hal ini, seorang pewawancara yang langsung
mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta, mendengar, dan
mengambil. Berbeda dari penelitian kualitatif, dalam penelitian
kuantitatif alat pengumpulan data mengacu pada satu hal yang
dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data, biasanya dipakai
untuk menyebut kuisioner. Hal pokok dari perbedaan tersebut adalah
dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri yang harus mengumpulkan
data dari sumber, sedangkan dalam penelitian kuantitatif orang yang
diteliti (responden) dapat mengisi sendiri kuisioner tanpa kehadiran
peneliti, umpamanya survei electronik atau kuesioner yang dikirimkan
(Afrizal, 2014).
11
merekam hasil wawancara. Alat rekaman dapat dipergunakan apabila
peneliti mengalami kesulitan untuk mencatat hasil wawancara
(Afrizal, 2014).
Instrumen penting dalam penelitian kualitatif adalah penelitian
sendiri. keikutsertaan peneliti dalam penjaringan data menentukan
keabsahan data yang dikumpulkan dalam penelitian.
12
f. Tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk
mengetahui pencapaian sesorang setelah dia mempelajari
sesuatu.
13
b. Wawancara semi berstuktur, wawancara ini dimulai dari isu yang
mencakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara
bukanlah jadwal seperti dalam penelitian kuantitatif. Sekuensi
pertanyaan tidaklah sama ada tiap partisipan bergantung pada
proses wawancara dan jawaban tiap individu. Namun pedoman
wawancara menjamin peneliti dapat mengumpulkan jenis data
yang sama dari partisipan.
14
menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu membentuk
informasi yang utuh dan menyuluruh dalam mengungkap penelian
kualitatif (Ulfatin, 2014).
15
pekerjaan yang ahrus diselesaikan segera, apakah wawancara
dilakukan dikantor atau dirumah dan sebagainya juga dapat
memengaruhi kualitas wawancara.
16
d. Moderator harus mampu membangkitkan suasana diskusi
agar tidak ada yang mendominasi pembicaraan dan tidak
ada yang jarang berkomentar (diam saja).
17
,ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian
(Rahardjo, 2011).
18
penelitian. Bagi meningkatkan validitas dalam penelitian kualitatif,
pengkaji harus menguraikan informasi yang dikumpulkan secara
objektif tanpa pengaruh perasaan dirinya (M. Mustari & M.T Rahman
, 2012).
Menurut (M. Mustari & M.T Rahman , 2012) kredibilitas
penelitian kualitatif secara langsung ataupun tidak dipengaruh oleh
pengaruh-pengaruh berikut :
a) Lokasi.
Kajian mungkin di tempat-tempat yang berbeda. Jika ia dilakukan
di suatu lokasi di mana faktor-faktor yang dikaji tidak ada, interpretasi
hasil kajian menjadi kurang kredibel karena orang-orang yang berada
di lokasi lain tidak dapat memahami dan kurang setuju atas
interpretasi peneliti.
b) Fokus.
Keadaan ini terjadi apabila pengkaji hanya fokus dan melaporkan
hal atau tingkah laku yang konsisten dan mempunyai corak tertentu
saja. Pengkaji seharusnya juga melaporkan atau memfokuskan
kajiannya atas hal-hal yang tidak konsisten, jika ia memberi makna
dan implikasi tertentu. Kajian yang hanya melaporkan hal-hal yang
konsisten saja mungkin akan dipertanyakan kredibilitasnya.
c) Elit.
Bagi kajian yang melibatkan kelompok-kelompok elit tertentu,
informasi yang dikumpulkan mungkin akan dipengaruhi oleh
argumenargumen kelompok elit yang berkuasa. Bias dalam laporan
akan terjadi dan ini akan mengurangi kredibilitas kajian.
d) Situasi.
Pengkaji yang melakukan kajian pada suatu situasi tertentu
mungkin akan terpengaruh dengan situasi pengkaji sendiri. Perasaan
dan pengalaman pengkaji akan mempengaruhinya untuk membuat
laporan yang kurang tepat jika kajian dilakukan dalam beberapa
situasi yang berbeda.
e) Konsep.
19
Pemahaman mengenai konsep-konsep yang dikaji mungkin
berbeda antara pengkaji dengan subjek yang dikaji. Apakah yang
disebut oleh subjek kajian dalam wawancara mungkin diuraikan
sebagai konsep yang berlainan oleh pengkaji karena pemahaman
pengkaji dan subjek yang dikaji tentang suatu konsep itu berbeda.
2. Transferabilitas
Transferabilitas merupakan istilah dapat menggantikan konsep
generalisasi data dalam penelitian kuantitatif, yaitu sejauh mana
temuan suatu penelitian yang dilakukan pada suatu kelompok tertentu
dapat diaplikasikan pada kelompok lain (Graneheim, U. & Lundman,
B, dalam Afiyanti, 2008). Dalam penelitian kuantitatif, istilah
transferabilitas merupakan modifikasi atau mendekati istilah yang
sama dengan validitas eksternal yang pada kenyataannya, hal ini sulit
dicapai. Transferabilitas penelitian kualitatif tidak dapat dinilai sendiri
oleh penelitiannya melainkan oleh para pembaca hasil penelitian
tersebut. Jika pembaca memperoleh gambaran dan pemahaman jelas
tentang laporan penelitian (konteks dan fokus penelitian), hasil
penelitian itu dapat dikatakan memiliki transferabilitas tinggi (Morse,
Barret, Mayan, Olson, & Spiers, 2002 dalam Bungin, 2003).
3. Dependabilitas
20
Istilah reliabilitas dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah
dependabilitas. Dalam kuantitatif, reliabilitas adalah derajat ketepatan,
ketelitian atau keakuratan yang ditunjukakan oleh instrumen
pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu
pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Satu
lagi secara eksternal, yaitu dengan melakukan test-retest (Umar,
2005). Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang
artinya dapat dipercaya. Keterpercyaan berhubungan dengan
ketepatan dan konsistensi. Tes hasi belajar dikatakan dapat dipercaya
apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relatif tetap
secara konsisten (Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, 2015). Tingkat
dependabilitas yang tinggi pada penelitian kualitatif dapat diperoleh
dengan melakukan suatu analisis data yang terstruktur dan berupaya
untuk menginterpretasikan hasil penelitian dengan baik sehingga
peneliti lain akan dapat membuat kesimpulan yang sama dalam
menggunakan perspektif, data mentah, dan dokumen analisis
penelitian yang sedang dilakukan (H.J Streubert & D.R. Carpenter,
2003).
4. Konfirmabilitas
Objektivitas/konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif lebih
diartikan sebagai konsep intersubjectibitas atau konsep transparansi,
yaitu kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka tentang proses
dan elemen-elemen penelitiannya sehingga memungkinkan pihak
lain/peneliti lain melakukan penelitian tentang hasil-hasil
temuannya.Beberapa peneliti kualitatif lebih mengarahkan kriteria
konfirmabilitas mereka dalam kerangka kebersamaan pandangan dan
pendapat terhadap topik yang diteliti atau meneitikberatkan pada
pertanyaan sejauh mana dapat di peroleh persetujuan diantara
beberapa peneliti mengenai aspek yang sedang dipelajari (T. Long &
M. Johnson, 2000).
21
Tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif yaitu (Sugiyono, 2007):
Langkah pertama:
22
pada masalah yang ada. Di dalam penelitian sebaiknya seorang
peneliti melakukan identifikasi masalah dengan mengungkapkan
semua permasalahan yang terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.
Langkah kedua:
Langkah ketiga:
23
data yang harus dicari. Data yang dikumpulkan hanyalah data yang
relevan dengan fokus penelitian. Peneliti dapat mereduksi data yang
tidak relevan dengan fokus penelitian. Sebagai catatan bahwa dalam
penelitian kualitatif dapat terjadi penetapan fokus penelitian baru
dilakukan dan dipastikan pada saat peneliti berada di lapangan. Hal itu
dapat terjadi bila fokus masalah yang telah dirumuskan secara baik,
namun setelah di lapangan tidak mungkin dilakukan penelitian
sehingga diubah, diganti, disempurnakan atau dialihkan. Peneliti
memiliki peluang untuk menyempurnakan, mengubah, atau
menambah fokus penelitian.
Langkah keempat:
pengumpulan data. Pada tahap ini yang perlu dipenuhi antara lain
rancangan atau skenario penelitian, memilih dan menetapkan setting
(latar) penelitian, mengurus perijinan, memilih dan menetapkan
informan (sumber data), menetapkan strategi dan teknik pengumpulan
data, serta menyiapkan sarana dan prasarana penelitian. Pengumpulan
data dilakukan dengan menemui sumber data. Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat melakukan pengumpulan data adalah menciptakan
hubungan yang baik antara peneliti dengan sumber data. Hal ini
terkait dengan teknik pengumpulan data yang akan digunakan
misalnya observasi, wawancara atau pengamatan.
Langkah kelima:
24
pemaknaan data akan berkembang, berubah, dan bergeser sesuai
perkembangan dan perubahan data yang ditemukan di lapangan.
Langkah keenam:
Langkah ketujuh:
25
4. Pendidikan dalam arti luas, terjadi pada setiap manusia dan
berlangsung sepanjang hayat, dalam lingkungan keluarga, sekolah
dan lingkungan masyarakat, secara alami.
5. Tekanan utama pendidikan adalah pembinaan dan pengembangan
manusia mencakup aspek intelektual, moral, sosial dalam satu
kesatuan utuh, serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan
pengembangan tersebut melalui proses belajar agar diperoleh
perubahan-perubahan perilaku menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
26
artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri,
secara garis besar model analisis itu diuraikan sebagai berikut:
27
rincian dari domain cultural. Pada tahap analisis taksonomi, peneliti
berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah
atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara
mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-
domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi
hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap
analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang
penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk
memperoleh pemahaman lebih dalam. Tujuh langkah yang dilakukan
dalam analisis taksonomi yaitu:
28
suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam
serta rinci mengenai pokok permasalahan.
29
diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran peneliti
untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai sasaran
penelitian. Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu:
a) Melebur diri;
b) Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan;
c) Menemukan perspektif yang lebih luas melelui pencarian
domain dalam pemandangan budaya;
d) Menguji demensi kontras seluruh domain yang telah
dianalisis;
e) Mengidentifikasi domain terorganisir;
f) Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar
domain;
g) Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik: konflik
sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan
sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan
memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian maka
yang dipilih adalah memecahkan masalah.
30
c. Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development
of concept definition and the elaboration of theory.
B. PENELITIAN KUANTITATIF
1. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas
nilai (value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat
menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara
lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji validitas dan
reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi
sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat
masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul
adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah
teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering juga
disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode
discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena
metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi
sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode
ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif,
terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai
iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
31
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data
adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode
pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda,
misalnya angket ,perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi,
skala dan sebaginya.
Menurut Suharmi Arikunto (2006:149) ada beberapa instrument yang
namanya sama dengan metodenya,antarlain adalah
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen.
Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Macam-macam teknik pengumpulan data antara lain:
(1) interview (wawancara); (2) kuesioner (angket); (3) observasi (pengamatan);
(4) dokumentasi; dan (5) Tes.
1. Interview (Wawancara)
Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data
langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Sugiyono (2010: 194)
32
menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit.
a) Wawancara Terstruktur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan sama, dan
pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat
bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
33
tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan ceritera responden.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan
tertutup atau terbuka.
3. Observasi (pengamatan)
34
langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.
Secara langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh
pancaindera. Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang
lain. Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar. Dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan observasi
terstruktur
b. Observasi Nonpartisipan
a. Observasi terstruktur
35
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen
penelitian yang yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum
tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan
pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian
dibuat kesimpulan.
4. Dokumentasi
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel jika
didukung sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di
masyarakat dan autobiografi. Penelitian juga semakin kredibel jika didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik. Pada penelitian kuantitatif, dokumentasi
dapat menunjang latar belakang dan pentingnya penelitian.
5. Tes
36
bukan hanya manusia. Misalnya binatang, mesin mobil, dll. Contoh: Jika seekor
anjing pelacak akan digunakan sebagai pembantu polisi untuk mendeteksi
narkoba, dia dites dulu apakah kiranya memiliki kecerdasan dan penciuman yang
tajam, sehingga ada kemungkinan untuk dilatih. Selama dan sesudah latihan
berlangsung, anjing tersebut dites lagi berkali-kali untuk diketahui seberapa tinggi
peningkatan kemampuannya.
Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes prestasi belajar
yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes buatan
guru dan tes terstandar. Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur
tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui
ciri-ciri dan kebaikannya. Tes terstandar biasanya sudah tersedia di lembaga
testing, yang sudah terjamin keampuhannya.
6. Triangulasi
Analisis Data
37
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan Analisis data
dalam Sugiyono ( 2010: 207) adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.
1. Statistik deskriptif
2. Statistik Inferensial
38
Analisis statistik inferensial digunakan apabila peneliti ingin membuat suatu
kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Statistik inferensial adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Analisis statistik ini cocok digunakan bila sampel
diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara
random.
C. PENELITIAN GABUNGAN
39
c) Memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel, kemudian
menindaklanjuti dengan mewawancari atau mengobservasi sejumlah
individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang
sudah diperoleh (O’Chathain, Murphy dan Nicholl, 2007)
40
Creswell (dalam Sugiyono, 2013: 408) menyatakan bahwa model kombinasi
berurutan merupakanprosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil
penelitian dari satu metode ke metode yang lain. Model kombinasi berurutan
terdapat tiga macam, yaitu:
Model ini dilakukan dengan dua tahap dengan dipandu oleh teori lensa
(gender, ras, ilmu social) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa
menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap
berikutnya dengan metode kualitatif atau kuantitatif. Teori lensa dikemukakan
pada bagian pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya
pertanyaan penelitian untuk menggali masalah. (Sugiyono, 2013: 411)
41
dan kualitatif agar diperoleh analisis yang komprehensif guna menjawab masalah
penelitian. Model kombinasi campuran ada tiga macam, yaitu:
Model ini merupakan model yang paling familiar diantara enam model dalam
mixed methods. Dalam model concurrent triangulation ini peneliti menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif secara bersam-sama, baik dalam pengumpulan
data maupun analisis data. Kemudian membandingkan data yang diperoleh, untuk
selanjutnya dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan
(Sugiyono, 2013: 411).
42
baik teori kuantitatif maupun kualitatif. Teori perspektif ni seperti: critical theory,
advocacy, participatory research or a conceptual or theoretical framework. Model
ini merupakan gabungan antara model triangulation dan embedded. Dua metode
pengumpulan data dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang
sama. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak sama. Penggabungan data dapat
dilakukan dengan merging, connecting atau embedding (mencampur dengan
bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama). (Creswell
dalam Sugiyono, 2013: 412-413)
Tahap awal adalah dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif.
Pengumpulan data dilakukan pada populasi atau sampel tertentu menggunakan
instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya dilakukan
analisis data kuantitatif. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah
deskriptif dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Tahap selanjutnya adalah
pengumpulan data dan analisis data kualitatif. Setelah data dari metode kualitatif
sudah terkumpul dan kemudian dianalisis.
Setelah pengumpulan data dan analisis data pada metode kuantitatif dan
kualitatif selesai, tahap selanjutnya adalah membandingkan data kuantitatif dan
kualitatif, dimana data kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dilakukan pada tahap
pertama dan data kualitatif hasil penelitian kualitatif dilakukan pada tahap kedua.
Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah kedua data saling
melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan. (Sugiyono,
2013: 449).
Tahap awal adalah dilakukan pengumpulan data dan analisis data kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, kegiatan pengumpulan data lebih banyak
dilaksanakan secara bersamaan. Jadi peneliti melakukan pengumpulan data,
analisis data, sekaligus melakukan pengujian kredinilitas data dengan teknik
43
trianggulasi. Proses pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian kualitatif
dapat menggunakan model yang dikembangkan oleh Spradley atu Miles and
Huberman. Analisis data yang dikembangkan Spradley adalah analisis domain,
taksonomi, komponensial, dan tema kulturan. Sedangkan analisis menurut Miles
and Huberman bersifat interaktif yaitu, data collection, data reduction, data
display, conclutions (Sugiyono, 2013: 478).
Setelah pengumpulan data dan analisis data pada metode kualitatif dan
kuantitatif selesai, tahap selanjutnya adalah membandingkan data kualitatif dan
kuantitatif, dimana data kualitatif hasil penelitian kualitatif dilakukan pada tahap
pertama dan data kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dilakukan pada tahap
kedua. Melalui analisis data ini akan dapat diperoleh informasi apakah kedua data
saling melengkapi, memperluas, memperdalam atau malah bertentangan.
Model ini dilakukan dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu social)
pada setiap prosedur penelitiannya. Teori lensa dikemukakan pada bagian
pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan
penelitian untuk menggali masalah. Tahap pertama adalah pengumpulan data dan
analisis data metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap
berikutnya dengan pengumpulan data dan analisis data dengan metode kualitatif
atau kuantitatif. (Sugiyono, 2013: 411)
44
secara seimbang. Fokus penggabungan lebih pada teknik pengumpulan data dan
analisis data.
Dalam model ini pengumpulan data dan analisis dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah dengan menggunakan dua metode sekaligus. Setelah data
terkumpul dan telah dianalisis menggunakan dua metode tersebut, selanjutnya
dapat dibuat kesimpulan apakah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) saling
memperkuat, memperlemah, atau bertentangan (Sugiyono, 2013: 499).
Pada medel ini, peneliti dapat mengumpulkan data dua macam yaitu
kuantitatif dan kualitatif , atau sebaliknya. Pengumpulan data dilakukan dalam
waktu yang bersamaan, dan bergantian dalam selang waktu yang tidak terlalu
lama.Teknik pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara memberikan
instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya kepada sampel penelitian.
Untuk melengkapi data kuantitatif tersebut, agar lebih luas, mendalam, dan
bermakna, maka peneliti melakukan pengumpulan data kualitatif (Sugiyono,
2013: 558).
45
satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama untuk dua metode sekaligus.
Penggabungan data dapat dilakukan dengan mencampur dengan bobot sama,
menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama.
a) Penelitian Kuantitatif
Instrumen dalam penelitian pendidikan memang ada yang sudah tersedia dan
telah teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti instrumen untuk mengukur motif
berprestasi, (n-nach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur bakat dan
lain-lain.
Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen.
Masing masing instrumennya adalah:
46
3) Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
b) Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen
meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti uneuk memasuki obyek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.
1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan
47
7) Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang anaeh, yang menyimpang
justru diberi perhatian.
48
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jenis Metode Penelitian kuantitatif banyak menggunakan hitungan, statistik, dan
tabel, dengan kaidah-kaidah tertentu. Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan quesioner. Penelitian kuantitatif sering digunakan dalam
berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu sosial seperti biologi, fisika,
kimia, matematika, sosiologi, jurnalisme, ekonomi, dan lain sebagainya. Metode
penelitian ini berbeda dengan metode penelitian kualitatif karena menggunakan
hitungan-hitungan, sedangkan metode penelitian kualitatif menggunakan kata-kata atau
deskripsi.
. Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam
penelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti.
Peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam
konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan
yang lain karena ada perbedaan konteks.
Pendekatan penelitian campuran melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran kedua pendekatan
tersebut dalam satu penelitian. Penggunaan metode campuran sangatlah kompleks
disamping mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, tetapi juga melibatkan
fungsi dan dua pendekatan penelitan yang secara kolektif saling memberikan kekuatan
penelitian secara keseluruhan daripada penelitian kuantitatif dan kualitatif.
B. SARAN
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Kami tetap
berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca. Namun, saran dan
kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima demi
kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
49
DAFTAR PUSTAKA
Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode Penelitian Kualitatif . Solo: Cakra
Books.
Alfabeta.
50