Disusun Oleh:
Maryam Jamilah
(H251180141)
Maryam Jamilah
PENDAHULUAN
Untuk dapat berlanjut (sustain) suatu UKM harus mampu memanfaatkan peluang yang
ada serta memiliki kemampuan daya saing yang baik dengan melakukan perubahan guna
menghadapi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah. Kemampuan mengantisipasi perubahan
ini tergantung pada kreativitas, inovasi dan skill para anggota organisasi dan dapat ditumbuhkan
melalui pelatihan dengan proses pembelajaran secara berkesinambungan (learning organization)
(Mulyono dan Kresnaini, 2015). Penelitian terkait peubahan UKM dilakukan oleh Mulyono dan
Kresnaini (2015) dengan menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung learning
organization dan kemampuan individu terhadap perubahan UKM serta menganalisis
implementasi learning organization pada UKM dengan objek penelitian seluruh UKM yang
berada di Malang dan bergerak dibidang industri kerajinan.
METODE PENELITIAN
Pada artikel ini akan dianalisis metode yang digunakan dalam jurnal utama yang ditulis
oleh Muslim et al. (2017) dan membandingkannya dengan metode yang digunakan pada jurnal-
jurnal terkait. Subjek penelitian yang dilakukan oleh Muslim et al. (2017) adalah karyawan dan
pemilik UKM. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 88 responden yang
diperoleh dengan metode quota sampling dan perhitungan menggunakan rumus Slovin dari total
populasi 112 responden. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer
didapat dari kuesioner yang diberikan kepada pemilik dan karyawan UKM.
Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model - Parsial Least
Square (SEM-PLS) dengan dua gugus model persamaan linear, yaitu model dalam (inner model
dan model luar (outer model). Dalam model dalam akan dianalisis hubungan antar vaiabel laten
sedangkan model luar melihat hubungan variabel laten dengan variabel indikator. Variabel laten
dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan, siklus hidup organisasi, kompetensi, organisasi
pembelajar, dan keberlanjutan UKM. Setiap variabel-vaiabel laten dalam model diukur
menggunakan variabel indikator yang ditentukan berdasarkan teori-teori penelitian terdahulu.
Dengan menggunakan metode SEM-PLS akan dianalisis pengaruh langsung dan tidak langsung
antar variabel laten, oleh karena itu hipotesis yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sarma (2014) keberlanjutan UKM (Y2) diukur
dengan variabel-vaiabel bebas (X) dan variabel perantara (intervening) (Y1). Variabel -variabel
bebas dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik industri kecil/pengrajin (X1), karakteristik
usaha(X2), motivasi usaha (X3), intervensi kebijakan pemerintah (X4), penerapan CAFTA (X5)
dan pengembangan usaha pengrajin (Y1). Objek dalam penelitian ini adalah industri kecil yang
bergerak dibidang produksi alas kaki di wilayah Bogor. Populasi penelitian adalah seluruh
industri kecil di Bogor dan dengan metode purposive sampling diambil sampel penelitian
sebanyak 100 responden. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer yang
dikumpulkan berdasarkan metode kuesioner/angket, observasi lapangan, wawancara (indepth
interview), studi dokumentasi dan membuat lembar penilaian. Data yang telah didapat
selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode analisis data Structural Equation Model (SEM)
untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel bebas, variabel intervening
dan variabel terikat.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mulyono dan Kresnaini (2015) menggunakan
metode erplanatory research dan deskriptive research untuk menguji hipotesis penelitian serta
menjelaskan secaa terpeinci terkait hubungan learning organization dan kemampuan individu
(kompetensi) terhadap perubahan organisasi. Objek pada penelitian ini adalah seluruh UKM
yang berada di Malang dan bergerak dibidang industri kerajinan. Penentuan objek tersebut
berdasarkan dengan kriteria tertentu yaitu UKM yang memiliki volume penjualan ≤ Rp1 Milyar,
memiliki modal usaha di luar tanah dan gedung ≤ Rp200 Juta, terdaftar/memiliki ijin usaha dan
mempunyai tenaga kerja sedikitnya 5 sampai 99 orang. Penentuan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik multi stages sampling yang mana terdiri dari dua tahap pengambilan
sampel. Pada tahap pertama menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan
jumlah kecamatan yang dijadikan sampel dan didapatkan sebanyak sedangkan pada tahap kedua
menentukan sampel secara proporsional pada setiap kecamatan yang telah terpilih. Berdasarkan
kedua metode tersebut didapatkan 198 UKM yang dijadikan sampel yang diperoleh dari 5
kecamatan yaitu kecamatan Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru dan Sukun.
Proporsi sampel pada setiap kecamatan adalah Blimbing sebanyak 56, Kedungkandang sebanyak
27, Klojen sebanyak 33, Lowokwaru sebanyak 40 dan Sukun sebanyak 42 UKM. Metode
pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang diukur dengan skala Likert dengan
nilai 1 sampai 5. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan full model
Structural Equation (SEM). Variabel laten pada analisis SEM terdiri dari learning organization
yang merupakan variabel bebas, kemampuan individu sebagai variabel perantara (intervening)
dan perubahan organisasi sebagai variabel terikat. Dengan metode SEM akan dianlisis hubungan
learning organization dengan perubahan organisasi secara langsung dan secara tidak langsung
melalui perantasa kemampuan individu.
Gaya Kepemimpinan
Variabel gaya kepemimpinan diukur dengan enam variabel indikator yaitu, the coercive
style, the authoritative style, the affiliative style, the democratic style, the pacesetting style, dan
the coaching style. Berdasakan pengolahan data menggunakan metode SEM-PLS didapati bahwa
gaya kepempinan memiliki pengaruh positif secara langsung yang signifikan terhadap siklus
hidup organisasi, kompetensi, dan organisai pembelajar. Hal tersebut dilihat dari nilai koefisien
jalur dan nilai t-hitung dari hubungan masing-masing variabel. Gaya kemimpinan memiliki
hubungan positif yang signifikan terhadap siklus hidup organisasi dengan nilai koefisien jalur
sebesar 0,826 dengan t hitung 21,256 > 1,96. Gaya kepemimpinan memiliki hubungan positif
signifikan terhadap kompetensi dengan koefisien jalur sebesar 0,363 dan t hitung 3,473 > 1,96.
Gaya kepemimpinan memiliki hubungan positif signifikan terhadap organisasi pembelajar
dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,847dan t hitung 20,496 >1,96.
Variabel siklus hidup organisasi diukur dengan empat variabel indikator yaitu,
entrepreneurial, collectivity, formalization, dan elaboration. Dari hasil analisis data didapati
bahwa siklus hidup organisasi memiliki hubungan positif signifikan dengan kompetensi dengan
nilai koefisien jalur sebesar 0,305 dan t hitung 2,796 > 1,96 sedangkan dengan sustainability,
siklus hidup organisai memiliki hubungan yang positif namun tidak signifikan dengan nilai
kefisien jalur sebesar 0,222 dan t hitung 1,738 < 1,96.
Siklus hidup organisai memiliki hubungan yang positif namun tidak signifikan terhadap
keberlanjutan UKM dengan nilai kefisien jalur sebesar 0,222 dan t hitung 1,738 < 1,96. Hasil
tersebut mengidentifikasikan bahwa suatu UKM dapat bertahan dan berlanjut di masa yang akan
datang tanpa dipengaruhi oleh siklus hidup organisasi dari UKM itu sendiri. Hal tersebut dapat
terjadi dikarenakan bisnis UKM baru berada pada tahap awal siklus hidup organisasi
Kompetensi
Variabel kompetensi diukur dengan enam variabel indikator yaitu knowledge, understand,
application, analysis, synthesis, dan evaluation. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa
kompetensi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sustainability dengan nilai
koefisien jalur sebesar 0,435 dan t hitung sebesar 4,010 > 1,96. Hasil tersebut
mengidentifikasikan bahwa semakin baik kemampuan individu (kompetensi) SDM pada suatu
UKM maka akan meningkatkan keberlanjutan (sustainability) UKM di masa yang akan datang.
Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyono et al. (2015) yang menyatakan
bahwa kemampuan individu (kompetensi) berpengauh positif signifikan terhadap perubahan
organisasi (UKM). Untuk dapat bertahan (sustain) suatu UKM harus dapat melakukan perubahan
guna menyesuaikan dengan lingkungan bisnis yang terus berubah, oleh karena itu semakin baik
kompetensi SDM dalam UKM maka semakin mudah UKM tersebut untuk dapat melakukan
perubahan.
Organisasi Pembelajar
Variabel organisasi pembelajar diukur dengan lima variabel indikator yaitu personal
mastery, mental model, shared vision, system thinking, dan team learning. Dari hasil yang
didapat menunjukkan bahwa organisasi pembelajar memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kompetensi dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,276 dan t hitung 2,954
>1,96. Selain itu organisai pembelajar juga memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap
sustainability dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,273 dan t hitung 2,183 > 1,96.
Keberlanjutan UKM
Variabel keberlanjutan UKM diukur dengan delapan variabel indikator yaitu alignment,
shared purpose, leadership, locus of engangement, assessment and evaluation, balancing short
and long-term horizon, agility dan capability building. Keberlanjutan (sustainability) UKM
dipengaruhi oleh kompetensi dan organisasi pembelajar dengan artian untuk dapat bertahan dan
memiliki keberlanjutan usaha maka suatu UKM haus memiliki SDM yang kompeten dan
diperlukan adanya pembelajaran secara terus menerus oleh setiap anggota organisasi.
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian yang dilakukan pada UKM alas kaki di Bogor adalah karakteristik
industri, penerapan CAFTA dan pengembangan usaha berpengaruh langsung terhadap
keberlanjutan usaha. Artinya penerapan CAFTA dapat memberikan peluang kepada UKM untuk
dapat bersaing secara global dengan diiringi pengembangan usaha yang dapat dilakukan dengan
berinovasi dalam memberikan variansi jenis usaha yang nantinya akan berdampak pada pada
keberlanjutan usaha. Sedangkan motivasi usaha dan kebijakan pemerintah berpengaruh secara
tidak langsung terhadap keberlanjutan usaha dengan perantara variabel pengembangan usaha.
Artinya adanya motivasi usaha yang kuat dari SDM dan adanya dukungan dari pemerintah akan
menciptakan pengembangan suatu usaha yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan
keberlanjutan usaha pada UKM.
Untuk dapat memiliki keberlanjutan usaha di masa depan UKM perlu melakukan
perubahan dalam kegiatan usahanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada UKM industri
kerajinan di Malang dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
organisasi adalah learning organization dan kompetensi / kemampuan individu. Learning
organization dan kemampuan individu berpengaruh secara langsung terhadap perubahan
organisasi. Artinya semakin intensif dilakukannya organisasi pembelajar dalam suatu organisasi
maka akan meningkatkan kemampuan individu dalam organisasi tersebut sehingga semakin baik
pula kemampuan SDM dalam mengelola dan mengembangkan usaha yang akan menciptakan
perubahan usaha dalam organisasi (UKM). Learning organization berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kemampuan individu, artinya SDM yang kompeten dapat diciptakan melalui
learning organization yang diterapkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ediraras, D. T. (2010). Akuntansi dan Kinerja UKM. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2, Volume 15,
152-158.
Lian, L. K., & Tu, L. G. (2012). Leadership Styles and Organizational Citizenship Behavior: The
Mediating Effect of Subordinates’ Competence and Downward Influence Tactics.
Journal of Applied Business and Economics , 59-96.
Liao, S.-H., Chen, C.-C., Hu, D.-C., Chung, Y.-C., & Liu, C.-L. (2017). Assessing the influence
of leadership style, organizational learning and organizational innovation. Leadership &
Organization Development Journal , 590-609.
Mulyono, S., & Kresnaini, E. (2015). Memetakan Perubahan Organisasi dalam Desain Learning
Organization pada Usaha Kecil Menengah di Kota Malang. Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
101-118.
Muslim, M. I., Sukmawati, A., & Syafitri, U. D. (2017). Implementasi Organisasi Pembelajar
bagi Keberlanjutan UKM Klaster Kerajinan Batik di Cirebon. Jurnal Manajemen
Teknologi, 294-309.
Sarma, M., Dewi, F. R., & Siregar, E. H. (2014). Pengembangan Industri Kecil dan Rumah
Tangga Alas Kaki dalam Menuju Keberlanjutan Usaha dan Menghadapi China-ASEAN
Free Trade Agreement. Manajemen IKM, 67-75.
Sri Susilo, Y. (2010). Strategi Meningkatkan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi
Implementasi CAFTA dan MEA. Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, 70-170.