Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran PAI


Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang
dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere”yang berarti
menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah
menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran.1 Kegiatan belajar dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pembelajaran adalah kegiatan dimana guru melakukan peranan-
peranan tertentu agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan. Strategi pengajaran merupakan keseluruhan metode dan
prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan peserta didik dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.2 Pembelajaran dalam
konteks pendidikan merupakan aktivitas pendidikan berupa pemberian
bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan.
Selain itu, pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan
peserta didik agar dapat mempelajari sesuatu yang relevan dan bermakna
bagi diri mereka, disamping itu, juga untuk mengembangkan pengalaman
belajar dimana peserta didik dapat secara aktif menciptakan apa yang sudah
diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh. Dan kegiatan ini akan
mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif
dan efisien.3
Dalam pengetian lain, pembelajaran adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi

1
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran:landasan dan Aplikasinya,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 265.
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet.
16, 201.
3
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), 157.

1
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang
bersifa internal.4 Dapat dikatakan pembelajaran merupakan segala upaya
untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat
dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Sedangkan Pendidikan Agama
Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka
mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.5
Zakiyah Darajat berpendapat bahwa pendidikan agama islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa
dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan
yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.6 Pendidikan agama Islam sebagai upaya mendidikkan
agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life
(pandangan dan sikap hidup) peserta didik. Pendidikan agama Islam juga
merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan Allah sebagai pedoman
dan dasar para pesera didik agar berpengetahuan keagamaan dan handal
dalam menjalankan ketentuan-ketentuan Allah secara keseluruhan.7
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah
sebuah sistem pendidikan yang mengupayakan terbentuknya akhlak mulia
peserta didik serta memiliki kecakapan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.
Karena pendidikan agama Islam mencakup dua hal, (a) mendidik peserta
didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam, (b)

4
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran..., 266.
5
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Ramaja Rosdakarya, cet.
III, 2006), 132.
6
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet.VII,
2008), 87.
7
Aidil Saputra, Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam
Pembelajaran PAI, (Jurnal At-Ta’dib Volume VI, No. 1, April-September 2014),
17.

2
mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam yang
sekaligus menjadi pengetahuan tentang ajaran Islam iu sendiri. Sedangkan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu upaya membuat
peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar,
dan tertarik untuk terus menerus mempelajari agama Islam, baik untuk
kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun
mempelajari Islam sebagai pengetahuan yang mengakibatkan beberapa
perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang yang baik dalam
kognitif, afektif, dan psikomotorik.8
B. Pendekatan Pembelajaran PAI
Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan pendidik untuk
kegiatan pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam :
a. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan ini merupakan pemberian pengalaman keagamaan
kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.
Dengan pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individual maupun
kelompok. Dalam pembelajaran ibadah misalnya, guru atau pendidik
akan menemui kesulitan yang besar apabila mengabaikan pendekatan
ini. Peserta didik harus mengalami sendiri ibadah itu dengan bimbingan
gurunya. Belajar dari pengalaman jauh lebih baik dari pada hanya
sekedar bicara, tidak pernah berbuat sama sekali. Pengalaman yang
dimaksud di sini tentunya pengalaman yang bersifat mendidik.
Memberikan pengalaman yang edukatif kepada peserta didik diarahkan
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
b. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan ini dimaksudkan agar seseorang memiliki kebiasaan
berbuat hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Edi Suardi
dalam bukunya, Pedagogik 2, menjelaskan bahwa ”kebiasaan itu adalah

8
Abdul Majid dan Dina Andayani, Pendidikan..., 132.

3
suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan
dulu, serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi” ( Edi Suardi, tt : 123 ).
Pembiasaan memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa
mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari.9
c. Pendekatan Emosional
Emosi merupakan gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang.
Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan. Karena itu
pendekatan emosional merupakan ”usaha untuk menggugah perasaan
dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat
merasakan mana yang baik dan mana yang buruk ” ( Ramayulis, 2005 :
129 ). Emosi berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang, oleh
karena itu pendekatan emosional merupakan salah satu pendekatan
dalam Pendidikan Agama Islam. Metode pembelajaran dalam
pendekatan emosional ini yang digunakan adalah metode ceramah, sosio
drama atau bercerita.
d. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional merupakan sutu pendekatan yang
mempergunakan rasio ( akal ) dalam memahami dan menerima suatu
ajaran agama. Dengan mempergunakan akalnya seseorang bisa
membedakan mana yang baik, mana yang lebih baik, atau mana yang
tidak baik. Pembelajaran dengan melalui metode tanya jawab atau kerja
kelompok, misalnya seorang guru bisa melakukan pendekatan rasional
dengan memberikan peran akal dalam memahami dan menerima
kebenaran ajaran atau tuntunan agama.
e. Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini merupakan upaya memberikan materi pembelajaran
dengan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dan bimbingan untuk melakukan
shalat misalnya, diharapkan berguna bagi kehidupan seseorang, baik

9
Edi . tt . Pedagogik 2 . Cetakan ke- 2 . Bandung : Angkasa

4
dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan sosial. Melalui
pendekatan fungsional ini berarti peserta didik dapat memanfaatkan
ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang dapat digunakan dalam
pendekatan ini antara lain metode latihan, demonstrasi, dan pemberian
tugas.
f. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau
memberikan contoh yang baik. Guru yang senantiasa bersikap baik
kepada setiap orang misalnya, secara langsung memberikan keteladanan
bagi anak didiknya. Keteladanan pendidik terhadap anak didiknya
merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan keberhasilan
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru akan menjadi tokoh
identifikasi dalam pandangan anak yang akan dijadikannya sebagai
teladan dalam mengidentifikasikan diri dalam kehidupannya.
Kecenderungan anak untuk belajar melalui peniruan menyebabkan
pendekatan keteladanan menjadi sangat penting artinya dalam proses
pembelajaran. Bahkan manusia pada umumnya senantiasa cenderung
meniru yang lainnya. Rasulullah SAW merupakan teladan yang baik
bagi umat Islam, sebagaimana yang dinyatakan Allah SWT dalam Al
Quran surah Al Ahzab ayat 21 : yang artinya “Sesungguhnya telah ada
pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”.
g. Pendekatan Terpadu
Ialah pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan
memadukan secara serentak beberapa pendekatan. Pendekatan terpadu
dalam PAI meliputi :
a) keimanan memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkanpemahaman adanya Tuhan sebagai sumber
kehidupan mahluk sejagat ini.
b) Pengalaman, memberkan kesempatan kepada peserta didik
untuk memperaktikan dan merasakan hasil-hasil pengamatan

5
ibadah dan ahlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah
dalam kehidupan.
c) pembiasab, membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai
dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi
masalah kehidupan.
d) rasional, usaha memberikan usaha pada rasio (akal) peserta didik
dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam
materi pokok serta kaitannya dengan perilaku yang baik dengan
perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.
e) Emosional, upaya menggugah perasaan peserta didik dalam
menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan
budaya bangsa.
f) Fungsional, menyajikan semua bentuk materi pokok (Al-Qur’an,
Aqidah, Syariah Ahlak, dan Tarikh), dan segi manfaatnya bagi
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
g) Keteladanan, menjdikan fitur guru agama dan non agama serta
petugas sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai
cermin kepribadian manusia agama.10
C. Tekhnik Pembelajaran PAI
Menurut Gerlach dan Ely teknik adalah jalan, alat, atau media yang
digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah
tujuan yang ingin dicapai. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik
diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat
atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni.
Dengan demikian, Teknik Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari pengertian diatas, ada dua hal yang perlu
dicermati, yaitu: pertama, teknik pembelajaran merupakan rencana tindakan

10
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia
Suardi, 2005), 95

6
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya dalam pembelajaran.
Sementara teknik pembelajaran juga merupakan gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan
metode ceramah, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
sementara yang satunya lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran
akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai
dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Kedua, teknik disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun pengertian teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam
adalah suatu teknik yang menjelaskan tentang komponen-komponen umum
dari suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama dan prosedur-prosedur
yang akan digunakan bersama-sama dengan bahan-bahan tersebut untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.11
Selain empat dasar diatas, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan juga sebelum mengembangkan teknik pembelajaran
pendidikan agama, yakni:
a. Tujuan pembelajaran umum pendidikan Agama (dapat dilihat pada
silabus atau garis-garis besar program pembelajaran yang diberlakukan)
b. Karakteristik bidang studi pendidikan Agama
c. Karakteristik siswa yang akan mengikutinya (dapat diketahui melalui tes
secara lisan maupun tertulis, angket dan lainnya)

Adapun teknik-teknik pendidikan Islam adalah:

11
Syaiful Bahri, Djamarah, Strategi belajar mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta. 2010),
hlm. 25.

7
a. Teknik periklanan (al-ikhbariayah) dan teknik pertemuan (al-
mudlaroh)
Teknik yang dilakukan dengan cara memasang iklan,
pemberiatahuan, pengumuman, surat kabar, atau majalah.teknik ini pun
dapat dilakukan dengan tatap muka langsung antara anak didik dengan
pendidik.Untuk merealisaikan tehnik ini dapat digunakan ceramah dan
tulisan (al-kitabah).
b. Teknik dialog (hiwar)
Teknik yang disajikan dengan suatu topik masalah yang di lakukan
melalui dialog antara pendidik dan anak didik. Untuk merealisasikan
teknik dialog dipergunakan teknik-teknik sebagai berikut: teknik tanya
jawab (al-asilah wa ajwibah), teknik diskusi (an-naqosy), teknik bantah-
membantah (al-mujadalah), teknik barain storming (sumbang saran).12
D. Tujuan Pengembangan Materi PAI
Untuk pengembangan materi ini, referensi diperoleh guru dari
berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri.
Selain itu, guru juga menggali informasi dari narasumber baik sorang ahli
ataupun dari buku-buku, media masa, internet, dll. Meskipun materi yang
sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu
mengembangkan materi sendiri. Sebab bagi siswa, seringkali materi yang
terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu
membuat materi untuk dijadikan pedoman bagi siswa. Pertimbangan lain
adalah karakteristik sasaran.
Materi yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk
siswa. Ada sejumlah ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial,
geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka materi yang dikembangkan oleh
guru-guru ini sesuai dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial,
budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan
perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat dan

12
Ibid., hlm. 26.

8
bakat, latar belakang keluarga dll. Selanjutnya, pengembangan materi harus
dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam
belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit
untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan
tersebut dapat terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb.
Untuk mengatasi kesulitan itu maka guru membangkan materi yang tepat
secara mandiri. Pada materi pembelajaran yang bersifat abstrak, guru
menyediakan bahan ajar yang mampu membantu siswa menggambarkan
sesuatu yang abstrak tersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto,
bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, dapat dijelaskan oleh
para guru dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa,
sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
Terdapat langkah-langkah yang dilakukan oleh para guru dalam
mengembangkan materi. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:
menganalisis kebutuhan materi (analisis kurikulum, analisis sumber
belajar), menyusun peta materi, dan membuat struktur materi, dan
mengevaluasi materi. Selain tahapan-tahapan tersebut, para guru juga
membuat koordinator antar guru PAI guna memudahkan komunikasi dalam
pengembangan materi.
Dan pun tujuan dari pengembangan materi PAI dengan
meningkatkan kualitas materi, tentunya dalam mengembangkan materi pai
awalnya menganalisis terlebih dahulu materi sesuai dengan kebutuhan
siswa, sehingga mencakup juga tujuannya ialah setelah melaksanakan
pendidikan dan ketika rekan turun kedunia kerja mereka mempunyai bekal
ilmu pengetahuan tentang agama Islam, salah satu contohnya pada materi
zakat guru menambahkan sub materi tentang zakat keprofesian. Selain itu
tujuannya ialah:
a. Meningkatkan Mutu Pelaksanaan Pembelajaran
Pengembangan materi yang dilakukan, maka akan meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran. Seperti aktifnya siswa yang mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang disampaikan, serta membuat

9
pembelajaran menjadi lebih efektif dan kondusif, tidak membosankan
hingga ilmu pengetahuan yang dipelajari menjadi bermakna.
b. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Yang diharapkan ialah: (1) Prestasi Siswa Meningkat, prestasi siswa
yang ditempuh berdasarkan pada tiga aspek yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotorik; (2) Siswa Mampu Bekerjasama; (3) Terciptanya
Pembelajaran yang Menyenangkan; (4) Mampu Berinteraksi dengan
Mata Pelajaran Lain; (5) Mampu Mengontekstualkan Hasil
Pembelajaran; (6) Pembelajaran yang Efektif dan Memberdayakan
Potensi Siswa; (7) Pencapaian Tujuan dan Target Kurikulum.13
E. Unsur-unsur Pembelajaran PAI
Dalam proses belajar mengajar PAI guru PAI harus memenuhi
unsur-unsur yang merupakan tahapan dalam penyampaian materi
pembelajaran. Unsur-unsur yang harus dilaksanakan dalam penyampaian
materi PAI yaitu: Pendahuluan (at-tamhiid), Pemaparan atau Penyampaian
materi (al-‘ardh), Tanya jawab (al-munaaqasah), Kesimpulan (al-istintaaj),
Bentuk aplikasi atau pelaksanaan (at-tathbiiq).
a. At-Tamhiid (Pendahuluan)
Pendahuluan merupakan salah satu unsur yang penting dalam
pembelajaran terutama dalam mata Pelajaran Agama Islam yang
bermanfaat untuk menarik perhatian siswa dan mempersiapkan siswa
dalam menerima materi yang baru, selain itu untuk menghubungkan
materi yang akan dipelajari dan materi yang telah dipelajari.
b. Pemaparan/Penyajian Materi
Pemaparan atau penyajian materi adalah bentuk penyajian dalam
menyampaikan pokok bahasan dalam kegiatan belajar mengajar. Secara
umum bentuk penyajian materi pembelajaran ada dua macam, yaitu
menjelaskan atau teks dan menggunakan powerpoint.
c. Unsur Diskusi

13
Arifin, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Yogyakarta : Diva Press, 2013),
hlm. 47-48.

10
Diskusi merupakan metode penyajian materi yang sangat dinamis
dan melibatkan siswa secara aktif. Kelemahan metode ini, yaitu
membutuhkan persiapan dan waktu yang cukup. Selain itu ada faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dengan metode diskusi, diantarnya
yaitu:
a) Luasnya pengetahuan guru;
b) Penguasan guru terhadap materi dan kemampuan berinteraksi
dengan siswa;
c) Kemampuan menguasai kelas dan mengendalikan siswa;
d) Mendorong murid agar berpartisipasi aktif dalam diskusi.
d. Unsur Kesimpulan
Adalah usaha untuk merumuskan pokok-pokok materi
pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan. Secara umum kesimpulan
berguna bagi guru yang menyampaikan materi pembelajaran dan murid
yang belajar.
e. Unsur Aplikasi Materi Pembelajaran
Adalah usaha guru untuk mengaitkan materi pembelajaran
dengan realita kehidupan. Materi yang dibahas sebaiknya menjadi
pemberi peringatan agar seseorang tidak melakukan kesalahan, selain
itu juga materi harus mampu mendorong seseorang untuk berbuat
kebajikan baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan
bersama.14
F. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran PAI disekolah/madrasah
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha
atau kegiatan selesai. Maka pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan
yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, sehingga
tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu
benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu

14
Dr. Abdurrohman bin mubaroak Al-Farj, Asaalib Thuruquttadris mawad
tarbiyah Alislamiyyah, hlm 45.

11
keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupannya.
Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatn, pengalaman serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan agama Islam juga mempunyai tujuan pembentukan
kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya
dijiawai oleh ajaran islam.15
Tujuan pendidikan agama Islam juga dapat dirumuskan
sebagaimana berikut:
a. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya
(hakekat) agama Islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya
dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia
b. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama
yang asli, bagaimana penjabaran Islam sepanjang sejarahnya.
c. Untuk mempelajari secara mendalam sumber ajaran agama Islam yang
tetap abadi dan dinamis, bagaimana aktualisasinya sepanjang
sejarahnya.
d. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai
dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam
membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan
budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.16
G. Tujuan Pembelajaran PAI dan Jenjang Pendidikan di Madrasah dan
Sekolah

15
Irpan Abd. Gafar & Muhammad Jamil, Reformulasi Rancangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm. 37.
16
Mahaimin, dan Abd. Muqjib, 1994:19.

12
Dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTs (2003:
2) disebutkan bahwa: Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.17
Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan
kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh
anak didik setelah selesai suatu pelajaran di sekolah, karena tujuan berfungsi
mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas sebab
tujuan pendidikan itu adalah identik dengan tujuan hidup manusia.
a. Tujuan Umum
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai
kualitas yang disebutkan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadits. Menurut Abdul
Fattah Jalal tujuan umum pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah, ia mengatakan bahwa tujuan ini akan
mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutip Surat At-Takwir
ayat 27. Jalal menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua
manusia. Jadi, menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah atau
dengan kata lain beribadah kepada Allah.18
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang disesuaikan
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang
pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama

17
Iqbal Alviansyah, Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
www.academia.edu.com, diakses 29 Feb. 20, hal.1.
18
Mufidah, Pendidikan Agama Islam Diniyah, http://digilid.uinsby.ac.id,
diakses 29 Feb. 20, hal.17-19.

13
pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda,
seperti tujuan Pendidikan Agama di sekolah dasar berbeda dengan
tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan
tujuan Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi.19
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran
Islam, keterampilan mempraktekkannya, dan meningkatkan
pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, secara
ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan utama Pendidikan Agama Islam
adalah keberagaman, yaitu menjadi seorang Muslim dengan intensitas
keberagaman yang penuh kesungguhan dan didasari oleh keimanan
yang kuat.
H. Hakekat Fungsi PAI
Pendidikan dan pendidikan Islam khususnya mempunyai peran dan
fungsi penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Pendidikan mempengaruhi seluruh sisi peserta didik, aspek pengetahuan
yang melingkupi, ketajaman mengingat, mengingat, memahami,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi. Bukan hanya pada aspek itu, akan
tetapi juga pada sisi efeksi peserta didik yaitu pengenalan dan penghayatan
terhadap nilai tertentu aspek yang bersumber dari nilai agama dan nilai
budaya masyarakat.20
Fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah, menurut
Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi, yakni sebagai berikut:
a. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah

19
Ibid, hal.19
20
Muhammad Yahdi, Fungsi Pendidikan Islam dalam Kehidupan Manusia,
http://www.academia.edu.ac.id, diakses 29 Feb. 20.

14
berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembangan secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum sistem
dan fungsional.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.21

Dengan kata lain, pendidikan agama Islam memiliki kompetensi


spesifik untuk menanamkan landasan Al-Quran dan Hadist Nabi agar siswa
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbudi pekerti
luhur yang tercermin dalam prilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan
Allah SWT, sesama manusia, dan alam sekitar, mampu membaca dan
memahami Al-Quran, mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan
benar, serta mampu menjaga kerukunan antar umat beragama.

21
Mufidah, Pendidikan Agama Islam Diniyah, diakses 29 Feb. 20, hal.23

15
I. Demensi-demensi Pembelajaran Materi PAI di Sekolah dan Madrasah
Pendidikan agama di sekolah ataupun madrasah dipandang belum
begitu mampu untuk menjadi semangat yang mendorong pertumbuhan
kehidupan dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Seseorang biasa
menyatakan bahwasanya pendidikan agama di sekolah menjadi salah satu
pembentuk karakteristik peserta didik terutama orang tua, padahal banyak
sekali faktor lain yang ikut serta di dalamnya. tidak adil apabila timbulnya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan hanya ditimpakan kepada
pendidikan agama di sekolah saja, sebab pendidikan agama bukan satu-
satunya faktor pembentuk watak dan kepribadian peserta didik, namun
kenyataannya peran guru agama sebagai pengembang kurikulum sangat
besar berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian peseta didik. Tidak
hanya itu, orang tua juga berpengaruh besar dalam pembentukan
kepribadian anak. Karena kenyataannya madrasah pertama seorang anak
adalah orang tua. Uraian tersebut menjadi indikasi bahwa pendidikan agama
di sekolah menghadapi problema yang perlu diatasi agar sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.22
Secara umum, dapat disimpulkan dimensi-dimensi dalam
Pendidikan Agama Islam yakni sebagai berikut:
a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
b. Dimensi pemahaman atau penalaran intelektual serta keilmuan
peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
c. Dimensi penghayatan dan pengalaman batin yang dirasakan peserta
didik dalam menjalankan ajaran Islam.
d. Dimensi pengamalan, dalam artian bagaimana ajaran Islam yang
telah diimani, dipahami dan dihayati oleh peserta didik itu mampu
menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk mengamalkan nilai-

22
Khuzaimah, Paradigma Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
di Sekolah (Analisis berbagai Kritik terhadap PAI), Jurnal Kependidikan, V o l . 5
N o . 1, 2 0 1 7, https;//jurnalpendidikan,iainpurwokerto, hal 82.

16
nilai agama. Serta mampu merealisasikannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah yang bersifat komprehensif serta
menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman utama dalam
hidup. Adapun beberapa ajaran pokok Islam yang sudah kita ketahui
sebelumnya, yaitu sebagai berikut:
a. Tauhid, yaitu suatu bidang studi yang membimbing untuk dapat
mengetahui, meyakini, dan mengamalkan aqidah Islam secara benar.
b. Akidah dan Akhlak, mempelajari tentang akhlaq terpuji yang harus
diteladani dan tercela yang harus dijauhi. Dalam hubungannya dengan
Allah, sesama manusia maupun manusia dengan alam.
c. Fiqh, merupakan pengajaran dan bimbingan untuk mengetahui syari’at
Islam yang di dalamnya mengandung perintah agama yang harus
diamalkan dan larangan yang harus dijauhi bagi siapa pun.
d. Studi Al-Qur’an, yaitu pelaksanaan program pengajaran membaca dan
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tertentu menurut tingkat sekolah
yang bersangkutan.
e. Studi Hadits, seperti halnya Al-Qur’an di atas merupakan pelaksanaan
program pengajaran membaca dan mengartikan hadits-hadits tertentu
sesuai dengan kepentingan siswa.
f. Sejarah Islam, memberikan pengetahuan tentang sejarah dan
kebudayaan Islam, meliputi masa sebelum dan sesudah Nabi lahir serta
perkembangannya.
Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen
kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum
yang harus dicapai di Sekolah Menengah Umum/Madrasah Aliyah yaitu: 1)
Beriman kepada Allah SWT, 2) Dapat membaca, menulis, mengetahui
hukum bacaan ayat Al-Qur’an serta dapat mengimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. 3) Mampu beribadah dengan baik sesuai dengan
tuntunan syariat Islam, 4) Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian

17
Rasulullah SAW, sahabat, dan tabi’in serta mampu mengambil hikmah dari
sejarah perkembangan Islam untuk kepentingan hidup sehari-hari masa kini
dan masa yang akan datang. 5) Mampu mangamalkan sistem muamalat
Islam dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
J. Komponen-komponen Pembelajaran PAI Sebagai Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan komponen yang saling berhubungan
dalam mencapai suatu hasil dan tujuan yang diharapkan, secara optimal
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan proses
pembelajaran melibatkan berbagai komponen, meliputi tujuan, materi
metode, media, kurikulum dan evaluasi agar seorang guru dapat memahami
sistem pembelajaran dengan baik, sehingga menjadi professional
nantinya.23 Adapun beberapa komponen dalam pembelajaran PAI yaitu
sebagai berikut24:
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pembelajaran pendidikan Islam sejalan dengan tujuan misi
Islam itu sendiri, yaitu meningkatkan dan mempertinggi nilai-nilai
akhlak , sehingga mencapai tingkat akhlak al-karimah (Asy-Syaibany,
1979), tujuan tersebut sama dan sebangun dengan terget yang
terkandung dalam tugas kenabian yang diemban Rasulallah SAW, yang
terungkap dalam pernyataan beliau “Sesungguhnya aku diutus adalah
untuk membimbing manusia mencapai akhlak yang mulia” (al-Hadits).
terlihat bahwa sistem pembelajaran pendidikan agama Islam dirancang
agar dapat merangkum tujuan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan, yang pada hakikatnya tunduk pada hakekat penciptaan-Nya.
b. Materi
Salah satu permasalahan yang sering dijumpai dalam pembelajaran
PAI adalah bagaimana cara penyajian materi kepada peserta didik secara

23
Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hal 200.
24
Nurul Fithri Almaududi Siregar, dkk. Penerapan Sistem Pembelajaran PAI di
Sekolah Luar Biasa Taman Pendidikan Islam Medan, Jurnal AT-Tazakki: Vol. 3 No.
1, 2019, hal 63-67.

18
baik dan sistematis sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien
Ibnu Jama’ah mengingatkan pada guru mengenai keharusan mereka
memberikan dan merinci materi yang disampaikan, sehingga mudah
dipahami oleh para murid. Salah satu permasalahan yang sering
dijumpai dalam pembelajaran PAI adalah bagaimana cara penyajian
materi kepada peserta didik secara baik dan sistematis sehingga
diperoleh hasil yang efektif dan efisien25. Jadi disepakati jika mengkaji
materi pelajaran harus diartikan bahwa guru harus, 1) Menguasai materi
2) Merencanakan kegiatan, misalnya Penjabaran pokok bahasan,
menentukan pendekatan dan pemilihan metode pengajaran menentukan
sarana dan sumber pembelajaran, enentukan alokasi waktu, membuat
evaluasi Maka yang termuat dalam materi pembelajaran pendidikan
agama Islam, tentunya merupakan komponen-komponen dari bidang
pendidikan agama Islam, yang terdiri dari Al-Qur’an dan Hadits, Fiqih,
Aqidah, Akhlak, dan sejarah Islam.
Metode dalam pembelajaran adalah suatu teknik penyampaian
bahan pelajaran kepada murid. Ia dimaksudkan agar murid dapat
menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat diterima oleh
murid dengan baik, adapun metode pembelajaran yang harus di ajarkan
oleh para guru yakni sebagai berikut:
a) Metode Ceramah, agar dapat menerima nasihat-nasihat atau
pendidikan yang baik. Seperti yang dilakukan Nabi Muhammad
SAW kepada umatnya. yaitu untuk beriman kepada Allah SWT dan
Rasulullah SAW.
b) Metode Bercerita Merupakan metode pengajaran secara lisan
dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika dan
akhlak dengan alur yang telah diatur, sesuai tujuan tertentu,

25
Rifqi Amin, Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan
TinggiUmum,https://www.academia.edu/28993971/BAB_II_Sistem_Pembelajaran
_Pendidikan_Agama_Islam_pada_Perguruan_Tinggi_Umum_Studi_Kasus_di_Un
iversitas_Nusantara_PGRI_Kediri diakses pada tanggal 26 februari 2020,
15:50.hal 53-54

19
biasanya cerita yang digunakan ialah cerita orang terdahulu,
sekaligus menjadi motivasi bagi peserta didik.
c) Metode Tanya Jawab, Merupakan metode pembelajaran yang
bertujuan agar kemampuan berfikir peserta didik dapat berkembang
yang berpatokan pada kecerdasan otak dan intelektual.
d) Metode Demonstrasi Merupakan metode pengajaran dengan cara
praktek langsung seperti halnya praktek shalat, sholat jenazah, dll.
e) Metode Diskusi Merupakan metode pengajaran dengan cara
bertukar pendapat satu sama lain dalam rangka membahas satu
masalah untuk menemukan suatu kesepakatan dan jalan keluarnya.
c. Media Pembelajaran
Merupakan alat yang membantu dalam proses pembelajaran. Seperti
misalnya teknologi yang biasa digunakan peserta didik dimana dan
kapan saja. Oleh karena itu, sekarang peran seorang guru sedikit
bergeser perannya sebagai pengelola sumber belajar. Yang dimaksud
dengan media pembelajaran adalah alat perlengkapan mengajar untuk
melengkapi pengalaman belajar bagi guru. Alat bantu tersebut dapat
memberikan pengalaman yang mendorong motivasi, mempermudah
konsep yang bersifat abstrak, mempertinggi daya serap dalam belajar.
d. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat materi pembelajaran yang diberikan
kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan
demikian, kurikulum merupakan alat penting untuk mencapai tujuan26,
kurikulum beradaptasi yakni selalu berubah dan berkembang sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi.
kurikulum juga berhubungan dengan hasil pendidikan yang dapat
dicapai. Pada dasarnya kurikulum tersebut tersusun oleh berbagai aspek
utama yang menjadi cirinya, diantaranya ialah Tujuan pendidikan yang

26
Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum (Surabaya: Bina Ilmu, 1996) hal
79

20
akan dicapai, Pengetahuan dan pengalaman, Metode dan cara mengajar,
Metode dan cara penilaian.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses
pembelajaran. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas
kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi dapat
dilihat kekurangan dalam komponen sistem pembelajaran karena itu
evaluasi sangatlah penting dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk
melihat sampai mana keberhasilan guru dalam kegiatan belajar
mengajar dan peserta didik dalam penguasaan materi dari evaluasi
tersebut. guna menyempurnakan proses belajar mengajar berikutnya.
Penilaian hasil belajar merupakan sarana untuk menentukan pencapaian
tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Diantara komponen-komponen tersebut nasing-masing memiliki
hubungan satu dengan yang lainnya yang tidak mungkin dipisahkan satu
sama lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis


kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum). Bandung:
Ramaja Rosdakarya.
Arifin. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta : Diva
Press.
Alviansyah, Iqbal. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. www.academia.edu.com.
Darajat, Zakiyah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Irpan Abd. Gafar & Muhammad Jamil. 2003. Reformulasi Rancangan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
Khuzaimah. Paradigma Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam di Sekolah (Analisis berbagai Kritik terhadap PAI).
Jurnal Kependidikan. V o l . 5 N o . 1, 2 0 1 7,
https;//jurnalpendidikan,iainpurwokerto.
Muhaimin dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media.
Mufidah. Pendidikan Agama Islam Diniyah. http://digilid.uinsby.ac.id.
Nurul Fithri Almaududi Siregar, dkk. Penerapan Sistem Pembelajaran
PAI di Sekolah Luar Biasa Taman Pendidikan Islam
Medan. Jurnal AT-Tazakki: Vol. 3 No. 1, 2019. Amin, Rifqi.
Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan
TinggiUmum,https://www.academia.edu/28993971/BAB_II_Siste
m_Pembelajaran_Pendidikan_Agama_Islam_pada_Perguruan_T
inggi_Umum_Studi_Kasus_di_Universitas_Nusantara_PGRI_Ke
diri.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam
Mulia Suardi.
Ridla, Muhammad Jawwad. 2002. Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana.

22
Saputra, Aidil. 2014. Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning
(CTL) dalam Pembelajaran PAI. Jurnal At-Ta’dib Volume VI,
No. 1, April.
Syaiful Bahri, Djamarah. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Syarief, Hamid. 1996. Pengembangan Kurikulum. Surabaya: Bina Ilmu.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran:landasan dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Yahdi, Muhammad. Fungsi Pendidikan Islam dalam Kehidupan Manusia.
http://www.academia.edu.ac.id.

23

Anda mungkin juga menyukai