Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan penyertaan-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Supervisi Pendidikan”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
“Manajemen Pendidikan”, juga diharapkan dapat membantu kita sebagai calon guru untuk
memahami hal-hal mengenai supervisi pendidikan.

Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu diharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Tondano, Juni 2019

Kelompok 6

1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 5
A. Pengertian dan Kegiatan Supervisi Pendidikan .......................................................................... 5
B. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan ................................................................................................. 8
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan ........................................................................................... 9
D. Fungsi Supervisi Pendidikan ........................................................................................................ 9
E. Objek Supervisi Pendidikan....................................................................................................... 11
F. Teknik-teknik dalam Supervisi Pendidikan ............................................................................... 12
G. Peran Supervisi dalam Evaluasi Program Pendidikan ............................................................... 18
H. Pengawas Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan................................................................... 19
BAB III .................................................................................................................................................... 23
PENUTUP ............................................................................................................................................... 23
A. KESIMPULAN ................................................................................................................................. 23
B. SARAN ........................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 25

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk
memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang
tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah
satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi.
Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia
bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar
mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan
kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam
peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan
tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya
bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan
dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek
akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada
kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan
supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan
memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara
efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Supervisi Pendidikan?
2. Apa saja jenis-jenis Supervisi Pendidikan?
3. Apa saja prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan?
4. Apa fungsi Supervisi Pendidikan?
5. Siapakah objek dalam Supervisi Pendidikan?

3
6. Apa saja teknik-teknik dalam Supervisi Pendidikan?
7. Apa Peran Supervisi dalam Evaluasi Program Pendidikan?
8. Bagaimana tentang Pengawas Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Supervisi Pendidikan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Supervisi Pendidikan
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
4. Untuk mengetahui fungsi Supervisi Pendidikan
5. Untuk mengetahui objek dalam Supervisi Pendidikan
6. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam Supervisi Pendidikan
7. Untuk mengetahui Peran Supervisi dalam Evaluasi Program Pendidikan
8. Untuk mengetahui tentang Pengawas Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Kegiatan Supervisi Pendidikan
Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan dalam dunia
pendidikan. Kemudian istilah supervisi adalah sebuah kegiatan yang mengacu kepada
sebuah perbaikan dalam sebuah institusi. Banyak para pegawai yang berkecimpung
dalam sebuah institusi merasa ketakutan ketika mendengar bahwa institusi yang
bersangkutan akan dikunjungi oleh supervisor. Anggapan masyarakat institusi
supervisor adalah yang diperintahkan oleh atasannya untuk membentak dan memarahi
para pegawai-pegawai yang sedang aktif di institusi.
Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti
pengawasan/ kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut
supervisor. Menurut UU No 20/2003 supervisi dilakukan oleh pemerintah, pemda,
dan masyarakat. Supervisi itu sendiri yaitu usaha pengamatan/pengawasan yang
dilakukan oleh supervisor untuk memberikan penilaian dan perbaikan. Jadi, supervisi
pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk membantu guru
dalam bidang instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk mencapai
tujuan sekolah.
Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya
(morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
1. Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam
arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi diatas,
pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan
kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan
supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung
unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki

5
2. Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya
dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya
3. Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “
Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan.

Pengertian Supervisi menurut pendapat para ahli :

1. Good Carter
Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah
dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-
guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran,
dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha
memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,
2. Boardman
Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir
dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir
dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih
cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi
sebagai lebih sanggup berpartisipasi dalam masyarakat modern.
3. Willem Mantja
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan
resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua
tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan
(guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi
sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
4. Kimball Wiles
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is
assistance in the development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles
beranggapan bahwa faktor manusia yang memiliki kecakapan (skill) sangat penting
untuk menciptakan suasana belajar mengajar yangg lebih baik.
5. Mulyasa

6
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan
supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas
dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
6. Ross L (1980)
Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L
memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan.
7. Purwanto (1987)
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.

Kegiatan Supervisi

Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan,


pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang
berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Inspeksi : inspectie
(belanda) yang artinya memeriksa dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang
menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :

1. Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya


2. Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik

Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dalam kegiatan sedangkan Pengawasan adalah
Melihat apa yang positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari - cari kesalahan
tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang
disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat

7
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari
kegiatan sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang
sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah
pembinaannya

B. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan


1. Supervisi administratif atau manajerial berkenaan dengan efisiensi internal dari
sistem pendidikan, memberi jawaban pada pertanyaan mengapa institusi
pendidikan harus berjalan dalam cara tertentu, dan menggunakan secara luas
sumber daya yang tersedia. Komunikasi dan informasi merupakan dua fungsi
utama dari tipe supervisi ini. Fungsi supervisi administratif atau manajerial adalah
memicu unsur yang mendukung dan terkait dengan layanan sebuah pembelajaran.

2. Supervisi akademik atau instruksional yang berkenaan dengan efektifitas eksternal


adalah memberikan jawaban tentang bagaimana peserta didik belajar dengan lebih
baik. Dukungan dan evaluasi merupakan dua fungsi utama dalam tipe supervisi
ini. Tipe supervisi ini secara eksklusif dilakukan oleh kepala sekolah untuk
mengevaluasi hasil kerja seorang guru. Jadi tujuan supervisi akademik adalah
meningkatkan mutu dari sebuah pembelajaran.

3. Supervisi klinis. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih


ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam
proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan
bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut. Supervisi
klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan
melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis
intelektual yang intesif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan
untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Adapun ciri-ciri supervisi klinis
menurut La sulo adalah sebagai berikut : Bimbingan supervisor kepada guru/
calon guru bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang
akan di supervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi dan
disepakati melalui pengkajian bersama antar guru dan supervisior.

4. Supervisi umum dan supervisi pengajaran. Yang dimaksud dengan supervisi


umum disini adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan

8
pengajaran seperti supervisi terhadap kegiiatan pengelolaan bangunan dan
perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan
pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan,
supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi
pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan. Sedangkan yang dimaksud
dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal maupun material yang
memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi
terciptanya tujuan pendidikan.

C. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan


1. Prinsip Ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh
dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar
b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket,
observasi, percakapan pribadi, dst.
c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakn secara sistematis, berencana dan
kontinu.
2. Prinsip demokratis
Service dan bantuan yang diberikam kepada guru berdasarkan hubungan
kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk
mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi
harga diri dan martabat giru, bukan berdasarkan atasan atau bawahan tapi
bersasarkan kesejawatan.
3. Prinsip kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of idea,
sharing of experience, member support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga
mereka merasa bersama.

D. Fungsi Supervisi Pendidikan


Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:

9
a) Usaha tiap guru. Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi
pelajaran menurut pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang
bersifat individu tersebut perlu di koordinasi. Itulah fungsi supervisi.
b) Usaha-usaha sekolah. Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan
tujuan-tujuan atas setiap kegiatan sekolah, termasuk program-program
sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.
c) Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh dalam
jabatan-nya. Oleh karena itu, guru selalu belajar terus menerus, mengikuti
seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka berusaha meningkatkan diri agar
lebih baik. untuk itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari
supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu
keterampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-menerus.
Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi guru-guru agar
mereka memiliki keteram-pilan dalam kepemimpinan disekolah.
3. Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk
mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini
mereka dapat belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus bisa
memberi-kan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi atasan,
tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang diberikan
harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur
merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6. Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman baru
dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi
befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat
mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

10
E. Objek Supervisi Pendidikan
Menurut Piet A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
1. Pembinaan kurikulum
2. Perbaikan proses pembelajaran
3. Pengembangan Staff
4. Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru

Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.
1. Pembinaan Personil
a) Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari
supervisi pendidik-an tersebut. Dan sebagai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah
juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi
pendidikan bahwa kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam
jabatannya, maka kepala sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya,
meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam
dirinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda
dengan supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh seorang pengawas.
Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan supervisi guru. Namun ada
perbedaan jika guru pada pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah pada
bagaimana ia mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang
sesuai dengan yang telah ditetapkan seperti pengelolaan dan manajemen sekolah.
b) Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan
pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh
supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru. Karena guru juga manusia
yang setiap saat mengalami perkembangan dan perlu adanya pengawasan secara
berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas
profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena
guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan proses kegiatan belajar
mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut.
Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa berupa pembinaan secara
individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang
sama dan juga berbeda dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan
11
guru harus disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar
itu guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara benar
dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun point-point yang
menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja Guru, KBM Guru, Karakteristik
Guru, Administrasi Guru dll.
c) Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan
atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti
guru, namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff,
penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas
terhadap pimpinan atau kepala sekolah.
d) Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah
yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan
kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan
supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa
disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru
sebagai supervisornya.
2. Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan
Prasarana yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu
sendiri. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/1975,
sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
 Bangunan dan perabotan sekolah
 Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.
 Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil.

F. Teknik-teknik dalam Supervisi Pendidikan


Teknik supervisi Pendidikan adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk
mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran
yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai

12
supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam
supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru
meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan
ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau
melalui media komunikasi (Sagala 2010 : 210). Adapun teknik – teknik Supervisi adalah
sebagai berikut :

1. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok


Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang
dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor dengan
sejumlah guru dalam satu kelompok. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara
lain :
a) Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertemuan orientasi adalah pertemuan anatar supervisor dengan supervisee
(Terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervise memasuki suasana
kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 210) dan Sahertian.
Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau
menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai berikut :
 Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
 Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
 Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan
dan situasi sekolah.
 Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut
dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
 Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang
berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
 Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam
orientasi ini adalah makan bersama.
 Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru
baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam
kelompok guru lain.
b) Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang
dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara

13
meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi rapat
guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 :
171) adalah sebagai berikut :
 Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah
dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
 Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan
tugas – tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan
jabatan mereka secara maksimal.
 Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian
pengajaran yang maksimal.
 Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan
proses pembelajaran.
 Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar
secara bersama dengan semua guru disekolah.
c) Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA,
Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan
dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya
dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan
dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah
sebagai berikut :
 Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi
layanan belajar.
 Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan
pemechan masalah pada materi pengajaran.
 Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang
studi atau bidang – bidang studi yang serumpun.
 Diskusi. Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu
percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif
pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi
kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai

14
ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah
atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan
yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru
untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu
permasalahan, sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari
alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213). Tujuan
pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah –
masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan
upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi. .
d) Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah
pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja
secarakelompok.
e) Tukar menukar pengalaman Tukar menukar pengalaman “Sharing of
Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman
masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan,
saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang
lain.
2. Teknik Individual dalam Supervisi
Teknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216)
adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi –
pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik – teknik
individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain :
a. Teknik Kunjungan kelas.
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan
supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk
membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor
memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan
ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan
perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh
guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat
dilakukan dengan 3 cara, yatiu :

15
 Kunjungan kelas tanpa diberitahu,
 Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
 Kunjungan kelas atas undangan guru,
 Saling mengunjungi kelas.

b. Teknik Observasi Kelas


Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor
mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu
yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor
melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor
mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya,
tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama
berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan
instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam
pelajaran.

c. Percakapan Pribadi

Percakapan pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya,
yang membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh
guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan
keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan
kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan
dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.

d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)

Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh
beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang ternama dan maju
dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat – kiat yang telah diambil sampai
seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah
dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan
pengalaman masing – masing. Sehingga masing – masing guru dapat memperbaiki

16
kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e. Menilai diri sendiri

Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat
memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya
akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri
sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran
terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara
atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar
pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai
pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun
pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.

3. Diskusi Panel
Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut
ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan
melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-
masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau
memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan
dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.
4. Seminar
Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk
mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan
dengan topik. Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat
dibahas seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi
masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak
yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar
kelompok mendengarkan laporan atau ide – ide menyangkut permasalahan
pendidikan dari salah seorang anggotanya.
5. Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah
pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu
topik dari aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang
dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan
mendengarkan pidato-pidato tersebut.

17
6. Demonstrasi mengajar

Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara


mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di
kelas oleh supervisor.

7. Buletin supervisi
Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa
pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan
sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.

G. Peran Supervisi dalam Evaluasi Program Pendidikan


Sesuai dengan fungsi evaluasi, proses supervisi meliputi penelitian, penilaian
perbaikan dan peningkatan atas upaya pendidikan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi
akan menunjukkan efektif atau efisiensinya suatu program pendidikan.
Tujuan pendidikan beserta kebijakan-kebijakan penyertanya merupakan acuan
dari proses evaluasi yang dilaksanakan. Dalam hal ini, kegiatan supervisi akan
melakukan pengamatan terhadap aktiivitas yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan
serta dikomparasikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses supervisi
merupakan suatu siklus evaluasi. Dalam siklusnya Guthrie & Reed planning-bud-
getting-evaluation cyclememperlihatkan keterkaitan amatan proses penyelenggaraan
program pendidikan dalam situasi sebelum, sedang, dan telah dilaksanakan.
Dampak evaluasi akan berpengaruh pada perencanaan dan pelaksanaan.
Proses itu harus berlangsung secara silkuler. Dalam hal ini, upaya menjamin tujuan
tercapai secara efektif dan efisien dilakukan dengan melakukan evaluasi di tataran
konseptual (perencanaan) dan praktis (pelaksanaan). Dalam kajian Total Quality
Management (Manajemen Mutu Terpadu), proses evalusi selayaknya dilakukan pada
komponen input, proses transformasi, lingkungan, dan output. Jika inputnya,
lingkungan, dan proses transformasinya terawas serta terjamin maka dengan
sendirinya ouput yang dihasilkan juga akan baik. Dalam aktivitas mengevaluasi, ada
tiga kegiatan besar yang biasanya dilakukan supervisor, yaitu:
1. Identifikasi tujuan evaluasi
2. Penyusunan desain dan metodologi evaluasi

18
3. Pengukuran

Dalam melakukan evaluasi, supervisor tidak hanya sebagai evaluator program yang hanya
memberikan rekomendasi kepada policy maker untuk membuat suatu keputusan, tetapi juga
berperan sebagai pembuat keputusan dan pelaksana putusan.Supervisor harus bertanggung
jawab terhadap kontinyuitas program yang sedang berlangsung juga mutu produknya. Ada
beberapa teknik evaluasi program yang biasanya dipakai oleh supervisor dalam rangka
mencari bahan mentah untuk tindak lanjut, yaitu dengan tes, observasi, laporan diri, evaluasi
diri dan teman sejawat.
Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh supervisor dalam melaksanakan proses
evaluasi, yaitu:
1. Komprehensif, evalusi harus dilakukan secara menyeluruh.
2. Kooperatif, untuk mendapatkan informasi yang lengkap diperlukan kerja sama
antara subjek evaluasi dan objek evaluasi. Evaluasi yang kooperatif
mengindikasikan adanya kesepakatan di antar kedua belah pihak betapa
pentingnya proses evaluasi tersebut.
3. Kontinyu dan relevan dengan kurikulum. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kualitas proses pencapain tujuan pendidikan senantiasa bisa terus diupayakan
dalam kondisi prima dan berkualiatas.
4. Objektif, tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bisa mengakaburkan pengukuran
dan penilaian.
5. Humanis, supervisor harus memperlakukan subjek yang diteliti secara
manusiawai, menghargai subjek sebagai individu. Proses evaluasi yang dinamis
akan mengungkap semua masalah yang berkaitan dengan operasionalisasi
pencapaian tujuan pendidikan.
6. Aman, proses evaluasi yang dilakukan hendaknya menjaga privasi individu.
Semua data yang bersifat rahasia sebaiknya tidak diekspos ke khalayak karena
akan berakibat buruk terhadap kinerja hubungan dengan manusia yang berujung
dengan menurunnya produktifitas lembaga.

H. Pengawas Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan


1. Pengertian pengawas sekolah

19
Dilihat dari segi bahasa, pengawas sekolah terdiri dari dua kata, yaitu ;
pengawas dan sekolah. “Pengawas” adalah orang yang melakukan pengamatan
dengan melihat secara langsung atau tidak langsung. Sedangakan “sekolah”
adalah lembaga atau tempat diselenggarakannya kegiatan belajar
mengajar. Sehingga “pengawas sekolah” dapat diartikan : orang yang mengamati
dengan melihat secara langsung ataupun tidak langsung sebuah lembaga atau
tempat diselenggarakannya kegiatan belajar mengajar. Dan di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor : 74 tahun 2008 disebutkan bahwa “pengawas sekolah” adalah
guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam
jabatan pengawas sekolah. Kemudian di dalam Permen PAN & RB No. 21
Tahun 2010 Pasal 4 disebutkan “pengawas sekolah” merupakan Pejabat Karier
yang hanya dapat di duduki oleh guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.
Dari pengertian di atas, sudah jelas yang dimaksud dengan pengawas
sekolah. Bahwa pengawas sekolah adalah sebuah jabatan karir yang hanya dapat
diduduki oleh seorang pegawai negeri sipil dari guru. Pengawas sekolah
merupakan guru pegawai negeri yang diangkat oleh pejabat yang berwenang yang
nantinya akan melakukan pengamatan dengan melihat baik secara langsung atau
tidak terhadap objek yang diawasi yaitu; sekolah yang merupakan lembaga
penyelenggara pendidikan.
2. Ruang lingkup tugas pengawas sekolah
Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 21 Tahun 2010 Pasal 5
disebutkan Tugas Pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program
pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantuan pelaksanaan 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru,
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas
kepengawasan di daerah khusus.
Berdasarkan Permen Pan & RB tersebut di atas, lingkup tugas pengawas
sekolah meliputi :
a) Pengawasan akademik, mencakup antara lain :
 Pembinaan guru.
 Pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah terdiri atas :
Standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian
pendidikan
20
 Penilaian kinerja guru
 Pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
 Penilaian Kinerja Guru Pemula dalam program Induksi Guru Pemula
(berkaitan dengan pemberlakuan Permenpan nomor 16 tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
 Pengawasan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula
b) Pengawasan manajerial, mencakup antara lain :
 Pembinaan Kepala sekolah
 Pemantauan pelaksanaan standard nasional pendidikan yang terdiri atas :
standarpendidik dan tenaga kependidikan, standard pengelolaan, standar
d sarana dan prasana, serta standard pembiayaan
 Penilaian kinerja kepala sekolah
 Pembinaan guru dalam pengawasan akademik meliputi pemantauan dan
penilaian terhadap kemampuan profesional guru yang mencakup :
 Kemampuan guru mata pelajajaran/kelas dalam merencanakan pembelajaran
melalui penyusunan silabus dan RPP atau guru BP (konselor) menyusun perencanaan
pembimbingan dan konseling.
 Kemampuan guru BP dalam pelaksanaan pembimbingan dan melaksanakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif termasuk penggunaan media pembelajaran
yang relevan.
 Kemampuan guru/pembimbing dan konseling dalam menilai proses dan hasil
pembelajaran/pembimbingan dengan menggunakan teknik penilaian yang relevan.
 Kemampuan guru dalam membimbing dan melatih peserta didik dalam Proses
pembelajaran, bimbingan dan latihan pada kegiatan yang terkait
intra kurikuler (pembelajaran remedial dan pengayaan), dan ekstra kurikuler.
 Peningkatan kemampuan guru Bimbingan dan Konseling yang terkait
dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah.
 Pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek
pengelolaan sekolah yang terkait
langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
sekolah yang meliputi ; perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian,
pengembangan kompetensi sumber daya tenaga kependidikan dan sumberdaya
lainnya
21
3. Fungsi pengawas sekolah
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 57, pengawas sekolah memiliki
fungsi ;
1. Pembinaan Kepala Sekolah dan Guru
2. Pemantauan 8 (dekapan) Standar Nasional Pendidikan
3. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Guru

Kaitannya dengan fungsi pengawas sekolah tersebut, pengawas sekolah menjalankan


kegiatan supervisi yang dilakukan secara teratur, terpogram dan berkesinambungan atau
secara terus menerus. Kegiatan supervisi dimaksud meliputi supervisi akademik dan supervisi
manajerial.

22
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian suvervisi pendidikan Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris
“supervision” yang berarti pengawasan/ kepengawasan.
2. Jenis-jenis supervise pendidikan :Supervisi administratif atau manajerial
berkenaan dengan efisiensi internal dari sistem pendidikan,Supervisi akademik
atau instruksional yang berkenaan dengan efektifitas eksternal adalah memberikan
jawaban tentang bagaimana peserta didik belajar dengan lebih baik,Supervisi
klinis. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih
ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam
proses belajar mengajar,Supervisi umum dan supervisi pengajaran.
3. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan :Prinsip Ilmiah,Prinsip demokratis,Prinsip
kerjasama.
4. Fungsi Supervisi Pendidikan:Mengkoordinasi semua usaha sekolah,
Memperlengkapi kepemimpinan sekolah,Memperluas pengalaman
guru, Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif,Memberi fasilitas dan
penilaian yang terus menerus. Penilaian yang diberikan harus bersifat menyeluruh
dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama
dari supervisi pendidikan,Menganalisis situuasi belajar mengajar,Memberikan
pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi ,Memberi
wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
5. Objek Supervisi Pendidikan Menurut Piet A. Sahertian: Objek supervisi di masa
yang akan datang mencakup:Pembinaan kurikulum,Perbaikan proses
pembelajaran,Pengembangan Staff,Pemeliharaan dan perawatan moral serta
semangat kerja guru-guru

23
6. Teknik-teknik dalam Supervisi Pendidikan :Supervisi yang bersifat
kelompok,Teknik Individual dalam Supervisi ,Diskusi
Panel ,Seminar ,Simposium,Demonstrasi mengajar,Buletin supervisi
7. Peran Supervisi dalam Evaluasi Program Pendidikan Dalam aktivitas
mengevaluasi, ada tiga kegiatan besar yang biasanya dilakukan supervisor,
yaitu:Identifikasi tujuan evaluasi,Penyusunan desain dan metodologi
evaluasi,Pengukuran.
8. Pengawas Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan “Pengawas” adalah orang yang
melakukan pengamatan dengan melihat secara langsung atau tidak langsung.
Sedangakan “sekolah” adalah lembaga atau tempat diselenggarakannya kegiatan
belajar mengajar.

B. SARAN
Supervisor atau pengawas satuan pendidikan harus lebih diarahkan untuk
memiliki dan memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang
tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Pengawas juga harus
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang
profesional ketika menjalankan tugasnya, ia harus bertindak atas dasar kaidah-kaidah
ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

24
DAFTAR PUSTAKA
www.sarjanaku.com/2001/05/supervisi-pendidikan.html?m=1

https://www.silabus.web.id/supervisi-pendidikan/amp/

stiebanten.blogspot.com/2011/10/pengertian-supervisi-pendidikan.html?m=1

dewivalentini.b;ogspot.com/2017/07/makalah-supervisi-pendidikan.html?m=1

https:/mbahgurukutim.blogspot.com/2015/08/kedudukan-tugaspokok-dan-fungsi.html?m=1

25

Anda mungkin juga menyukai