PEMBAHASAN
1
menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi, sekaligus membangun citra positif
lembaga.
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan
informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan
masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah
situasi.
2
pemangku kepentingan internal dan eksternal" Mersham, Rensburg & Skinner (dalam
Sriramesh, Ed, 2003:156).
Definisi yang dikatakan oleh PRISA ternyata disetujui oleh para praktisi PR Afrika.
Selatan dan para akademisi. Definisi tersebut membantu menggambarkan apa sifat,
peran dan niat PR sesungguhnya. Namun menurut Mersham (dalam Sriramesh,
2003:190) bahwa Afrika Selatan perlu terus mencari wawasan yang lebih substansial
dan teoritis ke Negara-negara yang lebih berkembang dan telah lebih dulu menerapkan
PR. wawasan yang luas, selalu diperlukan terutama ketika akan mengimplementasikan
sebuah praktik sehingga dapat membantu dalam pengaplikasian dan pelaksanaan
kedepannya, dalam hal ini Afrika Selatan.
Berbicara tentang status dan image PR di afrika selatan banyak yang telah
dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk mengoptimalkan peran di bidang Profesi
dan pendidikan. Kegiatan PR di Afrika selatan telah berubah dari masa ke masa dan saat
ini telah menjadi suatu kepentingan yang diprioritaskan, tetapi tetap saja Afrika harus
menerima akibat dari tetapi tetap saja Afrika harus menerima akibat dari reputasinya di
masa dahulu yang merendahkannya.
PR di Afrika Selatan dapat digambarkan berada dalam fase transisi, mereka selalu
mencoba menggabungkan kegiatannya dengan unsur-unsur etnik dengan mengadopsi
visi misi sosial yang ada, dimana mereka masih harus bertanggungjawab kepada para
pemangku kepentingan, dalam hal ini praktisi maupun akademisi PR dengan ketua
masyarakat di Afria.
Terlepas dari itu semua, di tahun 1950 istilah PR di Afrika selatan mulai
disalahpahami, mereka hanya tau bahwa PR itu identic dengan propaganda, pers, dan
juga manipulasi. Bahkan seringkali dianggap sama dengan iklan, pemasaran, dan juga
promosi. Karena hal itu terjadi praktisi PR menjadi dicurigai karena tidak
menyampaikan informasi, serta ilmu yang lengkap. dan jelas.
Setelah tahun 1994 upaya habis-habisan telah dilakukan oleh para akademisi,
praktisi serta PRISA untuk meluruskan apa yang sebenarnya menjadi ranah dan sifat PR
Cullingworth dan Mersham (dalam Sriramesh. Ed, 2003:111).
3
2.3 Peran Humas Rumah Sakit
Peranan humas bagi sebuah rumah sakit sangatlah penting dalam memberikan
informasi kepada masyarakat. Selain sebagai ujung tombak dalam program atau
kegiatan yang dilakukan rumah sakit, baik itu kegiatan yang bersifat institusional
maupun kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang mampu mendekatkan hubungan
baik antara rumah sakit dengan masyarakat luas. Selain itu, humas rumah sakit juga
berperan penting dalam memberikan penjelasan terkait dengan kejadian-kejadian luar
biasa yang dialami rumah sakit bersangkutan. Misalnya, kasus mal praktek dokter
sampai dengan up date informasi jumlah korban bencana alam.
Membahas citra rumah sakit kadang membuat perbedaan mengenai citra rumah
sakit itu sendiri di mata masyarakat yang kebanyakan menemui banyak komentar.
Suasana, kebersihan dan kenyamanan kurang diperhatikan. Banyak dokter yang tidak
memberi penjelasan yang cukup kepada pasien, akibatnya pasien merasa kurang
disegani. Ada juga dokter yang terlalu banyak pasien sehingga dalam proses
pemeriksaan, dokter memeriksa pasien dengan cepat dan tidak akurat. Banyak dokter
dan perawat tidak memberikan layanan yang baik dengan memperlihatkan muka (judes,
acuh, cuek, sombong, tidak sopan). Antara dokter dinilai saling melindungi pada kasus
yang dinilai merugikan pasien.
Contoh kasus yang terjadi di Rumah Sakit besar di Indonesia :
1. RS Siloam Gleaneagles (Tanggerang) dilaporkan ke polisi oleh Ade Irma
Effendy (37), Dr. Antonius, dokter ahli kandungan Rumah sakit, dilaporkan
terkait dengan dugaan mal praktek yang dilakukan rumah sakit itu. Karena
Pasien (Ade) mengalami keguguran setelah ditangani dan diberi obat oleh pihak
rumah sakit. Ade menduga, RS Siloam melakukan mal praktek.
2. Kasus prita yang sama juga terkait tentang ada dugaan mal praktek namun pihak
dari Manajemen Humas RS OMNI, Jika dari awal Kasus ini tidak Diblow Up
Maka Citra OMNI Tidak Akan Terpuruk Seperti Ini dari Segi Bisnis Sangat
Tidak Menguntungkan OMNI justru balik melaporkan bukan memberikan
klarifikasi yang benar.
4
Dalam hal ini peran humas rumah sakit kurang baik dan tidak mendukung dalam
layanan masyarakat di anggap tidak peduli antar sesama. Sebaliknya, citra rumah sakit
di luar negeri lebih baik. Seperti dalam memeberikan diagnosa dokter lebih akurat,
suasana rumah sakit nyaman, modern, bersih, indah, penataan ruang rapi dan tidak
berkesan rumah sakit. Hal ini Dokter dinilai lebih komunikatif dan para perawatnya
ramah dan sopan dalam melayani pasien. Untuk itu dalam menangani perbaikan dan
meningkatkan citra rumah sakit lebih bagus lagi, peran humas disarankan melakukan
fungsi strategi yang lebih mengedepankan pelayanan dari fungsi rumah sakit yang
sebenarnya, yaitu menilai sikap dan persepsi dari setiap kelompok masyarakat terhadap
rumah sakit untuk memahami aspirasi dan harapan mereka selama mendapatkan
pelayanan. Selanjutnya Humas merencanakan dan melaksanakan suatu progra dan
komunikasikan kepada masyarakat untuk mendapatkan pengertian, penerimaan, minat
dan dukungan dari seluruh kelompok masyarakat.
7
8