MATCHING TEST
KELOMPOK 2
GOEGOEH PANGESTU 2010251005
YAHYA KHAMDANI 2010251010
YULIN RAKANTI NINGRUM 2010251011
PEMBAHASAN
Ada beberapa kelebihan dan juga kekurangan pada tes menjodohkan (matching test), diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Pembuatannya mudah
2. Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif
3. Cukup ringkas dan efektif dari segi rumusan butir soal dan pilihan jawaban
4. Apabila jenis tes ini dibuat dengan baik, maka faktor menebak praktis dapat dihilanggkan
5. Tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal:
• a. Antara problem dan penyelesaiannya
• b. Antara teori dan penemunya
• c. Antara sebab dan akibatnya
• d. Antara singkatan dan kata-kata lengkapnya
• e. Antara istilah dan definisinya
Kelemahan tes menjodohkan
1. Matching test cenderung lebih banyak mengungkap aspek hafalan atau daya ingat saja
2. Karena mudah disusun, maka tes jenis ini sering kali dijadikan “pelarian” bagi pengajar, yaitu
dipergunakan kalau pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk lain.
3. Karena jawaban yang pendek-pendek, maka tes jenis ini kurang baik untuk mengevaluasi pengertian dan
kemampuan membuat tafsiran (interpretasi)
4. Tanpa disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap atau masuk hal-hal yang sebenarnya kurang perlu
untuk di ujikan
KAIDAH DALAM PENYUSUNAN MATCHING TEST
Untuk menyusun soal bentuk menjodohkan (matching test), arifin (2009:145) memberikan beberapa
kriteria, yaitu:
1. Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami.
2. Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator.
3. Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, sedangkan jawabannya di sebelah kanan.
4. Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak daripada jumlah soal.
5. Susunlah item-item dan alternatif jawaban dengan sistematika tertentu. Misalnya, sebelum pokok
persoalan, didahului dengan stem, atau bisa juga langsung pada pokok persoalan.
6. Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman.
7. Gunakanlah kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan.
PENILAIAN SOAL MENJODOHKAN (MATCHING TEST)
Untuk menilai tes yang berbentuk matching test, diperhitungkan dari jumlah item yang dijawab benar saja. Sehingga dengan rums
penskoran tersebut item yang dijawab salah atau item yang dikosongkan keduanya dianggap salah.
• Rumusnya sebagai berikut:
• S adalah skor
• R adalah jumlah jawaban yang benar
•
• Contoh:
• Jumlah item : 10 buah
• Jumlah soal yang dijawab benar : 7 buah
• Jumlah soal yang dijawab salah : 3 buah
• Maka skor yang diperoleh adalah
•
CONTOH TES MENJODOHKAN (MATCHING TEST)
Soal Jawaban
1. 3, 5, 7, 9, …. a. 2
2. 900 : 3 : 4 = …. b. 11
3. 25, 35, c, 55, 65, 75 c. 22
c = …. d. 45
4. 532 + 436 – 647 = …. e. 75
5. 663 : 3 + 111 = …. f. 130
6. 65 x 10 : 5 = …. g. 191
7. 899 + …. = 901 h. 194
8. 12, 14, 16, 18, 20, a, 24. i. 321
a = …. j. 322
9. 317 – 861 : 7 = …. k. 323
10. 19 x 5 + 12 x 8 = …. l. 13
KESIMPULAN
TES MENJODOHKAN ATAU MATCHING TEST MERUPAKAN TES YANG MEMILIKI DUA
LAJUR YANG SALING BERHUBUNGAN. PADA PRINSIPNYA TES MENJODOHKAN
MENGEVALUASI PENGETAHUAN TENTANG FAKTA YANG MEMILIKI MAKNA
SPESIFIK. AGAR DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI MATERI PREMIS ATAU KOLOM
RESPONS, FAKTA HARUS SEDERHANA DAN JELAS. JIKA KEDUA KRITERIA TERSEBUT
TIDAK DIPENUHI MAKA TIPE TES LAIN PERLU DIPERTIMBANGKAN
PENGGUNAANNYA.