I r\,
7
/ t
-a
/
l
I
I /t
I E I I
- T
a
I
l RSU
,AISYIYAH
1
I I
I
1
PONOROGO
1
Agustus 2018
RUMAH SAKIT UMUM'AISYIYAH PONOROGO
TERAKREDITASI TINGKAT PARTPU RilA No : KARS$ERT,2O,,U2O1 6
Jl. Dr. Sutomo No 18 - 24 Ponorogo - 63419 Jawa Timur
Telp. (0352) 46{560 (Hunting) Fax. (0352) 484218
Website : www.rcuaisyiyahponorogo.com
Email : rsuap@yahoo.co.id
Menimbang a. Bahwa Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorogo sebagai salah sahl
fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, sehingga ditunfut untuk dapat rEmberikan pelayanan yang
proEsional, bermutu sesuai dengan standar yang ditentukan;
b, Bahwa pelayanan yang bemutu perlu didukung pelaporan dan
pelayanan adminiskasi serta pencatatan rekam medis pasien yang
akurat sehingga dapat melindungi kepentingan hukum bagi pasien,
rumah sakit maupun doKer dan tenaga kesehahn lainnya;
c. Bahwa unfuk memenuhi sebagaimana point diatas, perlu adanya
Pedoman Pelayanan Rekam [,ledis yang dapat dijadikan acuan dalam
kegiatan pelaporan rekam medis di Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah
Ponorogo;
d. Bahwa sesuai evaluasi yang telah dilakanakan dengan regulasi baru,
maka Pedoman yang telah ada perlu direvisi dan pelaksanaannya akan
ditetapkan melalui Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah
Ponorogo;
Mengingat 1. Undang - undang Rl Nomor tl4 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
2. Undang - undang Rl Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehahn;
3. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Rl Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Rl No 4431),
4. Peraturan Pernerintah Nomor : 10 tahun '1966 tanggal 21 Mei 1966
tentang Waiib Simpan Rahasia Kedokteran;
5. Keputusan Menteri Kesehatan No 129/Menkes/SKll/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Di Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor :
nffiLlf
muhammadiyah ffi'', 1fffl1.,',Hrll'ffi,fl' ffi ilH I ffiffii T'fiffi, fffi [;**r' n',*
Layananku lbadahku
7. Keputusan Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Jawa Timur Nomor : 59/SK-
PW/A/|V/2016 tertanggal 25 April 2016 tentang Pengangkatan Direktur
Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorogo;
Memperhatikan 1. Surat dari Bagian Administrasi (Sub Bagian Rekam Medis) Nomor :
RSUI/o1g/islA//l/2018 tertanggal 05 Juni 2018 tentang Pengajuan Revisi
Pedoman Pelayanan Rekam Medis;
2. Hasil Keputusan rapat Direksi tentang Pedoman Pelayanan di Rumah
Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorogo;
MEMUTUSKAN
WIDJANA
71
Tembusan :
1 Komite Medis
2 Satuan Perneriksa lntemal
,)
Kabag/Kabid terkait di RSU 'Aisyiyah Ponotqo
4 Kepala Sub Bagian Rekam Medis RSUA Ponorogo
5 Arsip
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatNya yang
telah diberikan kepda penyusun, sehingga Revisi Pedoman Pelayanan Rekam Medis di Rumah
Buku pedoman ini nErupakan pedoman kerja bagi semua pihak yang terkait dengan
pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorogo.
Dalam pedoman ini diuraikan tentang pengertian, kebijakan, dan tatalaksana pelayanan
rekam medis di Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorogo sehingga pelayanan rekam medis dapat
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Revisi Pedoman Pelayanan Rekam Medis
Penyusun
DAFTAR ISI
Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorogo tentang Pedoman Pelayanan
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan ..,....,.
C. Ruang Lingkup.,.,... Z
a
D. Batasan operasional
E. Landasan Hukum 5
BAB IV KEBIJAKAN 21
BAB VI LOGISTIK 60
ll
BABVIII KESELAMATANPASIEN 63
BAB X PENUTUP 75
Daftar Pustaka...... 76
Lampiran 8: Alur Penerimaan Pasien Rawat Jalan dengan Anjungan Pendaflaran mandiri ... 87
l!
Lampiran
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM'AISYIYAH PONOROGO
Nomor : RSUA/0871/PER/Ill.6.AU/l/Vlll/2018
Tanggal : 15 Dzulhiijah 1439 H / 27 Agustus 2018 M
Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorcgo tentang Pedomafl
Pelayanan Rekam lt/edis di Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorogo
BAB I
PENDAHULUAN
Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang nengikuti kemajuan ilmu kesehatan
dan kedokteran. Sejak masa pra keme{dekaan rumah sakit di lndonesia sudah melakukan
pencatatan kegiatan medis, namun belum dilaksanakan dengan baik atau belum mengikuti
penataan sistem informasi yang benar.
De0gan adanya Peraturan Pemerinhh N0.10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran, maka kepada semua petugas kesehatan drwajibkan unfuk menyimpan rahasia
kedoKeran termasuk berkas rekam medis. Kemudian pada tahun 1972 melalui SK. MenKes
Rl.No.0?r4lBlRHUPl1g72 ada ke.jelasan bagi rumah sakit mengenai kewajiban rumah sakit
untuk menyelenggarakan rekam nndis.
Disebutkan maksud dan fujuan dari peiaturan-perafuran brsebut dibuat agar instifusi
pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, dapat menyelenggarakan rekam medis dengan
sebaik-baiknya. Demikian juga dengan diberlakukannya Permenkes
N0.269/MenkeyPer/lll/2008 tentang rekam medis yang merupakan landasan hukum bagi
semua tenaga medis dan para medis dan SK Dir Jen Yan Medik
No.78ffan.Med.RS,Um.Dik.lYMU/l/1991 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan
Rekam Medis / Medical Record di rumah sakit.
Rekam medis merupakan salah satu sumber data yang sangat vital dalam penyelenggaraan
sistem informasi manajemen di rumah sakit dan sangat penting dalam proses pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen. Agar penyelenggaraan rekam medis dapat dilaksanakan dengan baik
maka harus dilengkapi dengan pedoman organisasi maupun pdoman pelayanan rekam medis
tentang tata cara penyelenggaraan rekam medis yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh
seluruh tenaga kesehatan baik medis, para medis maupun non medis yang bertugas di Rumah
Sakit
Lahimya rekam medis beBalan sejajar dengan lahimya ilmu kedokteran karenanya seiak
Zaman Batu (Paleolithic) lebih kurang 25.0m SM di Spanyol rekam medis telah ada, tetafi
dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahahn pada dinding gua.
Semeniak masa pra kererdekaan rumah sakit di lndonesia sudah melakukan kegiatan
pencatatan, hanya saia masih belum dilaksanakan dengan penataan baik, atau rengikuti
sistem yang benar, penataan masih tergantung pada selera pimpinan masing-masing rumah
sakit.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1960, kepada semua pelugas
kesehatan diwajibkan unafuk menyimpan rahasia kedokleran, termasuk berkas rekam medis.
Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Rl
N0.034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kailaiiban untuk
1. Tujuan Umum:
Untuk fiEningkatkan mutu layanan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang dilaksanakan oleh semua inshlasi / unit di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya meliputi kualitas pelayanan, manajemen pelayanan serla Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
2. Tujuan Khusus :
1. Untuk menggerakkan segala sumber daya insani yang ada di pelayanan rumah sakit
secara ebktif dan efisien dalam pelaksanaan meningkatkan mutu pelayanan.
2. Menurunkan adanya komplin dalam pelayanan di rumah sakit.
3. Memanhu dan rnengevaluasi pelaksanaan prwram peningkatan mutu pelayanan pada
pasien rawal jalan maupun pasien rawat inap.
Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan
yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemeberian pelayanan kesehatan.
Dokunren adalah catatan dokter, dokter gigi dan / atau tenaga kesehatan tertenfu harian,
laporan hasil pemeriksaan penunjang catatan observasi dan pengobatan harian dan semua
rekaman, baik berupa bto radiologi, gambar pencitraan ( imaging) dan rekaman elektro
diagnostik.
Kalau diartikan secara dangkal, rekam fledis seakan-akan hanya merupakan calalan dan
dokurnen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam rnedis mempunyai
makna yang lebih luas dari pada hanya sekedar catatan biasa, karena di dalam catatan
tersebut sudah tercermin sEala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan
dasar di dalam menentukan tindakan lebih laniut dalam upaya pelayanan maupun tindakan
medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar kegiatan
pencatahn, akan tetapi rnempunyai pengertian sebagai satu sistem penyelenggaraan rekam
medis. Sedangkan kegiatan pencatahnnya sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan
daripada penyelenggaraan rekam medis. Penyebnggaraan rekam medis adalah
merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit,
diteruskan kegiatan pencatatan data rnedis pasien selama pasien itu mendapatkan
pelayanan medik di rumah sakit dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis
yang rneliputi penyelenggaraan penylmpanan serta pengeluaran berkas dari tempal
penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman oleh pasien atau untuk keperluan
lainnya.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa agek, antara lain:
1 . Aspek Adminisfasi
Suatu bertas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan walenang dan hnggung jawab sebagai tenaga medis
,Keperawatan dan tenaga kesehatan tertentu dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis mempunyai kegunaan
yang sangat luas, lGrena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan
saja. Kegunaan rekam medis secara umum adalah:
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian
di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawalan kepada pasien.
2. Sebagaidasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien.
3. Sebagai bukti secara tertulis atau elektronik ahs segala tindakan pelayanan,
perkembangan penyakit, dan pengobahn selama pasien berkunjungldirawat di RS .
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakil maupun dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.
6. Menyediakan data{ata khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan
pendidikan.
7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.
B. Meniadi sumber ingatan yang harus didokurnentasikan serta sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan.
2. Rek8m il€dis
Adalah keterangan baik yang terfulis atau elektronik tentang identitas, anamnese,
penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan rnedik yang diberikan
kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat.
3. Pendaftaran Pasien.
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan.
tl. Tracer
Adalah pembatas rekam medis atau penggantidari rekam redis yang sedang di pinjam.
5. rcD
ICD Adalah kepanjangan dari lnternatbnal Clasification of Disease Ten Revision. ICD 10
digunakan untuk mengkode d;agnosa penyakit pasien rawat jalan maupun rawat inap. ICD
yang digunakan di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo adalah ada 2 yaitu :
1. ICD 9 ( ICOPIM) adalah berisi tentang fue Tindakan
2. ICD 10 adalah terdiridari3 buku :
E. Landasan Hukum
Sub bagian Rekam Medis di RSU 'Aisyiyah Ponorogo adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan :
Rekam rnedis harus dibuat secara tertulis , lengkap dan plas ahu secara elekbonik.
Penentuan pemilikan Rekam tvledis sering diperdebatkan di lingkungan rumah sakit. Para
dokter sering membawa berkas rekam medis karena merasa bemenang penuh atas
pasiennya, semenhra ifu pefugas rekam medis berkeras mempertahankan berkas rekam
medis di lingkungan kerjanya. Dilain pihak pasien sering memaksa untuk
membawa/membaca berkas yang memuat riwayat sakitnya. Akibatnya timbul Frtanyaan
tentang pemilikan sah rekam medis.
Secara hukum tidak ada bantahan bahwa pemilikan rekam medis pasien oleh rumah sakit.
Rumah sakit sebagai pemilik segala cahlan yang ada di rumah sakit, termasuk rekam
medis. Hal ini mengingat karena catatanratalan yang terdapat dalam berkas rekam medis
merupakan rangkaian kegiatan pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan kesehatan
kepada pasien. Jadi bukti dokurBntasi tersebut adalah sebagai tanda bukti rumah sakit
terhadap segala usahanya dalam nenyembuhkan pasien. lsi rekam rnedis nenunjukkan
pula baik buruknya upaya penyembuhan yang dilakukan instansi pelayanan kesehatan
tersebul Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bagi par.t petugas pelayanan
kesehatan yang terlibat pada pelayanan kesehatan kepada pasien. i
1, Tidak diperkenankan untuk membawa berkas rekam medis keluar dari instansi
pelayanan kesehahn, kecuali atas izin pimpinan dan dengan sepengetahuan kepala sub
4) Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat di berikan di catat
atau di copy oleh pasien atau loleh orang yang diberi kuasa alau atas persetujuan
tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.
Dalam kaitan ini boleh ataupun tdaknya pasien nengeff akan isi daripada rekam medis
adalah amat terganfung pada kesanggupan pasren untuk mendengar informasi mengenai
penyakitnya yang dilelaskan oleh dokter yang merawatnya.
Hal ini tidak benarti bahwa pasien diperkenankan untuk membawa berkasnya pulang.
Resune pasien yang dikeluarkan oleh doKer rumah sakit serta diteruskan kepada doKer
rulukan sudah dianggap rnemadai. Apabila doKer rujukan nenghendaki informasi mengenai
penyakit pasien yang lebih terperinci maka pihak rumah sakil dlperkenankan untuk
memfotocopy dan melegalisir halaman-halaman yang difotocopy tersebut serta meneruskan
kepada dokter rujukan tersebut. Harus diingat bahwa Rumah Sakit wajib memegang berkas
asli, kecuali untuk resep obat pasien.
Dengan adanya minat pihak ketiga seperli badan-badan asuransi, polisi, pengadilan dan lain
sebagainya terhadap rekam medis seorang pasien maka hmpak bahwa rekam medis telah
men.iadi milik umum. Namun pengertian umum disini bukanlah dalam arti bebas dibaca
masyarakat, karena walaupun bagaimana rekam medis hanya dapat dikeluarkan bagi
bebagai maksud/kepentingan berdasarkan otoritas pemerintah/badan yang benrrenang
yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan. Bilamana peraturan secara khusus
belum ada maka perihal penyiaran atau penerusan informasi kepada pasien, dokler, orang
lain yang ditunjuk adalah bersiht administratif, pihak Rumah Sakit akan memperhatikan
berbagai faktor yang terlibat sebelum meniawab permohonan pasien atau pihak lainnya
untuk melihat berkas rekam medis. Dalam hal ini Rumah Sakit bertanggung jawab secara
moral dan hukum sehingga karenanya berupaya untuk nenjaga agar jangan sampai terjadi
orang yang tidak berwenang dapat memperoleh informasi yang terdapat dalam rekam medis
pasien. Pengamanan harus dimulai seiak pasien masuk, selama pasien dirawat dan
sesudah pasien pulang.
lnformasi yang mengandung nilai kerahasiaan adalah laporan atau catatan yang terdapat
dalam berkas rekam medis sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau
wawancara dengan pasien. lnformasi ini tidak boleh disebarluasl€n kepada pihak-pihak
yang tidak benrenang, karena nnnyangkut individu langsung si pasien. Walaupun begitu
perlu diketahui pula bahwa pemberitahuan keadaan sakit si pasien kepada pasien maupun
keluarganya oleh orang rumah sakit selain dokler yang merawat sama sekali tidak
diperkenankan, Pemberitahuan kepenyakitan kepada pasien/keluarga menjadi tanggung
lawab doKer dan pasien, pihak lain tidak memiliki hak sama sekali. Sesuai dengan UU Rl
No.rg tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengenai :
1. Setiap Rumah Sakit harus menyimpan rzhasia kedokteran.
2. Rahasia kedoKeran sebagaimana dimaksud pada ayat t
hanya dapat dibuka untuk
kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan permintaan aparat penegak hukum
dalam nangka penegakan hukum, atas persetujuan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3, Ketenluan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri
Kesehatan N0.36 fr 2012 .
Yang dimaksud dengan rahasia kedoKeran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-
orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam
lapangan kedokteran. Yang diwajibkan rnenyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1
ialah:
1. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Th, 1 963 No. 78)
2. Mahasiswa kedoKeran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
3. Pengobatan dan atau pera^,atan dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri kesehatan.
1, Persetujuan
1) Persetujuan Tindakan KedoKeran adalah Persetuiuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai
tindakan kedoKeran atau kedoKeran gigi yang akan dilakukan tertladap pasien.
2) Keluarga terdekat adalah suami suami atau isfi ,ayah atau ibu kandung ,anak-anak
kandung,saudar+saudara kandung atau pengampunya.
3) Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selanlutnya disebut tindakan
kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif,diagnostik,terapeutopik
atau rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien.
4) Tindakan lnvasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh pasien.
5) Tindakan kedokteran yang rnengandung resiko tinggi adalah adalah tindakan medis
yang berdasarkan tingkat probabilihs tertentu,dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan.
6) DoKer dan dokter gigi adalah dokter ,dokter spesialis ,dokter gigi dan dokter gigi
spesialis lulusan pendijikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun
luar negri yang diakui oleh pemenntah republik lndonesia sesuai dengan peraturan
perundang - undangan.
7) Pasbn yang komponen adalah pasien dewasa atau bukan anak menurut peratutan
perundang-undangan ahu telah /pemah menikah,tidak terganggu kesadaran
fisiknya. Mampu berkomunikasi secara waiar ,tidak mengalami kemunduran
perkembangan (retardasi) mental dan tidak mengalami penyakit mental sehingga
mampu rnembuat kepufusan secara bebas.
8) Semua tindakan kedoteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persefujuan.
9) Persetujuan sebagaimana di maksud diatas dapat diberikan secara tertulis maupun
lisan.
10) Persetujuan sebagaimana di maksud diatas diberikan setelah pasien mendapat
penielasan yang diperlukan tentang pedunya tindakan kedokteran dilakukan.
2. Penjelasan
1) Penielasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien
dan / atau keluarga terdekat,baik diminh maupun tidak diminla,
2) Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar, penjelasan
diberikan kepada keluarganya atau yang mengatur.
3) Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud sekurang-
kurangnya mencakup:
a. Diagnogis dan tatacara tindakan kedokteran
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan
c. Alternatjf tindakan lain ,dan resikonya.
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi , dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
f. Perkiraanpembiayaan.
4) Penjelasan tentang diagnosis dan keadaan kesehalan pasien dapat meliputi:
a, Temuan klinis dari hasil pernedksaan medis hingga saat tersebut
a. /
Persetujuan langsung, berarti pasien wali segera menyelujui usulan
pengobatan yang ditawarkan pihak rumah sakit. Persetujuan dapat dalam
bentuk lisan atau tulisan.
b. Persetu.juan secara tak langsung.
Tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat atau ketidakmampuan
mengingat ancaman tertladap nyawa pasien.
&lain kedua ienis persetuiuan di abs terdapat pula suatu lenis persetu.luan khusus
dalam hal mana pasien / wali waiib mencantumkan pemyataan bah$/a kepadanya telah
Dokter yang menangani pasien harus menjelaskan hal-hal yang akan dilakukannya
secara jelas. Dalam hal ini, dokter.iangan sekali-kali memberi garansi kesembuhan pada
pasien, tetapi didiskusikan dan dijelaskan keuntungan yang diharapkan sehlngga pasien
dapat berpikir dan menelapkan kepufusannya. DoKer dapat meminta persetujuan
kepada suami/isteri pasien, apabila pasien karena mempengaruhi fungsi seksual atau
re$oduksi pasien atau tindakan yang dapat mengakibatkan kematian janin dalam
kandungan. Keputusan ini diambil sebagai upaya hubungan kemanusiaan dan tidak
mutlak untuk mengobati pasien.
Dalam masalah persetujuan ini rumah sakit sering menghadapi permasalahan seperti
untuk kasus otopsi dilakukan di RSUD Ponorogo, karena RSU'Aisyiyah belum ada dokter
Forensik.Sedangkan di RSU'Aisyiyah Ponorogo bisa melayani Visum luar. Sedangkan
untuk otopsi di RSU'Aisyiyah Ponorogo diserahkan pada pihak - pihak yang berwenang
jika ada perubahan data identitas pada pasien yang bersangkutan maka harus
memberihhu ke pihak Rumah Sakit.
Pimpinan rumah sakit dengan sub bagian Rekam Medis dan Panitia Rekam Medis,
menehpkan suatu peraturan yang mengatur pemberian informasi yang berasal dari rekam
medis itu. Peraturan-peraturan tersebul disebarluaskan ke dalam lingkungan kerja rumah
sakit maupun perorangan atau organisasi{rganisasi yang sering berhubungan dengan sub
bagian Rekam Medis untuk meminta informasi yang berkaitan dengan rekam medis.
Ketentuan-ketentuan berikut secara umum dapat dijadikan pedoman kecuali jika ada
ketenluan-ketenfuan khusus yang ditetapkan oleh perafuran perundangan yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan yang dimaksud yaitu :
1. Setiap inbrmasi yang bersifat medis yang dimiliki Rumah Sakit tiiak boleh disebarkan
oleh karyawan Rumah Sakit, kecuali bila pimpinan Rumah Sakit mengi.linkan,
2. Rumah Sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rckam rnedis dengan
cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien, kecuali jika rumah sakit sendiri
akan menggunakan rekam medis tersebut bila perlu untuk melindungi dirinya atau
mewakilinya.
3. Para asisten dan dokter yang bertanggungjawab boleh dengan bebas berkonsultasi
dengan sub bagian Rekam Medis dengan catatan yang ada hubungan dengan
pekerjaannya. Andaikata ada keragu-raguan dipihak staf rekam medis, maka
persefujuan masuk ketempat rekam medis itu boleh ditolak dan persoalannya
hendaknya diserahkan kepada keputusan pimpinan rumah sakit. Bagaimanapun
salinan rekam medis tidak boleh dibuat tanpa persetujuan khusus dari Kepala Sub
bagian Rekam Medis, yang akan bermusyawarah dengan pimpinan rumah sakit jika
ada keragu+aguan. Tiiak seorangpun boleh memberikan informasi lisan atau tertulis
:
dari pihak pimpinan rumah sakit (perkecualian mengadakan diskusi mengenai
kema.juan dari pada kasus dengan keluarga atau wali pasien yang mempunyai
kepentingan yang syah),
Sebagai satu dalil yang umum dapat dikatakan setiap informasi di dalam rekam medis dapat
dipakai sebagai buKi, karena rekam medis adalah dokumen resmi dalam kegiatan rumah
sakit. Jika pengadilan dapat diyakinkan bahwa rekam medis itu tidak dapat disangkal
kebenarannya dan dapat dipercayai, maka kseluruhan atau sebagian dari inhrmasi dapat
dijadikan buKi yang memenuhi peByaratan. Apabila salah satu pihak bersengketa dalam
satu acara pengadilan menghendaki pengungkapan isi rekam medis di dalam sidang, h
meminta perintah dari pengadilan kepada rumah sakit yang menyimpan rekam medis
teBebut. Rumah sakit yang menerima perintah tersebut waiib mematuhi dan
melaksanakannya.
Apabila ada keragu-raguan tentang isi perintah tersebut dapat diminta seorang sanksi unluk
datang dan membawa rekam medis yang diminta atau memberikan kesaksian di depan
sidang.
Apabila diminta rekam medisnya saja pihak rumah sakit dapat membuat fotocopy dari rekam
medis yang diminta dan mengirimkan kepada bagian Tata Usaha pengadilan. Dalam suafu
kasus mungkin sebagian dari rekam medis atau mungkin seluruh informasi dari rekam
medis dipergunakan. Hakim dan pembela bertanggungjawab untuk mengatasi setiap
perbedaan ketentuan perundangan dalam hal pembuktian. Tanggung jawab seorang ahli
rekam medis adalah berperan sebagai saksi yang obyektif,
Pihak rumah sakit tidak memperkirakan setiap saat, rekam medis yang mana yang akan
diminta oleh pengadilan. Oleh karena itu, setiap rekam medis kita anggap dapat sewaktul
waKu dilihat /diperlukan untuk keperluan pemeriksaan oleh hakim di pengadilan.
Konsekuensinya, terhadap semua rekam medis pasien yang telah keluar dari rumah sakit
harus dilakukan analisa kuantitatif secaE seksama. Setiap isian/tulisan di dalam rekam
medis yang dihapus, tanpa paraf, dan setiap isian yang tidak dihndatangani ataupun tklak
sesuai dengan ketentuan rumah sakit harus ditolak dan dikembalikkan kepada pihak yang
bersangkutan unfuk diperbaiki/dilengkapi. Kedudukan kepala sub bagian Rekam Medis
memberikan tanggung jawab / kepercayaan khusus di rumah sakit, dengan demikian harus
senantiasa nnnjaga agar rekam medis semuanya benar-benar lengkap. Materi yang bukan
bersifat medis harus ditinggal apabila rekam medis diminta untuk keperluan pengadilan,
kecuali jika diminta.
STANDAR KETENAGAAN
Dalam upaya memperslapkan tenaga rekam medis yang handal, perlu kiranya melakukan
kegiatan nenyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDl, yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya adalah
mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat
dapat disediakan seiumlah orang yang sesuaidengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan oganisasi
dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontrjbusi.
Adapun kualifikasi sumber daya insani di sub bagian Rekam Medis RSU' Aisyiyah adalah
sebagai berikut :
Tabel Kualifikasi SDI Sub Bagian Rekam ltiledis RSU Aisyiyah Ponorogo :
Medis
Ju mlah .E 21
Koordinator TPP
(Pengalaman minimal 2 tahun * Pelatihan
1 Shifl 1
manajemen rekam medis dan Pelatihan
Customer Servict)
Kasubbag rekam
Dlll Rekam Medis 1 Shift 1
medis
Staf Statistik dan Dlll Rekam [,ledis / SLTA Plus (Pengalaman
pelaporan RS dan minimal 2 tahun * Pelatihan manajemen rekam *
1 Shift 2
Administrasi rekam pelatihan Statistik RS dan Pelatihan Customer
medis Service
Staf Analisa dan /
Dlll Rekam Medis SLTA Plus (Pengalaman
assembling berkas 1 Shift I
minimal 2 tahun + Pelatihan Customer Service
rekam medis ranap
penyimpanan berkas
Service.
Jumlah 6
STANOAR FASILITAS
A. KebiJakan Umum :
1. Penlahn di Sub Bagian Rekam Medis harus selalu dilakukan pemeliharaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di Sub Bag Rekam liledis harus selalu berorbntasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
3. Semua petugas Sub Bag Rekam Medis wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Setiap petugas atau staf Sub Bag Rekam Medis wajib meningka0€n kompetensinya
melalui pelatihan yang sudah diprogramkan.
5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3RS
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit), termasuk penggunaan alat pelindung diri
(APD), seft selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian inEksi.
6. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar proEsi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etka pofesi, etiket, menghormati hak pasien, dan rnengutamaket
keselamatan pasien,
7. Pelayanan Rekam Medis dilaksanakan dalam 24 jam.
8. Unfuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
9. Dokurnen rekam medis adalah milik rumah sakit, sedang isi rekam medis adalah milik
pasien.
B. Kebijakan Khusus:
1. Sethp pasien RSU 'Aisyiyah Ponorogo memiliki satu nomor Rekam Medis ( Unit Numbring)
untuk satu pasien dan akan dipakai selamanya,
2. Sistem penomoran menggunakan 6 (enam) digit
3. Penyimpanan dokumen rekam medis dengan sistem Desentralisasi (dokumen rawat ialan
dan mwat inap disimpan tidak dalam satu tempat ) atau terpisah,
4. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas rekam medis,
5. Setiap pasbn yang masuk ke RSU'Aisyiyah Ponorogo dieufy melalui tempat pendaflaran
pasien,
6. Rekam medis memuat inbrmasi yang memadai/cukup untuk mengiJentifikasi pasien,
mendukung diagnosis, justifikasiidasar pembenaran pengobatan, mendokumentasikan
pemeriksaan dan hasil pengobatan dan rneningkatkan kesinambungan pelayanan diantara
para Profesional Pemberi Asuhan ( PPA ),
7. Panitia rekam medis secara berkala nemperbaharui form rekam medis sesuai kebutuhan.
8. Rumah Sakit nembuat standar kode diagnosis / lCD, prosedur/tindakan, difinisi ,simbol
yang digunakan dan yang tiJak boleh digunakan, singkatan yang boleh dQunakan dan tijak
boleh di gunakan, Standarisasi tersebut konsisten dengan standar lokal dan nasional yang
berlaku.
12. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang waiib ditempelkan pada lembar rekam
medis atau elekEonik yang telah dtetapkan.
13. Aktifilas manajer pelayanan pasien dicatat dalam rekam medis,
14. Pemaparan isi rekam medis kepada pasien untuk pihak lain hanya boleh dilakukan oleh
DPJP dengan ijin pasien.
15. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Pasien Pulang,
16. Dokumen rekam medis harus diisi dengan plas, benar, lengkap,terbaca dan tepat waktu
sesuaidengan ketentuan yang berlaku oleh proEsi yang beruenang.
17. Berkas rekam nedis bersifat rahasia dan tiJak diperkenankan membawa berkas rekam
medis keluar dari RSU 'Aisyiyah Ponorogo, kecuali salinan fotocopy berkas unfuk
kebutuhan dan kepentingan yang diperbolehkan oleh peraturan hukum dan atas iiin
Direktur,
18. Perminhan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepenlingan pengobatan pasien dan
untuk kepentingan lain harus sesuai peraturan yang berlaku dan piniaman menggunakan
buku exspedisi peminiaman berkas rekam medis dan pada rak penyimpanan di beri
Traca, sedangkan untuk alses SIMRS ataupun rekam rnedis elektronik harus
menggunakan log in.
19. Kepala ruang Rawat lnap bertanggung iawab atas kembalinya berkas rekam medis pasien
rawat inap 2 x 24 jan setelah pasien puhng harus sudah kembali ke sub bagian rekam
medis.
20. Petugas rekam redis bertanggung .iawab atas pengembalian dan pendistribusian berkas
rekam medis.
21. Berkas rekam medis yang blah dikembalikan ke sub bagian rekam nredis yang belum
lengkap, wajib dilengkapi oleh PPA yang bersangkutan.
22. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan pelanggan,
23. Sub bagian rekam medis RSU 'Aisyiyah Ponorogo menerima kegiatan magang sislna /
mahasiswa terkait, akan tetapi tidak di beri kewenangan melakukan pencalatan pada
berkas rekam medis dan mahasisr/a sudah harus di sumpah dari lnstitusinya sebelum
praktek.
24. Bagi pasien yang memerlukan data rekam npdis, dapat diberikan ringkasan pasbn pulang
dan hasil pemeriksaan sesuai aturan yang berlaku.
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke klinik ataupun yang akan dirawat adalah
sebagian dari sistem prosedur pelayanan RSU 'Aisyiyah Ponorogo. Dapat dikatakan bahwa
disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka
tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien
mendapatkan kesan baik alaupun tidak baik dari pelayanan rumah sakit. Tata cara melayani pasien
dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan
penuh tanggung jawab.
Dilihat dari segi pelayanan di rumah sakit, pasien yang datang dapat dibedakan nenjadi :
1. Pasien yang dapal menunggu : Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.
2. Pasien yang harus segera ditolong (pasien ga^rat darurat).
1. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS untuk keperluan berobat.
2. Pasien lama: adalah pasien yang pemah datang sebelumnya ke RS untuk keperiuan berobat
( kuniungan ulang),
l. Pasien baru :
2. Pasien lama
Pasien lama datang ke bagian informasi pasien dan akan diwalancarai oleh petugas, guna
mendapatkan informasi nomor antrian pendaftaran dan mendapatkan berkas rekam medis
ke klinik yang dituju. Pendaftaran pasien ini dapat dibedakan :
1. Pasien yar€ datang dengan pertelpon
2. Pasien datang langsung
3. Pasien daftar dengan sistem on lire.
Baik pasien mendaftar dengan pertelpon maupun pasien yang datang langsung, dan on lirp
akan mendapat pelayanan di pendaftaran :
1. Pasien datang dengan pertelpon,
1) Pasien mendaftar melalui inbrmai pasien .
1) Pasien yang sudah dipaiksa oleh doKer dan rnembafla surat permintaan masuk
rumah sakit dapat langsung dibawa ke pendaftaran untuk mendafiar rawat inap.
2) Jika ada pasien tidak sadar:
a) Ma keluarga/pengantar pendaflaran bisa di wakilkan kepada keluarua /
pengantar pasien.
b) Tidak ada ke{uarga / perEantar maka petugas mencari ka(u identitas pasien.
c) Bila fdak di temukan maka pasien di beri nama Tn.X / Ny.X . sampai keluaqa
pasien ada.
3) Setelah keluarga ada selaniuhya rnelengkapi identitas pasien tersebut.
4) Petuga rekam medis rnengecek data identitas di komputer untuk mengetahui
apakah pasien pemah dira^/at/beobat di RSU 'Aisyiyah Ponorogo .
a. Ada suIat rekomendasi dari dokter yang mempunyai weweflang unluk merawat
pasien di rumah sakit.
b. Dikirim obh dokter klinik.
c. Dikirim oleh dokter lnstalasi Gau,at Darurat.
d. Pasien gaurat darurat perlu dipdorit.Ekan.
3. Prosedur sdama pasien di ruang perawatan yang berkaitan dengan rekam medis
antara lain :
1. Nama ditulis dengan huruf kafltal dan mengikuti eiaan yang disempumakan.
2. Sebagai pelengkap, bagi pasien diakhir nama lengkap ditambah Nyonya (NY) perkataan
Tuan ON), Sadara (SDR), Nona (NN), Anak (AN) dkzntumkan dalam penulisan nama
pasien guna memperjelas dalam memanggil sesuai dengan slatusnya.
3. Pencantuman litel selalu diletakkan sesudah nama lengkap pasien.
4. Bila Bayi baru lahir belum ada narnanya maka nama yang digunakan nama ibu
kandungnya, dan dibdakangnya ditambah By Ny. (Atik Mariyani, By NY ).
5. Bila bayi tersebut kontol dan sudah memiliki nama sendiri maka nama by ny di ganti
dengan namanya sendiri dengan nornor rekam medis sama.
2. Sistem Penomoran
Rekam medis pada RS disimpan menurut nomor, yaitu menggunakafi " Unit tlumfuig
Sysfem " sistem ini memberikan satu unit rekam medis baik kepada pasien bercbat ialan
maupun pasien untuk dirawat inap. Pda saat seorang penderita berkunjung pertama kali ke
RS Umum 'Aisyiyah Ponorogo apakah sebagai penderita berobat jalan ataupun untuk
dirawat inap, kepadanya diberikan salu nomor (Unrt numbeirg) yang akan dipakai
selamanya untuk kunjungan seterusnya, sehingga rekam medis perderita lersefut hanya
tersimpan di dalam satu berkas di banrah satu nomor
Kepada petugas yang memberikan pendaftaran, diperintahkan agar selalu mengecek
apakah seorang penguniung sudah pemah berkunjung ke RSU ,Aisyiyah ponorogo.
Seorang pasien yang sudah pemah berkunjung ke RSU ,Aisyiyah ponorogo sebelumnya
tidak akan diberikan nomor baru, kaena rekam rnedisnya yang sekarang akin diberi nomor
yang sama dengan nomor yang telah dimiliki pada kunjungan yang lalu. Kadang-kadang
tedadi kekeliruan dimana seorang penderita diberikan ragi-nomor yang baru, piatrar ii
Pedoman Pdayanan R* n Medis RSIJ 'Nsyiydt potlww 29
telah mempunyai nomor, kekeliruan ini dapat diperbaiki dengan membatalkan nomor baru
dan tetap nenyimpan rekam medisnya pada nomor lama.
Sistem nomor unit yang digunakan mempengaruhi rencana perkembangan ruang tempat
penyimpanan. Perlu sekali ruang sisa pada rak penyimpanan sebesar 25 o/o karena tempat
teGebut berguna untuk menyimpan rekam medis yang makin tebal.
Satu problem yang biasa timbul adalah bertambahnya satu rekam medis menjadi bedilid-
jilid, karena seringnya pasien tersebut mendapat pelayanan (dirawat) di RSU 'Aisyryah
Ponorogo. Kadang-kadang begitu seringnya seorang penderita di rawat sehingga rekam
medisnya harus diiadikan satu dalam stopmap.
Untuk pengambilan rekam medis yang tidak aktif dari rak penyimpanan untuk dimusnahkan
atau untuk dibuat microfilm, karena menggunakan sistem unit, mmor-nomor rekam medis
tidak menunjukkan tua atau mudanya satu rekam medis sehingga unfuk memilih rekam
medis yang tidak aktif harus dilihal satu persatu, tahun berapa seorang penderita terakhir
dira$/at atau berkunjung ke klinik.
Untuk sumber nomor RSU'Aisyiyah Poflorogo membuat satu ' bank nomo/ terdiri dari enam
angka, menggunakan sistem angka akhir (terminal digit) dengan rEnentukan nomor aral
dimulai dari 000001 sampai dengan 999999. Bank nomor dikeluarkan oleh sistem komputer
yang secara otomatis akan mengeluarkan salu nomor baru setiap entry data pasien.
Penulisan nornor rekam medis pada berkas di tulis dengan spidol snoman marker tjnta
wama hitam.
No SIMBOL MAKNA
1 l
6 Jenis kelamin laki-laki
2 ? Jeois kelamin perempuan
2i
!,i Meninggal Dunia
4 1 Naik
('
l Turun
i
b + Ada
7 Tidak ada
I I
Alergi obat
10 HIV / AIDS
El
Penyakit menular berat
11
MJ (Hepatitis, l-lepatoma, rnelena, Cichosis
Hepatis,Paru)
12
(o, Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Penggunaan simbol diatas, khusus yang pasien meninggal, alergi obat, penyakit menular
dan KDRT di centang pada berkas rekam medis rawat inap oleh petugas keperawatan
setelah pasien pulang pada kolom bawah kanan pada (catatan khusus) dengan bolpoin
warna hitam. Sedangkan untuk berkas rawat jalan pada polok kanan bawah dicentang oleh
petugas klinik / lGD.
jenis obat alergi bisa di tulis pada sampul berkas rawat
ialan i IGD pada bagian dalam atas
kiri, walaupun pada berkas rekam medis sudah ditulis ,agar dapat mudah dilihat alergi apa.
Sistem ini berkas rekam rnedis rawat jalan dan rawat inap dalam penyimpanannya terpisah.
1 . Kelebihannya : Pencarian / pengambilan berkas lebih mudah dan cepat .
2, Kebmahannya : Berkas tidak bisa menyatu hingga kalau pasien berobat tidak bisa
langsung mengetahui riwayat penyakit dahulu pada berkas rawat inap.
Banyak keuntungan dan kebaikan dari pada sistem penyimpanan angka akhir, seperti:
'1. Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar secara merak ke 100 kelompok
(section)di dalam rak penyimpanan. Petugas-petugas penyimpanan tidak akan terpaksa
berdesak{esak di satu tempat (atau section), dimana rekam medis harus disimpan di
rak.
2. Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu
misalnya ada 4 petugas masing-masing diserahi : section 0G24, section 2il9, seclion
5G74, section 7S99.
3. Peke(aan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan jumlah
rekam medis yang hampir sama setiap harinya unfuk setiap seclion
7a
Pedonan Pdayanan Rel(€,m Medis RSU'Airyah Ponryo
4. Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari setiap section,
pada saat dihmbahnya rekam rnedis baru di section tersebut.
5. Jumlah rekam medis untuk tiatrtiap seclion terkontrol dan bisa dihindarkan timbulnya
rak-rak kosong.
6. Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis membantu memudahkan perencanaan
peralatan penyimpanan (jumlah rak).
7. Kekeliruan menyimpan (misfile)dapat dicegah, karena petugas penyimpanan hanya
memperhatikan 2 angka saja dalam memasukkan rekam medis kedalam rak, sehingga
jarang terjadi kekeliruan membaca angka.
Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka alfiir, mungkin
lebih lama dibandingkan latihan menggunakan sistem nomor langsung, tetapi umumnya
petugas dapat dilatih dalam waktu yang tidak terlalu lama.
2. Penunjuk Penyimpanan
Pada deretan berkas rekam medis yang disimpan di rak harus diberi hnda penunjuk guna
mempercepat pekerlaan menyimpan dan menemukan rekam rnedis. Jumlah penunluk
tergantung dari angka akhir yang ditempel pada pinggir rak untuk berkas rawat jalan ( satu
kotak ) untuk satu angka terminal digit ,jadi ada 99 kotak untuk berkas rawat jalan.
Kemudian untuk berkas rekam medis rawat inap batas penyimpanan pada angka akhir yang
dipasang pada batas angka akhir berikutnya menggunakan Akrelic,Bila ada pasien yang
beberapa kali opname dan maf berkasnya tebal bisa di jadikan satu.
Alat penunjuk ini, agar dipilih model yang kuat tahan lanu dan mudah dilihat. Alat penunjuk
ini harus lebih besar dan |elas angkanya , sehingga angka-angka yang dicantumkan disitu
mudah terlihat. Pada setiap penunjuk ditulis 2 angka (untuk sistem terminal digit . Contoh
penunluk untuk terminal digit, sectbn 00 - 24 ditulis sebagai berikut:
00 01 02 03 04
10 11 12 t3 14
20 21 22 23 ?4
Angka di atas adalah dua angka akhir pada berkas rekam medis yang di tulis pada tanda
penunjuk.
3. Ringkasan pulang dan persetuiuan tindakan medis sebagaimana dimaksud pada nomor
(2) harus disimpan untuk jangka waKu 10 (sepuluh) tahun.terhitung dari tanggal
dibuahya ringkasan tersebul.
1 . Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang nelayani pasien di
RSU'Aisyiyah Ponorogo.
2. Tenaga para perawat dan tenaga kesehatan tertenfu yang terlibat langsung dalam
;
pelayanan antara lain Peraflat, Perawat Gigi, BUan, Gizi, Perawat Anastesi,
Fisioterapi, Binroh, Apoteker, Rekam iredis dan tenaga lain yang diberi warenang.
Dalam hal doKer ke luar negeri maka yang melakukan tindakanikon$ltasi kepada pasien
yaog mengisi rekam medis adalah doKer yang ditunluk oleh Direkur RSU'Aisyiyah
Ponorogo,
2. Pencatatan (Recordr:ng)
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan
pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan
rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatahnnya sendiri hanya merupakan salah satu
kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis.
Penyelenggaraan rekam redis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat
diterimanya pasien di RSU 'Aisyiyah Ponorogo, diteruskan kegiatan pencatatan data medis
pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan dilanjutkan
dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan
serta pengeluaran berkas dari hmpat penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat
Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit yang memberika
pelayanan ataupun tindakan kepada pasien.
Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, catatan yang bersifat kolektif dan
catabn yang bersifat individual, yaitu:
1. Catatan yang Bersifat Kolektif
lni merupakan kumpulan catatan pasien-pasien yang datang ke unit pelayanan. Catalan
diseht "Buku Registe/. Buku Register ini rnerupakan
ini dalam bentuk buku yang sering
sumber utama data kegiatan rumah sakit. Pemakaian buku rcgister ini perlu
dipertimbangkan secermat mungkin dan tetap memperhatikan efisiensi di bidang
pengeblaan data medis.
Adapun buku register di masing - masing unit pelayanan dalam pelaksanaannya bisa
tercatat dalam SIM - RS,
Setiap hari petugas di unit pelayanan menyiapkan rekapitulasi yang seiring disebut
-
sensus harian dengan berbasis SIM RS , Sensus ini sangat berguna di dalam
pengolahan data medis selanjutnya yang digunakan sebagai bahan laporan rumah sakit.
2. Catatan yang Bersifat lndividual
Catatan ini mendokumentasikan segala tindakan medis yang diberikan oleh semua PPA
kepada pasien. Bentuk catatan ini berupa lembaranlembaran / form elektronik yarp
dinamakan rekam medis, dimana semua form rekam medis ersedia bagi semua PPA.
Pencatatan data medis ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang memberikan pelayanan /
tindakan kepada pasien, yaitu dokter , dokter gigi, perawat / bidan, dan tenaga kesehatan
lainnya yang memberikan pelayanan medis kepada pasien, serta petugas pencatatan medis
sendiri.
1, ldentitas pasien
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesis,mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
4. Hasil pemeriksaan iisik dan penunjang medis
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan dan atau tindakan
8. Persetujuan tindakan bila diperlukan
9. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
1. ldentihs
2. Kondi$ saat pasien tiba disarana pelayanan kesehatan
3. ldentitas pengantar pasbn
4. Tanggal dan waKu (jam kedatangan dan jam kepulangan )
5. Hasil anamnesis mencakup sekurang-lorangnya keluhan dan riwayat penyakit
6. Hasil pemerilaaan fsik dan penunBng rnedik
7. Diagnosis
8. Pengobahn dan/atau tindal€n;
9. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit garvat darurat dan
rencana tindak lanjut
lo.Nama dan hnda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan
ll.Sarana fansportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pehyanan kesehatan lain, dan
l2.Pehyanan lain yang blah diberikan kepada pasien.
3. LembarGrafik
Lembaran grafik memberikan gambaran kepada dokter tentang suhu, nadi, dan pemafasan
seorang pasien. Pengisiannya dilakukan oleh petugas perawat menggunakan bolpoint tinh
warna merah dan biru, dimulai saat pasien mulai dirawat. Dalam lembaran grafik ini .iuga
dicatat dah{ata tekanan darah, pemasukan dan pengeluaran cairan, defikasi. Dapat juga
diisi informasi tentang kunjungan dokter, spesimen unfuk laboratorium, diet, dll
1. Semua perintah harus telah ditandatangani oleh pemberi perintah. Perintah yang
diberikan secara lisan alau lewat telepon harus ditandatangani oleh si pemberi perintah
pada kuniungan berikutnya, yang menunjukkan dia benar-benar bertanggungjawab
atas perintah tersebut. Untuk menghindari kekeliruan, diusahakan agar perintah lisan
maupun telepon ini tidak sering teriadi.
2. Perintah keluar harus ditulis sebelum pasien meninggalkan rumah sakit. Jika perintah
keluar belum ditulis, petugas rekam nedis harus meneliti apakah ada pemyataan yang
1. Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medis dengan kualitas yang tinggi serh seb4ai
bahan yang berguna bagi doKer yang menerima pasien apabila pasien tenebut
dirawat kembali.
2. Sebagai bahan penilaian staf medis rumah sakit.
3. Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perorangan tentang
perawahn seorang pasien, misalnya dari Perusahaan Asuransi (dengan persetuiuan
pimpinan)
4. Sebagai bahan informasi bagi doktu yang bertugas dokter yang mngirim dan
konsulhn. Hal ini menjadi semacam insentif bagi semua doker yang diharuskan
menulis ringkasan.
5. Untuk diberikan tembusannya kepada asuransi, RS rujukan, pasien / nakes yang
memedukan catatan tentang pasien yang pemah mereka rawat.
Ringkasan pasien pulang ini harus singkat dan hanya menielaskan informasi penting
tentang penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya. Ringkasan ini harus
ditulis segera setelah pasien keluar dan isinya menjawab perlanyaan-pertanyaan berikut :
1. Mengapa pasien masuk rumah sakit (pertanyaan klinis $ngkat tentang keluhan utama,
dan riwayat penyakit sekarang)
2. Apakah hasil-hasil penting pemerilsaan laboratorium, rontgen dan ,isik (hasil negatif
mungkin sama pentingnya dengan hasil positifl
3. Apakah pengobalan medis maupun operasi yarg diberikan (termasuk respon pa$en,
komplikasi dan konsultasi)
4. Bagaimana keadaan pasien pada saat keluar (perlu berobat jalan, mampu bergerak
sendiri, mampu untuk beke4a)
5. Apakah aniuran p,engobatan, perar/atan yang diberikan (nama obat dan dosisnya,
tindakan pengobatan lainnya, diruiuk kemana, perianjian untuk datang lagi / kon[ol)
4. Catatan yang dibuat oleh dokter interensif harus diketahui oleh dokter pembimbingnya.
5, Tenaga profrsional pemberi asuhan ( )
PPA dapat melakukan koreksi terhadap
kesalahan penulisan dengan cara moncoret 'l ( satu )garis dengan arah horisontal
tetapi masih dapat terbaca dan rElakukan pembetulan disebelahnya pada saat itu iuga
serh dibubuhi nama dan paraf.
6. Penghapusan lulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
7. Penulisan nnnggunakan bolpoin linta wama hitam.
8. Stempel nama dokter, tanggal, notifikasi ( SBAR ), kaki bayi, cap ibu jari ibu bayi, dan
cap ibu jari pengesahan pengganti tandatangan nEnggunakan tinta wama ungu muda,
2 02 Asesmen Keperawatan I GD
5 03. a. K Asesmen Risiko Jatuh Rawat Jalan (per tgl22 Okt 2018 tdk digunakan lagl
6 04. K Lembar Observasi IGD
rL
66 36. b. K Asesmen obstetri
70 38. K Partograf
71 38. a, K .Partograf
72 39. K Asesmen Awal Medis Pasien Neonatus Rawat lnap
74
------+
39. b. K Asesmen Awal Medis Pasien Neonatus Rai/at lnap
7q K
39. c. lndentifikasi Lahir
po
42. K Tindakan Harian Keperas,atan Neonatus
i90 43. K Pemberian Makanan Awal Pada lnfant < 1500 gram
.1 l
43. a. K
iel i Pemberian Makanan Neo 1500 - 2500 gram
l"i 43. b. K Pemberian Makanan Awal Pada lnfant > 2500 gram
101 _
45. a. K lnformed Conseot Tumor Payudara
lnfomed Consent
174 K
45. br,. lnformed Consent lnjeksi Steroid Caudo Epidural
1B
'1
45. cc. K lnformed lnformasi lnjeksi Streptokinase
,1
f-
89 48. K Penolakan Tindakan Kedokteran
ll 90
l
193 49. a.3. K I nformasi Anestesi Blok Spinal, Epidural Batu Ureter
l
202 49. d. 1. K lnformasi Anestesi Kombinasi Regional & Anestesi Umu Sircumsisi Fimosis
ztt 54.K Sign ln - Time Out - Sign Out (Check List Kesdamatan Operasi)
247 t
l
258 l--zr I
,qo ^
75. K Grafi k-Suhu-Nadi-Berat Badan (Ne0natus)
262 l 78.K I
Permintaan Privasi
263 79. K I
80 K
81. K
267 82. a. K
272 86. K Asesmen Risiko Jatuh Monse Fall Scale (usia <14 - 59 th)
273 87. K Asesmen Risiko Jatuh Ontario Modified Stratifi/Sydney Scoring ( usia >59 th)
279 91. K Asesmen Lan utan Gizi (Pengkajian jutan & Tindaklanjut)
282
--94. K Surat Permintaan Scond Opinion / Pendapat Lain
287
.-f- 99. K Sebab Kematian
29 102.K CP. ik
3. Koding (coding)
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di dalam rekam medis harus diberi kode
dan selanjutnya diindeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk
menuniang fungsi perencanaan, managemen, dan riset bidang kesehatan.
Kode klasifikasi penyakit ohh WHO (Wodd Health Organization) bertuiuan untuk
menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan factor yang
mempengaruhi kesehatan.
Seiak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggotanya termasuk lndonesia
menggunakan klasifikasi penyakit revisi-IO, lntemational Statical Clasification Deseases
and l-lealth Problem '10 Revice. ICD 10 menggunakan kode kombinasi yaitu menggunakan
huruf abjad dan angka (alpha numeric).
Kecepatan dan ketepatan Koding dari suatu diagnosis sangat te$antung kepada pelaksana
yang menangani rekam medis tersebut yaitu:
a. Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis
b. Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode
c. Tenaga kesehatan lainnya.
Tenaga rekam metlis sebagai pemboi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode dai
suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Oleh karenanya untuk hal yang
kunng jelas atau yang tidak lengkap, sebelum koding ditetapkan, komunikasikan terlebih
dahulu pada dokter yang membuat diagnosis brsebut.
Untuk lebih meningkatkan informGi dalam rekam medis, petugas rekam medis harus
mernhrat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat. Dbamping kode penyakit, be{bagai
tindakan lain juga harus dikoding sesuai klasifikasi masing-masing, yaitu :
a. Koding Penyakit (lCD10)
b. Pembedahan/Tindakan (lCDPlM)
c. Koding Obat{batan
d. Laboratorium
e. Radiologi
f. Dokter (pemberi pelayanan)
g. Alat-alat
h. Dan lainlain
Peretapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban hak dan tanggung .iarab dokter
(tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh karenanya diagnosis yang ada dalam
rekam medis harus diisi dengan lengkap , ielas dan terbaca sesuai dengan arahan yarE ada
pada buku ICD 10. Cara penggunaan ICD - 10:
1) Menggunakan buku ICD - 10 Volume I berisitentang :
a. lntruductlr (pendahuluan )
a. Data base tersusun secara alphabet seperti susunan kata-kata dalam kamus.
b. Data base ini digunakan untuk mencari berkas rekam medis pasien yang tilak
membawa kartu berobat sehingga dapat dicari berdasarkan nama pasien.
c. Data base di kontrol setiap hari oleh Petugas di Unit Rekam Medis sehingga data
selalu up to date.
2) lndeks Penyakit (Diagnosis) dan Operasi
Pengertian :
lndeks penyakit dan indeks operasi adalah suafu data base yang menyimpan kode diagnosa
penyakit maupun tindakan operasi setiap pasien yang berobat di RSU'Aisyiyah Ponorogo.
lnformasi yang ada dkialam SIM - RS ini yaitu:
a. Nomor Kode Diagnosa penyakit atau tindakan operasi.
b. Judul, Bulan, Tahun
c. Nornor Rekam Medis
d. Jenis Kelamin
e. Umur
Kegunaan :
Data base ini dapat untuk mengindeks penyakit dan tindakan operasi sesuai dengan
inbrmasi yarp diinginkan untuk keperluan sbb:
2. Traer
Tracer adalah suatu alat untuk pelaak atau petunjuk keluar untuk mengetahui berkas
rekam medis itu kemana berda. Dalam penggunaannya Tracef ini diletakkan sebagai
perEganti pada tempat maFmap rekam rnedis yang diambil (dikeluarkan) dari rak
penyimpanan dengan wama yang beileda dengan map berkas rekam medis , Petunjuk
keluar tetap berada di rak tersebut, sampai map rekam medis yang diambil (didnjam)
kembali ke rak penyimpanan. Dan jika berkas rekam medis yang dipinjam teldt
dikembalikan, maka segera ditaruh di tempat berkas tersebut yang di tandai dengan adanya
tracer dan mengamul tEcer teBebut dan mencoret isi tracer sebagai tanda bahwa be*as
telah kembali pada rak
TRACER / Petunjuk keluar / Pelacak berkas yang dipakai berbentuk Form sebesar beftas
rekam medis yang tebal dan kuat yang dilengkapi dengan :
1. Taqgal
2. Nomor Rekam Medis
3. Nama P6ien
4. Alamat
5. Dokter
6. Klinik/Ruang
7. No Urut
Kemudian unfuk peminjaman berkas rawat inap harus mengetahui slaf rekam medis, dan
selain memberikan Tracer pada rak penyimpanan juga masih ada buku Ekspedisi untuk
menguatkan siapa yang pinjam berkas rekam medis , supaya tidak teriadi kehilangan.
1. Tanggd pinjam
2. Nomor Rekam Medis
3. Nama P6ien
4. Tada brEar Peminian
5. Nama RuarE dan nama peminiam
6. Kepeduan
7. Nama dar Tanda tangan pengembalian
7. Petugas rekam medis yang berada di tempat penyimpanan harus teliti dan jeli dalam
hal:
a. Jumlah rekam medis yang dikeluarkan setiap hari dari rak penyimpanan untuk
memenuhi permintaan dengan menyelipkan tracer pada penyimpanan.
b. Teliti dalam menulis klinik ahu ruang yang meminjam.
c. Jumlah salah simpan
d. Jumlah rekam medis yang t[ak dapat ditemukan diganti dengan rekam medis baru
tapi dengan rpmor rekam medis yang sama kemudian digabung tila sdah
diketemukan.
Data tersebut berguna untuk rencana pengelolaan dan pengawasann penyimpanan
rekam medis-
8. SIMRS dan rekam medis elektronik hanya dapat diakses oleh pengguna sesuai dengan
kewenangannya yang mana dapat di akses dengan log in nya masing-masing.
LOGISTIK
Sub bagian Rekam Medis RSU'Aisyiyah Ponorogo setiap bulan mempunyai permintaan rutin yang
terbagi menjadi dua yaitu ATK (Alat Tulis Kanto{ dan ART (Alat Rumah Tangga). ATK dan ART
iadwal p€rmintaannya setiap hari Senin dan Kamis, Berikut tabel permintaan rutin Sub Bagian
Rekam Medis RSU'Aisyiyah Ponorogo .
NO JENIS BARANG
t, Managemen Rekam Medis
TPP: SPRIV
'1. Sampul/Stopmap RM lGD,Ramt l.Sampul /Stopmap RM rawat lnap
Jalan untuk menggantikan stopmap yang
rusak pada berkas.
2, Sampul /Stopmap RM rawat lnap 2.Amplop besar Logo RSUA
3.Form asesmen rawat jalan 3,KefuS KOP RSUA
l
- Asesmen ulang 6.Kertas Kwarta
I
- Asesmen lainnya sesuai kebufuhan 7. Buku tulis sesuai kebufuhan
klinik masingmasing
l
l
4.Form SEP untuk JKN B.Tas untuk berkas RM
Cara anprah kebutuhan ke logistik di RSU 'Aisyiyah Ponorogo sudah dengan sistem SIM - RS.
KESELATIATAN KERJA
UU No 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan
keria adalah tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam
kategori seperti disebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Program keselamatan dan kesehatan kerja di Sub Bagian Rekam l edis berlujuan melindungi
karyawan dan pelanggan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit..
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayal (2) disebutkan bahwa 'Setiap warganqaGr
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Dalam hal ini yarp
dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada
dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat
hidup layak sesuai dengan mafubat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit atau K3RS rnerupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekeria dalam hal ini pegawai Unit Rekam Medis dan perlindungan tertradap
Rumah Sakit. Pegarvai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan
kesehatan keria akan meningkatkan produKivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah
sakit.
A. FaKor-faKor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu :
B. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila :
L Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus;
2. Alal-alat poduksi tidak disusun secara bratur menurul tahapan proses produksi;
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas alau
terlalu dingin;
4. Tidak tersedia alatalat pengaman;
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
KESELAMATAN PASIEN
A. LatarBelakang
Keselamatan (safefy) telah rnenjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu
penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaifu: ke*lamatan psien
(patient safety), keselamatan pekeria atau petugas kesehatan, keselamahn bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petwas,
keselamatan lingkungan (green produdivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan "bisnis' rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup
rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di
setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila
ada pasien, Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas ulama untuk dilaksanakan, dan
hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit.
Harus diakui, pehyanan kesehalan pada dasamya adalah unfuk menyelamatkan pasien sesuai
dengan yang diucapkan hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu pimun, non nowe
(fust, do no hazn. Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi
pelayanan kesehahn khususnya rumah sakit menjdi semakin kompbks dan berpotensi
terjadinya Keiadian Tidak Diharapkan (KID) (adverse event) apabila tidak dilakukan dengan
hati-hati.
Di rumah sakit lerdapat rafusan macam obat, ralusan tes dan prosedur, banyak alat dengan
teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi, dan non profesi yang siap memberikan
pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerulinan pelayanan tersebut
apabila tuak dikelola dengan baik dapat rEnyebabkan KID.
Pada tahun 2000 Insfrtule of Medicine di
Amerika Serikat menerbitkan laporan yang
mengagetlGn banyak pihak: "T0 ERR lS HUl,lAN", Euikling a Sater Healh Sysfem'. Laporan
itu mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah dan Cobrado serta New York. Di Utah dan
Colorado ditemukan KID (adverse ercnfl sebesar 2,970, dimana 6,6% diantaranya meninggal.
Sedangkan di l.lew York Kl'D adahh sebesar 3,7 dengan angka kematian '13,6%. Angka
kematian akibat KID pada pasien rawat inap diseluruh ArErika yang berjumlah 33,6 iuta per
tahun berkisar 44.00G98.000 per tahun. Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan
angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai negara: Amerika, lnggris, Denmark, dan
Australia, ditemukan KfD dengan rentang 3,2 - 16,6 0/0. Dengan data-data tersebut, berbagai
negara segera melakukan penelitian dan mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien.
Sedangkan berdasarkan Laporan Tahunan pada tahun 2013, data lnsiden Keselamatan Pasien
di RSU 'Aisyiyah Ponorogo ada 16 IKP dengan rinoan 1(6.2570) KNC, 14 (87.570) KID dan I
(6.2570) Sentinel, dengan kasus terbanyak adalah pasien iatuh sejumlah 7 (43.750/d,
Di lndonesia dah tenhng KtD apalagi Kejadian Nyaris Cidera (near mrss) masih langka,
namun di lain pihak terjadi peningkatan tuduhan 'mal praktek', yang belum tentu sesuaidengan
pembuktian akhh. Dalam rangka meningkatran keselamatan pasien di rumah sakit maka
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh lndonesia (PERSI) telah mengambil inisiatif membentuk
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah aKif melakanakan
langkah-langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan
mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar
belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di RSU 'Aisyiyah Ponorogo
2. Manfaat
1. Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas dan citra yang baik bagi RSU
'Aisyiyah
2. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung .iawab dan rasa nilai
kemanusiaan terhdap keselamatan pa$en di RSU 'Aisyiyah Ponorogo.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas kesehalan dan pasien terhadap
tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi terjadinya Kl'D ( Kejadian Tiijak Diharapkan ) di rumah sakit
3. Ruang Lingkup
1. Keselamatan pasien diterapkan kepada semua pasien railat inap, pasien lnstalasi
Gawat Darurat (lGD), pasien raflat jalan dan pasien yang akan menjalani suatu
prosedur ( sebelum pemberian obat, sebelum pemberian tranfusi darah dan produk
darah, sebelum pengambilan samp/e untuk pemeriksaan labonalorium dan pemeriksaan
radiologi, sebelum dilakukan pengobatan / tindakan lain).
2. Pelaksana Keselamatan Pasien adalah semua tenaga kesehatan (medis, perawat,
farmasi, bidan dan tenaga kesehatan tertentu); staf di ruang ralvat, staf administratif,
dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.
B. Keselamatan Pasien dengan Rekam llhdis sangat berkaitan erat dan penting Jaitu
mangenai ldentifikasi pasien mulai dari pendaftaran.
't. Tatalaksana ldentifikasi
1. Tatalaksana Gelang ldentifikasi Pasien
1) Semua pasien harus diidentifkasi dengan benar sebelum pemberian obat, darah atau
produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain unfuk pemeriksaan klinis; atau
pemberian pengobatan atau tindakan lainnya.
2) Pakaikan gelang identifikasi di pergelangan tangan pasien, jelaskan dan pastikan
gelang lerpasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
3) Pada pasien dengan fistula arterio vena (pasbn hemodialisis), gelang irjentifikasi
tidak boleh dipasang di sisi lengan yang terdapat fistula.
4) Jika tidak dapat dipakaikan di pergelangan tangan, pakaikan di pergelangan kaki.
Pada situasi di mana tidak dapat dipasang di pergelangan kaki, gelang dentifikasi
dapat dipakaikan di baju pasien di area yang ielas terlihat. Hal ini harus dicatat di
,l0. Tatalaksana
ldentifikasi Pasien yang ldentitasnya Tidak Diketahui
1 . Pasien akan dilabel menurut prosedur RSU 'Aisyiyah sampai pasien dapat diidentif ka$
dengan benar. Contoh pelabelan yang diberikan berupa: Tn X/ Ny.X, Prialilanita Tilak
Dikenal.
2. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal baru dengan identitas
yang benar.
3) Kesulitankomunikasi
a. Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan pasien, atau keterbatasan
bahasa
b. Kegagalan untuk pembacaan kembali
c. Kurangnya kultur / budaya organisasi
6. Jika terjadi insidens akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal berikut ini:
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan.
c. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di
tempat yang salah, para klinisi harus memastikan bahwa langkah-langkah yang
penting tehh diambil untuk rnelakukan prosedur yang tepat pada pasien yang tepat
d. Pastikan tidak salah dalam mengidentifikasi pa$en mulai pendaftaran sampai
masuk rumah sakit.
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan ditingkatkan
dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk nengukur mutr
pelayanan Rumah Sakil.
Defenisi lndikator adalah :
Malah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. lndikator merupakan
suatu variabel yang digunal€n untuk bisa melihat perubahan. lndikator yang baik adalah yang
sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Dalam rnelaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan prinsip dasar
sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. lndikator yang dipilih
a. lndikator lebih diutamakan untuk menilai ou$ut daripada input dan proses
b, BeBifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok daripada untuk
perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah &kit dapat
mendorong inhrvensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk dimonitor
d. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunalGn harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai indikator, sehingga
dapat sebagai batas yang memisahkan antara mufu baik dan mufu tjdak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
DEFINISI INDIKATOR : Angka Ketidak Lengkapan Pengisian Rekam Medik Pada Rawat
Jalan
KRITERIA
Eksklusi
PEMBILANG (Numerato0 : Jumlah Rekam ll,ledik Yang Tidak Lengkap Dalam Periode
Waktu Tertentu
STANDARD 00k
KETERANGAN
DEFINISI INDIKATOR
KRITERIA
lnklusi
Eksklusi
PEMBILANG (Numerator) : Jumlah keterlambatan rekam medik dalam waktu dua kali dua
puluh empat jam setelah keluar rumah sakit
DEFINISI INDIKATOR : Angka Ketidak Lengkapan Pengisian Rekam Medik Pada Rawat
lnap
KRITERIA
PEMBILANG (Numeratoo : Jumlah Rekam Medik Yang Tijak Lengkap Dalam Paiode
Waktu Tertentu
STANDARD SYo
KETERANGAN
DASAR PEMIKIRAN : Pasien rarflal ulang yang tidak direncanakan berkaitan dengan
mutu pelayanan dan peningkatan biaya.
DEFINISI INDIKATOR : Angka Pasien rawat ulang yang tidak direncanakan kurang dari
tujuh hari dengan diagnosa yang sama.
KRITERIA
STANDARD 0%
KETERANGAN
Demikian Pedoman Pelayanan Rekam Medb Rumah Sakit Umum'Aisyiyah Ponorogo ini kami
susun sebagai pedoman bagi petugas di Sub Bagian Rekam Medis dalam nEmberikan pelayanan
baik secara intemal maupun eksternal dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan di Rumah Sakit Umum 'Aisyiyah Ponorogo secara keseluruhan.
di PONOROGO
Tanggal : 15 Dzulhiiiah 1439 H
n1 201B M
871
Direktorat Jenderal Pelayanan lrrbdik; Pedoma n rengelolaan Rekan Me/,is Rumah SakI di
ldorcsia, Rer$ / ;DEPKES;1997
2 CPU 7
Epson 4
ZeUa 2
Argox 1
Canon 1
Panasonik 1
Natronal 1
6 Stavott Kasugawa 3
Supreme 1
Tens 1
LG 2
No No
No Nama Barang Merk Jumlah Keterangan
lnventaris Seri
1 Rak Filling berkas rawat.ialan 4
Rool Pack
Rak Filling benawat lalan 11
menetap
( belakang AC dan Jenitor) 5 + 6
Kursi Futura 7
Kursi biasa 5
Kursi Plastik 2
4 Troli 5
8 Gunting 2
o Plong - plongan ( Perforator) 2
14 Penggaris 1
No
No Nama Barang Merk No Seri Jumlah Keterangan
lnventaris
1 Komputer LCD Samsun 2
s
LG
Pixma 0.2011
J Printer LBP 29OO 1
4 Laptop fuioo 1
5 Laptop Asus 1
7 Kalkulator Citizen 2
Elektronik ,11.2011
I Stop KofltauKabel 1
Olor
10 Jam Dinding Quartz 1
11 AC LG 3 Rusak 1 (satu)
12 AC Daycin 1
1,5 PK
13 Scanner Canon 1
DRC 225
No No
No l,lama Barang Merk J umlah Ket.
lnventaris Seri
1 AlmariArsip Akreditasi RM (MKI) 1
3 Cermin 1
I Kursi Kuadra 5
12 Meja Kerja 8
13 Meja Komputer 2
14 Penggaris Besi K 1
15 Gunting 2
16 Plong Kertas 1
17 Staples 2
18 Troli 2
19 Tempat Tissue 1
IJ APAR 2
Nz I I I
o
I
{
P
s s s s s
I I I I 1 2 4 5 6
D E F G
- I
XET :
J
Q1-2 : PINTU
I K : KURSITUNGGU
O,[ : RAK ARSIP PETAPORAN
M :ALMARI AKREDITASI Qr FILLING RAWAT INAP
N1-2 : SlLtlNG KABINET
K A4,J: MEJA KERJA
H,I : KOMPUTER
P : RAK PENATAAN BERKAS
516 : RAK BERKAS RM lN AKTIS
57-15: RAK BERKAS RM AKTIS
s s s s S s s
A B c 7 8 t 1 t 1 1 L
I I I 0 1 2 3 4 5
t M Nr
q,
DENAH RUANG TPP PASIEN ASURANSI
Lompirun 2 :
A B c
I I I
ABC : KOMPUTER
D : DOUM WAITER
E : FILLING
RAWAT JALAN
P 1,2,3 : PINTU
E1
E2
E3
I
DENAH RUANG TPP PASIEN UMUM
t
UTARA
A c
I I KET :
D I -
D
E
F
: TPP R.lnap
: Meia Locker
: Tracer
G-' : Rak Berkas RJ
K.N : Pintu
o : Komputer Filling
P : Loker
G H I I J
o pl I
Lanpiran 3 :
PASIEN l
. Daterg ssndiri
. Rujukan
Penunians
Laborat
Famrasi
Radiologi
- E Tempat Pendaftaran Pasien
KRS:
RAWAT INAP HEMODIALISA RuJuk
K-ASlR
Pulang
Meninggal
PASIEN
o DATANC
SENDIRI
. RUJUKAN
APM TEMPAT
ONLINE INFORMASI
PENDAFTARAN PASTEN
(H -r s/D H -7) PASIEN
RUJIJK KASIR
RAWAT INAP
PULANG
IBU HAMIL
PROSES PERSALINAN
PROSES PERSALINAN
SPONTAN
SC SPONTAN
TPP TPP
RAWAT PERINATOLOGI
CABUNG
PASIEN NEONATUS
i DATANGSENDIRI
> RUJUKAN
TPP
IGD
KLINIK ANAK
Pasien Lama
Filling
PENDA-FTA&AN
Berkar RM
Penunjang Medis
. Klinik Umum .Farmasi
. Klinik Spesialis . Labord
. Radiologi
. cl.zi
KASIR
Rawal inap
Rujuk
Pulang
Pasien Lama
Filling
PENDAFTARAN
Berkas RM
Penunjang Medis
. Klinik Umum . Famasi
. Klinik Spesialis . Labord
. nadiologr
. Gizi
KASIR
Rawd inap
Rujuk
Pulang
. Darmg s€ndiri
PASIEN . Rujulian Informasi Pasien
. Kerjasama
Pendaftaran Pasien
Paujang Medis
. Farmasi
RUANG PERAWATAN . kboral
o Radiologi
o Gizi
Rrquk
Pulang
Maringgal
PASIEN
. Datang sendiri
. Rujukan
. KerJasama
Informasi Pasien
I
Pendaftaran Asuransi
Center
Filling
Pasien Baru Pasien Lama
Berkas
o IGD
. Klinik Umum
o Klinik Spesialis
o Dirujuk
Rawat lnap Penunjang Medis o pulang
NO RUANG JUMLAH
1 IGD I
2 SHAFA 17
J rcu I
4 MARWA 2A
MASITHAH 17
6 PERINATOLOGI 10
7 BAYI GABUNG 11
8 ARAFAH 21
9 MULTAZAM 32
10 MINA 26
11 SITI FADILAH 29
12 OK ?
KEPOLISIAN
SURAT PENGANTAR
PERMINTAAN VER
INFORMASI PASIEN
SEKRETARIAT
. Persetujuan Direktur
. Tandatangan vER
IGD / KLINIK
o Dolter Mengisi Draf
. Dokter Tandatangan
KASIR
PEMOHON
SURAT PENGANTAR
PERM INTAAN SURAT KETERANGAN
MEDTS (SKM)
SEKRETARIAT
Persetujuan Direlrtur
KASIR
PEMOHON
Klinik Umum
Kinik Spesialis
Unit terkait
Buku Ekspedisi
PEMINJAM
Menandatangani
SELESAI
Penyusutan
Penilaian
berkas Rekam
Medis
RM Rusak / RM RM Tidak
tidak terbaca Ada Nilai Guna Ada Nilai Guna
Berkas Rekam
Medis Tertentu Dilestarikan Dimusnahkan
BERKAS RM
DI MUSNAHKAN
I
t
t
DI LESTARIKAN DI BAKAR/
CACAH / LEBUR
PENDAFTARAN PASIEN
RAK PENYIMPANAN
PENGOI-AHAN DATA LENGKAP
OOKUMEN AKIIF
TAK LENGKAP
DOKTER PPA
DPJP
PENDAFTARAN PASIEN
RUANG RAWAT
JAI-AN IGD
'
RAK PENYIMPANAN
PENDAFIARAN PASIEN LENGKAP
OOKUMEN AKTIF
TDK LENGKAP
DOKIER PPA
OPJP