Karya Tulis Ini Disusun Untuk Memenuhi Nilai Tugas Akhir Bahasa
Indonesia
NISN : 0036560767
Kelas : IX F
Judul : Aplikasi Fungsi dan Tujuan Perpustakaan pada Suku Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Jakarta Selatan
Telah melalui tahap pembimbingan dan ujian sesuai dengan ketentuan dan memenuhi
kriteria karya tulis ilmiah sebagai syarat kelulusan ujian praktik Bahasa Indonesia
SMP Labschool Kebayoran.
Penguji Pembimbing
Setelah melalui proses yang panjang lagi sulit, karya tulis yang berjudul
“Aplikasi Fungsi dan Tujuan Perpustakaan pada Suku Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Jakarta Selatan” dapat diselesaikan dan ditujukan untuk memenuhi
tugas akhir Bahasa Indonesia SMP Labschool Kebayoran.
Akhir kata, Penulis berharap karya tulis ini bermanfaat untuk membuka
wawasan pembaca mengenai perpustakaan dan sebagai evaluasi untuk Suku Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jakarta Selatan.
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………
Lampiran-lampiran……………………………………………………………………
PENDAHULUAN
Oleh karena itu karya tulis ini disusun untuk lebih mendalami upaya
Perpustakaan Kota Jakarta Selatan mewujudkan fungsi dan tujuannya serta kesesuaian
pengelolaannya dengan Standar Nasional Perpustakaan.
PEMBAHASAN
Selain kelima fungsi perpustakaan yang disebutkan diatas, Suwarno (2010:21) juga
menambahkan satu fungsi lain perpustakaan, yakni fungsi rekreasi. Fungsi rekreasi
merupakan fungsi perpustakaan sebagai tempat yang menjadi rekreasi bagi
pemustakanya dengan memberikan fasilitas yang baik dan bacaan yang sifatnya
menghibur.
1. Sebagai tempat simpan saji karya, yaitu fungsi perpustakaan sebagai tempat
menyimpan suatu karya, dan menyajikan karya tersebut debagai informasi yang
bisa diakses oleh pemustakanya. Sebagaimana yang tertuang dalam UU No.43
Tahun 2007 Pasal 12 ayat 1 bahwa koleksi perpustakaan diseleksi, dilayankan,
disimpan, dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka.
2. Sebagai pusat Sumber Daya Informasi (SDI), yaitu fungsi perpustakaan untuk
menggali dan mengelola informasi yang dapat diakses oleh pemustaka yang
lainnya sebagai informasi yang baru.
3. Sebagai pusat belajar dan penelitian masyarakat, yaitu fungsi perpustakaan
sebagai tempat belajar dan penelitian bagi masyarakat sehingga masyarakat
menjadi cerdas dan berpengetahuan luas. Pasal 2 UU No.43 Tahun 2007
menyebutkan bahwa perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas
pembelajaran sepanjang hayat. Dalam ayat lain pun dijelaskan bahwa
perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka serta
memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
4. Sebagai tempat rekreasi dan re-kreasi, yaitu fungsi perpustakaan sebagai tempat
yang nyaman dan menyajikan informasi-informasi yang sifatnya
menyenangkan, serta sebagai temapat menghasilkan karya atau kreasi baru
yang berpijak dari karya-karya orang lain yang telah lebih dulu dipublikasikan.
5. Sebagai tempat untuk mengembangkan kebudayaan, yaitu fungsi perpustakaan
sebagai tempat mengembangkan kebudayaan melalui informasi yang disajikan,
serta penanaman nilai-nilai kepada masyarakat melalui berbagai kegiatannya,
seperti pemutaran film dokumenter, belajar bahasa, storytelling dan lain-lain.
Berkaitan dengan nilai, dikembangkan pula sikap pelayanan yang berorientasi
kepada kepuasan pemustaka, pustakawan ditekankan untuk memahami
karakter pemustaka sehingga dikenal slogan pelayanan 4S, yaitu senyum, sapa,
salam, dan santun.
Kesimpulan yang dapat diambil dari semua teori-teori fungsi perpustakaan baik
dari UU No. 43 Tahun 2007 Pasal 3, paradigma lama, dan paradigma baru perpustakaan
adalah perpustakaan memiliki 6 fungsi :
Perpustakaan berkaitan erat dengan buku dan tempat yang berkaitan dengan
buku, sehingga perpustakaan dan buku menjadi dua komponen yang tak terpisahkan.
Karenanya, perkembangan bentuk koleksi perpustakaan yang dalam hal ini berupa
buku atau arsip-arsip lainnya, maka sistem perpustakaan juga dituntut untuk
berkembang agar terjadi keselarasan antara perpustakaan dan koleksinya.
Kemudian ada juga pendapat yang dikemukakan oleh Marilya (2002:20) seperti
dikutip Suwarno (2010:27), bahwa perpustakaan digital adalah organisasi yang
menyediakan berbagai sumber informasi yang mencakup staf ahli, untuk memilih,
menyusun, dan menyediakan akses karya ilmiah agar diinterpretasikan, didistribusikan,
dan dipelihara secara terintegrasi dari waktu ke waktu sedemikian rupa sehingga selalu
tersedia dan siap dimanfaatkan oleh komunitas pemustaka. Definisi serupa juga
dikemukakan dari praktisi perpustakaan Digital Library Federation (DLF).
4. Perpustakaan Hibridia
1. Perpustakaan Nasional RI
Perpustakaan Nasional RI diresmikan tahun 1989 berdasarkan Keputusan
Presiden No. 11 tahun 1989. Definisi Perpustakaan Nasional dimuat dalam pasal 1
Keppres tersebut yang menyatakan bahwa “Perpustakaan Nasional adalah lembaga
pemerintah non departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Presiden”.
Tugas pokok Perpustakaan Nasional dimuat dalam Keppres No. 11 tahun 1989
pasal 2 yang berbunyi “Perpustakaan Nasional mempunyai tugas pokok membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pengembangan pembinaan perpustakaan dalam
rangka pelestaruan bahan pusaka sebagai hasil budaya dan pelayanan informasi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.” Tugas perpustakaan nasional juga dituliskan
dalam UU No 43 tahun 2007 pasal 21 ayat 2 dalam 4 poin (a-d) sebagaimana berikut :
2. Perpustakaan Umum
a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat
membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat,
terutama informasi mengenai topin yang berguna dan sedang hangat
dibicarakan dalam kalangan masyarakat (informasi mutakhir)
c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Bantuan yang diberikan adalah dengan menyediakan bahan pustaka yang
sesuai. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan perpustakaan umum, atau lebih
tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan
seumur hidup. Pendidikan sejenis ini hanya dapat dilakukan oleh perpuatakaan
umum karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata
kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Walaupun perpustakaan nasional
juga terbuka untuk umum, namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka
langsung bagi perorangan, adakalanya harus melalui perpustakaan lain
sehingga perpustakaan menjadi alternatif yang paling efektif.
d. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakan umum merupakan pusat
utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum
bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara
menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan
informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi
masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
3. Perpustakaan Sekolah
Fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah harus mendukung fungsi dan tujuan
sekolah sebagai lembaga induknya, dan tidak boleh menyimpang. Purwono
(2014:1.13) menyebutkan beberapa fungsi dari perpustakan sekolah dalam 7 poin
sebagai berikut :
5. Perpustakaan Khusus
2. Usia koleksi
3. Jenis koleksi
4. Koleksi referensi
5. Pengembangan koleksi
a) Perpustakaan mempunyai kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis dan
harus ditinjau sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun.
b) Kebijakan pengembangan koleksi mencakup seleksi, pengadaan,
pengolahan, dan penyiangan bahan perpustakaan, serta pelestarian terbitan dan
muatan lokal (deposit lokal).
c) Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 5% dari jumlah judul per tahun.
d) Kebijakan pengembangan koleksi ditindaklanjuti dengan program tahunan dan
pedoman kerja perpustakaan.
e) Pengembangan koleksi mempertimbangkan kebutuhan pelayanan perpustakaan
keliling.
1. Gedung
3. Ruang Perpustakaan
1. Jam buka
2. Jenis layanan
7. Kepuasan pemustaka
1. Jumlah tenaga
Metode yang Penulis gunakan untuk mencari tahu dan menjawab pertanyaan
dari penelitian ini adalahmetode kualitatif, yakni dengan studi pustaka dan observasi.
Penulis melakukan studi pustaka dari buku-buku elektronik dan modul, sedangkan
untuk observasi, Penulis melakukan wawancara dan pengamatan di Suku Dinas
Perpustakaan Daerah Kota Jakarta Selatan. Informasi yang didapatkan kemudian
dikomparasikan dengan teori-teori yang ada untuk menjawab permasalahan dan
pertanyaan dari karya tulis ini. Penulis juga melakukan wawancara dengan sejumlah
pengunjung untuk memperkuat penelitian penulis. Penulis berharap setelah melakukan
studi pustaka dan observasi, pertanyaaan dan permasalahan tentang perpustakaan dapat
terjawab.
KASUBAG TU
KASIE KASIE
PERPUSTAKAAN KEARSIPAN
PUSTAKAWAN ARSIPARIS
STAFF
2. Jumlah tenaga : 47 orang
3. Jumlah tenaga berkualifikasi (PNS) : 23 orang
Pada wawancara selanjutnya, penulis menanyakan tentang kegiatan-kegiatan
perpustakaan yang mendukung terselenggaranya fungsi serta tujuan perpustakaan pada
perpustakaan ini. Informasi yang penulis dapatkan adalah sebagai berikut :
Sudin Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jakarta Selatan dapat menjalankan ke-
6 fungsi perpustakaan melalui layanan dan kegiatan yang diselenggarakannya. Fungsi
simpan dan saji karya dilaksanakan melalui layanan perpustakaan stasioner dan
keliling. Fungsi informasi dilaksanakan melalui layanan perpustakaan stasioner,
keliling serta layanan konsultasi. Fungsi pendidikan dilaksanakan melalui layanan
perpustakaan stasioner, keliling, serta kegiatan mendongeng dan seminar parenting.
Fungsi penelitian dilaksanakan melalui layanan perpustakaan stasioner, dan referensi.
Fungsi kultural dilaksanakan melalui layanan perpustakaan stasioner, kegiatan
mendongeng, serta kegiatan Hari Anak Jakarta Membaca. Fungsi rekreasi dilaksanakan
dengan penyelenggaraan layanan perpustakaan stasioner. Terselenggaranya kegiatan-
kegiatan perpustakaan yang menunjang fungsinya merupakan bukti dari upaya
perpustakaan dalam menjalankan fungsinya.
Jumlah koleksi Sudin Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jakarta Selatan sudah
memenuhi kuota. Varian jenisnya pun mendekati standar dengan hanya memiliki
kekurangan pada koleksi referensi anak. Pendapat pengunjung juga memperkuat fakta
bahwa perpustakaan ini memiliki koleksi yang memadai. Kendati demikian,
perpustakaan ini hanya memiliki data penambahan koleksi di tahun 2017, sedangkan
menurut standar seharusnya perpustakaan memiliki koleksi terbaru (5 tahun terakhir)
minimal 10% dari jumlah koleksi.
Luas gedung Sudin Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jakarta Selatan belum
memenuhi luas gedung jika menurut Standar Nasional Perpustakaan. Namun, standar
yang dicantumkan SNP sulit menjadi patokan sebab terpacu pada jumlah penduduk
yang berubah setiap saat, sedangkan perpustakaan memiliki gedung yang permanen.
Terlepas dari itu, Sudin Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jakarta Selatan terletak di
lokasi yang strategis, yakni di daerah yang banyak terdapat lembaga pendidikan
sehingga pemustaka dari kalangan pelajar dan mahasiswa bisa dengan mudah
berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan jasanya untuk penelitian atau
pembelajaran, ditambah adanya taman di depan perpustakaan menjadikannya semakin
asri dan nyaman. Namun, belum banyak yang mengetahui keberadaan perpustakaan ini
sebab lokasinya berada di daerah perumahan, juga di persimpangan jalan menuju
perpustakaan tidak ramai akan spanduk yang menunjukkan lokasinya, maka wajar jika
belum banyak yang mengetahui keberadaan perpustakaan ini. Sudin Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Jakarta Selatan juga memiliki ruangan yang memadai, pengunjung
juga memberikan nilai bagus akan sarana dan prasarananya. Namun jumlah kursi, meja
baca dan komputer perpustakaan ini belum memenuhi SNP, juga tidak ditemukan
adanya koleksi ataupun rak audiovisual, rak display koleksi baru, dan alat baca
tunanetra.
3.2 Saran
KBBI https://kbbi.web.id/pustaka
LAMPIRAN
KASUBAG TU
KASIE
KASIE KEARSIPAN
PERPUSTAKAAN
PUSTAKAWAN ARSIPARIS
STAFF
8. Jumlah tenaga : 47
9. Jumlah tenaga berkualifikasi (PNS) : 23
Program kerja
2. Apa saja kegiatan tahunan perpustakaan :
Layanan perpustakaan stasioner
Layanan perpustakaan keliling (50an lokasi, 5 mobil, 2 motor)
Hari Anak Jakarta Membaca (event lomba untuk pelajar)
Mendongeng/Story Telling (mendatangkan pendongeng professional,
kerjasama dengan PAUD. Target 75 anak per pertemuan)
Parenting (Seminar untuk orang tua, Jadwal sebulan kolaborasi dengan
mendongeng)
Pembinaan perpustakaan (Pembinaan RPTRA, lembaga-lembaga yang
hendak menyelenggarakan perpustakaan soal kepustakawanan dan ilmu
perpustakaan)
Layanan konsultasi (membantu lembaga-lembaga yang hendak
menyelenggarakan perpustakaan melalui konsultasi)
Abang dan None Buku (event untuk siswa berumur 16-21 tahun untuk
menjadi duta buku Jakarta Selatan)
TEKS WAWACARA PENGUNJUNG
Hari/Tanggal : 15 Februari 2018
Narasumber
Nama : Fajar
Pekerjaan :Akuntan
Umur : 29 tahun
Lokasi : Ruang baca remaja/dewasa
PERTANYAAN
Tentang perpustakaan
1. Tahu tentang perpustakaan kota Jakarta selatan dari mana : google
2. Berapa kali kesana : 1 kali
Pendapatnya
1. Pendapat soal koleksi : Lumayan lengkap
2. Pendapat soal sarana/prasarana : dinilai 8/10, cukup bagus
3. Pendapat soal layanan : dinilai 8/10, cukup bagus
4. Saran : tambahkan ruang baca personal, dan stopkontak
Narasumber
Nama : Endah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Umur : 35 tahun
Lokasi : Ruang baca remaja/dewasa
PERTANYAAN
Tentang perpustakaan
1. Tahu tentang perpustakaan kota Jakarta selatan dari mana : kebetulan
2. Berapa kali kesana : 1 minggu sekali
Pendapatnya
1. Pendapat soal koleksi : bagus, terbantu dengan adanya mesin katalog
2. Pendapat soal sarana/prasarana : bagus
3. Pendapat soal layanan : ramah
4. Saran : tambahkan koleksi majalah
Narasumber
Nama : Asyifa Maulidiya
Pekerjaan : Pelajar
Umur : 14 tahun
Lokasi :
PERTANYAAN
Tentang perpustakaan
1. Tahu tentang perpustakaan kota Jakarta selatan dari mana : teman
2. Berapa kali kesana : 1 bulan sekali
Pendapatnya
1. Pendapat soal koleksi : bagus
2. Pendapat soal sarana/prasarana : bagus
3. Pendapat soal layanan : bagus
4. Saran : tidak ada
FOTO-FOTO
IB Corner
Lobi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Faaris Ahmad Nashif
atau akrab dipanggil Faaris adalah anak kelahiran
Jakarta, 29 Juni 2003. Faaris merupakan anak dari
pasangan Ahmad Ulya dan Ratu Jelita Kurnia
Pratiwi. Penulis adalah anak sulung dari 2
bersaudara, kedua adik Faaris saat ini tengah
mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar Islam
Terpadu A BA TA. Absyar Ahmad Fattah adalah
adik penulis yang berumur 10 menduduki kelas 5
SD. Adik Penulis yang lainnya adalah Hisyam
Ahmad Nashir yang berumur 9 tahun dan menduduki kelas 4 SD.