Appraisal
Ros Patriani Dewi, M.Psi
Fak. Psikologi UMBY
2022
Pengertian Penilaian Kinerja
Munandar (2012)
Merupakan suatu proses penilaian ciri-ciri kepribadian,
perilaku kerja, dan hasil kerja karyawan (pekerja &
manajer), yang dianggap menunjang kinerjanya,
yang akan digunakan sebagai bahan petimbangan
dalam pengambilan keputusan tentang tindakan-
tindakan terhadap karyawan di bidang
ketenagakerjaan.
Kesimpulan
Performance Appraisal
Organisasi
a. Mengaitkan penilaian kinerja dgn strategi & tujuan organisasi.
Misalnya: orientasi perusahaan ke konsumen, penilaian memiliki
unsur “kepuasan konsumen” dlm penilaian.
b. Memberikan & menyediakan data kepada organisasi terkait
dengan
Tenaga kerja berbakat (karyawan yg memiliki potensi memimpin)
bidang-bidang yg dapat ditingkatkan produktivitasnya (bagian
marketing)
c. Menekankan kepada karyawan bahwa mereka bertanggung
jawab terhadap kinerjanya di perusahaan, karena organisasi
nantinya mampu memenuhi harapan & kebutuhannya.
Manajer/ Atasan
a. Memberikan peluang komunikasi dengan bawahan
b. Memberikan peluang untuk memberikan motivasi &
mengenali pekerjaan bawahannya
c. Dapat mempererat hubungan dengan bawahan, sehingga
dapat meningkatkan kinerja bawahan.
Tenaga Kerja
a. Menjadi umpan balik positif & adil, jika dilakukan dg baik.
b. Sebagai sarana perencanaan pengembangan masa depan
Tujuan Penilaian Kinerja
Kepentingan Organisasi
a. Mendiagnosis masalah-masalah organisasi
misalnya: rendahnya produktivitas bagian tertentu, tenaga kerja
yang kurang efektif.
b. Membuktikan keabsahan ramalan tes yang digunakan dalam
seleksi.
FIGURE 9–12 Sample Employee Development Plan
Para Penilai Kinerja
2 Menilai kinerja
18
Rating Scale adalah penilaian yang didasarkan pada
suatu skala. Penilaian dilakukan oleh seorang
penilai biasanya atasan langsung, yang dilakukan
secara subjektif.
Misalkan skala 5. Amat Baik.
4. Baik.
3. Sedang.
2. Cukup.
1. Kurang
19
FIGURE 9–2
Sample Graphic
Rating Performance
Rating Form
Alternation ranking
3. Metode Perbandingan Kelompok
Metode ini dilakukan dengan membandingkan
seorang pegawai dengan rekan sekerjanya,
yang dilakukan oleh atasan dengan beberpa
teknik seperti :
1. Pemeringkatan (ranking method).
2. Pengelompokan pada klasifikasi yang sudah
ditentukan (force distribution).
3. Pemberian poin atau angka (point allocation
method).
4. Metode perbandingan dengan pegawai lain
(paired comparison).
FIGURE 9–6 Ranking Employees by the Paired Comparison Method
Note: + means “better than.” - means “worse than.” For each chart, add up
the number of +’s in each column to get the highest ranked employee.
Paired comparison
4. Metode distribusi dipaksakan (forced distribution
method):
Supervise procurement Minimize inventory costs Let inventory storage costs rise
of raw materials and while keeping adequate 15% last month; over-ordered
on inventory control supplies on hand parts “A” and “B” by 20%; under-
ordered part “C” by 30%
Critical incident
6. Metode naratif (narrative form method):
– Penilai menulis narasi singkat yang
menggambarkan kinerja karyawan.
– Metode ini cenderung berfokus pada
perilaku ekstrim dalam pekerjaan karyawan
bukannya kinerja rutin harian.
– Penilaian jenis ini sangat bergantung pada
kemampuan si penilai dalam menulis.
FIGURE 9–7
Appraisal-Coaching
Worksheet
7. Behaviorally Anchored Rating Scale
(BARS)
Developing a BARS Advantages of BARS
1. Write critical incidents – A more accurate gauge
2. Develop performance – Clearer standards
dimensions – Feedback
3. Reallocate incidents – Independent dimensions
4. Scale the incidents – Consistency
5. Develop a final
instrument
FIGURE 9–8
Example of a
Behaviorally
Anchored Rating
Scale for the Dimension
Salesmanship Skills
Behaviorally 9–35
Anchored Rating Scale
8. Management by Objectives (MBO)
• A comprehensive and formal organizationwide goal-
setting and appraisal program requiring:
1. Setting of organization’s goals
2. Setting of departmental goals
3. Discussion of departmental goals
4. Defining expected results (setting individual goals)
5. Conducting periodic performance reviews
6. Providing performance feedback
Contoh Penilaian Kinerja berbasis MBO
Using MBO
Conflict with
Setting unclear Time-consuming
subordinates over
objective appraisal process
objectives
9. Computerized and Web-Based
Performance Appraisal Systems
• Observasi dan tes unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan melalui
tes di lapangan.
• Misalkan, seorang pilot setiap enam bulan sekali menjalani tes yang
meliputi pengujian pengetahuan mengenai prosedur pelaksanaan pekerjaan
dalam menerbangkan pesawat, yang dilakukan secara langsung dengan
menerbangkan pesawat atau dalam simulator dan tes kesehatan.
Dealing with Performance Appraisal
Problems
Potential Performance
Appraisal Problems
1. Leniency
Kecenderungan memberikan nilai lebih murah, sebaliknya.
2. Central Tendency
Kecenderungan memberikan nilai rata-rata.
3. Hallo Effect
kecenderungan penilai menonjolkan salah satu aspek yg
mempengaruhi aspek lainya.
misal: Orang pandai, seharusnya jujur, baik dan rajin, dan
sebaliknya.
d. Rater Effect (efek penilai)
kesalahan berfikir yg disebabkan oleh favouritism (memfavoritkan
karyawan tertentu), stereotyping (latar belakang budaya, agama,
suku, dll)
e. Primary & Recency Effect
Primary Effect merupakan kecenderungan memberikan nilai
berdasarkan kesan pertama.
Recency Effect merupakan kecenderungan memberikan nilai
berdasarkan kesan akhir.
Guidelines for Effective Appraisals
How to Avoid
Appraisal Problems
Get
Know the Use the Keep a Be
agreement on
problems right tool diary fair
a plan
TABLE 9–3 Important Advantages and Disadvantages of Appraisal Tools
Employee
Accessibility Ease-of-use Accuracy
acceptance
Evaluasi Penilaian
Evaluasi penilaian kinerja adalah proses pemberian umpan
balik kepada pegawai yang sedang dinilai dalam upaya memberi
masukan tentang aspek-aspek yang harus diperbaiki.
Pendekatan evaluasi penilaian, yaitu :
1. Evaluation interview adalah memberikan umpan balik tentang
unjuk kerja masa lalu dan potensi masa depan.
2. Tell and self approach menggambarkan keadaan unjuk kerja
pegawai dan meyakinkan pegawai untuk berperilaku lebih
baik.
3. Tell and listen method memberikan kesempatan kepada
pegawai untuk memberikan alasan, mempertahankan yang
sudah dilakukan, mengatasi reaksi dengan membimbing
pegawai untuk berperilaku lebih baik.
4. Problem solving approach mengidentifikasi berbagai masalah
yang dihadapi pegawai dalam pekerjaannya melalui pelatihan,
coaching dan counseling.
-TerimaKasih-