Anda di halaman 1dari 25

PENELITIAN KEBIJAKAN DENGAN MENGGUNAKAN

METODE KUALITATIF

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar


Penelitian Kebijakan

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Badrun Kartowagiran

Disusun Oleh

Madya Citra 18701251010

Tati Wulandari 18701251025

Dian Eka Nidyawati 18701251029

PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
I. Pembahasan

Penelitian kebijakan dapat menggunakan metode kualitatif. Dalam praktik,


terdapat dua macam metode kualitatif, yaitu metode kualitatif yang berdasarkan pada
filsafat positivisme dan metode penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme atau interpretif. Metode penelitian kualitatif yang berlandaskan
filsafat pada positivisme adalah metode penelitian kualitatif yang pola pikirnya
menggunakan kuantitatif (deduktif), hanya data yang dikumpulkan dan dianalisis
adalah data kualitatif. Sementara metode penelitian kualitatif yang berlandaskan pada
filsafat postposititisme atau interpretif adalah metode penelitian kualitatif naturalistic
yang prosesnya bersifat induktif kemudian data yang diperoleh adalah data kualitatif
yang masih perlu diberi interpretasi yang dapat dipahami maknanya. Pembahasan ini
akan dikemukakan penelitian kebijakan yang menggunakan metode kualitatif
naturalistic yang bersifat induktif.
A. Pengertian Metode Kualitatif
Dalam hal metode kualitatif dan kuantitatif, Borg and Gall (1989) menyatakan
bahwa metode kualitatif dan kuantitatif sering dipasangkan dengan nama metode
yang tradisional dan metode baru, metode positivistik dan metode postpositivistik,
metode scientific dan metode artistic, metode konfirmasi dan discovery/temuan, serta
kuantitatif dan interpretif. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode
tradisional, positivistic, scientific dan metode konfirmatif. Selanjutnya metode
kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postpositivistik, artistic dan
interpretive research. Kedua peneliti kuantitatif dan kualitatif, sama-sama akan
mencari temuan dengan cara yang berbeda.
Creswell (2009) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif berarti proses
eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan
masalah social atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat
pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan
data pada setting partisipan, analisis data secara induktif, membangun data yang
parsial kedalam tema dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu
data. Kegiatan akhir adalah membuat laporan kedalam struktur yang fleksibel.
Moleong (2005) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Saryono (2010) menyatakan bahwa metode kualitatif merupakan penelitian
yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur
atau digambarkan melalui metode kuantitatif.
Menurut Kriyantono (2010), tujuan metode penelitian kualitatif adalah untuk
menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan
data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan
detail suatu data yang diteliti.
Dengan demikian, metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivistik, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan), data yang diperoleh bersifat kualitatif, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan serta lebih menonjolkan
proses dan makna daripada generalisasi.
Membahas mengenai metode penelitian kualitatif, tentunya ada karakteristik
suatu metode kualitatif sehingga disebut dengan metode penelitian kualitatif. Menurut
Moleong (2005) ciri-ciri pokok metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu antara
lain:
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa lingkungan
alamiah. Kajian utama dalam penelitian kualitatif yaitu peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Penelitian dilakukan ketika berinteraksi
langsung di tempat kejadian. Peneliti melakukan pengamatan, mencatat, mencari
tahu, menggali sumber yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada saat itu.
Hasil yang diperoleh segera disusun saat itu juga. Apa yang telah diamati pada
dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan dimana tingkahlaku itu berlangsung.
2. Memiliki sifat deskriptif analitik.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis,
catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan dalam bentuk angka-
angka. Peneliti melakukan analisis data dengan memperbanyak informasi,
mencari hubungannya, membandingkan, dan menemukan hasil atas dasar data
sebenarnya (bukan dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan
yang berkenaan dengan situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian
narasi. Pemaparan data tersebut umumnya adalah menjawab dari pertanyaan
dalam rumusan masalah yang ditetapkan.
3. Tekanan pada proses bukan hasil.
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan
pertanyaan untuk mengungkapkan proses dan bukan hasil dari suatu kegiatan.
Pertanyaan menuntut gambaran keadaan sebenarnya tentang kegiatan, tahap-
tahap, prosedur, alasan-alasan dan interaksi yang terjadi dimana dan pada saat
dimana proses itu berlangsung.
4. Bersifat induktif.
Penelitian kualitatif diawali mulai dari lapangan yaitu fakta empiris. Peneliti
terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses penemuan yang terjadi
secara alami dengan mencatat, menganalisis dan melaporkan serta menarik
kesimpulan dari proses berlangsungnya penelitian tersebut. Hasil temuan
penelitian dari lapangan dalam bentuk konsep, prinsip, teori dikembangkan bukan
dari teori yang telah ada. Penelitian kualitatif menggunakan proses induktif
artinya dari data yang terpisah-pisah namun saling berkaitan erat.
5. Mengutamakan makna.
Makna yang diungkapkan berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa
yang akan diteliti tersebut. Contoh: penelitian yang dilakukan tentang peran
kepala sekolah dalam pembinaan guru. Peneliti memfokuskan perhatian pada
pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya, mencari informasi dan
pandangan kepala sekolah tentang keberhasilan dan kegagalannya membina guru,
apa saja yang dialami dalam membina guru, mengapa gurunya gagal dibina, dan
kenapa hal itu terjadi. Selain mencari informasi kepada kepala sekolah, peneliti
mencari informasi dari guru sebagai bahan perbandingan supaya dapat diperoleh
pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan
informasi dari partisipan diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan
hasil penelitian secara tepat dan sahih.
Terlepas dari karakteristik metode kualitatif, ada beberapa bentuk metode
kualitatif yang digunakan untuk mencari data primer dalam penelitian, yaitu
wawancara, observasi dan kelompok terfokus. Kelompok terfokus adalah salah satu
jenis teknik yang dapat digunakan yaitu individu dicari secara terseleksi dalam
kelompok dan diarahkan pada diskusi yang terfokuskan pada topic pra-spesifik.
Aplikasi metode kualitatif dalam penelitian kebijakan dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah berikut:
1. Merumuskan masalah sebagai focus studi penelitian kebijakan
2. Mengumpulkan data lapangan
3. Menganalisis data
4. Merumuskan hasil studi
5. Menyusun rekomendasi untuk pembuat kebijakan
Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan,
serta situasi dan kondisi di lapangan (Salahuddin,2017). Jadi secara keseluruhan
perbedaannya dengan kuantitatif adalah kualitatif berangkat dari data yang ada,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah
teori.
B. Lingkup Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dapat digunakan pada scope/lingkup yang paling
kecil, yaitu satu situasi social (single social situation) sampai masyarakat yang luas
yang kompleks. Spradley (1980) mengemukakan lingkup penelitian kualitatif seperti
yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Ruang Lingkup Penelitian Studi Unit Sosial


Makro Masyarakat yang kompleks
Beberapa kelompok masyarakat
Sekelompok masyarakat
Beberapa lembaga social
Satu lembaga social
Beberapa situasi social
Mikro Satu situasi sosial
Gambar 2.1. Lingkup Penelitian Kualitatif

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa metode penelitian kualitatif dapat


digunakan untuk meneliti suatu situasi yang sangat mikro yaitu satu situasional
sampai yang makro masyarakat luas yang kompleks. Satu situasi social dapat terdiri
atas satu orang, dengan aktivitas tertentu pada tempat tertentu. Situasi social dapat
digambarkan sepert gambar 2.2 berikut. Situasi social terdiri atas place (tempat),
actor (orang-orang yang ada ditempat itu) dan activities (aktivitas orang yang ada
pada suatu tempat).

Place/tempat

Social situation

Actor/orang Activity/aktivitas
Gambar 2.2. Situasi social (social situation)

Temuan dalam penelitian penelitian kualitatif bisa yang sederhana sampai yang
kompleks, terjadi pada peristiwa tunggal maupun majemuk, kecil atau besar.
C. Penggunaan Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dapat digunakan seperti metode kuantitatif
survey, yaitu dapat digunakan pada setiap komponen dalam proses kebijakan, yaitu
digunakan untuk menggali dan menemukan permasalahan dan potensi kebijakan
secara kualitatif, memilih alternative kebijakan yang perlu dirumuskan, monitor dan
evaluasi implementasi kebijakan, evaluasi output kebijakan dan evaluasi dampak
kebijakan serta evaluasi pelaksanaan dan hasil kebijakan. Hal ini dapat digambarkan
seperti gambar 2.3.

Potensi dan
Masalah

Evaluasi Alternatif
Kebijakan Kebijakan
Metode
Kualitatif

Outcome Implementasi
Kebijakan Kebijakan

Hasil
Kebijakan

Gambar 2.3. Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian kebijakan


1. Isu dan masalah
Metode penelitian kualitatif dapat digunakan untuk menggali atau
memahami isu, masalah dan potensi yang akan digunakan sebagai bahan
untuk pembuatan kebijakan. Isu adalah informasi yang tidak jelas sumbernya.
Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dan yang terjadi.
Potensi adalah segala sesuatu apabila dipertanyakan akan memperoleh nilai
tambah.
Jika dalam penelitian kuantitatif (survey), penggalian isu masalah dan
potensi dapat menggunakan instrument seperti kuisioner, tetapi dalam metode
kualitatif, peneliti menjadi instrument melakukan observasi, wawancar, FGD,
mengkaji dokumentasi dan trianggulasi. Sebagai contoh ingin memahami
makna dibalik kebijakan menyalakan lampu motor disiang hari. Kebijakan
tersebut bertujuan untuk mengurangi kecelakaan pengendara motor atau
sebenarnya supaya bola lampu dan aki motor cepat rusak, sehingga penjualan
kedua komponen motor tersebut semakin banyak, sehingga pengusaha untung
banyak?
Potensi apa yang akan dikembangkan, masalah apa yang akan
dipecahkan melalui pembuatan kebijakan dapat digali dengan melakukan
wawancara dan observasi mendalam terhadap informan yang dipilih dari
situasi social tertentu. Peneliti harus mampu memahami makna dibalik data
yang dikemukakan oleh informan. Makna adalah data yang sebenarnya, data
dibalik apa yang dikemukakan atau perilaku yang ditunjukkan. Sebagai
contoh melihat seseorang yang sedang menangis, maka jangan disimpulkan
dia sedang hidup sengsara, tetapi perlu diobservasi dan diwawancarai lebih
lanjut, bisa jadi malah dia sedang berbahagia karena anaknya diterima
menjadi pegawai pada instansi yang bergengsi.
Dengan menggunakan metode kualitatif, maka akan dapat ditemukan
berbagai permasalahan dan potensi masyarakat yang sesungguhnya. Masalah
dan potensi tersebut selanjutnya dikategorisasikan dalam bentuk-bentuk
tertentu, mencari pola hubungan antara kategori satu dengan yang lain
sehingga dapat dikonstruksikan menjadi bangunan permasalahan dan potensi
yang ada dimasyarakat.
2. Memilih alternative dan memutuskan kebijakan
Metode kualitatif dapat digunakan untuk memilih alternative
kebijakan yang perlu dibuat. Kalau dengan metode kuantitatif (survey)
alternative kebijakan dilakukan dengan memberi kuisioner kepada sampel
responden yang diambil secara random, maka dengan metode kualitatif
peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan yang dipilih
secara purposive atau snowball. Informan yang diminta untuk memilih
alternative kebijakan yang dirumuskan hanya didasarkan oleh orang-orang
tertentu yang dipilih dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangannya adalah
mereka yang tahu akan keuntungan dan resiko setiap alternative kebijakan
bila diimplementasikan. Jadi dalam hal ini, alternative kebijakan diberikan
oleh orang-orang yang tahu saja tentang keuntungan dan resiko kebijakan
diimplementasikan, orng yang tdak tahu tidak diminta pendapatnya.
Dalam memilih alternative kebijakan sehingga dirumuskan menjadi
suatu kebijakan (policy formulation), peneliti juga perlu menggali informasi
keterlibatan orang, khususnya kelompok kepentingan (interest group) dan
kelompok penakan (pressure group) dalam memutuskan suatu kebijakan.
Dengan adanya dua kelompok itu juga perlu diteliti, apakah kebijakan yang
dirumuskan murni dari policy maker yang berwenang atau justru rumusan
kebijakan itu diwarnai oleh kepentingan dua kelompok tersebut, sehingga
kebijakan menjadi tidak adil dan tidak mengarah untuk mensejahterakan
masyarakat.
3. Implementasi kebijakan
Implementasi kebijakan adalah proses pelaksanaan kebijakan. Dari
berbagai karakteristik metode, metode kualitatiflah yang paling cocok untuk
digunakan untuk meneliti suatu keadaan yang bersifat proses. Dalam
melakukan penelitian proses implementasi kebijakan, peneliti langsung
mengamati, melakukan wawancara kepada pelaksana, pengawas, pengamat
kebijakan bagaimana proses kebijaksanaan dilaksanakan. Melalui penelitian
ini, diharapkan dapat dikemukakan panduan pelaksanaan kebijakan, prosedur
yang terjadi dalam melaksanakan kebijakan dan selanjutnya dibandingkan
dengan yang seharusnya, kesiapan sumber daya manusia dan sumber daya
yang lain dalam melaksanakan kebijakan, membandingkan pelaksanaan
kebijakan dengan rencana dan menemukan hambatan-hambatan dan
penyimpangan dalam pelaksaan kebijakan.
4. Hasil kebijakan
Hasil kebijakan ada yang terukur secara kuantitatif, tetapi ada yang
tidak terukur. Hasil kebijakan yang dapat diukur secara kuantitatif sebaiknya
diteliti dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian akan
menujukkan secara kuantitatif, seberapa tinggi (%) tujuan kebijakan dapat
dicapai. Selanjutnya untuk mengetahui hasil kebijakan yang tidak dapat
diukur dapat menggunakan metode kualitatif, seperti ungkapan perasaan yang
menyenangkan atau kecewa atas hasil kebijakan yang telah
diimplementasikan, terjadi interaksi social yang lebih baik setelah ada
kebijakan dan lain-lain yang sejenis.
Hasil kebijakan kartu pintar dan kartu sehat tidak hanya diukur dari
berapa anak yang bisa sekolah, berapa orang yang telah mendapatkan
pelayanan kesehatan, tetapi juga diukur dengan metode kualitatif sehingga
dapat memperoleh informasi kualitatif yang menggambarkan perasaan senang
atau kecewa atas hasil kebijkan. Penduduk yang telah memperoleh kartu sehat
juga diteliti bagaimana prosedur memperoleh pelayanan kesehatan, waktu
pelayanan dan perasaan puas atau kecewa atas pelayanan kesehatan yang
diperoleh.
Dengan menggunakan metode kualitatif, diharapkan dapat ditemukan
hasil kebijakan lain yang tidak direncanakan, baik hasil yang positif maupun
yang negative.
5. Outcome kebijakan
Outcome kebijakan adalah dampak dari output suatu kebijakan.
Sebagai contoh, output kebijakan kartu pintar adalah meningkatkan jumlah
anak dari keluarga miskin yang bisa sekolah. Dampaknya adalah jumlah
pengangguran menurun atau penghasilan masyarakat meningkat, karena
setelah orang miskin bisa sekolah, sehingga memperoleh pekerjaan, sehingga
pengangguran semakin berkurang. Output kebijakan kartu Indonesia sehat
dalah semakin meningkatkan penduduk miskin yang mendapat pelayanan
kesehatan. Dan dampaknya adalah derajat kesehatan meningkat.
Metode kualitatif digunakan pada penelitian dampak kebijakan
terutama digunakan untuk mengetahui dampak kebijakan yang tidak terukur
secara kuantitatif dan dapat menggali dampak positif dan negative dari suatu
kebijakan yang tidak direncanakan. Penelitian dilakukan dengan mengamati,
wawancara dan melihat dokumentasi kepada orang-orang yang telah menjadi
sasaran suatu kebijakan. Peneliti menggali informasi yang terkait dengan
dampak kebijakan yang berupa perasaan, ungkapan senang atau kecewa dari
informan yang merupakan sampel sumber data penelitian. Peneliti juga
diharapkan mampu menkonstruksikan fenomena yang berpengaruh positif dan
negative terhadap dampak suatu kebijakan.
6. Evaluasi kebijakan
Metode kualitatif dapat digunakan untuk meneliti apakah pelaksanaan
evaluasi kebijakan sudah benar atau belum. Evaluasi yang benar akan dapat
dilihat dari desain evaluasi, validitas dan reliabilitas, serta kemudahan
instrument evaluasi digunakan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan cara membuat laporan evaluasi. Evaluasi dalam penelitian
kebijakan meliputi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif
dilaksanakan selama kebijakan sedang dilaksanakan dan evaluasi sumatif
dilakukan pada saat kebijakan telah selesai dilaksanakan.
Dengan menggunakan metode kualitatif, akan dapat dievaluasi
ketepatan desain evaluasi, tingkat validitas dan reliabilitas instrument yang
digunakan, ketepatan dalam memilih sampel, sumber data evaluasi, cara
mengumpulkan data, cara analisis data dan ketepatan membuat laporan dan
menarik kesimpulan. Dalam mengumpulkan data peneliti dapat menggunakan
metode dokumentasi, observasi dan wawancara.

D. DIAN
E. DIAN

F. Langkah – Langkah Penelitian Kebijakan dengan Metode Kualitatif


Langkah – langkah dalam penelitian kualitatif lebih bersifat artistik jika
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif yang bersifat baku. Namun demikian,
penelitian kualitatif tetap menggunakan langkah-langkah yang ilmiah. Oleh karena
sifatnya yang tidak baku, maka beberapa literatur tentang penelitian kualitatif memuat
isi yang berbeda mengenai langkah- langkah dalam penelitian kualitatif.
Berikut ini merupakan langkah-langkah penelitian kualitatif yang dimuat pada
buku Metode Penelitian Kebijakan (Sugiono,2017) yang disesuaikan denngan laporan
penelitian yang terdiri dari bab I, II, III, IV dan V.

1. BAB I

Sama halnya dengan laporan penelitain pada umumnya, bab I merupakan


pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus penelitian dan rumusan
masalah. Dalam latar belakang berisi potensi, masalah dan rasa keingintahuan peneliti
untuk melihat situasi sosial tertentu dengan apa, siap, dimana, mengapa, kapan dan
bagaimana.
Penelitian kebijakan yang menggunakan metode kualitatif dapat berangkat
dari potensi. Potensi ini kemungkinan masih belum jelas sehingga perlu diteliti
validitasnya. Tetapi bila potensi sudah jelas, maka penelitian dilakukan untuk
menemukan kebijakan yang efektif untuk pcngembangannya. Penelitian yang
berangkat dari potensi ini, akan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi bila
dibandingkan dcngan penelitian yang berangkat dari masalah. Penelitian yang
berangkat dari masalah, akan cenderung memecahkan masalah, dan pcnelitian dari
potensi akan cenderung mcmberdayakan potensi yang ada. untuk dikembangkan
menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah. Bcrdasarkan potensi tersebut
selanjutnya dibuat kebijakan untuk mengembangkan potensi tersebut Contoh, di
Indonesia banyak energi panas matahari, angin. Energi tersebut dapat dikembangkan
menjadi energi mekanik atau energi listrik yang sangat bermanfaat dalam kehidupan
manusia.
Metode kualitatif juga dapat berangkat dari masalah. Namun masalah yang
dibawa oleh peneliti bersifat sementara dan akan berkembang di lapangan. Bila
masalah sudah jelas maka pada bagian ini perlu dikemukakan adanya kesenjangan
antara agenda kebijakan dengan rumusan kebijakan dan atau kesenjangan antara
rumusan kebijakan dengan program kebijakan, dan atau kesenjangan antara program
dalam kebijakan dengan implementasi kebijakan, dan atau kesenjangan antara tujuan
kebijakan dengan hasil dan dampak kebijakan. Berikut ini dikemukakan latar
belakang masalah yang dapat ditindaklanjuti dengan penelitian dengan metode
kualitatif.
Bila masalah atau potensi terlalu luas, baik dari segi cakupan potensi dan
pemasalahan, maupun dari segi luasnya potensi dan masalah, maka peneliti dapat
memfokuskan penelitian pada hal-hal yang dipandang penting, mendesak dan
fleksibel untuk dikeljakan. Pada level negara penelitian kebijakan bisa difokuskan
pada bidang sumber daya manusianya, atau sumber daya alamnya, atau industri atau
pertanian. Cakupan wilayahnya bisa difokuskan untuk pedesaan atau perkotaan. Pada
era Orde Baru kebijakan pemerintah lebih difokuskan pada bidang ekonomi, sehingga
penelitian kebijakan difokuskan pada bidang tersebut serta hal-hal yang mendukung
atau menghambat dalam pelaksanaan kebijakan ekonomi tersebut.
Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat altematif untuk menetapkan fokus
yaitu:
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori
yang telah ada.
Dalam penelitian kualitatif dapat mengambil beberapa fokus yang satu sama
Iain terkait. Contoh dalam bidang pendidikan, fokus penelitian bisa: kurikulum,
pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan, evaluasi dan standar kompetensi lulusan, peran masyarakat, pemerintah
dan dunia usaha serta dunia industri. Berdasarkan fokus tersebut selanjutnya dibuat
rumusan masalah yang berupa pertanyaan penelitian. Penelitian yang berangkat dari
potensi tidak dibuat rumusan masalah, tetapi pertanyaan penelitian. Setiap fokus
dapat dibuat lebih dari satu pertanyaan penelitian. Bentuk-bentuk rumusan masalah
atau pertanyaan peneiitian secara umum adalah sebagai berikut.
1. Rumusan masalah eksploratif adalah rumusan masalah yang membantu
peneliti untuk menggali dan mengungkapkan potensi dan permasalahan
yang ada pada situasi sosial tcrtentu yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam perumusan kebijakan. Karena sifatnya eksplorasi,
maka data yang diperoleh masih perlu diuji dengan penelitian-penelitian
selanjutmya. Contoh: potensi apa yang ada pada komunitas sosial itu?
Permasalahan apa yang ada pada kelompok nelayan di pantai selatan
Pulau jawa?
2. Rumusan masalah proses adalah suatu rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk menggambarkan proses pelaksanaan suatu kebijakan.
Contoh: bagaimanakah proses pelaksanaan kebijakan perijinan usaha
dilaksanakan? Bagaimanakah interaksi sosiai setelah ada kebiJakan Kartu
Indonesia Sehat?
3. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk memotret atau menggambarkan situasi sosial
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Contoh:
bagaimanakah kehidupan kelompok petani di di era teknologi informasi?
Bagaimanakah profll pengangguran di Indonesia.
4. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial satu dibandingkan
dengan konteks yang lain. Contoh: adakah perbedaan gaya kepemimpinan
kepala daerah antara pemimpin dari partai yang berbasis agama dan partai
nasional, Adakah perbedaan tatakrama anggota DPR sebelum era
reformasi dan setelah era reformasi‘?
5. Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk menemukan hubungan antara situasi sosial atau
domain/kategori satu dengan yang lainnya.

2. BAB ll

Bab ll berisi tentang kajian Teori dan Kebijakan. Semua penelitian bersifat
ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian
kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi
untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis,
dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan
teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan
dipakai.
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa Oleh peneliti
masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal
penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara. dan akan berkembang setelah
peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau
dulam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam
penelitian kualitatif bersifat menemukan hipotesis atau teori. Teori berfungsi
membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian, memandu peneliti
mengumpulkan data dan analisis data. Bila peneliti tidak berbekal teori. maka peneliti
kualitatif tidak bisa menjadi human instrumen, tidak bisa mengumpulkan data secara
lengkap dan akurat.
Sebagai human instrumen maka. peneliti harus dapat membuat pertanyaaan
kepada informan untuk mengungkapkan apa yang difahami tentang suatu kebijakan,
bagaimana kebijakan itu diterapkan, bagaimana dampak kebijakan terhadap informan
tersebut. Dengan berbekal teori, peneliti kualitatif dapat mengukur apakah informan
memahami kebijakan, merasakan hasil dan dampak dari suatu kebijakan. Dengan
berbekal teori peneliti kualitatif dapat mengelompokkan data yang diperoleh dalam
kategori-kategori tertentu, yang selanjutnya mampu mengkonstruksikan hubungan
antar kategori dalam konstruk hubungan variabel yang mudah difahami oleh olah
orang lain. Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan
jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat
holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak
karena harus disesuaikan dengun fenomena yang berkembang di lapangan.
Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori
sehingga wawasannya akan menjadi lebih luas, dan dapat menjadi instrumen
penelitian yang baik. Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti
kualitatif dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis,
kebijakan maupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang diteliti yang
berupa nilai, budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang
pada konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka
pcneliti akan sulit membuka penanyaan kepada sumber data, sulit memahami apa
yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis sccara induktif terhadap data yang
diperolch. Sebagai contoh seorang pencliti bidang manajemen akan merasa sulit
untuk mendapatkan data tentang kesehatan, karena untuk bertanya pada bidang
kesehatan saja aka mengalami kesulitan. Demikian juga peneliti yang berlatarbelakan
pendidikan, akan sulit untuk bertanya dan memahami bidang antropologi.
Dalam penelitian kebijakan selain ada kajian teori, juga ada kajian terhadap
kebijakan yang diteliti dan kebijakan lain yang terkait. Peneliti yang akan melakukan
penelitian untuk mengetahui proses implementasi kebijakan, mengevaluasi hasil dan
dampak suatu kebijakan, maka harus memahami tcntang kebijakan itu, dari segi
tujuan, program-pmgram, dan strategi implementasi kebijakan yang digunakan,
Peneliliti yang akan membantu pembuat kebijakan, untuk membuat kebijakan baru
maka harus mengkaji kebijakan yang telah ada jangan sampai terjadi kebijakan yang
tumpang tindih.

3. BAB Ill

Bab III adalah bab Desain Penelitian. Dalam bab III ini berisi tentang, metode
penelitian yang digunakan, tempat penelitian, teknik pengumpulan data. instrumen
penelitian, teknik analisis data dan uji keabsahan data. Dalam hal ini metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Terdapat beberapa jenis metode
kualitatif, yaitu: ethnography, grounded theatjv; phenomenology, case study, dan
narrative research. Bila penelitian kebijakan terkait dengan budaya. maka lebih cocok
menggunakan ethnogfaphy; bila ingin mengembangkan teori kebijakan, lebih cocok
menggunakan grounded theory, bila ingin meneliti proses kebijakan menurut
pandangan yang dikenai kebijakan lebih cocok menggunakan phenomenology, bila
ingin meneliti tentang kasus khusus gunakan studi kasus, dan bila ingin menuliskan
biography seorang negarawan atau tokoh gunakan narrative research.
Dalam bab ini perlu dikemukakan salah satu dari metode enelitian kualitatif
yang digunakan, misalnya phenomenology. Penelitian kualitatif dilakukan pada
tempat/setting tertentu, oleh karena itu perlu dikemukakan di mana tempat penelitian
akan dilakukan. misalnya di kabupaten, atau kecamatan, atau desa, atau sekolah
tertentu. Di tempat itu pada tahap awal, peneliti akan memilih orang kunci (key
person) yang diharapkan dapat “membukakan pintu” kepada peneliti untuk
menjelajahi dan mengumpulkan data di tempat yang tclah ditetapkan. Key person ini
adalah orang yang mempunyai nton'tas atau yang punya power terhadap tempat yang
akan diteliti. Key person ini, misalnya, Bupati. Camat, Rektor, Kepala Sekolah,
Kepala Suku atau pimpinan informal yang lain.
Bersamaan dengan menentukan keyperson, peneliti juga menetapkan
informan (sampel dalam penelitian kuantitatif) yang akan digunakan sebagai sumber
data. Dalam metode kualitatif, pemilihan sampel tidak menekankan pada banyaknya
infommn yang akan digunakan sebagai sampel sumber data, tetapi lebih menekankan
kepada siapa yang memiliki informasi tentang apa yang diteliti dan mempunyai
kemampuan untuk menyampaikan informasi tersebut kepada peneliti.

a. Sampel Sumber Data/lnforman

Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah


purposive sampling, dan snowball sampling. Seperti telah dikemukakan bahwa.
purposive sampling adalah teknik pengambilan informan/sampel sumber data dengan
penimbangan terteniu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang
diteliti. Snowball sampling adalah teknik Pengambilan sampel sumber data, yang
pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena
dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data
yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai
sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar,
seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.
Menurut Lincoln dan Guba (1985), dalam penelitian naturalistik spesiflkasi
sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ciri-ciri khusus sampel purposive, yaitu l)
Emergent sampling design/sementara 2) Serial selection of sample
units/menggelinding seperti bola salju (snow ball) 3) Continuous adjustment or
focusing’ of the sample/disesuaikan dengan kebutuhan 4) Selection to the point of
redundancy/dipilih sampai jenuh (Lincoln dan Cuba. 1985).
Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti
mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling
design). Caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan
memberikan data yang diperlukan; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang
diperoleh dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang
dipertimbangkan akan memberikan data lebih tengkap. Praktik seperti inilah yang
disebut sebagai “serial selectio” of sample units” (Lincoln dan Guba, 1985), atau
dalam kata-kata Bogdan dan Biklen (1982) dinamakan “snowball sampling technique
Unit sampel yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan makin terarahnya
fokus penelitian. Proses ini dinamakan Bodan dan Biklen (1982) sebagai “continuous
adjustment of focusing' of the sample.
Dalam proses penentuan sampel seperti dijelaskan di atas. bempa besar
sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Seperti telah dikutip di atas, dalam
sampel purposive besar sampel ditentukan oleh pertimbangan infomasi. Seperti
ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985) bahwa “If the purpose is to minimize
information, then sampling is terminated when no new information is forth-coming
from newly sampled units; thus redundancy is the primary criterion". Dalam
hubungan ini S. Nasution (1988) menjelaskan bahwa penentuan unit sampel
(responden) dianggap telah memadai apabila telah sampui kepada taraf “redundancy”
(datanya telah jenuh, ditambah sampel lagi tidak membcrikan informasi yang baru),
artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi
diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.
Dalam proposal penelitian kualitatif, sampel sumber data yang dikemukakan
masih bersifat sementara. Namun demikian pembuat proposal perlu menyebutkan
siapa-siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai sumber data. Misalnya akan
meneliti model pengambilan keputusan seorang Gubemur, maka sampel sumber data
sebagai informan adalah, ketua Wakil/Deputy Gubernur, Ketua Bapeda, Sekretaris
Daerah. Ketua DPRD, staf Ahli Gubemur dan lainlain yang terkait. Selanjutnya
misalnya meneliti tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka kemungkinan sampel
sumber datanya adalah pimpinan yang bersangkutan, bawahan, atasan, dan teman
Sejawatnya, yang dianggap paling tahu tentang gaya kepemimpinan yang diteliti.
Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan
bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang di
dalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya.Selanjutnya
dinyatakan bahwa. sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang
memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sckedar diketahui, tetapi juga
dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
3. Mercka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimimai informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
“kemasannya” sendiri.
5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber.
Seperti telah dikemukakan bahwa. penambahan sampel itu dihentikan,
manakala datanya sudah jenuh. Dari berbagai informal, baik yang lama maupun yang
baru, tidak memberikan data baru lagi. Bila pemilihan sampel atau informan benar-
benar jatuh pada subyek yang benar-benar menguasai situasi sosial yang diteliti
(obyek), maka mempakan keuntungan bagi peneliti. karena tidak memerlukan banyak
sampel lagi, sehingga penelitian cepat selesai. Jadi yang menjadi kepedulian bagi
peneliti kualitatif adalah “tuntasnya” perolehan informasi dengan keragaman variasi
yang ada, bukan banyaknya sampel sumber data.

b. lnstrumen Penelitian

Daiam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen 'atau alat ' penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai' instrumen (human
instrumem)juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan
penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai
instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif,
penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki
obyek penelitian, baik secara akadcmik maupun logistiknya. Yang melakukan
validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman
terhadap metode kualitatifl. Penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti kualilatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data. melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data‘ menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dalam obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya’ hasil yang diharapkan
semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam mem
andang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik
(menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan , kedalam variabel-variabel
penelitian. Kalaupun dapat dipisah-pisahkan, variabelnya akan banyak sekali. Dengan
demikian dalam penelitian ' kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen
penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam
penelitian kualitatif “the researcher is the key instrumen". Jadi peneliti adalah
merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
Nasution (1988 ) menyatakan; Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan
lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utamaAlasannya
ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang
diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jclas sebelumnya.
chala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan
yangserba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dann hanya peneliti itu
sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya Berdasarkan dua
pemyataan tersebut dapat difahami bahwa, dalam penelitian kualitatif pada awalnya
di mana permasalahan belum jelas dam pasti, maka yang menjadi instrumen adalah
peneliti sendiri. Tetapi sctelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat
dikembangkan suatu instrumen.
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
dikembangkan instrumen penelitian scderhana, yang diharapkan dapat melengkapi
data dan membandingkan dengzin data yang telah ditemukan melalui observasi dan
wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand (our question,
tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat
kosimpulan.
Menurut Nasution (1988), peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk
penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test
atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan
pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita pe1iu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan Pen getahuan kita
5. Peneliti sebagai instrumen dapat Segera menganalisis data yang diperoleh la
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segcra untuk menentukan
arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan scgera sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantiflkasi agar
dapat diolah secara statistik, sedangkan yang mcnyimpang dari itu tidak
_dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang
menyimpang justru diberj perhatian. Respon yang lain daripada yang lain,
bahkan yang benentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan
dan tingkal pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

c. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data mempakan-langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penuliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan
secara siklus yang berulang~u1ang dari yang bersifat umum sampai yang spesiflk.
Kegiatan analisis data dilakukan bersamaan dengan analisis data. Siklus dalam
pengumpulan data adalah, berflkir,
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah
dengan berbagai responden, pada suatu seminar, .diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila
di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data 'dapat menggunakan sumber
primer, dan sumber sekunder. Sumber pn'mef adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tiduk langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewaf orang
lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
(pengamatan) interview (wawancara), kuesioner (angkct), dokumentasi dan gabungan
keempatnya.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pcngumpulan data lebih
banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam
(in depth interview) dan dokumentasi. Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman,
mcnyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative researches
gathering information are, participation in the setting. direct observation, in-depth
interviewing, document review “. Metode pengumpulan data yang utama dalam
penelitian kualitatif adalah, peneliti berpartisipasi di obyek yang diteliti, melakukan
observasi langsung. melakukan wawancara dun studi dokumentasi secara mendalam.
Penelitian kualitatif yang ukan menemukan sesuatu yang baru. Kegiatan
penelitian kualitatif dilakukun melalui tiga tahap, yaitu tahap penjelajahan secara
umum. mereduksi data, dan mengurai fokus. Pada luhap pejelajahan peneliti
melakukan observasi dan wawancara sccaru menyeluruh. memotruit semua yang ada
di obyek tersebut, schingga semua data terekam. Dalam kcgiatan ini menghasilkan
kesimpulun l. Dulam kesimpulan l, semua data direkam, dan digumbarkan Liulam
bentuk huruf besar, huruf kecil, angka dan simhol-simbol yang bclum tenata. Data
yang diperoleh pada tahap pcnjclujalmn cukup banyuk, schingga kcgiatan penelitian
berikutnya udulah mclakukun data rcduksi. Data yang banyak tersebut selanjutnya
dipiiih dzm dipilih mana yang baru, dan mana yang penting, sclanjutnya disusun kc
dalam kategori-katcgori yang merupakan fokus pcnclitian. chiat-Lm ini mcnghasilkan
kcsimpulan 2, di mana data pada kcsimpulan l sctclah dircduksi dapat dikatcgorikan
scbagai huruf hcsur. humf kecil dun angka. Sctelah data direduksi dan menemukan
fokus pcnclitian, maka kegiatan berikutnya adalah mengurai fokus ke yang iebih
rinci. Pada kegiatan ini akan menghasilkan kcsimpulan 3, yang berupa uraian dari
fokus yang ditetapkan. Misalnya fokusnya A, maku dzipat diuraikan ke dalam Al,
A2, A3 dan seterusnya. Misalnya fokusnya pcndidikan, maka dapat diuraikan ke
pendidikan formal, nonfonnul dan informal. Pendidikan formal dapat diuraikan
bcrdasarkan jenjang, dan jenis pendidikan. Ibarat fokusnya dahan suatu pohon, maka
akan diuraikan ke dalam ranting-ranting. Kegiatan dalam pengumpulan data bcrsifat
siklus yang meliputi: 1 = berfikir, 2 = bertanya, 3 = analisis, 4 = kesimpulan, 5 =
refleksi. Dengan demikian analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data.

d. Teknik Analisis Data

Sebagian dari analisis data telah dikemukakan pada pengumpulan data. karena
analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data. Dalam penelitian kualitatif, data dipcroleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bemlacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara tems menems sampai datanya jenuh. Deng-an. pengamatan yang
terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh
pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif),
sehingga .teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh
karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti dinyatakan
oleh Miles and Huberman (1984), bahwa “ The most serious and central diffiiculty in
the use qualitative data is that methods of analvsis are not wellformulate”. Yang
paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis
belum dirumuskan dengan baik. Selanjutnya Susan Stainback menyatakan: “There
are no guidelines in qualitative research fbr determining how much data and data
analysis are necessary to support and assertion, conclusion, or theory”. Belum ada
panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan
analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori Selanutnya
Nasution menyatakan bahwa:
“Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis
mem‘erlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara
tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus
mencari sendiri m'etode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya, Bahan
yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data analysis
is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts,
field notes, and other materials that you accumulate to increase your own
understanding of them and to enable you to present what you have discovered to
others" Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinfomlasikan kepada orang
lain. Analisis data dilakukan dengan mcngorganisasikan data, menjabarkannya ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan
kepada orang lain.
Dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis data adalah proses: memilih mana
yang penting dan tidak panting, mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasi] wawancara, catatan lapangan. dan dokumentasi. dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola hubungan antar kategori, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.
Berdasarkan hipotesis yang. dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya
dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutriya dapat disimpulkan
apakah hipotesis tersebutditerima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila
berdasarkan data yang dapat dikumpulkan sccara berulang-ulang dengan teknik
triangulasi, temyata hipotesis di’rerima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi
teori.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebclum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution
(1988) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masaiah. sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung teruS' sampai penulisan hasil
penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika
mungkin, teori yang grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. In fact.
data analysis in qualitative research is an ongoing activity that occurs throughout the
investigative process rather than after process. Dalam kenyataannya, analisis data
kualitatif kebanyakan berlangsung selama proses Pengumpulan data dan setelah
selesai pengumpulan data.

1) Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki


lapangan. Analisis dilakukan terhadap data basil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian
fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
masuk dan selama di lapangan. Jadi ibarat seseorang ingin mencari pohon jati di
suatu hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat diduga bahwa
hutan tersebut ada pohon jatinya. Oleh karena itu peneliti dalam membuat proposal
penelitian, fokusnya adalah ingin menemukan pohon jati pada hutan tersebut, berikut
karakteristiknya. Setelah peneliti masuk ke hutan beberapa lama, temyata hutan
tersebut tidak ada pohon jatinya. Kalau peneliti kuantitatif tentu akan membatalkan
penelitiannya. Tetapi kalau peneliti kualitatif tidak. karena fokus penelitian bersifat
sementara dan akan berkembang setelah di lapangan. Bagi peneliti kualitatif, kalau
fokus penelitian yang dirumuskan pada proposal tidak ada di lapangan, maka peneliti
akan merubah fokusnya, tidak lagi mencari kayu jati lagi di hutan, tetapi akan
berubah dan mungkin setelah masuk hutan tidak lagi tertarik pada kayu jati lagi,
tetapi beralih ke pohon-pohon yang lain, bahkan juga mengamati binatang yang ada
di hutan tersebut.

2) Analisis Selama di Lapangan Model Miles and Huberman

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.
Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belun} memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi. sampal tahap tertcntu, dipcrolch data yang
dianggap kredibel. Miles and Huberman (1984), mengcmukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan sccara interaktif dun berlangsung secara teruS
menerus sampai tuntas, schingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reeduction, data display, dan conclution drawing/verification.

3) analisis setelah data dilapangan

Data yang dianalisis dalam kegiatan ini adalah seluruh data yang telah dianalisis,
telah diuji keabsahan datanya dan telah menjadi kesimpulan akhir di lapangan.

4. BAB IV

Langkah penelitian berikutnya adalah memaparkan hasil penelitian yang tesusun


dalam bab IV. Bab ini berisi tentang pemaparan hasil penelitian, pembahasan dan
rekomendasi alternatif kebijakan.

5. BAB V

Langkah terakhir dari setiap penelitian, termasuk penelitian yang


menggunakan metode kualitatif adalah membuat kesimpulan dan tekomendasi.
Dalam laporan penelitian, membuat kesimpulan dan rekomendasi diwujudkan dalam
bab V. Kesimpulan dibuat secara ringkas dan jelas yang merupakan jawaban dari
rumusan masalah yang telah ditemukan di lapangan (bukan merupakan rumusan
masalah awal). Rekomendasi dibuat berdaarkan kesimpulan yang telah dirumuskan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada . temuan dapat berupa hasil eksplorasi, deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti
menjadi jelas. Selain itu temuan juga dapat berupa perbandinga antar ategorisasi,
hubungan asosiatif kausal atau interaktif, hipotesis atau penjelasan makna dari suatu
peristiwa.
Kesimpulan yang dihasilkan dari prnrlitian yang menggunakan metode
kualitatif, dimana penelitian dilakukan pada obyek yang kecil atau kasus, maka
kesimpulan tersebut masuh dipandang sebagai hipotesis bagi tempat lain. Hasil
penelitian kualitatif akan mempunyai nilai yang lebih tinggi kalau kesimpulannya
dibuktikan di tempat lain yang lebih luas dengan metode kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexi, J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Salahuddin, Anas. (2017). Metode Riset Kebijakan Pendidikan. Bandung:


Pustaka Setia

Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kebijakan.

Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:


Kencana

Anda mungkin juga menyukai